Berdiri

Setelah Zahira selesai shalat subuh dan memakai sandalnya yang dua duanya sebelah kiri, iya langsung menemui Riziq di lapangan.

" Asalamualaikum" Zahira mengucap salam sambil mengerucutkan bibirnya.

" Waalaikum salam"

Riziq pun menatap adik perempuannya itu dengan sedikit kesal. Zahira hanya diam saja padahal dalam hatinya menggerutu.

" Kenapa terlambat?" tanya Riziq.

" Aku kesiangan ka" jawab Zahira.

" Kenapa kau bisa kesiangan?, memangnya semalam kau tidur jam berapa?" tanya Riziq sedikit kesal.

" Aku tidur tengah malam"

" Kenapa kau tidur tengah malam?, apa kau belajar, apa kau mengaji?" tanya Riziq.

" Aku semalam bikin puisi untuk ka Yusuf oops" Zahira langsung menutup mulutnya sendiri karna keceplosan. Kini Riziq sudah menggeram membuat Zahira cengengesan takut.

" He he he"

" Duuh jangan sampai ka Riziq menghukumku, apalagi menggunting uang jajanku. Bahaya" batin Zahira.

" Sekarang berdiri di sini sampai 30 menit" ucap Riziq.

" Ka Riziq menghukumku?" tanya Zahira sedikit memelas.

" Hmmm"

" Tega banget sih" gerutu Zahira.

Riziq sudah memicingkan matanya.

" Iya iya, aku berdiri di sini" jawab Zahira pasrah.

" Ka Riziq menghukumu biar kau sadar diri dan tidak kesiangan lagi. Mulai sekarang belajarlah untuk lebih jauh mengenal agamamu, lebih dekat lagi dengan tuhanmu (Allah). Kau sudah dua tahun belajar di sini, tapi kecerdasanmu hanya naik beberapa persen saja, aku tegas padamu karna kau adalah adiku, aku hanya ingin kau bertanggung jawab" tutur Riziq. Zahira hanya cemberut saja.

" Ka Riziq kan tau kalau kecerdasan otaku di bawah rata rata, otaku selalu loading dan berputar putar di tempat. Aku sudah berusaha, tapi kenyataannya memang seperti ini" batin Zahira.

" Ka Riziq pergi dulu, nanti balik lagi ke sini setelah 30 menit. Dan jangan cemberut seperti itu. Kalau kau cemberut seperti itu, nanti kau kelihatan kecil kecil amit amit menyebalkan" tutur Riziq.

" Di ralat ya ka, bukan kecil kecil amit amit menyebalkan. Tapi kecil kecil imut imut menggemaskan, hati hati jangan sampai salah sebut, nanti artinya jadi beda" gerutu Zahira.

" Sakarepmu, ya sudah, ka Riziq pergi dulu, asalamualaikum"

" Waalaikum salam"

Saat Riziq mau pergi, tiba tiba iya menghentikan langkahnya, menatap sandal yang Zahira pakai.

"Heeei bocah semprul, kenapa kau pakai sandal kiri semua?" tanya Riziq heran hingga Zahira tersenyum getir.

" Model baru ka" jawab Zahira sambil cengengesan. Riziq hanya mengernyitkan keningnya.

" Setelah pelajaran selesai, kau datanglah ke rumah ka Riziq, minta ka Aisyah untuk mengompres kepalamu dengan air mendidih" tutur Riziq. Zahira langsung cemberut kembali.

" Memangnya aku bubuk kopi pake di kompres air mendidih segala" gerutu Zahira.

Riziq pun pergi dari sana. Zahira sudah celingak celinguk takut ada yang melihat jika dia sedang di hukum.

" Bahaya kalau ada yang lihat, malunya pasti sampai ke ubun ubun" gumam Zahira. Tiba tiba datanglah Syifa yang sudah siap pergi ke kelas.

" Asalamualaikum ka Ira"

" Waalaikum salam Syifa"

Syifa pun terdiam saat melihat Zahira berdiri di tengah lapangan.

" Ka Ira sedang apa di sini?" tanya Syifa heran.

" Ka Ira sedang merasakan sinar matahari pagi, vitamin D, bagus buat kulit"

Syifa pun tersenyum.

" Aku ikutan ya" ucap Syifa sambil ikut berdiri bersama Zahira.

" Bagus, jadilah anak buah yang baik" ucap Zahira sambil tertawa tawa.

Tidak lama kemudian datanglah ustad Usman (32 tahun).

" Asalamualaikum"

" Waalaikum salam"

Ustad Usman pun menatap Syifa.

