Gosip.

"Fa.. Fafa..."

"Ehhmmm..." lenguhku, siapa sih yang mengganggu tidurku??

Aku mengucek mataku yang masih enggan terbuka.

"Mau sampai kapan kamu tidur di sini? sudah hampir pagi!"

Kedua mataku langsung terbuka sempurna, jantungku berdebar hebat saat melihat Vian tidur di sebelahku dan sedang memandangiku.

"Ke, kenapa aku bisa tidur di sini!!!" Aku bangun dan langsung turun dari ranjang mewah Vian.

"Aku.. aku nggak tau kenapa.. kenapa bisa tidur di sini..." Aku masih gugup dan terus meracau.

"Ck! berisik banget sih! sudah diam lah! Apa kamu ingin semua orang di rumah ini tau kalau kita tidur satu ranjang?" Vian bicara pelan tapi dengan penuh tekanan.

Aku langsung menutup mulutku agar tidak berteriak lagi.

"Ka.. kamu, tidak macam-macam padaku kan?!" bisikku.

Vian mendengus, "memangnya aku bisa melakukan apa dengan kaki seperti ini?" Ucapnya sambil mengurut dahinya.

"Maaf... aku nggak bermaksud.." Entah kenapa, aku malah merasa bersalah.

Vian menatapku sambil tersenyum, "kebiasaan tidurmu, buruk sekali."

"Apa? kenapa?" Wajahku memerah.

Memangnya apa yang aku lakukan sewaktu tidur? aah.. jangan-jangan aku ngiler? buru-buru ku sapu mulutku.

"Tadi malam kau tertidur di dekat kakiku, sewaktu aku suruh pindah, kau malah pindah ke sampingku. Semalaman memelukku..." Vian menggelengkan kepalanya beberapa kali, "kau pikir aku bantal guling, huh?"

Aku menelan ludah, "aku.. nggak mungkin begitu..." lirihku, aku semakin kalut.

"Untung saja aku begini, kalau aku normal... sudah habis kau!" geram Vian. Dia mendengus kesal.

"......"

"Sanah balik ke kamarmu! aku nggak bisa tidur semalaman gara-gara dengkuranmu!" Vian menarik selimut hingga menutupi wajahnya.

Aku pun berjalan keluar dari kamar Vian, dan menuju kamar tidurku yang ada di sebelah kamar Vian. Di luar masih gelap, aku memandang jam weker dan mendesah, "baru jam 3 pagi." Aku sudah tidak mengantuk lagi karena terkejut, akhirnya aku hanya bengong di kasur sambil melamunkan kejadian barusan.

"Aku.. tidur seranjang dengan Vian??? apa yang baru saja ku lakukan!!!!!" Geramku sambil memukul-mukul kepalaku, kesal.

"Bodoh! bodoh!"

...***...

"Kemarin malam kamu di jemput siapa?"

Aku menoleh dan melihat Adnan berdiri di sebelahku. Aku mengambil nametag ku dari dalam loker, kemudian menutup kembali lokerku dan menguncinya.

"Bukan siapa-siapa." Jawabku datar.

"Kamu di jemput malam-malam sama orang yang nggak jelas?!" Adnan terbelalak.

"Ya bukan urusanmu juga kan? memangnya kita ada hubungan apa sampai kamu begitu peduli padaku?" Aku berjalan melewati Adnan, menuju pintu keluar ruang istirahat hendak menuju counter ku.

"Kita teman kan?" Adnan terus membuntuti ku.

"Teman juga ada batasnya untuk ikut campur!" Ucapku, ketus.

"Maaf, aku harus kerja."

"Kamu berubah!" Ucap Adnan.

Aku tak peduli, dan terus berjalan.

"Aku tahu, aku ini cuma Satpam! Aku nggak punya mobil! aku cuma punya motor butut!"

Aku berhenti berjalan lalu berbalik menatap Adnan, "apa maksudmu?"

"Aku tahu diri lah... aku tahu kalau kamu pasti lebih memilih orang kaya."

"Picik sekali pikiranmu! Aku tidak pernah membeda-bedakan orang karena dia kaya atau tidak!"

"Kamu itu..." Aku berhenti bicara. Memalukan sekali jika aku harus mengungkit lagi tentang perasaan kesalku karena dia tak menepati janjinya dulu. Bahkan sampai sekarang aku tak pernah tau alasannya mengingkari janji denganku.

"Huh! Sudahlah!" Aku berbalik dan meninggalkan Adnan. Aku malas berbicara dengannya lagi.

Orang seperti Adnan nggak pantas untuk ku kejar-kejar! Bisa-bisanya dulu aku begitu tergila-gila padanya.

Aku menggelengkan kepalaku, "kesaalnya!!!!!" geramku.

