Ucapan

Masih dengan Zahira yang sedang menenteng kotak berisikan masakan buatannya. Tahu botak itu yang iya beri nama sendiri. Zahira berjalan menuju rumah kakak pertamanya yaitu ustad Rasyid. Namun di tengah jalan, iya bertemu dengan ustad Ibrahim (25 tahun) dan Anisa istrinya (23 tahun). Mereka adalah om dan tantenya Yusuf. Perut Anisa sudah terlihat membuncit, kehamilan yang mereka idam idamkan itu terasa nikmat di jalani.

"Eh ada calon om dan tanteku" batin Zahira.

" Asalamualaikum"

" Waalaikum salam"

Zahira pun tersenyum, begitu pun dengan ustad Ibrahim dan Anisa.

" Mau kemana Ira?" tanya Anisa.

" Aku mau ke rumahnya ka Rasyid, mau minta daun pandan oops, maksudnya ada perlu" Zahira sudah tersenyum senyum malu karna keceplosan.

" Tidak sama Erika?" tanya Anisa.

" Erika masih ada di asrama"

Nisa pun menatap kotak makaan yang Zahira bawa, ada perasaan yang menggelitik dalam hatinya.

" Ira, itu apa yang kau bawa?" tanya Anisa penasaran.

" Oh ini tahu botak rasa durian" jawab Zahira. Ibra dan Anisa pun terdiam menganga.

" Tahu botak rasa durian???" tanya Ibra penasaran hingga Zahira tertawa tawa kecil.

" He he, maksudnya ini tahu sama sayuran yang kuracik sendiri" ucap Zahira.

" Benarkah??"

" Hmmm"

" Untuk siapa masakan itu?" tanya Anisa kepo.

" Oh ini untuk kekasih hatiku, oops, maaf keceplosan" ucap Zahira kembali.

" Sepertinya itu untuk Yusuf" bisik Anisa pada Ibra. Ibra hanya tersenyum saja.

" Bim, tiba tiba perutku berasa laper lihat kotak makanan yang Ira bawa" bisik Anisa hingga Ibra terdiam.

" Jangan bilang kalau kau ingin memakan masakannya Zahira?" bisik Ibra. Anisa pun mengangguk ngangguk hingga Ibra mengernyitkan keningnya.

" Kau jangan macam macam Sya, masakannya Ira itu tidak jelas rasanya, aku takut kau kenapa napa" ucap Ibra.

" Tapi bayiku yang mau Bim" ucap Anisa sedikit merengek hingga Ibra menghembuskan nafas kasar.

" Ira, boleh tidak ka Anisa icip icip masakannya?" tanya Ibra. Zahira pun terdiam dan merasa sedikit heran.

" Ka Anisa mau?" ranya Zahira memastikan.

" Hmmm, ka Anisa ngidam pengen nyobain masakan kamu Ira, dikit saja" ucap Anisa sedikit memohon. Zahira pun kembali terdiam.

"Sebenarnya makanan ini untuk ka Yusuf, tapi tidak apa apalah di makan ka Anisa, diakan tantenya ka Yusuf, siapa tau aku dikasih lampu hijau sama om dan tantenya ka Yusuf hi hi hi" batin Zahira.

Zahira pun memberikan kotak makanan itu pada Anisa.

" Ya sudah untuk ka Anisa saja" ucap Zahira.

Anisa pun senang bukan main.

" Terima kasih ya Ira"

Zahira mengangguk.

" Ya sudah, aku pergi dulu mau ke rumahnya ka Rasyid, asalamualaikum"

" Waalaikum salam"

Zahira pun pergi.

Kini Anisa dan Ibra sudah duduk di teras rumahnya. Ibra masih tidak percaya kalau Anisa mau memakan masakannya Zahira.

Anisa tersenyum saat membuka kotak makanan itu.

" Tahu botak rasa durian" ucap Anisa sambil mencium wanginya.