" Syifa, sedang apa kau di sini?" tanya ustad Usman.

" Aku sedang menangkap vitamin D dari sinar matahari" jawab Syifa polos hingga ustad Usman mengernyitkan keningnya.

" Syifa, sebaiknya kau masuk kelas sana, kalau ibumu tau kau belok ke sini, dia bisa memakanmu hidup hidup" tutur ustad Usman.

Syifa malah cemberut.

" Ya sudah aku pergi dulu. Asalamualaikum"

" Waalaikum salam"

Sifa pun pergi.

Kini tinggalah ustad Usman dan Zahira.

" Sekarang kau ikut denganku" pinta ustad Usman. Zahira pun menurut mengikuti.

Ustad Usman pun membawa Zahira ke dekat perbatasan santri putra. Zahira di suruh berdiri menghadap tiang bendra.

" Kau berdiri di sini, hormat ya. Nanti banyak teman temanmu yang lewat, kalau kau punya rasa malu, berarti kau normal" ucap ustad Usman.

" Aku masih normal ko, bukan buah buahan yang jeruk makan heruk. Aku masih menyukai ka Yusuf" tutur Zahira. Ustad Usman langsung mengernyitkan keningnya.

" Jangan terlalu fokus memikirkan jodoh, kau harus fokus belajar agama, kau ini baru saja hatam iqro. Dekatkanlah dirimu pada Allah. Jangan dekatkan dirimu pada Yusuf. Cuma kau satu satunya santri putri yang genitnya kebangetan" tutur ustad Usman.

" Iya" jawab Zahira pasrah.

" Ya sudah, kau berdiri saja di sini, nanti kakakmu memanggil. Jangan kira kakakmu menghukumu karna benci, justru dia sangat sayang padamu. Masih untung dia cuma menyuruhmu berdiri saja, kalau aku jadi ustad Riziq, sudah kulempar kau ke sungai" gerutu ustad Usman hingga Zahira menggeram.

" Main lempar lempar saja" gerutu Zahira.

" Jangan banyak protes"

" Tapi om ustad, inikan dekat dengan perbatasan santri putra, kalau para santri putra lewat dan melihat kecantikanku yang luar biasa ini, nanti kesucian mata mereka akan terkontaminasi oleh kecantikanku. Dosa" tutur Zahira percaya diri. Ustad Usman langsung mengernyit.

"Kalau ka Yusuf melihatku bukankah ini sangat memalukan" batin Zahira.

" Percaya dirimu tinggi sekali"

" Harus"

Ustad Usman pun memberikan sorbannya pada Zahira.

" Nih, tutup wajahmu yang cantik jelita itu pakai sorban, biar para santri yang melihat tidak keracunan" ucap ustad Usman. Sambil mengerucutksn bibirnya, Zahira pun mengambil sorban itu.

" Di kira aku racun sianida" gerutu Zahira.

" Ya sudah aku pergi dulu, asalamualaikum"

" Waalaikum salam"

Saat ustad Usman mau pergi, iya terdiam melihat sandal Zahira yang dua duanya kiri semua.

" Eh selebor, kenapa kau pakai sandal kiri semua?" tanya ustad Usman heran. Zahira sudah tersenyum getir.

" Ini model dan edisi terbaru di tahun 2021" ucap Zahira.

" Masa?

" Hmmm"

" Ingin sekali aku memesan kopi panas pada bi Ratna" ucap ustad Usman.

" Untuk apa om ustad memesan kopi panas di jam segini?" tanya Zahira.

" Untuk ku minum, lalu kusemburkan pada ubun ubunmu" ucap ustad Usman.

" Memangnya aku kesurupan apa" gerutu Zahira.

Ustad Usman pun kini telah pergi. Zahira langsung melilitkan sorban itu ke wajahnya.

" Ribed sekali sih jadi perempuan cantik. Harus di tutup tutup segala mukanya"

Dari kejauhan, Zahira melihat Yusuf sedang bejalan bersama Hasan menuju kelasnya.

" Calon imamku mau lewat, gawat kalau dia melihatku pasti ini sangat memalukan, mudah mudahan setelah wajahku di tutup sorban, mereka tidak akan mengenaliku" gumam Zahira. Zahira sudah menunduk sambil hormat pada sang merah putih.

" Jangan lihat jangan lihat"

Saat Yusuf dan Hasan lewat, mereka terdiam melihat ada seorang santri putri berdiri di hadapan tiang bendera.

" Dia kenapa ya Suf?" tanya Hasan.

" Mungkin dia sedang dihukum, sepertinya dia melakukan kesalahan" ucap Yusuf. Saat Yusuf mau melanjutkan langkahnya, tiba tiba Hasan menahannya.

