Masih dengan mereka yang berkumpul di rumah sakit untuk menunggu persalinannya Anisa. Semua nampak senang setelah mendengar suara tangisan bayi.
" Alhamdulilah bayinya sudah lahir"
" Tapi ko aku masih penasaran ya sama suara ribut ribut di dalam" ucap ustad Usman.
" Jangan jangan bayinya Anisa baru lahir sudah menyandang gelar preman, trus pas berojol dia langsung ngajak gelut bapaknya" tutur Dewi.
" Kalau bicara itu jangan mengada ngada" gerutu Aisyah.
" Ibu, gelut itu artinya apa?" tanya Syifa belum mengerti.
" Gelut itu artinya makan kue tanpa bagi bagi" jawab Dewi asal.
" Ooh" ucap Syifa.
" Ssttth, jangan pada berisik" ucap Ustad Soleh.
Erika sedang duduk sambil menenangkan Zahira yang kini sedikit ketakutan.
" Kau yang tenang Ira, kau tidak perlu takut, yang melahirkan itu kan kakaku, kenapa kau yang jadi trauma" tutur Erika.
" Entah kenapa aku suka takut"
Tiba tiba Dokter Ayu keluar bersama perawatnya. Semua langsung menghampiri dan memperhatikan dokter itu.
" Dok, dokter tidak apa apa?" tanya Dewi penasaran.
" Saya baik baik saja, kenapa memangnya?" tanya balik dokter Ayu.
" Kufikir dokter di ajak berantem sama bayinya" jawab Dewi hingga Aisyah menepuk pundak sahabatnya itu.
" Kalau kau mau ngasih pertanyaan itu yang masuk akal" ucap Aisyah.
" Dokter, ustad Ibrahim tidak berantem sama bayinya kan?, ko di dalam terdengar suara ribut ribut" ucap ustad Usman yang tak kalah penasaran. Bukannya menjawab dokter Ayu malah tersenyum.
" Saya permisi dulu" ucap dokter Ayu sambil meninggalkan mereka.
" Perasaanku tidak enak, ayo buruan kita masuk, kita lihat siapa yang babak belur, bayinya apa bapaknya" ucap ustad Usman sambil masuk kedalam ruangan itu di ikuti yang lain.
Riziq, ustad Usman dan ustad Soleh masuk dan langsung memeriksa Ibra. Membolak balikan tubuh Ibra takut terjadi apa apa.
" Kalian pada ngapain?" tanya Ibra heran.
" Kau tidak apa apakan ustad Ibrahim, kami tadi mendengar suara ribut ribut seperti tawuran. Kau tidak sedang tawuran di ruang persalinan kan?" tanya ustad Usman. Ustad Soleh langsung menepuk pundak adik lelakinya itu.
" Usman, kalau kau bertanya itu yang masuk akal" gerutu ustad Soleh.
" Itu tidak seperti suara sedang tawuran, tapi sudah seperti ribut ribut angin tornado" ucap Dewi hingga Aisyah menepuk pundaknya.
" Pada ngaco kalian"
Ibra hanya tersenyum dengan wajah memerah. Tak berniat menceritakan apa yang terjadi di ruangan itu hingga terdengar keributan diluar.
" Ustad Ibrahim, kau sudah dapat jawaban tentang arti pembukaan itu?" tanya Riziq.
" Maaf ustad Riziq, aku belum sempat menanyakannya, keburu terjadi sesuatu yang tidak di bayangkan" ucap Ibra.
" Ustad Ibrahim, aku rela rambut dikepalaku tumbuh uban mendadak, aku beneran kepoooo" ucap Riziq.
" Ssstthh, kalian malah pada ribut soal suara ribut ribut, kalian tidak lihat bayinya lucu sekali" ucap Aisyah.
Dilihatnya Erika sedang menggoda keponakan barunya.
" Duuuh keponakan tante lucunya" ucap Erika sambil berucap gemas.
" Selamat ya Nis, sekarang kau jadi seorang ibu" ucap Aisyah.
" Terima kasih ka Aisyah"
" Bayinya ka Anisa cantik sekali kaya aku" ucap Zahira sambil tersenyum senyum.
" Maaf Ira, tapi bayinya laki laki" ucap Anisa memberitahu. Semua nampak menertawakan.
" Oooh, bayinya laki laki ya. Duuuh tampannya seperti sepupunya ya" ucap Zahira kembali sambil tersenyum senyum. Hingga semua orang menyorakinya.
" Huuuuuu"
Zahira langsung mengerucutkan bibirnya.
" Wiiih bayinya keker ya, dia sudah bisa pegang cerulit gak ya?" ucap ustad Usman. Ibra sudah memicingkan matanya.
" Maaf ustad Ibrahim, aku hanya bercanda"
" Sudah diberi nama bayinya?" tanya Aisyah.
" Belum"
Zahira langsung tersenyum sambil mengangkat tangannya meminta izin untuk menawarkan sebuah nama.
" Bagaimana kalau namanya MAULANA YUSUF IBRAHIM" ucap Zahira.
" Eh selebor, Maulana Yusuf itukan nama Yusuf, keponakannya ustad Ibrahim, memangnya tidak ada nama lain apa" tutur ustad Usman.
" Bagaimana kalau MUHAMMAD AL FIQRI" Zahira memberi ide kembali.
