Bukan Mauku
Suatu malam sekitar THN 2011 Naya sedang duduk santai di tepi tempat tidur, tiba-tiba nada dering Hp Naya berbunyi. "Hemm ada yang telpon."
"Halo ..." sapa Naya ragu.
"Siapa nih?" tanya orang di sebrang sana.
"Kamu yang siapa? kok balik nanya sih?" gerutu Naya.
Di sebrang sana, terdengar suara laki-laki. Karena terdengar agak sangat ribut, mungkin dia lagi sama kawan-kawannya.
"He!, kamu siapa? kamu, kan pernah telpon aku " kata seseorang yang bernama Dimas
"Kapan ya! sebab aku lupa? Naya mengerutkan dahinya.
"Kemarin, beberapa hari yang lalu" sahutnya.
"Gak tau juga, mungkin aku sudah lupa kali," seru Naya sambil berpikir.
"Oiya, kenalkan nama aku Dimas Aryadi," orang di sebrang sana memperkenalkan dirinya.
"Ehh, orang mana ya?" tanya Naya, menunggu jawaban
"Orang Kalimantan Barat kak." jawab Dimas.
"Ohh, nama aku Kanaya, orang Jawa barat!" ujar Naya.
"Oya, aku senang kita bisa kenalan, tapi ... karena sekarang aku lagi tugas, lain kali aku telpon lagi ya! boleh gak?" tanya Dimas.
"Emm boleh," balas Naya.
"Yess! makasih ya? ya sudah aku pamit dulu lah!" kata Dimas berpamitan.
"Iya, silakan." seru Naya dengan suara parau.
"Malam! maaf bila sudah ganggu?" Dimas merasa gak enak.
"Gak apa-apa kok, malam juga." jawab Naya tersenyum samar.
Ngantuk pun menyerang, tak lama Naya tertidur lelap.
******
Beberapa hari kemudian, Naya tengah duduk santai di teras, dan mengasuh adiknya. Nada dering berbunyi, rupanya Dimas telpon lagi.
"Halo ... apa kabar kak? sapa Dimas.
"Baik! apa kabar juga nih? Naya ramah.
"baik, oiya usia Kak Naya berapa tahun?kalau boleh adik tau?" tanya Dimas.
"Ehh, aku usia nya sekitar 27 tahun, kenapa ya? Naya balik nanya.
"Ohh, usia aku 25 tahun, boleh bah kalau aku panggil kak Naya? Dimas penuh berharap.
"Emm boleh aja" sahut Naya.
Walau pun mereka baru kenal, tapi mereka langsung akrab. Dimas mengaku bekerja di sebuah rumah sakit, di daerah sekadau Kalimantan barat.
Dia pun mengaku punya pacar, yang namanya Silvi, karena Dimas sudah menganggap Naya sebagai kakaknya. Walaupun mereka kenal hanya lewat handphone.
Gak ada rahasia di antara mereka.
Naya dan Dimas saling berbagi cerita apapun itu. Termasuk kondisi Naya, yang lumpuh.
******
Di lain waktu Naya kenal seorang laki-laki, kenal di handphone juga. Namanya Yuda, dia orang jawa tengah.
Dia janji akan datang ke rumah, dan apapun kondisinya Naya, tidak akan merubah niatnya pada Naya.
"Mas aku ini lumpuh, jadi pikirkan yang lebih matang lagi, karena aku tidak mau, satu saat nanti, mas kecewa dan menyesal."
"Nggak, keputusan mas sudah bulat, tidak akan berubah lagi, lihat saja nanti dek." Yuda meyakinkan.
"Mas pikir-pikir lagi ya? jangan terlalu cepat. Yakut kecewa akhirnya."
"Gak! mas sudah yakin kok." jelas Yuda.
"Yakin?" tanya Naya ragu.
"Yakin." jawab Yuda singkat.
"Baik lah, aku tunggu dan aku pegang janji mas itu." Naya seolah menantang.
Merekapun mengakhiri perbincangan nya!
Dan setelah beberapa bulan kemudian, dari kenalan. Yuda datang ke rumah Naya, yang tempatnya di Sukabumi.
"Assalamua'laikum?"
"Wa'alaikum salam, apa kabar mas?"
"Baik dek" jawab Yuda datar.
"Silakan duduk mas? ujar Naya.
