Pagi pagi sekali Syifa sudah berlari menuju asrama putri, semalam dia tidur di rumahnya. Sesampainya di asrama, Syifa langsung masuk kamar dedemit alam gaib.
Tok tok tok.
" Asalamualaikum"
" Waalaikum salam" jawab Erika dan Zahira.
Erika pun membuka pintu kamarnya. Dilihatnya Syifa sedang berdiri di depan pintu.
" Ada apa Syifa, pagi pagi sudah ketuk ketuk pintu" ucap Erika.
"Ada yang mencari ka Ira di depan gerbang pesantren" ucap Syifa.
" Siapa?" tanya Zahira.
" Tidak tau ka, ada dua orang, mukanya sama kaya dijiplak" jawab Syifa.
" Om kembar" ucap Zahira antusias.
Zahira pun berlari keluar asrama dan pergi ke depan gerbang pesantren. Yudi dan Yuda sudah berdiri di depan gerbang bersama pak Muklis.
" Asalamualaikum"
" Waalaikum salam"
" Neng Ira, mereka teman temannya neng Ira?" tanya bang Muklis.
" Iya bang, mereka mau melamar jadi sekuriti di sini, sekaligus belajar agama juga di sini"
" Alhamdulilah" ucap bang Muklis senang.
Zahira pun mengernyitkan keningnya melihat penampilan si kembar yang kini sudah menggunakan setelan jas beserta dasinya.
" Om kembar, kenapa kalian berpenampilan seperti itu?, kalian kan disini mau melamar jadi sekuriti, bukan melamar jadi manager" tutur Zahira. Yudi dan Yuda pun terdiam lalu menatap penampilan masing masing.
" Apa ada yang salah Ira, bajuku semua ya seperti ini, baju ini yang biasa kami pakai saat bekerja bersama bos Syabil" ucap Yuda.
" Ya sudahlah terserah, ayo kita ke rumahnya om ustad" ajak Zahira.
" SIAP NONA BOS"
Mereka bertiga pun berjalan menuju rumahnya ustad Usman. Tidak sengaja di jalan bertemu dengan Ibra. Yudi dan Yuda langsung meloncat ketakutan melihat Ibra. Ibra pun terdiam heran kenapa bisa anak buahnya Syabil ada di pesantren.
" Yud si berandalan Jakarta ada di sini" ucap Yudi takut.
" Sssttth, bukan berandalan Jakarta, tapi ustad Ibrahim, calon omku" bisik Zahira.
" Kenapa kalian ada disini?" tanya Ibra sedikit tak suka.
" Tenang ustad Ibrahim, selooow. Om kembar ini mau bertaubat, mereka mau jadi orang baik, mereka ke sini mau melamar pekerjaan menjadi sekuriti sekaligus mau belajar agama" tutur Zahira. Ibra pun terdiam sambil menatap Yudi dan Yuda. Yudi dan Yuda sudah meringis ketakutan.
" Jadi kalian ingin bertaubat?" tanya Ibra.
Yudi dan Yuda pun mengangguk ngangguk.
" Tapi ingat ya, kalau kalian berani membuat keributan disini, kalian akan langsung berhadapan denganku" ucap Ibra tegas.
" Kami benar benar ingin berubah, kami sudah tidak lagi jadi anak buahnya bos Syabil" ucap Yuda.
" Tenang saja ustad Ibrahim, mereka adalah tanggung jawabku" ucap Zahira.
" Ya sudah terserah kau Ira, asalamualaikum" Ibra berpamitan.
" Waalaikum salam"
Zahira serta si kembar pun kembali melanjutkan perjalanan menuju rumahnya ustad Usman. Sesampainya disana, Zahira pun mengucap salam.
" Asalamualaikum"
Tidak lama kemudian ustad Usman datang menghampiri.
" Waalaikum salam" jawab ustad Usman. Ustad Usman pun terdiam saat melihat Yudi dan Yuda dengan penampilannya bak seperti seorang direktur utama.
