Kepergian Yusuf

Pagi pagi sekali Zahira sudah duduk di meja belajarnya. Iya hanya diam saja membuat Erika kebingungan dibuatnya. Erika sudah menjinjing tas mukenanya.

"Ira ayo kita shalat subuh berjamaah di majlis" ajak Erika.

Zahira hanya menggeleng.

" Kau jangan sedih terus, do'akan saja yang terbaik untuk Yusuf" ucap Zahira. Zahira hanya diam tanpa menjawab ucapan sahabatnya itu. Erika sudah pergi mengerjakan shalat subuh berjamaah bersama para santri putri yang lain. Sementara Zahira hanya di kamarnya, mengerjakan shalat subuh pun di kamarnya. Hari ini dia sedang bersedih akan rencana kepergiannya Yusuf.

Setelah melaksanakan tugasnya, Zahira kembali duduk di meja belajarnya, lalu menuliskan sesuatu pada selembar kertas. Dilihatnya waktu menunjukan pukul 07:30. Iya sedikit heran Erika belum juga kembali setelah iya pamit pergi mengerjakan shalat subuh.

" Apa Erika pergi ke rumahnya ka Anisa ya?, ikh menyebalkan deh, sudah tau temannya lagi galau main ditinggal tinggal saja" gerutu Zahira dalam hati.

Sementara Erika kini sedang berlari lari menuju asrama. Di jalan iya bertabrakan dengan Aisyah hingga Erika tersungkur.

" Astaghfirullah alazim"

Aisyah langsung membangunkan Erika.

" Erika kau tidak apa apa?, kenapa kau lari lari?" tanya Aisyah.

" Aku tidak apa apa ka. Aku sedang buru buru asalamualaikum" ucap Erika yang kini sudah berlari kembali. Aisyah pun menatap heran pada sahabat adik iparnya itu.

" Sepertinya ada sesuatu"

Erika berlari hingga kini iya sampai di asrama putri dan langsung masuk ke kamar dedemit alam gaib. Dilihatnya Zahira masih duduk sambil memegangi selembar kertas yang iya tulis sendiri. Zahira terkejut dengan kedatangan Erika yang seolah mendobrak pintu dan dengan nafasnya yang terengah engah sudah bisa ditebak iya habis berlari lari.

" Kau kenapa Erika?" tanya Zahira.

" Ayo ikut denganku" ucap Erika sambil menarik tangannya Zahira. Hingga terpaksa Zahira mengikuti.

" Sebenarnya kau mau membawaku kemana?" tanya Zahira sambil berlari.

" Yusuf mau pergi sekarang" ucap Erika memberitau.

Deg

Deg

Deg.

Zahira langsung menghentikan langkahnya lalu menatap Erika.

" Benarkah?"

" Hmmm, aku melihat Yusuf dan keluarganya pergi, ustad Azam sudah membawa tas besar, sepertinya itu punya Yusuf. Mereka diantar ustad Soleh dan ustad Usman menuju gerbang utama. Jika kau ingin melihat Yusuf dan berpamitan secara langsung, ayo kau kejar Yusuf ke gerbang depan, takutnya dia keburu pergi" tutur Erika. Zahira sudah berkaca kaca.

" Ayo Ira, nanti kau terlambat" pinta Erika.

" Kakiku lemas, tiba tiba aku susah berjalan" ucap Zahira. Membuat Erika kebingungan.

" Kau masih ingin melihat Yusuf dan berpamitan padanya?" tanya Erika.

Zahira mengangguk ngangguk.

" Kalau kau ingin melihat Yusuf dan berpamitan, ayo berusahalah" Erika menyemangati hingga Zahira berlari kembali meskipun sulit. Dilihatnya Yusuf sedang berjalan bergandengan dengan ustadzah Ulfi. Sementara ustad Azam, kakek Rohman serta ustad Soleh dan ustad Usman sedang berbincang di depan gerbang utama sedang menunggu taxi.

