Aku duduk di gazebo seorang diri sambil meratapi nasib. Kenapa semuanya jadi tidak terkendali sih? bagaimana aku harus bersikap di depan Vian kalau sudah punya perasaan aneh di hatiku?
Aku menghela napas lagi, entah untuk yang keberapa kalinya dalam sehari ini.
Aku menatap langit yang cerah dengan tatapan nanar, dan tersadar. Matahari sudah ada di atas ubun-ubun, tapi kenapa Vian belum kembali? biasanya dia sudah pulang dari terapi.
Tapi bertemu Vian pun, aku gugup dan selalu salah tingkah. Kalau bisa, aku akan menghindarinya saja. Tapi bagaimana caranya? kamarnya saja ada di sebelahku, setiap pagi, siang dan malam selalu makan bersama. Bagaimana caranya aku bisa menghindarinya?
Tiba-tiba aku teringat pada mimpiku semalam. Vian meminta ku untuk menciumnya, dia meminta dengan suara serak-serak basah yang sangat menggoda.
Wajahku langsung terasa panas. Ya ampun.. kenapa otakku jadi mesum sekali!
"Kamu masih demam?"
Aku melonjak kaget karena tiba-tiba Vian sudah ada di sampingku. Sejak kapan dia datang??
"Wajah mu merah banget!" Vian mencoba menyentuh dahiku.
Aku berusaha menghindar.
"Kapan pulang?" tanyaku datar.
"Baru saja," Jawab Vian.
"Aku mau menunjukkan sesuatu."
"Apa?"
Vian mengangkat tangannya dan mencengkram pilar gazebo lalu menghentakkan badannya, hingga berdiri.
"Vian!! Kamu sudah bisa berdiri?"
'Berdiri?' batinku.
"Matamu lihat kemana?!" Vian menepuk puncak kepalaku, pelan. Membuatku tersadar, karena sejak tadi aku menatap bagian bawah Vian.
"Ah.. apa? kenapa?"
"Mesum banget kamu!" Vian geram.
"Haah? apa? aku.. aku.. nggak sengaja." Aku langsung menutup wajahku dengan tangan. Gara-gara mimpi itu, aku jadi berpikiran yang aneh-aneh.
Vian terduduk lagi di kursi rodanya, dia tampak letih padahal baru berdiri beberapa detik.
"Vian." Suara lelaki yang tadi terdengar, kini semakin dekat.
Aku menatap lelaki tampan yang tiba-tiba muncul di antara aku dan Vian.
"Seperti pernah lihat, tapi di mana ya?" gumamku.
"Eh, kamu siapa? aku kok baru lihat? karyawan baru?" Tanya si lelaki itu, dia memandangku sambil tersenyum.
"Saya... Fafa."
"Aku Rama," Ucapnya manis sambil mengulurkan tangan.
'Ohh.. cowok yang di foto tadi..." ucapku dalam hati.
Saat aku hendak menjabat tangannya, Vian menepis tanganku.
"Ada apa kemari?!" Ketusnya.
"Naomi menelpon ku, katanya kamu menyuruhnya untuk..."
"Bicara di kamarku saja!" Vian memotong ucapan Rama. Lalu dia memutar roda kursinya. Rama pun berjalan mengikutinya.
Aku hanya terdiam, sambil menatap kepergian mereka berdua.
Apa-apaan si Vian itu?! dia cuekin aku?
Aku menatap tanganku yang tadi ditepis nya dan cemberut. Sikapnya masih kasar, tapi kok aku malah menyukainya.
Aku menarik napas sambil memukul pelan kepalaku.
Tapi, apa yang sedang mereka bicarakan ya? Apa mungkin masalah pekerjaan?
Vian tak pernah terlihat bekerja sebelumnya, di rumah dia hanya mainan laptop saja.
Karena bosan, aku jadi berulang kali menguap.
'Apa aku ke kamar saja ya? tidur siang.' Batinku.
Aku pun bangun dari dudukku dan mulai berjalan menuju kamarku.
"Menerbitkan catatan hitam itu bukan masalah sepele, Vian!"
Saat akan memasuki kamarku, aku mendengar Rama sedang berbicara dengan Vian, di kamarnya. Aku menghentikan langkahku dan menguping sedikit pembicaraan mereka. Penasaran juga nih??
"Sepele buatku! Aku tidak suka, aku masukan Blacklist. Mau apa?!"
"Kamu nggak kasihan dengannya?"
"Nggak, toh dia tidak di pecat. Banyak mall di Jogja..." Vian berhenti bicara.
"Fafa! pergi dari situ! jangan menguping!" Bentak Vian kepadaku.
Aku melonjak kaget, "aku tidak menguping, Suara kalian saja yang terlalu keras." Jawabku lirih.
Vian membanting pintu kamarnya dengan keras, membuatku melonjak saking kagetnya.
Aku terbelalak tak percaya. Vian membanting pintu!!! Ngomong apa sih? sampai-sampai dia marah begitu, aku juga nggak tahu apa arah pembicaraannya.
Tangan ku mengangkat dan memukul-mukul angin karena kesal.
Akhirnya aku putuskan untuk turun ke lantai satu dan menemui Mbok Yem. Aku makan saja, perutku sedikit lapar gara-gara merasa kesal pada Vian.
"Mbok, saya mau makan..."
"Lho, nggak nunggu Den Vian? biasanya makan bareng."
"Ck! nggak!" Jawabku ketus.
Mbok Yem hanya tersenyum.
Aku berjalan mengambil piring lalu mulai menyendok nasi.
Hari ini Mbok Yem masak sayur asem, Sambel teri dan ada ayam goreng bumbu laos. Mantap banget dah, amarahku langsung sirna.
