Sebuah Misi.

Sepulang kerja, aku langsung berlari menuju kamar kost dan mengambil HP jadul ku, aku pelototi layar nya dan langsung merasa kecewa. Tak ada chat dari Adnan -sama sekali-

"Mungkin besok pagi, ya. Pasti besok pagi dia kirim chat." Ujarku menenangkan diri.

Dan ternyata sampai besok hari nya pun, HP ku terus membisu. Tak ada chat ataupun panggilan telpon yang masuk.

Padahal aku sudah membuang waktu seharian melototin layar HP dan menunda semua kegiatan yang sudah ku jadwalkan sebelumnya demi menunggu kepastian dari Adnan. Tapi hasilnya nihil!

Sampai malam tiba pun, aku tak kunjung menerima kabar. Bahkan permintaan maaf pun tak ada.

Kesal nya luar biasa!!

...*...

Saat menuruni tangga di ruang istirahat, aku bertemu Adnan. Tapi dia diam saja, seolah tak ada apa-apa.

Apa menurutnya, ucapannya kemarin hanya basa-basi? maksudnya bagaimana sih? apa menurutnya, aku ini nggak penting?

Aku mendengus kesal. Ingin rasanya ku tanyakan alasan kenapa kemarin dia tak memberi kabar. Tapi aku langsung urungkan niatku, 'tengsin amat!' batinku.

Yang ku lakukan hanya mendiamkannya, walaupun kami bolak-balik berpapasan di ruang istirahat dan lorong toko.

"Fa!"

Aku menoleh dan melihat Mira, salah satu SPG yang ku kenal.

"Hey, ada apa?"

Aku mau pamitan, mulai besok aku sudah nggak bekerja di sini."

"Loh, kenapa?" Aku menyambut uluran tangannya dan berjabatan.

"Nggak kenapa-kenapa, aku dapat pekerjaan yang lebih bagus." Ucapnya sambil tersenyum.

"Beneran? Syukur deh. Tambah sukses ya. oh ya, sudah ada yang gantiin kamu belum?"

"Belum nih, kamu ada kenalan?"

"Ada." Ucapku cepat. "Minta alamat kantor kamu dong."

"Oke deh, nanti aku kasih alamatnya."

"Sip lah, thank you ya.."

Besok lagi saat lari pagi, aku akan menyerahkan alamat ini ke Pak Satpam di rumah besar itu. Siapa tahu anaknya bisa di terima bekerja.

Aku jadi teringat diriku sendiri, bagaimana susahnya mencari pekerjaan. Dan saat ada seseorang memberi tahu info lowongan kerja, betapa bahagianya aku saat itu. Aku benar-benar terharu.

Orang-orang baik seperti itu pasti di berkahi Tuhan kan? dan aku ingin menjadi salah satu diantaranya.

Aku lari pagi di hari berikutnya, hari ini nggak seperti biasanya. Hari ini aku membawa sebuah misi.

Karena kesal selalu bertemu Adnan di toko, aku memutuskan mengambil cuti. Jadi hari ini aku off lagi. Enaknya jadi SPG itu begitu, bisa libur sesuai keinginan hati, asal bukan hari minggu atau hari libur nasional. Karena di hari-hari tersebut, haram hukumnya untuk SPG mengambil cuti. Karena dapat di pastikan Mall akan ramai dari pada hari biasa.

Setelah berlari cukup jauh, akhirnya sampailah aku di rumah gedong yang super besar.

Membayangkan wajah Pak Satpam yang gembira saat ku beri tahu tentang lowongan pekerjaan ini, hatiku langsung terasa hangat.

Aku mendekati pagar rumah besar itu dan melirik pos satpam yang kosong.

"Kemana perginya si Bapak?" gumamku.

'Tin! Tin!

Aku melonjak kaget dan menoleh. Ternyata ada mobil sedan warna hitam mengkilat, di belakang ku.

"Ada apa Mbak?" Seorang wanita setengah baya, dengan rambut yang separuhnya berwarna putih dan rapih karena di sanggul ke belakang, keluar dari dalam mobil.

