Zahira Untuk Yusuf
Zahira Rahmadia Alfiqri (17 tahun). dua tahun yang lalu saat usianya 15 tahun, iya di bawa kakaknya yaitu ustad Riziq (25 tahun) yang dikenal dengan ustad berondong manis, karna usianya 5 tahun lebih muda dari istrinya yaitu Aisyah (30 tahun). Zahira di bawa ke pesantren oleh kakaknya sejak iya bertemu dan ditemukan. Kebetulan ustad Riziq adalah pengajar di pesantren itu, kakaknya yang pertama pun seorang pengajar di sana yaitu ustad Rasyid (32 tahun) ustad Rasyid adalah ustad paling tampan seantera pesantren, istrinya pun adalah seorang ustadzah.
Dua tahun yang lalu juga, Zahira bertemu dengan Yusuf (18 tahun) saat pertama iya menginjakan kakinya di pesantren. Yusuf adalah putranya ustad Azam (42 tahun) seorang pengajar juga di sana. Zahira jatuh hati pada Yusuf saat pandangan pertama.
Kecerdasan Zahira yang di bawah rata rata, membuatnya harus duduk di kelas bersama anak anak yang rata rata usianya 7 tahun. Kecerdasan otaknya yang sedikit berbeda dengan anak seusianya, tak membuatnya malu untuk mengenal agama. Hanya tiga yang selalu diingat Zahira.
Hanya takut pada Allah.
Hanya Yusuf yang selalu ada di hatinya.
Mau keadaan baik maupun keadaan buruk selalu dianggapnya menyenangkan, hidup tanpa beban.
Ketika itu Zahira masih tidur saat azan subuh berkumandang. Iya tinggal di asrama putri dan bersahabat dan satu kamar dengan Erika (17 tahun) yang seusianya, kamar mereka dinamai Dedemit alam gaib, namun Erika adalah salah satu santri putri yang kecerdasannya di atas rata rata, berbanding terbalik dengan Zahira.
" Ira bangun, azan subuh sudah berkumandang" ucap Erika membangunkan sahabatnya itu.
" Sebentar lagi, mimpiku belum end, nanggung" jawab Zahira dengan masih memejamkan matanya.
" Ayo bangun, nanti kau dihukum sama kakakmu, kalau dia tau kau tidak mengerjakan shalat subuh"
" Si berondong tidak akan tau, dia sekarang pasti sedang menggoda istrinya di rumah" jawab Zahira.
" Terserah kau saja, jangan salahkan aku jika kau dihukum sama ustad Riziq atau ustad Usman" ucap Erika sambil berlalu pergi ke majlis.
" Asalamualaikum" pamit Erika.
" Waalaikum salam" jawab Zahira sambil berguling guling di tempat tidur.
Tidak lama kemudian datang seorang santri putri yaitu Syifa (7 tahun). Syifa adalah teman satu kelasnya Zahira, meskipun usianya 10 tahun lebih muda dari Zahira, tapi Syifa adalah teman terbaiknya di kelas. kecerdasan Zahira yang berbeda dari teman temannya, membuatnya harus mendekam di kelas anak anak, namun semua itu tidak membuatnya malu.
" Ka Ira ayo bangun, kita berangkat ke majlis sama sama" ajak Syifa.
" Kau duluan Syifa, aku masih ngantuk"
Syifa pun terdiam, hingga iya mempunyai ide agar Zahira mau bangun.
" Ka Ira, di depan asrama ada ustad Riziq, dia sedang menunggumu untuk mengerjakan shalat subuh" tutur Zahira. Seketika Zahira langsung terbangun.
" Kakaku yang berondong ada di depan?" tanya Zahira memastikan. Syifa pun mengangguk ngangguk.
" Kau yakin itu ka Riziq bukan ka Yusuf?" tanya Zahira kembali.
" Itu ustad Riziq. Mana berani ka Yusuf masuk asrama putri" ucap Syifa. Zahira langsung bergegas bersiap untuk mandi.
" Bahaya, kalau si berondong marah dia bisa memotong uang jajanku" ucap Zahira sambil bergegas ke kamar mandi. Syifa sudah tertawa tawa tanpa suara.
" Hi hi hi hi, maafkan aku ya Allah, karna telah membohongi ka Ira" ucap Syifa. Syifa pun langsung pergi duluan ke majlis.
Setelah Zahira selesai mandi dan berpakaian, iya langsung bergegas pergi untuk mengerjakan shalat subuh di majlis pesantren. Karna saking terburu burunya, Zahira menggunakan sandal jepit kiri semua. Yang satu punya dia dan yang satu punya Erika.
Saat keluar asrama, Zahira langsung mencari cari kakaknya.
" Mana, katanya ka Riziq sedang menungguku di depan asrama" ucap Zahira.