" Ko wanginya, wangi buah limau" ucap Anisa. Ibra hanya tersenyum.

" Masih untung tidak bau melati juga. Dia pasti meracik masakan itu dengan semua bumbu yang ada di dapurnya ka Aisyah." tutur Ibra. Sebelum Anisa memakannya, Ibra pun mencicipinya terlebih dahulu. Mata Ibra membulat, dan langsung memuntahkan makanan itu.

" Jangan dimakan Sya, rasanya sudah seperti racun sianida" ucap Ibra.

" Masa sih?"

Karna penasaran, Anisa pun mencicipinya. Tiba tiba iya tersenyum.

" Enak" ucap Anisa sambil mencicipinya kembali. Ibra hanya diam menganga. Anisa terus memakan makanan itu hingga habis.

" Alhamdulilah, enak Bim" ucap Anisa. Ibra hanya mengernyit, merasa heran dengan apa yang dikatakan istrinya.

"Masakan hancur begitu dibilang enak. Untung tidak ada ustad Usman disini, kalau ada pasti istriku minta dia untuk memakannya" batin Ibra.

Sementara dengan Zahira yang baru sampai di rumahnya ustad Rasyid. Dilihatnya ustad Rasyid sedang menggendong putri bungsunya yaitu Anum yang usianya sekitar 1 tahun.

" Asalamualaikum"

" Waalaikum salam"

Zahira pun antusias langsung menggendong keponakannya.

" Anum yang cantik kaya tantenya"

" Tumben kemari?" tanya ustad Rasyid.

" Ka Rasyid lupa ya belum kasih aku uang jajan" jawab Zahira.

" Iya ka Rasyid lupa, sebentar ka Rasyid ambil dulu" ustad Rasyid pun pergi ke dalam untuk mengambil uang. Hidup Zahira memang di tanggung oleh kakak kakaknya.

Tiba tiba putra pertamanya ustad Rasyid datang. Syakir hendak pergi ke asrama putra.

" Syakir kau mau kemana?" tanya Zahira sambil mengeong Anum.

" Mau ke asrama ada tugas" jawab Syakir.

" Tante Ira titip salam ya buat k Yusuf"

Syakir pun terdiam lalu menatap Zahira.

" Abiiii, tante Ira genit nih, titip titip salam buat ka Yusuf" teriak Syakir mengadu.

" Ssssttth, jangan berisik, nanti abimu motong uang jajanku"

" Makanya tante Ira jangan genit" ketus Syakir.

Zahira langsung memicingkan matanya.

" Aku tidak genit, hanya sedikit centil" jawab Zahira.

" Sama saja" gerutu Syakir. Zahira hanya mengerucutkan bibirnya.

" Aku pergi dulu, asalamualaikum"

" Waalaikum salam. Syakir jangan lupa sampaikan salamnya tante Ira" Zahira mengingatkan hingga Syakir menatapnya.

" Jangan titip salam untuk ka Yusuf, tapi ucapkan selamat tinggal untuk ka Yusuf" ucap Syakir. Zahira langsung mengernyit.

" Apa maksud ucapanmu itu?, kenapa aku harus mengucaokan selamat tinggal" tanya Zahira. Bukannya menjawab, Syakir malah pergi.

" Syakir, jawab dulu pertanyaannya tante Ira?" teriak Zahira. Syakir masih terus berjalan hingga Zahira berlari mengejarnya sambil membawa Anum.

" Syakir tunggu"

Saat ustad Rasyid melihat Zahira berlari sambil menggendong putri kecilnya, iya pun berteriak.

" Iraaaa, Anum mau dibawa kemana?"

Seketika Zahira langsung menghentikan langkahnya lalu menatap Anum.

" Astaghfirullah aku lupa"

Zahira berlari kembali menemui ustadz Rasyid dan memberikan Anum pada kakaknya itu.