Wanita itu sangat cantik dan anggun dengan setelan baju yang sangat elegan. Aku adalah SPG fashion, jadi aku tahu kalau baju yang di kenakan Ibu ini bukan sembarang merk. Harganya mahal. Ya, namanya juga orang kaya.

"Mbak?"

Aku terkesiap dan bangun dari lamunan, "mm.. saya cari Pak Satpam." Ucapku sedikit ragu, karena aku tak mengingat namanya.

"Ada apa cari Pak Satpam?"

"Ah, ini.." Aku menyerahkan secarik kertas.

Wanita itu menerima kemudian membacanya.

"Ini apa?" Tanyanya lembut.

"Itu alamat kantor yang sedang membutuhkan SPG. Kemarin Pak satpam bilang, katanya putrinya sedang mencari pekerjaan."

Ibu itu tersenyum, "Ayo masuk." Ajaknya.

Waduh? kok aku malah di suruh masuk? ngobrol di luar gerbang aja sudah grogi setengah mati, apalagi harus masuk ke dalam rumah megah bak istana itu.

"Ehm, tidak usah Bu. Saya menunggu di sini saja." Balasku, sungkan.

"Ayo, nggak apa. Masuk saja." Si Ibu menarik tanganku dan mengajak masuk ke dalam mobil mewahnya.

Tiba-tiba pintu gerbang terbuka dan mobil ini pun meluncur masuk melewati jalan setapak yang di sisi kanan kiri nya di tumbuhi pohon-pohon rindang.

Aku berdecak kagum dan tak henti-hentinya menggelengkan kepala mengagumi kemegahan taman yang ku lewati. Dari pintu gerbang menuju rumahnya saja, bisa untuk membangun beberapa petak rumah. Luasnya luar biasa, MashaAlloh..

Akhirnya kami sampai di rumah megah yang selalu ku pandangi dari balik gerbang, mobil ini berhenti tepat di depan pintu megah yang super tinggi dan di apit oleh dua pilar yang besar dan menjulang.

Si Ibu keluar dari mobil dan mengajakku masuk ke dalam rumah nya.

Mulutku menganga lebar, terlalu lebar hingga mungkin lalat bisa dengan sengaja memasukinya.

Rumah ini sungguh luar biasa! Dari luar sudah terlihat megah dan tak kalah menakjubkan dari dalam. Interiornya begitu istimewa, dan perabotan yang ada di dalamnya juga tak sembarangan. Aku tak berani bergerak dari tempatku berdiri, aku takut merusak semua benda mewah ini jika menyentuhnya. Kaki ku gemetar.

Sepertinya aku harus mengoreksi khayalan ku waktu itu. Kerja keras tanpa makan selama 50 tahun, belum tentu bisa untuk membeli rumah yang sangat menakjubkan ini.

Aku menghela napas pelan.

"Silahkan duduk," Ucap Ibu itu sopan.

"I.. iya, terima kasih." Aku menempelkan pantatku di sofa yang berwarna keemasan, empuk sekali.

Wanita itu sungguh orang kaya yang anggun. Aku pernah bertemu dengan customer di mall dengan penampilan yang hampir sama, tapi sikap dan cara bicara yang sangat berbeda.

'Krompyang!!!'

Hampir saja jantungku meloncat.

"Pergi dari sini! aku nggak butuh kalian!!!"

Aku menoleh, suara tadi berasal dari lantai dua. Dan tak lama kemudian, ada seorang wanita muda -sepertinya seumuran denganku-, memakai baju putih layaknya seorang perawat, keluar dari salah satu kamar sambil menangis.

"Jangan berani muncul lagi dan menampakkan muka jelekmu!!!"

Siapa sih laki-laki kasar itu! Pengen banget ta uwel-uwel mukanya! Nggak punya sopan santun, menghina orang seenaknya!

Belum lihat wajahnya, tapi aku tahu kalau dia pasti lelaki paling jelek sejagad raya! Benci aku sama orang yang suka menginjak-injak orang lain.

Si Wanita anggun tadi hanya menggelengkan kepala lalu mendekati perawat yang menangis tersedu-sedu.

"Maaf ya, mungkin Vian sedang kesal. Jangan di ambil hati."

