Pelangi??

Tok. Tok. Tok.

Aku mengetuk pintu tiga kali, tapi hening, tak ada jawaban.

Akhirnya aku memberanikan diri membuka pintu kamar, perlahan. Lalu menyembulkan kepalaku di antara pintu untuk melihat keadaan di dalam. Siapa tahu ada vas bunga atau sepatu, terbang ke arahku.

Aman.

Aku membuka pintu makin lebar dan memberanikan diri untuk masuk.

Sang Pangeran jutek itu masih tertidur lelap di ranjang nya yang megah, aku menghela napas, lega.

"Waaow..." Ucapku pelan.

Kamar Sang pangeran sungguh megah. Aku mengedarkan pandanganku ke seluruh sudut ruangan, sambil berdecak kagum.

Kemarin saat aku masuk ke sini, aku tak sempat memperhatikan betapa megah kamar ini karena terlalu emosi.

Orang ini pasti belum pernah merasakan hidup susah dan menghitung berapa rupiah yang harus di keluarkan dalam sehari hanya untuk makan.

Perlahan, aku meletakkan nampan yang berisi sarapan dan obat sang pangeran, di atas meja kecil yang ada di dekat ranjang. Dan memberanikan diri menepuk pundak si pangeran untuk membangunkannya.

Sang Pangeran mengibaskan tangannya, seolah mengusir lalat yang sudah mengganggu tidur lelapnya.

"Mas Vian, sudah siang. Bangun. Sarapan." Ucapku selembut mungkin.

Demi lima juta!

"Berisik!!!" Bentaknya.

Aku melonjak kaget.

Busyet! Baterai nya baru di charge ya? kenceng amat suaranya.

Tapi aku nggak boleh gentar.

"Bangun!" Kali ini aku juga ikut membentak sambil menarik selimut yang menutupi tubuh Vian dan melemparkannya ke lantai.

Vian membelalakkan matanya ke arahku, wajahnya merah padam karena marah.

"Pergi kamu!!! Kamu di pecat!!!"

"Ohh.. tidak bisa. Yang bisa memecat ku adalah Bu Atikah. Kamu nggak punya hak! Hahaha.."

Bug!

Tawaku terhenti, karena Vian melemparku dengan bantal.

'Asemb tenan!'

"Kamu mau mandi sendiri? atau mau ku mandikan!" Aku menatap tajam ke arahnya.

"Kau gila ya!!!" Vian langsung meraih kursi rodanya dan berusaha memindahkan tubuhnya sendiri dari ranjang ke kursi roda.

Sungguh perjuangan yang lumayan berat.

Saat aku mendekat hendak membantu, Vian malah bertambah kesal. Akhirnya aku hanya bisa memalingkan muka, tak berani menatapnya. Takut dia merasa malu.

Setelah perjuangannya berhasil, Vian langsung memutar roda kursinya menuju kamar mandi yang masih satu ruangan dengan kamarnya.

Lagi-lagi aku menghela napas lega.

Dengan segera aku membereskan tempat tidur Vian yang kusut. Membuka jendela-jendela besar dan membiarkan udara pagi yang sejuk masuk ke dalam.

Saat melihat remote AC, aku langsung menyambar dan memencet tombol off.

"Mas Vian mau pakai baju apa? biar aku siapin." Ucapku sambil membuka lemari pakaian Vian. Dan untuk kesekian kalinya aku tercengang. Lemari pakaian yang besar ini, penuh berisi pakaian mahal. Jas, kemeja, kaos ,jeans, bahkan celana dalamnya saja seharga celana jeans yang biasa ku pakai.

Aku menggelengkan kepala.

Aku menoleh ke arah pintu kamar mandi, tapi Mas Vian belum juga keluar. Lalu pandanganku terpaku pada sebuah foto yang sangat indah. Foto Mas Vian memakai setelan jas, berdiri di antara pilar yang menjulang tinggi. Ganteng! Benar-benar tampak seperti pangeran.

"Sudah selesai melototin fotoku!"

Aku melonjak kaget, dan langsung menoleh ke arah Mas Vian yang ternyata hanya memakai baju handuk. Wajahku terasa panas karena melihat kulit putih Mas Vian yang masih setengah basah dan rambut hitamnya yang masih meneteskan rintik air ke pundak kekarnya. Dan, oh, apa itu pelangi?

Sepertinya aku mulai berhalusinasi.

"Sudah selesai melototin aku? dasar cewek mesum! Nggak pernah lihat cowok habis mandi apa? lidahmu menjulur kayak an*ing!"

Aku mengusap bibirku. Aku tahu lidahku tidak menjulur seperti yang dia katakan. Tapi rasanya, tanganku ingin menyapu bibir sambil menutupi air liur yang ku telan.

"Heh! mau apa kamu dengan celana dalam ku!"

Hah! Aku baru tersadar kalau aku masih memegang celana dalam Mas Vian. Dengan segera aku membuangnya. Lalu buru-buru mengambilnya kembali.

Duhh!! kenapa aku jadi kikuk begini sih!!!