Dengan riang aku makan di ruang makan, sendirian. Saat kesal dan marah, makan memang obat paling mujarab.
"Kok sudah makan?" Tiba-tiba terdengar suara Vian, aku cuek dan terus makan tak peduli padanya
"Budek ya?!" Vian kesal. "Kamu nggak denger aku bicara!" Vian sudah berada di sampingku.
"Ck! jangan ganggu aku!" Aku jadi kesal.
"Eh, aku boleh gabung buat makan?" Tiba-tiba Rama duduk di sampingku.
Aku hanya mengangguk sambil tersenyum padanya.
"Mbok Yem, saya ikut makan ya." Rama bicara pada Mbok Yem sambil terus menatapku, aku jadi grogi.
Mbok Yem langsung mendekat dengan terburu-buru sambil membawa piring untuk Rama.
"Aku juga Mbok." Tiba-tiba Vian ikut bicara.
"Tumben makan di sini? biasanya makan di kamar." Celotehku.
"Ini rumahku! suka-suka aku kan!"
Aku mendengus.
Rama duduk di samping kiri ku, dan Vian duduk di samping kananku. Aku jadi tambah grogi karena di apit dua cowok ganteng.
Telan nasi pun rasanya susah.
"Ambilkan aku sambal teri." Vian mulai memerintah. Aku pun mengambil semangkuk sambal yang di minta olehnya.
"Ayam?" tanyaku.
"Iya."
"Kenapa makan cuma sedikit?" tanyaku saat melihat nasi yang ada di piring Vian hanya separuh dari porsi ku.
"Makan ku memang segini, kamu aja yang rakus." Celoteh Vian.
Aku hanya manyun sambil melanjutkan makan.
"Waahh... aku kaya nyamuk di sini.. nggak di anggap sama sekali." Ucap Rama sambil menatap aku dan Vian.
"Kamu pacar baru Vian?" Tanya Rama, kepalanya maju mendekatiku.
Aku menggeleng.
Entah kenapa aku merasa gugup saat bicara dengan Rama, dia terlalu menyilaukan. Lihat wajah gantengnya membuat jantungku berdebar-debar.
Kayaknya keluarga Vian memang punya gen berkualitas tinggi, semua keturunannya ganteng paripurna, tak bercela. Kecuali Vian yang bicaranya bikin sebal.
Rama mengelus janggutnya sambil terus menatapku.
"Nanti malam, aku menginap di sini ya, Vi?"
"Kenapa?" Ketus Vian.
"Ya... pengen aja, di rumahku sepi. Di sini sepertinya menyenangkan. Ya kan Fa?"
"Eh? kenapa?"
"Boleh, aku menginap di sini?" tanya Rama padaku.
"Lha, ini bukan rumah saya. Minta ijinnya sama Mas Vian lah."
"Nggak usah! aku nggak suka banyak orang tinggal di sini! memangnya rumahku penampungan apa!!!"
"Kalau sudah selesai makan, pergilah!!!" Usir Vian pada Rama.
"Aku nggak peduli, nanti malam aku akan datang lagi." Rama menarik napas panjang. "Aku ingin kita berhubungan baik seperti dulu lagi Vi."
Vian melempar sendok dan garpunya ke lantai, membuatku terkejut.
"Yang sudah rusak, nggak akan pernah sama lagi!!!" Geram Vian, lalu dia memutar roda kursinya dan pergi, kembali menuju kamarnya.
Rama menghela napas, sambil melihat kepergian Vian.
Situasi macam apa ini? Aku seperti ada di tengah medan perang.
"Maaf ya Fa, kamu pasti kaget." Ucap Rama.
Aku hanya tersenyum.
"Kamu sepertinya sudah terbiasa dengan tingkah Vian yang manja dan suka marah." Ucap Rama sambil menatapku.
Uuhh.. tatapan matanya bikin kaki ku lemas.
"Y.. ya sudah lumayan terbiasa memang." Ucapku lirih.
"Hey, jangan grogi dong. Aku tahu aku ganteng. Santai aja, oke?" Rama tersenyum di kulum sambil terus menatapku.
"Idiih.. Ge-er nya selangiit..." Ucapku sedikit malu.
Rama tertawa, "Kita berteman ya? aku akan sering-sering datang ke sini. Boleh?"
"Ya boleh lah, kalau Mas Vian mengijinkan." Ucapku.
"Fafa!!!" Vian berteriak keras dari kamarnya. "Cepat ke sini!!!"
Aku langsung bangun dari dudukku, "sudah dulu ya, Mas Vian memanggil." lalu aku berlari menuju kamar sang pangeran.
.
haii readers kesayangan akoh.. maafkan author yg blm bisa up lebih dr satu bab sehari ya😭.. author ngetik satu bab dr jam 3pagi loh ini, supaya sblm berangkat kerja novelnya sdh bisa up. Klo sdh berangkat kerja, otak author buntu gaes.. g bisa mikir buat nulis..
maafkeun akoh ya.. semoga hari minggu, pas author libur kerja, bisa up 2 bab.
Terimakasih untuk dukungan kalian semua kesayangan akoh.. kiss kiss..😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Pasti ceweknya selingkuh dgn Rama iya,,
2023-04-25
0
Qaisaa Nazarudin
Cih,,Tadi liat Vian berdebar2, sekarang liat Rama juga berdebar2.. itu namanya penyakit liat cogan 🤣🤣🤣
2023-04-25
0
Qaisaa Nazarudin
gak sopan banget kamu menguping pembicaraan orang,jgn suka ikut campur org lain Fa..
2023-04-25
0