"Iya Nyonya, saya maklum. Tapi maaf, saya mau mengundurkan diri saja. Maafkan saya."

Si Nyonya rumah menatap perawat itu dengan penuh penyesalan. "Baiklah kalau begitu, nanti gaji kamu saya transfer ya."

Lalu si perawat itu pergi dan Nyonya pemilik rumah mendekati ku. "Maaf ya, kamu jadi lihat kejadian yang kurang enak."

Aku tersenyum, "saya yang nggak enak sudah bertamu di waktu yang kurang tepat."

Si Nyonya tersenyum lagi, "Oh ya, sebentar saya panggilkan Pak Satpam. Mungkin dia sedang sarapan di dapur."

"Terima kasih." Ucapku sambil mengangguk.

Tak lama kemudian, Satpam yang waktu itu bertemu denganku di depan rumah, menghampiriku.

Aku pun tersenyum sambil bangun dari dudukku

"Masih ingat saya, Pak?" tanyaku.

"Oh... ya..." Jawab si Satpam agak bingung.

Aku yakin 100% kalau si Bapak nggak inget padaku. Tapi ya sudah, tak apa. Aku beri alamat ini terus langsung ngacir ah! lumayan malu juga nih!

"Dulu kan Bapak pernah minta di kabari kalau ada info lowongan kerja. Nah, kebetulan teman saya ada yang resign, dan belum ada penggantinya. Siapa tau putri Bapak mau melamar jadi SPG, ini alamat kantornya." Ucapku sambil menyerahkan secarik kertas yang sudah kumal karena ku remas dari tadi.

"Oh iya!"

Nah, kalau ekspresi ini, aku yakin dia sudah ingat kejadian waktu itu.

"Aduh, saya bikin repot ya? terima kasih sekali ya Mbak." Ucap si Bapak Satpam.

"Nggak repot kok, kan kebetulan sambil lari pagi. Kalau begitu saya permisi."

"Eh, kok buru-buru. Temenin saya ngobrol dulu yuk."

Si Nyonya rumah yang dari tadi berdiri di sampingku, menarik tanganku. Berusaha mencegah kepergianku.

"Tapi, saya..."

"Mau berangkat kerja?"

"Kebetulan saya sedang cuti."

"Nah kan, kita bisa ngobrol sekalian sarapan. Gimana?"

Wah... sarapan? jam tujuh pagi?

Aku jadi teringat masa-masa sewaktu aku masih tinggal di desa bersama Bapak dan Ibu. Aku selalu sarapan jam tujuh pagi, pakai nasi anget, tempe goreng dan sambel terasi tak lupa lalapan daun singkong. Air liurku hampir menetes. Itu adalah masa-masa terindah dalam hidupku.

Sekarang, setelah hidup sendiri di Jogja, aku sudah tak mengenal sarapan jam tujuh pagi.

Aku selalu menggabungkan sarapan dan makan siang di jam 11. Sudah tentu alasannya adalah untuk menekan pengeluaran, haha... Betapa kasihan diriku, hixs.

Orang tua bilang, 'pamali nolak rejeki'. Dosa! Aku harus menuruti petuah orang tua. Hehe.

Lagi pula cacing di perutku langsung bernyanyi begitu mendengar kata 'sarapan'.

Untung suaranya tak terlalu nyaring, malu aku.

Tapi, kenapa si Nyonya rumah begitu baik padaku ya? Aku jadi penasaran.

.

Terpopuler

Comments

cha

cha

pamali nolak rezeki...aku juga pernah jadi SPG..