"A.. aku mengambilnya untukmu." Ucapku, gugup. Lalu ku letakkan celana dalam -pembuat onar- itu ke atas ranjangnya, dan langsung berlari menuju pintu lalu menutupnya.

"Cepat pakai bajumu! Dan makan sarapanmu!" Teriakku dari balik pintu.

Aku masih terpaku sambil menempel di pintu kamar Vian, persis cicak. Rasanya lutut ku lemas sekali. Baru kali ini aku melihat lelaki setengah telanj*ng. Walau memakai baju handuk, tapi tetap tak bisa menutupi aura sexy nya.

Duh Gusti!! kenapa jadi deg-degan gini sih!!

Aku memandang jam tangan ku dan menghela napas.

"Sudah jam setengah delapan, aku harus siap-siap berangkat kerja." Aku mendesah dan berjalan kembali ke kamarku.

...*...

"Huft..."

"Kenapa sih?"

"Hah?" Aku menoleh ke arah Nunung -teman sesama SPG- yang sedari tadi duduk di sampingku. Kami sedang menikmati jam istirahat sambil makan di kantin Mall.

"Dari tadi bengong terus, kenapa?"

"Aku lagi mikir aja... Susah bener dapet pacar."

Nunung tersenyum, "koe kui sing kakehan milih!"

"Kakehan milih, opo! yang di pilih aja, nggak ada!" Ucapku, nelangsa.

Harapanku satu-satunya adalah Adnan, tapi orangnya sendiri hanya mempermainkan perasaanku.

Janjian jalan, tapi sampai sekarang nggak ada kabar beritanya. Permintaan maaf pun nggak ada!

Sialnya kisah cintaku ini...

Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal.

"Tuh liat Melsa."

Aku melihat ke arah seorang cewek yang di tunjukkan Nunung dengan dagunya.

Cewek cantik, tinggi dan ramping. Walaupun berambut lurus kaku karena rebounding yang gagal.

"Kenapa memangnya?" Bisikku.

"Kemarin waktu dia Off, dia datang ke sini sama cowok barunya."

"Baru? lagi?" Aku menepuk jidatku.

Aku aja satu belum dapat. Si Melsa ini, baru sebulan yang lalu pamer cowok baru, sekarang sudah ganti lagi! Dunia tak adil padaku!

"Yang sekarang bagaimana? ganteng?" tanyaku, penasaran.

Sebenarnya, aku dan Melsa tidak terlalu dekat. Tapi karena counter kami berhadapan, secara tidak langsung aku selalu bertemu dia setiap hari. Menyebalkan.

Nunung mengangkat pundaknya, "standard banget. Nggak tahu deh!"

"Mungkin kaya?" Aku melanjutkan gibah yang semakin memanas.

"Hahaha... kulitnya item kusam, kayak yang nggak pernah mandi. Kaya dari Hongkong?!" Ucap Nunung, sinis.

Memang, Melsa adalah salah satu SPG yang kurang di sukai oleh teman-teman toko, termasuk Nunung. Dia agak sombong dan suka mencela orang lain, dan aku termasuk dalam daftar orang-orang yang sering di cela olehnya.

"Hai.. lagi pada makan apa nih?" Tiba-tiba si genderwo, eh Melsa, mendekat dan duduk di sampingku. Haduwh.. bulu kudukku langsung berdiri.

"Kemarin siapa? pacar baru?" Tanya Nunung acuh sambil meminum es teh nya.

"Ck, biasa. Fans.." Ucap Melsa sambil mengibaskan rambut kakunya.

"Oh iya Fa, gimana? katanya kamu lagi deket sama satpam kita?"

Sial! tahu dari mana dia! dasar tukang gosip.

"Fafa.. Fafa, butuh berapa bulan sih? buat deketin seorang satpam? Emang nggak ada cowok lain gitu? Supervisor kek, manager kek?" Melsa berbicara sambil menggerakkan seluruh wajahnya. Dari bola mata yang muter-muter, hidung kembang kempis dan mulut yang bergerak-gerak terlalu banyak, melebihi kata-kata yang di ucapkan.

Aku diam saja, berusaha untuk tidak membalas kata-katanya. Karena, jika aku sampai terpancing, dia pasti merasa menang.

Diam itu lebih baik. Aku juga nggak mau Adnan sampai di bawa-bawa dan marah padaku lalu menjauhi diriku. Aku masih menaruh harapan padanya, walaupun dia masih bersikap tak jelas.

"Memangnya kenapa dengan Satpam?!"

Nunung! aduuhh! Aku langsung menutup wajahku dengan tangan.

"Ya nggak apa-apa juga sih." Melsa beranjak dari duduknya, "cocok sama kamu." Ucapnya lagi, sambil memegang pundak ku, kemudian berlalu.

"Hrgghh!!! Kurang ajar banget tuh anak!" Nunung mengepalkan kedua tangannya sambil melotot ke arah Melsa.