" Maaf ka aku lupa" ucap Zahira. Saat Zahira ingin mengejar Syakir kembali, iya tiba tiba berbalik dan langsung mengambil amplop dari tangan kakaknya itu tanpa permisi.

" Terima kasih ka. Aku pergi dulu, asalamualaikum"

" Waalaikum salam"

Zahira pun berlari mengejar Syakir. Sementara ustad Rasyid hanya menggeleng gelengkan kepalanya.

Syakir sudah masuk ke asrama putra. Hingga Zahira terdiam dan berdiri di perbatasan berharap Yusuf akan lewat di sana. Zahira masih penasaran, apa maksud dari ucapan keponakannya itu yang harus mengucapkan selamat tinggal untuk Yusuf.

" Kenapa aku harus mengucapkan selamat tinggal pada ka Yusuf, apa kak Yusuf mau pergi?. Tapi dia mau pergi ke mana?, apa mau pergi kehatiku?" batin Zahira. Tiba tiba terdengar suara orang berdehem di belakangnya.

" Ehem ehem"

Deg.

Deg.

Deg

Zahira pun terdiam ada rasa takut dalam hatinya.

" Mudah mudahan itu suaranya ka Aisyah" batin Zahira penuh harap meskipun iya tau itu suara laki laki.

" Ehem"

" Ehem juga" jawab Zahira.

" Selebooooooooorrr"

" Iya ka Aisyah" jawab Zahira kembali hingga ustad Usman menggeram.

Meski sedikit takut, Zahira pun menengokan kepalanya. Dilihatnya ustad Usman sudah memicingkan matanya hingga Zahira tersenyum getir.

" Eh, om ustad, kirain ka Aisyah"

" Kau fikir suaraku mirip suara perempuan?" gerutu ustad Usman. Zahira malah cengengesan.

" Sedang apa kau disini?" tanya ustad Usman.

" Menunggu kekasih hati oops" Zahira keceplosan. Ustad Usman menggeram kembali.

" Sudah kubilang jangan genit genit pada Yusuf" gerutu ustad Usman.

" Om ustad boleh aku tanya sesuatu?"

" Hmmm"

" Ka Yusuf mau pergi kemana?, kenapa Syakir menyuruhku untuk mengucapkan selamat tinggal" tutur Zahira.

Ustad Usman pun terdiam.

" Om ustad jawab"

" Nanti juga kau tau" ucap ustad Usman.

" HUAAAAAAAAAA hiks hiks hiks" Zahira tiba tiba menangis histetis mendengar Yusuf mau pergi.

" Ssstth, jangan berisik selebor"

-

-

-

-

-

-

-

Cerita ini dibuat untuk menghibur semata, jika ada ucapan atau perbuatan yang tidak menyenangkan, saya minta maaf

Tidak ada sedikitpun niat dalam hati untuk menyinggung atau merendahkan apapun. Ambil positifnya saja.

Tetima kasih.