Zahira pun berlari menuju majlis pesanten. Tiba tiba iya menabrak Dewi (30 tahun). Dewi adalah ibunya Syifa, badan Dewi yang nampak begitu subur, membuat Zahira yang menabraknya hingga terpental ke belakang.
" Alkahu akbar, aduuuh" Zahira mengaduh.
Dewi pun terkejut dan langsung membangunkan Zahira.
" Ira kenapa kau lari lari?, kau sedang lomba maraton?" tanya Dewi.
" Sssttth, jangan tanya tanya dulu, aku kesiangan" ucap Zahira sambil berlalu masuk ke majlis. Namun sayang shalat berjamaah sudah selesai di laksanakan.
" Waduuh, beneran nih aku telat" ucap Zahira.
Erika yang melihat pun langsung mendekatinya.
" Waah waah kau kemaleman Ira" ucap Erika sedikit mengejek hingga Zahira mengerucutkan bibirnya.
" Sudah sana laksanakan dulu tugasmu, mumpung waktu subuh masih ada" ucap Erika. Zahira pun mengangguk. Namun tiba tiba ada yang berdehem di luar majlis itu.
" Ehem ehem"
Zahira pun langsung terdiam.
"Sepertinya aku mengenal suara itu, seperti tidak asing di telingaku" batin Zahira. Erika pun terdiam saat melihat di luar majlis itu ada ustad Riziq yang sedang menatap Zahira.
" Erika ko perasaanku tidak enak ya, mudah mudahan yang berdehem itu suaranya ka Aisyah ya" ucap Zahira menvoba menghilangkan ketakutannya. Erika yang mendengarpun langsung mengernyitkan keningnya.
" Ira, gendang telingamu bermasalah ya?, jelas jelas itu suara laki laki, bukan suaranya ka Aisyah" ucap Erika tegas.
" Ehem ehem"
Riziq kembali berdehem. Membuat Zahira semakin metakutan.
" Erika, mudah mudahan itu suaranya ka Yusuf ya" ucap Zahira masih mencoba menghibur diri. Riziq sudah menatapnya tajam.
" Ira, aku pulang duluan ya ke asrama. Asalamualaikum"
" Waalsikum salam"
Erika pun bergegas pergi dari majlis itu, iya tidak mau mendengar peperangan adu argumen atara adik kakak itu.
Meskipun sedikit takut, Zahira memberanikan diri untuk menengok ke arah sumber suara laki laki yang berdehem itu.
Zahira langsung membelalakan matanya saat melihat Riziq yang berdiri di luar dan berdehem padanya.
" Aduuh, yang aku takutkan terjadi juga. Kenapa tiba tiba ka Riziq ada di sini" batin Zahira.
" Eh bocah semprul sini" ucap Riziq.
Meski takut, Zahira pun mendekati Riziq. Zahira sudah membacakan mantra dalam hati.
" Jangan marah, jangan marah, jangan marah"
Riziq pun menatap kesal pada adik perempuannya itu.
" Sekarang kau kerjakan dulu shalat subuh, setelah itu temui aku di lapangan" ucap Riziq tegas. Zahira pun mengangguk pasrah.
" Inilah yang dinamakan zona gawat darurat, kalau kak Riziq sudah marah, maka uang jajan adalah taruhannya" batin Zahira.
Zahira langsung mengerjakan shalat subuh. Setelah itu iya berniat pergi ke lapangan untuk menemui kakaknya. Namun saat iya sadar kalau sandalnya kiri semua, ada nama Zahira dan nama Erika di sandal itu. Zahira langsung mengetnyitkan keningnya.
" Pasti ini perbuatannya si Erika, dia ketakutan melihat kakaku, jadi dia buru buru dan salah pakai sandal, dia menggunakan sandal kanan semua. Astaghfirullah alazim. Kakaku yang manis itu, kalau sedang marah, wajahnya mendadak pahit" tutur Zahira sambil menggeleng gelengkan kepalanya.
-
-
-
-
-
-
-
-
Cerita ini dibuat untuk menghibur semata, jika ada ucapan atau perbuatan yang tidak menyenangkan, saya minta maaf.
Tidak ada niat sedikitpun untuk menyinggung atau merendahkan apapun. Baik tempat atau siapapun. Ambil positifnya saja.
Terima kasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
◌ᷟ⑅⃝ͩ●ѕαℓѕαвιℓα●⑅⃝ᷟ◌ͩ
meskipun Zahira kecerdasan nya tidak sama kayak Erika tapiii aku suka semangatnya yang luar biasa,, dia tidak malu belajar meskipun temannya anak kecil
2023-09-12
2
◌ᷟ⑅⃝ͩ●ѕαℓѕαвιℓα●⑅⃝ᷟ◌ͩ
izin mampir lagi kak karena kangen sama Zahira sama Yusuf
2023-09-12
2
nay.be
sukaaa 🤩🤩🤩
2023-08-15
2