" Ka YUSUUUUUUF"

Zahira berteriak hingga Yusuf dan ustadzah Ulfi menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Zahira dan Erika yang kini sedang berlari menghampirinya.

" Ka tunggu"

Zahira sudah ngos ngosan setelah berlari lari. Yusuf pun terdiam saat menatap Zahira yang kini sedang kelelahan dihadapannya.

" Ira"

" Asalamualaikum"

" Waalaikum salam"

" Ka Yusuf mau pergi?" tanya Zahira.

Yusuf pun mengangguk. Zahira sudah berkaca kaca kembali.

" Ka Yusuf pamit ya, maaf jika ka Yusuf punya salah padamu" ucap Yusuf.

" Kalau aku ikut boleh gak ka?" tanya Zahira. Yusuf dan ustadzah Ulfi pun tersenyum.

Kini Erika sudah berbisik pada Zahira.

" Kedatanganmu kesini untuk melihat kepergian Yusuf, bukan minta ikut, kau mau di babad habis oleh kakakmu" gerutu Erika.

Yusuf terdiam sambil menatap Zahira.

" Dengarkan ka Yusuf. Kau tetaplah disini Ira, belajarlah yang giat, buktikan pada mereka kau bisa cerdas seperti yang lain, biar tidak ada yang bisa merendahkan kecerdasanmu lagi" ucap Yusuf. Zahira pun mengangguk ngangguk.

" Ira"

Zahira pun menatap Yusuf.

" Jadilah wanita muslimah yang baik, yang mengutamakan akal dari pada nafsu. Jadilah wanita yang menjunjung tinggi kehormatannya. Dekatkanlah dirimu sedekat dekatnya pada Allah. Dunia adalah perhiasan, dan sebaik baiknya perhiasan adalah wanita sholehah. Jadilah wanita sholehah Ira, perbaiki diri dan dekatkan diri pada sang pencipta" tutur Yusuf.

"Aku akan berusaha ka" ucap Zahira hingga Yusuf tersenyum.

Tiba tiba ustad Azam memanggil dari kejauhan.

" Yusuf"

Yusuf pun menatap ustad Azam, lalu kembali menatap Zahira yang kini sudah berkaca kaca. Perlahan Yusuf melepas gelang yang dikenakannya. Sebuah gelang yang terbuat dari kayu berukir kecil kecil menyerupai sebuah tasbih. Yusuf pun memberikannya untuk Zahira.

" Ini untukmu" ucap Yusuf.

" Untuku???" tanya Zahira memastikan. Yusuf pun mengangguk. Zahira pun tersenyum senang.

" Pakaikan" pinta Zahira.

Yusuf pun memakaikan gelang itu pada Zahira tanpa harus menyentuh tangan perempuan kecil itu. Zahira tersenyum setelah melihat gelang itu sudah terpasang di pergelangan tangannya.

" Terima kasih ka"

" Kau bisa menggunakannya untuk ibadah, sebutlah namanya" ucap Yusuf.

" Yusuf Yusuf Yusuf Yusuf, begitu ya kak?" ucap Zahira, Yusuf pun tersenyum.

" Bukan. Tapi sebut nama sang pencipta ( Allah)" ucap Yusuf.

" Oooohhh"

Zahira baru mengerti hingga iya tersenyum malu, sementara ustadzah Ulfi sudah menunduk menahan tawanya. Erika sudah menepuk jidatnya sendiri.

" Astaghfirullah, si Zahira bodohnya kebangetan" batin Erika.

" Ka Yusuf beneran mau pergi?" tanya Zahira memastikan. Yusuf kembali mengangguk hingga Zahira menunduk sedih.

" Kau tidak perlu sedih Ira, dengarkan ka Yusuf. Jika kita berjodoh, insya Allah, sejauh apapun jarak diantara kita, seberapa lama kita tidak berjumpa, suatu saat Allah pasti akan menyatukan kita" tutur Yusuf.

"Bagaimana jika kita terhalang oleh jarak dan waktu, dan Allah tidak menyatukan kita?" tanya Zahira. Yusuf pun tersenyum.

