Lelaki kardus dan Sundel bolong.

"Nung, nitip counter sebentar ya." Aku memanggil Nunung yang sedang sibuk mengisi buku laporan penjualannya. Suasana toko agak sepi, sehingga dia bisa mengerjakan tugas administrasinya.

Nunung menoleh dan mengacungkan jempolnya. Lalu dia berdiri tepat di samping sekat, agar dia bisa melihat dua counter secara bersamaan.

"Mau kemana?" tanyanya.

"Mau minum, haus banget." Ucapku. "Sebentar ya." Lalu aku pergi menuju ruang istirahat untuk mengambil minum.

Saat masuk ruang istirahat, aku melihat Melsa sedang duduk santai sambil makan cemilan, tangannya memegang ponsel dan sesekali dia tersenyum bahkan tertawa.

Dikiranya lagi di rumah apa? kerja! kerja! enak aja main-main di ruang istirahat, orang lain yang di suruh jaga counter nya.

Aku berjalan melewatinya, syukurlah dia terus tertunduk. Aku malas bertegur sapa, karena kata Nunung, dia lah penyebar gosip bahwa aku suka di ajak Om-om.

"Eh, Fafa..."

Sial!!!

Aku menoleh dan menatapnya lalu menganggukkan kepala sekali kemudian aku membuka lokerku dan mengambil botol minumanku, mengisinya dengan air dari dispenser dan meminumnya.

"Sini Fa, kita ngobrol-ngobrol dulu." Ucap Melsa sambil menepuk-nepuk kursi yang ada di sebelahnya.

"Nggak ada yang jaga counter." Ucapku, ketus.

"Lahh.. kan ada Nunung."

"Dia sedang buat laporan."

Merasa aku terlalu cuek dan enggan mendekat, si Melsa malah bangun dari duduknya dan berjalan mendekatiku.

Dia celingukan -ngapain coba? jelas-jelas nggak ada orang di sini! dasar drama Queen!!-

Melsa meletakkan satu tangannya di dekat mulut, dan berbisik, "lain kali kalau mau ke diskotik, ajak aku ya."

"Diskotik?"

"Iya, kalau pulang malam, kamu ke diskotik dulu kan sama Om-om?"

Mulut kayak gini nih, yang harusnya di sumpel pakai kaos kaki yang nggak di cuci sebulan! bau busuknya sama!

"Aku sama sekali belum pernah ke diskotik, Mel." Jawabku.

Melsa mendelik, tangannya langsung menutup mulutnya yang menganga lebar.

Kesambet apa lagi, ni bocah! Drama banget!!

"Kamu nggak ke diskotik? berarti kamu ke hotel sama Om-om?!"

"Jaga mulut kamu ya Mel!" Bentakku, tanganku mengangkat dan jari telunjukku menusuk dahi Melsa.

Melsa menepis tanganku, "lalu kalau nggak ke diskotik dan ke hotel, kamu kemana? setiap malam di jemput Om-om yang berbeda-beda pake mobil mewah pula! jangan sok lah jadi cewek, mentang-mentang sudah dapet orang kaya."

Aku mengatupkan rahangku menahan emosi. tanganku mengepal, rasanya ingin sekali menonjok muka Melsa yang kayak jambu monyet kisut.

"Oh iya.. kata Adnan, kamu juga sudah pindah kost ya? jangan-jangan kamu sudah tinggal serumah sama Om-om." Mata Melsa membelalak sempurna.

"Adnan?" Ulangku.

"Iya, akhir-akhir ini kami lumayan dekat." Melsa menyeringai, "maaf ya, kamu deketin dia lama, tapi dianya malah nyantol ke aku."

Yang satu, cowok plin-plan dan nggak jelas. Yang satunya lagi, cewek centil, sok cantik dan tukang gosip.

"Kalian cocok, selamat." Jawabku sambil berdecih.

"Aku pikir selera kamu itu Supervisor atau Manager, ternyata Satpam juga mau. Sudah nggak ada stok lelaki ya." Aku tersenyum sambil berlalu meninggalkan Melsa yang terlihat marah.

Saat sampai di pintu ruang istirahat, aku berhenti sejenak dan menoleh ke arahnya, "tolong bilangin ke pacar baru kamu, jangan deketin aku lagi! nggak usah ngajak aku ngobrol yang nggak penting! Hiduplah bahagia kalian berdua! dan jangan campuri urusanku!" Lalu aku pun berjalan keluar dari ruang istirahat untuk kembali ke counter.

Aku nggak pernah mencari musuh! Separah apapun Melsa mencelaku sebelumnya, aku tak pernah marah. Tapi kali ini dia sangat keterlaluan, aku nggak akan tinggal diam. Mau adu mulut, akan aku tanggapi. Mau adu jotos, akan aku laporin ke Supervisor!

Maaf saja, aku nggak akan mengotori tanganku buat jotos-jotosan dengan dia!