" Suf, sepertinya aku mengenal santri putri itu" ucap Hasan sambil menatap Zahira.

" Siapa?" tanya Yusuf.

" Dia seperti si Zahira yang punya tatapan belati" ucap Hasan. Karna penasaran, Hasan pun mengajak Yusuf untuk mendekati Zahira, namun Yusuf melarangnya.

" Jangan ke sana, kita tidak boleh memasuki area santri putri, ada larangan untuk itu" ucap Yusuf.

" Si Hasan instingnya kuat juga, pake mengenaliku segala lagi, padahal wajahku sudah ditutupi sorban. Mungkin karna aura kecantikanku yang menggemaskan, jadi mau di tutup pake apapun pasti ketahuan. Beginilah nasib seorang Zahira, si cantik imut menggemaskan" batin Zahira.

Karna penasaran, Hasan pun berteriak mengucap salam pada Zahira.

" Asalamualaikum" teriak Hasan di perbatasan.

Zahira pun mulai kebingungan.

" Duuh Hasan ngucap salam, kalau tidak di jawab pasti dosa. Tapi kalau di jawab, mereka pasti mengenali suaraku. Boleh tidak ya jawabnya di dalam hati, mungkin boleh. Waalaikum salam" batin Zahira.

" Dia diam saja Suf"

" Ayo pergi jangan mengganggunya" pinta Yusuf. Tapi Hasan masih penasaran.

" Suf, aku yakin itu si Zahira" ucap Hasan.

Hasan pun berteriak kembali.

"Heei apa kau Zahira?" teriak Hasan.

" Bukan. Aku Syifa" jawab Zahira.

" Duuh, kenapa malah bilang Syifa sih, kenapa gak Erika saja, mereka pasti tau aku bohong. Syifa kan masih kecil, dasar kau Zahira" batin Zahira menggerutu.

Dilihatnya Yusuf dan Hasan sedang menahan tawa, mereka yakin itu adalah Zahira. Karna dari suaranya saja Yusuf dan Hasan mengenalinya.

" Heeei Syifa, apa kau meminum ramuan ajaib hingga badanmu tumbuh besar lebih cepat" teriak Hasan sambil tertawa tawa. Zahira sudah menggeram.

" Heei Zahira aku tau itu kau, sedang apa kau berdiri di situ?" tanya Hasan. Yusuf hanya diam memperhatikan.

" Aku sedang belajar sabar" jawab Zahira. Yusuf pun tersenyum mendengar jawabannya Zahira.

" Ayo San kita pergi, jangan mengganggu Zahira" pinta Yusuf.

Saat Hasan mengangguk, iya terdiam heran melihat sandal Zahira.

" Suf, si Zahira pakai sandal kiri semua" ucap Hasan memberitau. Yusuf pun menatapnya, Yusuf ingin tertawa namun iya tahan.

" Ira, kenapa kau pakai sandal kiri semua?" tanya Yusuf. Zahira mulai kebingungan.

" Eeee, ini tren di tahun 2021" jawab Zahira. Yusuf dan Hasan langsung mengernyitkan keningnya.

Tiba tiba Riziq datang dari belakang Yusuf dan Hasan.

" Asalamualaikum" Riziq mengucap salam.

" Waalaikum salam"

" Kalian sedang apa?" tanya Riziq sambil menatap Yusuf dan Hasan.

" Maaf ustad, kami hanya lewat. Asalamualaikum" Yusuf dan Hasan berpamitan karna sedikit takut jika Riziq marah. Riziq pun menatap Zahira.

" Kenaoa wajahmu ditutup seperti itu?" tanya Riziq.

" Ini perbuatannya om ustad. Ka Riziq tadi lihatkan calon imamku tampan sekali" ucap Zahira.

" Sekali lagi kau genit genit pada Yusuf kulempar kau ke sungai"

Zahira langsung mengerucutkan bibirnya.

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-Cerita ini dibuat untuk menghibur semata. jika ada ucapan atau perbuatan yang tidak menyenangkan, saya mohon maaf.

Tidak ada niat sedikit pun dalam hati untuk menyinggung atau merendahkan apapun. Baik tempat atau siapapun. Ambil positifnya saja.

Terima kasih.