"Siapa mereka?, sepertinya aku mengenal mereka sebelumnya" batin ustad Usman.
" Ira, kau bawa siapa ini?" tanya ustad Usman.
" Ini om kembar, om yang mukanya foto kopi" jawab Zahira. Ustad Usman masih menatap mereka.
" Om Yudi sama om Yuda, itu loh yang dulu pernah menculiku, mereka mantan anak buahnya bos Syabil" ucap Zahira. Ustad Usman pun terkejut.
" Ira kenapa kau bawa mereka kesini?, kalau mereka mengacau di pesantren bagaimana?" tanya ustad Usman khawatir.
" Tenang saja om ustad, mereka sudah mau bertaubat, mereka mau melamar jadi partnernya bang Muklis, mereka juga mau belajar agama disini" tutur Zahira.
" Partnernya bang Muklis??" tanya ustad Usman.
" Hmmm"
" Maksudnya mereka mau menikah sama Dewi???" tanya ustad Usman.
" Bukan om ustad, maksudnya mereka mau melamar jadi partner kerjanya bang Muklis"
" Jadi sekuriti maksudnya??"
" Hmmm"
Ustad Usman pun terdiam, lalu menatap Yudi dan Yuda dari atas hingga bawah.
" Kita tampan ya ustad Usman, hingga kau melihat kami seperti itu?, seperti terpesona dengan penampilan kami?, tapi harus ingat ya, kami bukan buah buahan (jeruk makan jeruk)" ucap Yuda.
" Sembarangan kalian bicara, aku masih normal" gerutu ustad Usman. Ustad Usman pun mendekati Zahira dan berbisik.
" Eh Ira, kau yakin mereka sudah insyaf?" tanya ustad Usman. Zahira pun mengangguk.
" Mereka mau melamar sebagai sekuriti kenapa seperti mau melamar menjadi direktur, lagi pula mereka kurang pantas jadi sekutiti, badan mereka kelemar kelemer begitu" bisik ustad Usman kembali.
" Jangan dilihat dari fisiknya om, lihat saja dari niatnya. Nanti sore, aku akan menyuruh mereka belanja dibutiknya ka Anisa untuk membeli perlengkapan pakaian mereka. Untuk itu kalau mereka diterima bekerja disini sebagai sekuriti sekaligus sebagai santri putra, beri mereka kasbon dulu" tutur Zahira hingga ustad Usman langsung mengernyit tak percaya.
" Apa maksudmu Ira?, kerja belum sudah minta kasbon" gerutu ustad Usman.
" Uang mereka banyak, tapi mereka mendapatkannya dengan tidak halal. Untuk itu mereka tidak mau menggunakannya" ucap zahira. Ustad Usman pun terdiam.
" Bagaimana ustad, apa kami diterima bekerja di sini" ucap Yudi.
" Baiklah kuberi kesempatan, dan kuberi masa percobaan selama satu minggu" ucap ustad Usman. Yudi dan Yuda pun nampak senang begitu pun dengan Zahira.
" Terima kasih ustad Usman"
" Tapi ingat ya, kalian harus serius dalam bekerja. kalian tidak boleh mengecewakanku" ucap ustad Usman. Yudi dan Yuda mengangguk antusias.
" Om ustad, nanti om kembar tinggal dimana?" tanya Zahira.
" Tinggalah di asrama putra, kebetulan masih ada kamar kosong, tapi ingat ya, kalian tidak boleh genit genit pada santri putri, tidak boleh masuk daerah santri putri" ucap ustad Usman memperingati. Yudi dan Yuda kembali mengangguk.
" Terima kasih ya om ustad, kau mau memberi kesempatan pada om kembar"
" Ira, kalau mereka berjaga sebagai sekuriti, lalu kapan mereka mulai belajar agamanya?" tanya ustad Usman.
" Biarkan om kembar berjaga pagi sampai sore, nanti belajar agamanya malam hari. Lalu malamnya dilanjut sama bang Muklis untuk berjaga"
" Kau mau si Dewi mengeluarkan angin tornadonya, dia pasti protes kalau suaminya berjaga malam" ucap ustad Usman.