2022-12-05

0

Erna Yunita

Erna Yunita

nah tu tau....PAMALI

2022-09-14

0

Erna Yunita

Erna Yunita

Ya Allah.....ini fakta....bukan rekayasa

2022-09-14

0

lihat semua
Episodes
1 Namaku Fafa.
2 Radio.
3 Sebuah Misi.
4 keputusan.
5 bermula.
6 Pelangi??
7 jurus penjualan.
8 kursi kayu jati bikin emosi.
9 jalan-jalan pagi.
10 Marah membawa berkah.
11 Permintaan maaf.
12 Terapi di mulai.
13 Khayalan Mbok Yem.
14 Gosip.
15 Lelaki kardus dan Sundel bolong.
16 Siapa Falentina?
17 SP satu.
18 Ke Pantai.
19 Perasaan yang tak terkendali.
20 Bertemu sepupu.
21 Karaoke.
22 Blacklist.
23 Ternyata Vian...
24 Acuh.
25 Kecewa.
26 Janji ku.
27 Siapa aku di hatimu.
28 First kiss.
29 Mami mertua?
30 Ada apa antara Vian dan Rama?
31 O.. oh, kamu ketahuan.
32 Malu.
33 Pulang Kampung jadi sultan.
34 Bertemu lelaki primadona desa.
35 Mas Vian, I luv u..
36 Kedatangan sang pujaan hati.
37 Alon le...
38 Pulang ke Jogja.
39 Restu dari Mommy.
40 Penasaran.
41 Kembali bekerja.
42 Terkuak.
43 Visual.
44 Cara jitu mendapatkan kebenaran.
45 I luv u more...
46 Benci!
47 Benci (benar-benar cinta)
48 Pak Juliver.
49 Jagalah Hati.
50 Berteman??
51 Ajakan Mommy.
52 Suami pencemburu.
53 Makan malam..
54 Makan Malam part 2
55 Keributan saat sarapan.
56 Sakit hati.
57 Sudah tak peduli lagi?
58 Jujurlah tanpa ku tanya!
59 Pertengkaran.
60 Dilema.
61 Balik kampung lagi.
62 I Miss you, but I hate You!
63 Balik kampung lagi part 2
64 Dunia terbalik.
65 Jatuh cinta lagi.
66 Gara-gara ubi Cilembu.
67 Ketemu Besan.
68 Kemenangan sejati.
69 Hari H.
70 Sampai maut memisahkan. (END)
71 pengumuman karya baru.
72 karya baru
73 promo karya baru
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Namaku Fafa.
2
Radio.
3
Sebuah Misi.
4
keputusan.
5
bermula.
6
Pelangi??
7
jurus penjualan.
8
kursi kayu jati bikin emosi.
9
jalan-jalan pagi.
10
Marah membawa berkah.
11
Permintaan maaf.
12
Terapi di mulai.
13
Khayalan Mbok Yem.
14
Gosip.
15
Lelaki kardus dan Sundel bolong.
16
Siapa Falentina?
17
SP satu.
18
Ke Pantai.
19
Perasaan yang tak terkendali.
20
Bertemu sepupu.
21
Karaoke.
22
Blacklist.
23
Ternyata Vian...
24
Acuh.
25
Kecewa.
26
Janji ku.
27
Siapa aku di hatimu.
28
First kiss.
29
Mami mertua?
30
Ada apa antara Vian dan Rama?
31
O.. oh, kamu ketahuan.
32
Malu.
33
Pulang Kampung jadi sultan.
34
Bertemu lelaki primadona desa.
35
Mas Vian, I luv u..
36
Kedatangan sang pujaan hati.
37
Alon le...
38
Pulang ke Jogja.
39
Restu dari Mommy.
40
Penasaran.
41
Kembali bekerja.
42
Terkuak.
43
Visual.
44
Cara jitu mendapatkan kebenaran.
45
I luv u more...
46
Benci!
47
Benci (benar-benar cinta)
48
Pak Juliver.
49
Jagalah Hati.
50
Berteman??
51
Ajakan Mommy.
52
Suami pencemburu.
53
Makan malam..
54
Makan Malam part 2
55
Keributan saat sarapan.
56
Sakit hati.
57
Sudah tak peduli lagi?
58
Jujurlah tanpa ku tanya!
59
Pertengkaran.
60
Dilema.
61
Balik kampung lagi.
62
I Miss you, but I hate You!
63
Balik kampung lagi part 2
64
Dunia terbalik.
65
Jatuh cinta lagi.
66
Gara-gara ubi Cilembu.
67
Ketemu Besan.
68
Kemenangan sejati.
69
Hari H.
70
Sampai maut memisahkan. (END)
71
pengumuman karya baru.
72
karya baru
73
promo karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!