Aku hanya menghela napas sambil memandangi teman terbaikku ini, yang masih bisa melanjutkan makan sambil terus meracau karena kesal pada Melsa.

Terpopuler

Comments

Herlina Riansyah

Herlina Riansyah

kirain Vian jd mahluk pelangi ... ada² aj km Fa 😅😅🤣

2023-05-06

1

cha

cha

baru liat hsndur Ama air netes kayak liat pelangi

2022-12-05

0

Demelna Tanone Boimau

Demelna Tanone Boimau

ngakak 😂😂thor 😂😂😂

2022-03-08

0

lihat semua
Episodes
1 Namaku Fafa.
2 Radio.
3 Sebuah Misi.
4 keputusan.
5 bermula.
6 Pelangi??
7 jurus penjualan.
8 kursi kayu jati bikin emosi.
9 jalan-jalan pagi.
10 Marah membawa berkah.
11 Permintaan maaf.
12 Terapi di mulai.
13 Khayalan Mbok Yem.
14 Gosip.
15 Lelaki kardus dan Sundel bolong.
16 Siapa Falentina?
17 SP satu.
18 Ke Pantai.
19 Perasaan yang tak terkendali.
20 Bertemu sepupu.
21 Karaoke.
22 Blacklist.
23 Ternyata Vian...
24 Acuh.
25 Kecewa.
26 Janji ku.
27 Siapa aku di hatimu.
28 First kiss.
29 Mami mertua?
30 Ada apa antara Vian dan Rama?
31 O.. oh, kamu ketahuan.
32 Malu.
33 Pulang Kampung jadi sultan.
34 Bertemu lelaki primadona desa.
35 Mas Vian, I luv u..
36 Kedatangan sang pujaan hati.
37 Alon le...
38 Pulang ke Jogja.
39 Restu dari Mommy.
40 Penasaran.
41 Kembali bekerja.
42 Terkuak.
43 Visual.
44 Cara jitu mendapatkan kebenaran.
45 I luv u more...
46 Benci!
47 Benci (benar-benar cinta)
48 Pak Juliver.
49 Jagalah Hati.
50 Berteman??
51 Ajakan Mommy.
52 Suami pencemburu.
53 Makan malam..
54 Makan Malam part 2
55 Keributan saat sarapan.
56 Sakit hati.
57 Sudah tak peduli lagi?
58 Jujurlah tanpa ku tanya!
59 Pertengkaran.
60 Dilema.
61 Balik kampung lagi.
62 I Miss you, but I hate You!
63 Balik kampung lagi part 2
64 Dunia terbalik.
65 Jatuh cinta lagi.
66 Gara-gara ubi Cilembu.
67 Ketemu Besan.
68 Kemenangan sejati.
69 Hari H.
70 Sampai maut memisahkan. (END)
71 pengumuman karya baru.
72 karya baru
73 promo karya baru
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Namaku Fafa.
2
Radio.
3
Sebuah Misi.
4
keputusan.
5
bermula.
6
Pelangi??
7
jurus penjualan.
8
kursi kayu jati bikin emosi.
9
jalan-jalan pagi.
10
Marah membawa berkah.
11
Permintaan maaf.
12
Terapi di mulai.
13
Khayalan Mbok Yem.
14
Gosip.
15
Lelaki kardus dan Sundel bolong.
16
Siapa Falentina?
17
SP satu.
18
Ke Pantai.
19
Perasaan yang tak terkendali.
20
Bertemu sepupu.
21
Karaoke.
22
Blacklist.
23
Ternyata Vian...
24
Acuh.
25
Kecewa.
26
Janji ku.
27
Siapa aku di hatimu.
28
First kiss.
29
Mami mertua?
30
Ada apa antara Vian dan Rama?
31
O.. oh, kamu ketahuan.
32
Malu.
33
Pulang Kampung jadi sultan.
34
Bertemu lelaki primadona desa.
35
Mas Vian, I luv u..
36
Kedatangan sang pujaan hati.
37
Alon le...
38
Pulang ke Jogja.
39
Restu dari Mommy.
40
Penasaran.
41
Kembali bekerja.
42
Terkuak.
43
Visual.
44
Cara jitu mendapatkan kebenaran.
45
I luv u more...
46
Benci!
47
Benci (benar-benar cinta)
48
Pak Juliver.
49
Jagalah Hati.
50
Berteman??
51
Ajakan Mommy.
52
Suami pencemburu.
53
Makan malam..
54
Makan Malam part 2
55
Keributan saat sarapan.
56
Sakit hati.
57
Sudah tak peduli lagi?
58
Jujurlah tanpa ku tanya!
59
Pertengkaran.
60
Dilema.
61
Balik kampung lagi.
62
I Miss you, but I hate You!
63
Balik kampung lagi part 2
64
Dunia terbalik.
65
Jatuh cinta lagi.
66
Gara-gara ubi Cilembu.
67
Ketemu Besan.
68
Kemenangan sejati.
69
Hari H.
70
Sampai maut memisahkan. (END)
71
pengumuman karya baru.
72
karya baru
73
promo karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!