Aku berjalan menuju counter ku, dan mulai melakukan aktivitas ku, membersihkan barang daganganku yang sedikit berdebu.

Ku pukul-pukul baju yang tergantung di hanger supaya debunya terlepas sembari melampiaskan kesalku pada Adnan.

Dia sendiri yang menghindariku! dia sendiri yang sudah berjanji dan dengan seenaknya mengingkari! Eh, tanpa merasa bersalah, sekarang malah mencampuri urusanku! memangnya siapa dia!!!

"Biasa aja kali, pukul-pukul bajunya." Nunung tiba-tiba mendekat.

"Kesel banget aku sama si Adnan!!!"

Nunung diam dan terus menatapku.

"Ada apa? kenapa?" Aku balik menatap Nunung.

"Kamu punya pacar orang kaya, yah?"

"Ya ampuun... please deh!!!"

"Kemarin waktu kamu off..." Nunung mendekati ku, lalu berbisik.

"Melsa bergosip di ruang istirahat, katanya, setiap malam kamu selalu di jemput om-om naik mobil. Kadang kamu di jemput pake Alphard, kadang kamu di jemput pake Camry."

Aku berdecak kagum, "Luar biasa si Melsa ya? malam-malam tapi masih bisa lihat merk mobil sedetail itu? aku saja nggak tau mobil apa saja yang sudah kunaiki."

"Ish!!! bukan itu masalahnya!" Nunung kesal.

"Gosip ini sudah menyebar, semua orang mengira kamu itu cewek nggak bener, cewek yang bisa di ajak pergi Om-om kaya."

Aku tertawa, "biar sajalah.. aku malas untuk menanggapi."

"Nggak bisa begitu dong!" Nunung langsung menutup mulutnya karena keceplosan bicara terlalu keras.

"Kamu itu baru 20 tahun, masih gadis ting-ting! nggak boleh ada gosip miring seperti ini! Nanti nggak ada cowok baik-baik yang mau sama kamu!!!"

Aku menatap sahabat baikku ini dengan haru, lalu memeluknya.

"Eh kenapa? ada apa?" Nunung bingung.

"Kamu memang sahabat terbaikku, walaupun kamu nggak bertanya apa-apa padaku tapi kamu tetap percaya bahwa aku masih gadis ting-ting. Aku terharu..." Aku mengencangkan pelukanku.

Nunung pun menepuk-nepuk punggungku. "Mana mungkin aku percaya gosip seperti itu, aku nggak mungkin percaya kamu berani berbuat begitu, wong naksir Adnan hampir satu tahun aja kamu nggak berani ngapa-ngapain, begitu-begitu aja, monoton. masa tiba-tiba kamu jadi piaraan Om-om. Kan aneh!"

Aku langsung melepaskan pelukanku dan mendorong Nunung. Bibirku mengerucut, kesal.

"Nunung!" Ibu koordinator memanggil, "kembali ke counter mu!"

Nunung nyengir lalu buru-buru kembali ke counter nya.

Counter Nunung persis di sebelahku, counter kami hanya di pisahkan oleh sekat cermin.

Tiba-tiba Nunung menyembulkan kepalanya, "nanti saat istirahat, kita lanjut lagi ya." Bisiknya.

"Wegah!" (Nggak mau!) Ucapku.

Aku menatap sahabatku itu sambil tersenyum. Nunung hanya satu tahun lebih tua dariku, tapi dia sudah menikah dan mempunyai seorang anak yang sangat lucu bernama Geovani. Umurnya baru satu setengah tahun.

Di Mall ini, hanya Nunung lah yang paling dekat denganku. SPG lain sangat sulit di dekati, gaya mereka sangat jauh di atasku. Aku tak akan bisa mengikutinya.

Gaya makeup, penampilan, semuanya sangat berbanding terbalik denganku.

Aku memang bekerja di Mall yang ada di pusat kota ini, tapi aku tetap gadis desa. Penampilanku akan menunjukan identitasku sebagai gadis desa, sekeras apapun aku berusaha untuk tampil trendy.

Mungkin karena semua benda yang menempel di tubuhku ini adalah barang-barang murah, sehingga aku tak pernah terlihat modis.

Tapi itu bukan masalah, toh aku baik-baik saja.

Terlalu mengutamakan penampilan dan ingin bersaing dengan orang lain, hanya akan membuatku tersiksa. Lebih baik aku bersyukur saja pada semua yang aku miliki sekarang.