" Itu artinya kita tidak berjodoh, dan itu artinya juga Allah telah menyiapkan laki laki soleh yang akan menjadi jodohmu kelak" jawab Yusuf.

" Kalau kita tidak berjodoh tapi aku tetap menginginkanmu bagaimana?" tanya Zahira sambil menatap Yusuf.

" Itu namanya maksa, oops" ucap Erika keceplosan hingga iya menutup mulutnya sendiri.

" Maaf Ira aku keceplosan"

Zahira sudah memicingkan matanya pada Erika. Zahira pun kembali menatap Yusuf meminta jawaban.

"Jika kau yakin aku adalah jodohmu, dan kau adalah tulang rusuku, maka berdo'alah, minta pada Allah tentang keinginanmu itu" ucap Yusuf. Zahira pun mengangguk ngangguk.

" Suf, ayo kita sudah ditunggu" ucap ustadzah Ulfi. Yusuf pun mengangguk.

" Ka Yusuf pamit, asalamualaikum"

" Waalaikum salam"

Baru saja Yusuf melangkahkan kakinya, Zahira langsung memanggilnya.

" Tunggu ka" ucap Zahira.

Yusup menghentikan langkahnya dan langsung menatap Zahira. Zahira memberikan sebuah kertas yang dilipat rapih.

" Untuk ka Yusuf"

Yusuf pun menerima kertas itu.

" Aku akan menunggu ka Yusuf, aku yakin ka Yusuf adalah calon imamku kelak, untuk itu aku siap menunggu ka Yusuf sampai kembali" tutur Zahira hingga Yusuf tersenyum. Ustadzah Ulfi ikut tersenyum lalu menggandeng Yusuf pergi. Mata Zahira sudah berair, dilihatnya taxi yang ditumpangi Yusuf dan keluarganya sudah menghilang dibalik gerbang utama pesantren.

" Huaaaaa hiks hiks hiks"

Zahira menangis. Ustad Usman dan ustad Soleh pun menghampiri.

" Istighfar Ira, nyebut. Yusuf itu pergi ke Kairo bukan ke Korea. Jadi pas Yusuf kembali kemari dia akan tetap menjadi Yusuf bukan menjadi Limin Ho" tutur ustad Usman. Zahira masih terus menangis hingga Erika kebingungan.

" Erika, ajak sahabatmu itu pulang, kalau ketahuan si berondong, dia bisa marah. Dan kalau dia sudah marah, seluruh bandara bisa diblokirnya hingga Yusuf tidak bisa pergi ke Kairo" tutur ustad Usman kembali.

" Ayo Ira kita pulang" ajak Erika.

" Iya Ira pulanglah, kau bisa menangis berguling guling di kamarmu" ucap ustad Usman. Zahira pun mengangguk. Baru saja beberapa langkah, terdengar suara pesawat terbang dilangit. Zahira langsung mendongak menatap pesawat itu.

" Ka Yusuuuf, hati hati" teriak Zahira sambil melambai lambaikan tangannya pada pesawat itu.

" Ira itu bukan pesawatnya Yusuf, Yusuf itu baru saja berangkat, sampai bandara juga belum" ucap Erika.

" Oooh iya lupa"

Zahira tersenyum malu.