"Dasar sundel bolong!" Umpatku lirih sambil terus berjalan, tiba-tiba aku berpapasan dengan Adnan.

'Dasar lelaki kardus! Kenapa sih, aku harus selalu ketemu dua makhluk menyebalkan ini!!!'

"Fa..."

Aku tak menoleh ataupun berhenti, aku terus berjalan tak peduli dengannya.

"Fa..." Adnan membuntuti ku.

"Jangan ikutin aku! atau aku laporin sama Bu Diah (Ibu koordinator)."

"Aku ingin bicara, penting. Fa.. please."

"Mau bicara apa lagi sih? kita sudah nggak ada urusan apa-apa lagi!"

"Aku masih ada urusan sama kamu, Fa." Adnan masih terus mengikutiku.

Dari kejauhan aku sudah melihat Nunung yang sangat penasaran dan terus menatap ke arahku, begitu pula Bu Diah yang sedang berkeliling.

"Urusin saja si Melsa, pacar barumu itu!" Lalu aku berjalan cepat meninggalkan Adnan yang bengong karena kata-kata ku.

"Kenapa?" Tanya Nunung yang penasaran karena melihat ku yang di cegat oleh Adnan, barusan.

"Aku kesal banget, sumpah!" Geramku.

"Kenapa? cerita dong, cerita."

Aku menarik napas, "Nanti lah, pas istirahat ya. Kita jangan makan di kantin, kita makan pecel lele di tempat biasa. Aku yang traktir!"

Nunung langsung girang, "siap!"

...*...

"Kurang ajar banget si Melsa itu, ku sobek-sobek juga nih mulutnya!!!" Nunung menggebrak meja, membuat penjual pecel lele melirik ke arah kami, mungkin dia takut mejanya rusak.

"Terus kamu diam saja?! waktu di bilang tinggal sama Om-om?!"

Aku menarik napas berat, "aku memang sudah pindah dari kost, dan tinggal dengan seseorang..." lirihku.

"Apa!!!" Kali ini Nunung sampai bangun dari duduknya, dia bahkan menghujaniku dengan nasi yang sedang di kunyah nya.

Aku mengambil butiran nasi yang menempel di pipiku, "tolong lah, pliss nggak usah lebay kayak Melsa." Gerutuku.

"Siapa dia? siapa orang itu? kenapa kamu bisa tinggal serumah sama.. sama.. sama siapa???!!!"

Aku menarik napas lagi, "rahasiakan ini ya." pintaku.

Nunung manggut-manggut sambil terus mengunyah nasi dan lele goreng nya. Dia mendengarkan ceritaku dengan serius.

"Kalau aku jadi kamu, tentu saja aku mau bekerja di sana. Gaji lima juta, nggak mikir bayar kost dan makan. Siapa yang bisa menolak. Ngerawat Cowok ganteng lagi, siapa tau aja dia bisa naksir kamu, dapat jackpot kan!"

"Jangan ngelantur deh, nggak mungkin Vian bisa suka padaku. Dia orang kaya, seleranya juga nggak sembarangan. Siapa lah aku ini." Ucapku sambil meminum es teh.

"Eh, dari mana kamu tahu kalau dia ganteng?" Aku melirik Nunung.

Nunung tersenyum, "wajahmu langsung merona waktu kamu cerita tentang Vian. Mungkin Vian belum naksir kamu, tapi aku yakin kamu sudah naksir sama dia."

"Masa sih." Aku memegang pipiku yang sedikit terasa panas.

"Nggak mungkin aku suka dia, kalau ngomong aja selalu bertengkar kok! Nggak ada manis- manis nya orang itu! bicaranya kasar! suka perintah ini itu! nyebelin! dia bahkan pernah dorong aku ke kolam renang! aku kan nggak bisa berenang!"

Nunung malah tertawa kecil sambil mendengarkan celotehanku.

"Kalau orang tua bilang, witing tresno jalaran soko kulino. Cinta datang karena terbiasa." Nunung menyeruput es tehnya.

"Kalian berdua nanti pasti akan merasakannya sendiri. Setelah terbiasa bersama lalu saat berpisah akan merasa kehilangan satu sama lain. Rasanya separuh napasku sudah hilang entah kemana. Lalu merasa hampa dan rindu, kepengen ketemu... muncullah benih-benih cinta... aahh... romantis..." Nunung mengaitkan kedua tangannya dan senyam-senyum kayak orang stres.

"Nggak... mungkin.. lah..." Aku menempelkan tanganku di gelas es teh lalu menempelkannya di pipiku. Pipiku terasa panas.

"Lalu ada satu hal lagi." Ucapku, aku tiba-tiba teringat pada Melsa dan Adnan.

"Melsa bilang dia sudah dekat dengan Adnan, apa betul mereka pacaran?"

"Apah!!!!"