Semua yang ada padaku sudah merupakan anugerah. Aku bahagia dengan diriku yang apa adanya

Terpopuler

Comments

Acoh Kwekwek

Acoh Kwekwek

👍👍👍 Fafa

2023-01-04

0

cha

cha

piaraan om om...pak selamet dong fa🤣🤣

2022-12-05

0

Anonymous

Anonymous

setuju fafa...syukuri yg kamu punya

2022-09-03

0

lihat semua
Episodes
1 Namaku Fafa.
2 Radio.
3 Sebuah Misi.
4 keputusan.
5 bermula.
6 Pelangi??
7 jurus penjualan.
8 kursi kayu jati bikin emosi.
9 jalan-jalan pagi.
10 Marah membawa berkah.
11 Permintaan maaf.
12 Terapi di mulai.
13 Khayalan Mbok Yem.
14 Gosip.
15 Lelaki kardus dan Sundel bolong.
16 Siapa Falentina?
17 SP satu.
18 Ke Pantai.
19 Perasaan yang tak terkendali.
20 Bertemu sepupu.
21 Karaoke.
22 Blacklist.
23 Ternyata Vian...
24 Acuh.
25 Kecewa.
26 Janji ku.
27 Siapa aku di hatimu.
28 First kiss.
29 Mami mertua?
30 Ada apa antara Vian dan Rama?
31 O.. oh, kamu ketahuan.
32 Malu.
33 Pulang Kampung jadi sultan.
34 Bertemu lelaki primadona desa.
35 Mas Vian, I luv u..
36 Kedatangan sang pujaan hati.
37 Alon le...
38 Pulang ke Jogja.
39 Restu dari Mommy.
40 Penasaran.
41 Kembali bekerja.
42 Terkuak.
43 Visual.
44 Cara jitu mendapatkan kebenaran.
45 I luv u more...
46 Benci!
47 Benci (benar-benar cinta)
48 Pak Juliver.
49 Jagalah Hati.
50 Berteman??
51 Ajakan Mommy.
52 Suami pencemburu.
53 Makan malam..
54 Makan Malam part 2
55 Keributan saat sarapan.
56 Sakit hati.
57 Sudah tak peduli lagi?
58 Jujurlah tanpa ku tanya!
59 Pertengkaran.
60 Dilema.
61 Balik kampung lagi.
62 I Miss you, but I hate You!
63 Balik kampung lagi part 2
64 Dunia terbalik.
65 Jatuh cinta lagi.
66 Gara-gara ubi Cilembu.
67 Ketemu Besan.
68 Kemenangan sejati.
69 Hari H.
70 Sampai maut memisahkan. (END)
71 pengumuman karya baru.
72 karya baru
73 promo karya baru
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Namaku Fafa.
2
Radio.
3
Sebuah Misi.
4
keputusan.
5
bermula.
6
Pelangi??
7
jurus penjualan.
8
kursi kayu jati bikin emosi.
9
jalan-jalan pagi.
10
Marah membawa berkah.
11
Permintaan maaf.
12
Terapi di mulai.
13
Khayalan Mbok Yem.
14
Gosip.
15
Lelaki kardus dan Sundel bolong.
16
Siapa Falentina?
17
SP satu.
18
Ke Pantai.
19
Perasaan yang tak terkendali.
20
Bertemu sepupu.
21
Karaoke.
22
Blacklist.
23
Ternyata Vian...
24
Acuh.
25
Kecewa.
26
Janji ku.
27
Siapa aku di hatimu.
28
First kiss.
29
Mami mertua?
30
Ada apa antara Vian dan Rama?
31
O.. oh, kamu ketahuan.
32
Malu.
33
Pulang Kampung jadi sultan.
34
Bertemu lelaki primadona desa.
35
Mas Vian, I luv u..
36
Kedatangan sang pujaan hati.
37
Alon le...
38
Pulang ke Jogja.
39
Restu dari Mommy.
40
Penasaran.
41
Kembali bekerja.
42
Terkuak.
43
Visual.
44
Cara jitu mendapatkan kebenaran.
45
I luv u more...
46
Benci!
47
Benci (benar-benar cinta)
48
Pak Juliver.
49
Jagalah Hati.
50
Berteman??
51
Ajakan Mommy.
52
Suami pencemburu.
53
Makan malam..
54
Makan Malam part 2
55
Keributan saat sarapan.
56
Sakit hati.
57
Sudah tak peduli lagi?
58
Jujurlah tanpa ku tanya!
59
Pertengkaran.
60
Dilema.
61
Balik kampung lagi.
62
I Miss you, but I hate You!
63
Balik kampung lagi part 2
64
Dunia terbalik.
65
Jatuh cinta lagi.
66
Gara-gara ubi Cilembu.
67
Ketemu Besan.
68
Kemenangan sejati.
69
Hari H.
70
Sampai maut memisahkan. (END)
71
pengumuman karya baru.
72
karya baru
73
promo karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!