" Ira, sepertinya aku tidak asing dengan nama itu" ucap Aisyah. Zahira langsung tersenyum senyum.
" Iya, nama MUHAMMAD AL FIQRI itu kan nama mertuanya ka Aisyah, alias nama ayahku hi hi hi" ucap Zahira sambil tertawa tawa kecil hingga yang lain ikut menggeleng.
" Ira, mingkem. Nanti kulakban mulutmu" ucap Riziq sedikit mengancam hingga Zahira mengerucutkan bibirnya.
" Iya iya aku mangap" ucap Zahira pasrah.
" Bukan mangap, tapi mingkem"
Zahira mengangguk ngangguk.
" Ustad Ibrahim sudah punya nama?" tanya ustad Soleh.
" Sudah, namanya AKMAL MALIK IBRAHIM. Akmal sempurna" ucap Ibrahim.
" Waaah bagus namanya" ucap Aisyah.
" Kenapa namanya tidak ROMA IRAMA saja, bukan kah itu bagus. Siapa tau kalau sudah besar dia bisa jadi raja dangdut. Kan pas tuh, ayahnya ABIM, Abim ngesti itu adalah pangeran dangdut, lalu Roma Irama adalah raja dangdut, bukankah itu ngklop" tutur ustad Usman. Hingga yang lain mengernyit semua.
" Usman, mingkem" pinta ustad Soleh, ada nada mengancam dalam kalimatnya.
" Akmal Malik Ibrahim, bagaimana kalau panggilannya Ibra" ucap Zahira.
" Eh Ira, Ibra itu nama bapaknya" gerutu Dewi. Zahira sudah tersenyum getir.
" Ira, mingkem" pinta Riziq.
" Iya" jawab Zahira pasrah.
Syifa pun mendekati bayi Akmal.
"Ibu, aku mau bayi" ucap Syifa.
" Iya nanti beli di jalan" jawab Dewi. hingga yang lain tertawa.
" Kau mau beli anak kodok Wi di jalan" ucap Aisyah.
" Sssttthhh, yang penting anaku senang" jawab Dewi.
" Ibu, kalau bayi Akmal dimasukan celengan semar boleh tidak?" tanya Syifa polos.
" Heeii kau jangan macam macam ya Syifa, sembarangan mau dimasukan celengan semar, memangnya keponakanku itu tuyul" gerutu Erika.
" Sssthh kalian berisik" ucap Riziq.
" Sudah diazani ustad Ibrahim?" tanya ustad Soleh.
" Sudah ustad"
" Lalu apa panggilan untuk putramu?" tanya ustad Soleh kembali. Belum juga Ibra menjawab, ustad Usman sudah angkat bicara.
" Bagaimana kalau panggilannya AMI, singkatan dari Akmal Malik Ibrahim" ucap ustad Usman. Ibra langsung menyipitkan matanya.
" Usman mingkem" pinta ustad Soleh kembali.
" Iya kak" jawab ustad Usman pasrah.
" Bagaimana kalau dipanggil AL saja, bayi AL. Baguskan Ira?" ucap Erika.
" Aku tidak bisa jawab, aku di suruh mingkem sama ka Riziq" ucap Zahira hingga Erika mengernyitkan keningnya.
" Baguskan kalau di panggil Al, ustad Usman?" tanya Erika.
" Aku tidak bisa jawab, aku disuruh mingkem sama ka Soleh" jawab ustad Usman.
" Sebenernya yang keningnya anget itu siapa sih, aku apa mereka????" batin Erika.
" Bagus ko kalau dipanggil AL, iya kan Bim?" ucap Anisa. Ibra pun mengangguk tersenyum.
Tidak lama kemudian datanglah ustad Azam dan udtadzah Ulfi.
" Asalamualaikum"
" Waalaikum salam"
" Alhamdulilah, bayinya sudah lahir" ucap ustadzah Ulfi bahagia begitu pun dengan ustad Azam.
" Selamat ya Ibra, sekarang kau jadi seorang ayah" ucap ustadzah Ulfi.
" Terima kasih mba"
" Ustad Azam ketinggalan berita, tadi ada suara seperti perang dan tawuran saat Anisa di ruang persalinan" ucap ustad Usman.
" Usmaaaan mingkem" pinta ustad Soleh.
" Suara apa?" tanya ustad Azam.
" Bukan suara apa apa ustad"
Tidak lama kemudian datanglah pak Akbar ayahnya Anisa dan tante Ayu. Pak Akbar masih menggunakan seragam polisinya.
" Asalamualaikum"
" Waalaikum salam"
Pak Akbar sangat senang melihat cucu pertamanya itu.
" Alhamdulilah bayinya lahir dengan selamat" ucap pak Akbar.
" Namanya AKMAL MALIK IBRAHIM" ucap Anisa memberitau.
" Nama yang bagus"
Syifa pun menatap penampilannya pak Akbar dengan seragam tugasnya.
" Ibu, bayinya mau ditangkep ya?" ucap Syifa.
" Ssssttth"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Ara
kata Al dapet dari mana ya...? kan gak ada awalan atau akhiran AL 🤔
2021-12-15
2
Fadilah Herbalis Nasa
🤣🤣🤣masak baru brojol langsung di tangkap polisi si Syifa🤦
2021-08-12
1
Siti Holijah
sangat menghibur, sampai keluar air mata 😂😂😂
2021-04-22
1