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Wkwkwk Nagus Fa,, balik kan aja kata2 nya kemaren,tau rasa dia 👏🏻👏🏻👏🏻👍🏻👍🏻😜😜

2023-04-25

0

Roserini

Roserini

Makjleb banget tuh...biar tahu rasa tuh Melsa...😬😡

2022-01-30

1

lelah sekali

lelah sekali

bisa2 nya lelaki kardus bekas sama sundel bolong nyatu😄😄😅😅

2021-12-20

0

lihat semua
Episodes
1 Namaku Fafa.
2 Radio.
3 Sebuah Misi.
4 keputusan.
5 bermula.
6 Pelangi??
7 jurus penjualan.
8 kursi kayu jati bikin emosi.
9 jalan-jalan pagi.
10 Marah membawa berkah.
11 Permintaan maaf.
12 Terapi di mulai.
13 Khayalan Mbok Yem.
14 Gosip.
15 Lelaki kardus dan Sundel bolong.
16 Siapa Falentina?
17 SP satu.
18 Ke Pantai.
19 Perasaan yang tak terkendali.
20 Bertemu sepupu.
21 Karaoke.
22 Blacklist.
23 Ternyata Vian...
24 Acuh.
25 Kecewa.
26 Janji ku.
27 Siapa aku di hatimu.
28 First kiss.
29 Mami mertua?
30 Ada apa antara Vian dan Rama?
31 O.. oh, kamu ketahuan.
32 Malu.
33 Pulang Kampung jadi sultan.
34 Bertemu lelaki primadona desa.
35 Mas Vian, I luv u..
36 Kedatangan sang pujaan hati.
37 Alon le...
38 Pulang ke Jogja.
39 Restu dari Mommy.
40 Penasaran.
41 Kembali bekerja.
42 Terkuak.
43 Visual.
44 Cara jitu mendapatkan kebenaran.
45 I luv u more...
46 Benci!
47 Benci (benar-benar cinta)
48 Pak Juliver.
49 Jagalah Hati.
50 Berteman??
51 Ajakan Mommy.
52 Suami pencemburu.
53 Makan malam..
54 Makan Malam part 2
55 Keributan saat sarapan.
56 Sakit hati.
57 Sudah tak peduli lagi?
58 Jujurlah tanpa ku tanya!
59 Pertengkaran.
60 Dilema.
61 Balik kampung lagi.
62 I Miss you, but I hate You!
63 Balik kampung lagi part 2
64 Dunia terbalik.
65 Jatuh cinta lagi.
66 Gara-gara ubi Cilembu.
67 Ketemu Besan.
68 Kemenangan sejati.
69 Hari H.
70 Sampai maut memisahkan. (END)
71 pengumuman karya baru.
72 karya baru
73 promo karya baru
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Namaku Fafa.
2
Radio.
3
Sebuah Misi.
4
keputusan.
5
bermula.
6
Pelangi??
7
jurus penjualan.
8
kursi kayu jati bikin emosi.
9
jalan-jalan pagi.
10
Marah membawa berkah.
11
Permintaan maaf.
12
Terapi di mulai.
13
Khayalan Mbok Yem.
14
Gosip.
15
Lelaki kardus dan Sundel bolong.
16
Siapa Falentina?
17
SP satu.
18
Ke Pantai.
19
Perasaan yang tak terkendali.
20
Bertemu sepupu.
21
Karaoke.
22
Blacklist.
23
Ternyata Vian...
24
Acuh.
25
Kecewa.
26
Janji ku.
27
Siapa aku di hatimu.
28
First kiss.
29
Mami mertua?
30
Ada apa antara Vian dan Rama?
31
O.. oh, kamu ketahuan.
32
Malu.
33
Pulang Kampung jadi sultan.
34
Bertemu lelaki primadona desa.
35
Mas Vian, I luv u..
36
Kedatangan sang pujaan hati.
37
Alon le...
38
Pulang ke Jogja.
39
Restu dari Mommy.
40
Penasaran.
41
Kembali bekerja.
42
Terkuak.
43
Visual.
44
Cara jitu mendapatkan kebenaran.
45
I luv u more...
46
Benci!
47
Benci (benar-benar cinta)
48
Pak Juliver.
49
Jagalah Hati.
50
Berteman??
51
Ajakan Mommy.
52
Suami pencemburu.
53
Makan malam..
54
Makan Malam part 2
55
Keributan saat sarapan.
56
Sakit hati.
57
Sudah tak peduli lagi?
58
Jujurlah tanpa ku tanya!
59
Pertengkaran.
60
Dilema.
61
Balik kampung lagi.
62
I Miss you, but I hate You!
63
Balik kampung lagi part 2
64
Dunia terbalik.
65
Jatuh cinta lagi.
66
Gara-gara ubi Cilembu.
67
Ketemu Besan.
68
Kemenangan sejati.
69
Hari H.
70
Sampai maut memisahkan. (END)
71
pengumuman karya baru.
72
karya baru
73
promo karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!