Terpopuler

Comments

Mmh Astri

Mmh Astri

🥰🥰💪

2023-06-15

1

Ummy Elliza

Ummy Elliza

aku terhibur...
lanjut

2021-08-26

1

Akhwat Qalbi

Akhwat Qalbi

sukses buat kamu thor😂😂🤣🤣🤣

2021-06-11

3

lihat semua
Episodes
1 Zahira Rahmadia Alfiqri.
2 Berdiri
3 Merajuk
4 Ucapan
5 Merengek.
6 Sekotak makanan
7 mbah Rohman
8 Surat.
9 Kepergian Yusuf
10 Buku
11 Kerudung
12 Rindu
13 Melahirkan.
14 Bayi AL
15 Tumbuh Dewasa
16 Siap nona bos
17 Sekuriti Baru.
18 Gelang
19 Kedatangan Yusuf
20 Tersenyum.
21 Surat balasan
22 Kasmaran
23 Kesucian mata
24 Terkejut
25 Rencana
26 Jangan menolak
27 Tak disangka
28 Tante kun kun
29 Sendu
30 Surat pertanyaan.
31 Belajar
32 Memicingkan mata
33 Memilih
34 Baikan
35 Pertanyaan Riziq
36 Jawaban Yusuf
37 Terkejut
38 Adiku
39 Keputusan
40 Sah
41 Resepsi
42 Tamu tak diundang
43 Yusuf dan Zahira
44 Salah faham
45 Rencana
46 Konsultasi
47 Melewati malam
48 Cakaran
49 Malu
50 Berkebun
51 Zahira genit
52 Zahira hilang
53 Murid baru
54 Siapa dia?
55 Dokter Ikbal
56 Klinik
57 Salah sangka
58 Tenggelam
59 Menjenguk
60 Galau
61 Rasa cemburu
62 Hukuman
63 Memijat
64 Ponsel ajaib
65 Rindu asrama
66 Hujan
67 Payung
68 Hamil
69 Pisang Ambon
70 Garis dua
71 Salah sangka
72 Ke mall
73 Perkebunan
74 Pura pura pingsan
75 Rasa Mual
76 Menitip sesuatu
77 Pesan
78 Salah
79 Daun pisang
80 Menatap
81 Pusing
82 Diculik?
83 Pulang
84 Oh Zahira
85 Mengantar
86 Jiarah
87 Pak Rudi
88 Pulang ke pesantren
89 Kepergiannya
90 Erika
91 Hasan
92 Pernikahan.
93 Melahirkan.
94 Bayinya
95 Rumah baru
96 Repot
97 Zahira untuk Yusuf.
98 Pengumuman novel baru.
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Zahira Rahmadia Alfiqri.
2
Berdiri
3
Merajuk
4
Ucapan
5
Merengek.
6
Sekotak makanan
7
mbah Rohman
8
Surat.
9
Kepergian Yusuf
10
Buku
11
Kerudung
12
Rindu
13
Melahirkan.
14
Bayi AL
15
Tumbuh Dewasa
16
Siap nona bos
17
Sekuriti Baru.
18
Gelang
19
Kedatangan Yusuf
20
Tersenyum.
21
Surat balasan
22
Kasmaran
23
Kesucian mata
24
Terkejut
25
Rencana
26
Jangan menolak
27
Tak disangka
28
Tante kun kun
29
Sendu
30
Surat pertanyaan.
31
Belajar
32
Memicingkan mata
33
Memilih
34
Baikan
35
Pertanyaan Riziq
36
Jawaban Yusuf
37
Terkejut
38
Adiku
39
Keputusan
40
Sah
41
Resepsi
42
Tamu tak diundang
43
Yusuf dan Zahira
44
Salah faham
45
Rencana
46
Konsultasi
47
Melewati malam
48
Cakaran
49
Malu
50
Berkebun
51
Zahira genit
52
Zahira hilang
53
Murid baru
54
Siapa dia?
55
Dokter Ikbal
56
Klinik
57
Salah sangka
58
Tenggelam
59
Menjenguk
60
Galau
61
Rasa cemburu
62
Hukuman
63
Memijat
64
Ponsel ajaib
65
Rindu asrama
66
Hujan
67
Payung
68
Hamil
69
Pisang Ambon
70
Garis dua
71
Salah sangka
72
Ke mall
73
Perkebunan
74
Pura pura pingsan
75
Rasa Mual
76
Menitip sesuatu
77
Pesan
78
Salah
79
Daun pisang
80
Menatap
81
Pusing
82
Diculik?
83
Pulang
84
Oh Zahira
85
Mengantar
86
Jiarah
87
Pak Rudi
88
Pulang ke pesantren
89
Kepergiannya
90
Erika
91
Hasan
92
Pernikahan.
93
Melahirkan.
94
Bayinya
95
Rumah baru
96
Repot
97
Zahira untuk Yusuf.
98
Pengumuman novel baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!