Terpopuler

Comments

Erna Masliana

Erna Masliana

hahahaha

2024-07-29

0

nay.be

nay.be

sabar ya Erika😂

2023-08-15

1

nay.be

nay.be

🤣🤣🤣🤣

2023-08-15

1

lihat semua
Episodes
1 Zahira Rahmadia Alfiqri.
2 Berdiri
3 Merajuk
4 Ucapan
5 Merengek.
6 Sekotak makanan
7 mbah Rohman
8 Surat.
9 Kepergian Yusuf
10 Buku
11 Kerudung
12 Rindu
13 Melahirkan.
14 Bayi AL
15 Tumbuh Dewasa
16 Siap nona bos
17 Sekuriti Baru.
18 Gelang
19 Kedatangan Yusuf
20 Tersenyum.
21 Surat balasan
22 Kasmaran
23 Kesucian mata
24 Terkejut
25 Rencana
26 Jangan menolak
27 Tak disangka
28 Tante kun kun
29 Sendu
30 Surat pertanyaan.
31 Belajar
32 Memicingkan mata
33 Memilih
34 Baikan
35 Pertanyaan Riziq
36 Jawaban Yusuf
37 Terkejut
38 Adiku
39 Keputusan
40 Sah
41 Resepsi
42 Tamu tak diundang
43 Yusuf dan Zahira
44 Salah faham
45 Rencana
46 Konsultasi
47 Melewati malam
48 Cakaran
49 Malu
50 Berkebun
51 Zahira genit
52 Zahira hilang
53 Murid baru
54 Siapa dia?
55 Dokter Ikbal
56 Klinik
57 Salah sangka
58 Tenggelam
59 Menjenguk
60 Galau
61 Rasa cemburu
62 Hukuman
63 Memijat
64 Ponsel ajaib
65 Rindu asrama
66 Hujan
67 Payung
68 Hamil
69 Pisang Ambon
70 Garis dua
71 Salah sangka
72 Ke mall
73 Perkebunan
74 Pura pura pingsan
75 Rasa Mual
76 Menitip sesuatu
77 Pesan
78 Salah
79 Daun pisang
80 Menatap
81 Pusing
82 Diculik?
83 Pulang
84 Oh Zahira
85 Mengantar
86 Jiarah
87 Pak Rudi
88 Pulang ke pesantren
89 Kepergiannya
90 Erika
91 Hasan
92 Pernikahan.
93 Melahirkan.
94 Bayinya
95 Rumah baru
96 Repot
97 Zahira untuk Yusuf.
98 Pengumuman novel baru.
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Zahira Rahmadia Alfiqri.
2
Berdiri
3
Merajuk
4
Ucapan
5
Merengek.
6
Sekotak makanan
7
mbah Rohman
8
Surat.
9
Kepergian Yusuf
10
Buku
11
Kerudung
12
Rindu
13
Melahirkan.
14
Bayi AL
15
Tumbuh Dewasa
16
Siap nona bos
17
Sekuriti Baru.
18
Gelang
19
Kedatangan Yusuf
20
Tersenyum.
21
Surat balasan
22
Kasmaran
23
Kesucian mata
24
Terkejut
25
Rencana
26
Jangan menolak
27
Tak disangka
28
Tante kun kun
29
Sendu
30
Surat pertanyaan.
31
Belajar
32
Memicingkan mata
33
Memilih
34
Baikan
35
Pertanyaan Riziq
36
Jawaban Yusuf
37
Terkejut
38
Adiku
39
Keputusan
40
Sah
41
Resepsi
42
Tamu tak diundang
43
Yusuf dan Zahira
44
Salah faham
45
Rencana
46
Konsultasi
47
Melewati malam
48
Cakaran
49
Malu
50
Berkebun
51
Zahira genit
52
Zahira hilang
53
Murid baru
54
Siapa dia?
55
Dokter Ikbal
56
Klinik
57
Salah sangka
58
Tenggelam
59
Menjenguk
60
Galau
61
Rasa cemburu
62
Hukuman
63
Memijat
64
Ponsel ajaib
65
Rindu asrama
66
Hujan
67
Payung
68
Hamil
69
Pisang Ambon
70
Garis dua
71
Salah sangka
72
Ke mall
73
Perkebunan
74
Pura pura pingsan
75
Rasa Mual
76
Menitip sesuatu
77
Pesan
78
Salah
79
Daun pisang
80
Menatap
81
Pusing
82
Diculik?
83
Pulang
84
Oh Zahira
85
Mengantar
86
Jiarah
87
Pak Rudi
88
Pulang ke pesantren
89
Kepergiannya
90
Erika
91
Hasan
92
Pernikahan.
93
Melahirkan.
94
Bayinya
95
Rumah baru
96
Repot
97
Zahira untuk Yusuf.
98
Pengumuman novel baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!