Terpopuler

Comments

nay.be

nay.be

ketawa trs liat kelakuan Ira😂

2023-08-15

1

Friska Amelia

Friska Amelia

suka ceritanya sampe aku ulang² lucu soalnya

2023-07-12

2

Mmh Astri

Mmh Astri

bagussd ko💪💪💪💪

2023-06-15

1

lihat semua
Episodes
1 Zahira Rahmadia Alfiqri.
2 Berdiri
3 Merajuk
4 Ucapan
5 Merengek.
6 Sekotak makanan
7 mbah Rohman
8 Surat.
9 Kepergian Yusuf
10 Buku
11 Kerudung
12 Rindu
13 Melahirkan.
14 Bayi AL
15 Tumbuh Dewasa
16 Siap nona bos
17 Sekuriti Baru.
18 Gelang
19 Kedatangan Yusuf
20 Tersenyum.
21 Surat balasan
22 Kasmaran
23 Kesucian mata
24 Terkejut
25 Rencana
26 Jangan menolak
27 Tak disangka
28 Tante kun kun
29 Sendu
30 Surat pertanyaan.
31 Belajar
32 Memicingkan mata
33 Memilih
34 Baikan
35 Pertanyaan Riziq
36 Jawaban Yusuf
37 Terkejut
38 Adiku
39 Keputusan
40 Sah
41 Resepsi
42 Tamu tak diundang
43 Yusuf dan Zahira
44 Salah faham
45 Rencana
46 Konsultasi
47 Melewati malam
48 Cakaran
49 Malu
50 Berkebun
51 Zahira genit
52 Zahira hilang
53 Murid baru
54 Siapa dia?
55 Dokter Ikbal
56 Klinik
57 Salah sangka
58 Tenggelam
59 Menjenguk
60 Galau
61 Rasa cemburu
62 Hukuman
63 Memijat
64 Ponsel ajaib
65 Rindu asrama
66 Hujan
67 Payung
68 Hamil
69 Pisang Ambon
70 Garis dua
71 Salah sangka
72 Ke mall
73 Perkebunan
74 Pura pura pingsan
75 Rasa Mual
76 Menitip sesuatu
77 Pesan
78 Salah
79 Daun pisang
80 Menatap
81 Pusing
82 Diculik?
83 Pulang
84 Oh Zahira
85 Mengantar
86 Jiarah
87 Pak Rudi
88 Pulang ke pesantren
89 Kepergiannya
90 Erika
91 Hasan
92 Pernikahan.
93 Melahirkan.
94 Bayinya
95 Rumah baru
96 Repot
97 Zahira untuk Yusuf.
98 Pengumuman novel baru.
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Zahira Rahmadia Alfiqri.
2
Berdiri
3
Merajuk
4
Ucapan
5
Merengek.
6
Sekotak makanan
7
mbah Rohman
8
Surat.
9
Kepergian Yusuf
10
Buku
11
Kerudung
12
Rindu
13
Melahirkan.
14
Bayi AL
15
Tumbuh Dewasa
16
Siap nona bos
17
Sekuriti Baru.
18
Gelang
19
Kedatangan Yusuf
20
Tersenyum.
21
Surat balasan
22
Kasmaran
23
Kesucian mata
24
Terkejut
25
Rencana
26
Jangan menolak
27
Tak disangka
28
Tante kun kun
29
Sendu
30
Surat pertanyaan.
31
Belajar
32
Memicingkan mata
33
Memilih
34
Baikan
35
Pertanyaan Riziq
36
Jawaban Yusuf
37
Terkejut
38
Adiku
39
Keputusan
40
Sah
41
Resepsi
42
Tamu tak diundang
43
Yusuf dan Zahira
44
Salah faham
45
Rencana
46
Konsultasi
47
Melewati malam
48
Cakaran
49
Malu
50
Berkebun
51
Zahira genit
52
Zahira hilang
53
Murid baru
54
Siapa dia?
55
Dokter Ikbal
56
Klinik
57
Salah sangka
58
Tenggelam
59
Menjenguk
60
Galau
61
Rasa cemburu
62
Hukuman
63
Memijat
64
Ponsel ajaib
65
Rindu asrama
66
Hujan
67
Payung
68
Hamil
69
Pisang Ambon
70
Garis dua
71
Salah sangka
72
Ke mall
73
Perkebunan
74
Pura pura pingsan
75
Rasa Mual
76
Menitip sesuatu
77
Pesan
78
Salah
79
Daun pisang
80
Menatap
81
Pusing
82
Diculik?
83
Pulang
84
Oh Zahira
85
Mengantar
86
Jiarah
87
Pak Rudi
88
Pulang ke pesantren
89
Kepergiannya
90
Erika
91
Hasan
92
Pernikahan.
93
Melahirkan.
94
Bayinya
95
Rumah baru
96
Repot
97
Zahira untuk Yusuf.
98
Pengumuman novel baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!