" Protes kenapa??"
" Ya tentu saja nanti tiap malam dia tidak ada yang meluk"
" Ya sudah gimana kalau bergilir saja jaganya. Satu minggu siang satu minggu malam" Zahira memberi ide.
" Baiklah setuju"
" Om kembar, nanti sore kalian belanja ya dibutiknya ka Anisa, buat beli perlengkapan baju koko sama sarungnya" ucap Zahira.
"SIAP NONA BOS" ucap Yudi dan Yuda serempak.
Ustad Usman hanya diam menganga saat Yudi dan Yuda memanggil Zahira nona bos.
"Nona bos?????"
" Sekarang om kembar minta baju seragamnya sama bang Muklis di pos" pinta Zahira.
" SIAP NONA BOS"
" Ira kenapa kau dipanggil nona Bos?" tanya ustad Usman. Zahira pun yersenyum senyum.
" Om ustad, sekarang om kembar jadi anak buahku" ucap Zahira.
" Anak buahmu???" tanya ustad Usman sedikit menganga.
" Kondisikan mulutnya om ustad, mingkem" ucap Zahira.
" Yudi, Yuda, kalian sehat??" tanya ustad Usman.
" Tentu"
" Om ustad ngiri ya kalau aku banyak anak buah"
" Santriku lebih banyak dari anak buahmu. Sekarang ajak si muka poto kopi ini ke pos sekuriti, nanti minta seragam sekuriti pada bang Muklis" tutur ustad Usman.
" Iya om ustad, ayo om kembar kuantar ke pos" ucap Zahira.
" SIAP NONA BOS"
"Asalamualaikum"
" Waalaikum salam" jawab ustad Usman sambil memijat kepalanya.
Sesampainya di pos, mereka pun meminta seragam sekuriti pada bang Muklis. Yudi dan Yuda pun langsung mengegunakannya. Dilihatnya kini penampilannya berbeda dari biasanya yang menggunakan setelan jas, kini menggunakan setelan seragam sekuriti.
" Lucu ya, biasanya kita pakai jas, kini kita pakai seragam sekuriti" ucap Yuda.
" Waah keren" ucap bang Muklis.
" Bang Muklis, tolong ajarkan om kembar sama tugas tugasnya" pinta Zahira.
" Iya neng Ira" jawab bang Muklis.
Zahira pun meminta 2 ponsel cerdas dari bang Muklis. Diberikan ponsel itu pada si kembar. Satu di pegang Zahira, dan yang satunya di pegang di kembar.
" Om kembar, ini ponsel cerdasnya, boleh ditekan kalau ada keadaan darurat saja. Tekan tombol merahnya, nanti kalau ponselnya bunyi dan tombol merahnya berkedip kedip, itu artinya aku sedang dalam bahaya, kalian harus segera mencariku dan menolongku, nanti disitu ada lokasinya tertera" tutur Zahira.
" SIAP NONA BOS"
" Bagus. Aku pergi dulu, kalau ada apa apa lapor saja pada bang Muklis, asalamualaikum"
" SIAP NONA BOS, waalaikum salam"
Zahira pun pergi. Tidak sengaja di jalan iya mendengar percakapan ustad Azam dan ustad Soleh.
" Waah Yusuf bulan ini akan pulang ya, alhamdulilah" ucap ustad Soleh.
" Iya, saya sangat senang mendengar kalau putra saya mau pulang, sudah rindu" ucap ustad Azam. Zahira yang mendengar pun langsung tersenyum senang.
" Alhamduliah, ka Yusuf mau pulang, yes yes yes" batin Zahira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
nay.be
yeeayy Yusuf mau pulang
2023-08-16
1
Bu'e Kirana N Kenzie
kalau ada ustaz usman sama zahira ma perut Q sakit ngakak terus🤣🤣🤣🤣
2021-04-06
1
☘𝙽𝚊𝚍𝚒𝚊
duh Yusuf
2020-12-30
1