Yuda hanya mengangguk, terus mereka mengobrol, tak lama kemudian. Naya kenalkan Yuda pada orang tuanya.
"Beginilah mas keadaan disini." tutur Naya lembut.
"Gak pa-pa, mas juga orang gak punya dek," jawab Yuda yang duduk dekatnya.
Lalu Yuda mengalihkan obrolannya dengan Pak Nanang( Bapaknya Naya)
Setelah Yuda mengobrol banyak sama orang tua Naya. Yuda mulai membuka pembicaraan yang lebih serius.
"Begini Pak saya kesini untuk menyampaikan niat saya," pak Nanang menganggukkan kepalanya.
"Saya ingin menikahi anak Bapak." Yuda menatap lekat pak Nanang.
"Tapi! beginilah anak bapak," sahut pak Nanang. "Terus gimana dengan orang tua kamu?" tambahnya.
"InsyaAllah ibu saya akan setuju. Pak." jawab Yuda.
Yuda pun kenalkan Ibunya ke pak Nanang lewat handphone.
Dirasa sudah cukup, dengan obrolan mereka. Yuda pun pamitan.
"Aku mau pamit dulu, mau pulang ke Jakarta." karena memang Yuda kerjanya di Jakarta.
"Mau balik?" tanya pak Nanang.
Yuda hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Apa tidak menginap saja?" ucap pak Nanang.
"Tidak, aku mau lanjut ke kampung ku, di Jawa tengah untuk mengurus surat-surat buat keperluan menikah." sahut Yuda.
"Oh, ya sudah hati-hati ya." pak Nanang mengingatkan.
"Dek aku pulang dulu ya? Yuda menatap Naya.
"Iya mas hati-hati, nanti telpon aku kalau sudah sampai" pinta Naya.
"Assalamu'alaikum ..." ucap Yuda.
Di jawab sama Naya, Pak Nanang dan juga istrinya.
"Wa'alaikum salam ..."
Yuda pun pergi, meninggalkan rumah pak Nanang.
******
"Aku gak tau ini keputusan yang terbaik atau gimana?
Yang aku pikirkan hanyalah, semoga ini jodoh aku yang terbaik,
Gak perduli masa lalu dia gimana atau siapa? bagaimana sifat aslinya? yang penting kedepannya saja. Lebih baik, dari sebelumnya. Semoga Allah akan membimbing kami." gumam Naya dalam hati berkecamuk.
"Aku niatkan pernikahan ini karena Allah saja, ya Tuhan." Naya menengadahkan wajahnya ke langit.
"Adik-Adikku banyak, aku gak mau terus menjadi beban orang tuaku!" batin Naya.
Karena sudah malam. Yuda belum ngasih kabar juga.
"Apa dia sudah sampai apa belum nya? Naya punya inisiatif menelpon Yuda. untuk sekedar menanyakan keberadaannya.
"Halo mas, sampai di mana?" tanya Naya cemas.
"Macet dek, masih di jalan" jawab Yuda.
"Oh, ya udah hati-hati! kabari aku nanti ya?"
"Iya." yuda datar. tak lama, sambungan telpon pun di putus.
******
Beberapa hari kemudian, Naya sedang duduk membuat jaring. Nada dering handphone, berbunyi, Naya merogoh sakunya mengambil handphone.
"Halo, Dimas." sapa Naya.
"Ya! halo juga, Kak apa kabar nih?"
"Baik, kamu lagi apa?" tanya Naya.
"Santai aja bah." sahut Dimas.
"Dim, aku mau cerita nih," ucap Naya pada Dimas.
"Cerita--cerita apa kak ..." Dimas penasaran.
"Aku mau nikah! nih Dim" Naya sumringah.
"Wah ... aku ikut senang, aku ikut bahagia nih, mendengar nya." sahut Dimas.
"Doakan aku ya?" pintanya Naya.
"Ya, kak kalau aja adik dekat, pasti aku datang ke nikahan kak Naya. Selamat ya kak?"
"Iya Dim, Doakan aku. Jangan lupa."
"Tentu lah kak." Dimas tersenyum.
"Tapi aku sedikit was-was nih Dim. Deg-degan tak menentu, hihi," tutur Naya pelan.
"Wajar lah kak. Sudah dekat kah waktunya?" tanya Dimas.
"Hem ... kira-kira seperti itu lah Dim." sahut Naya.
"Ya sudah, sekali lagi selamat ya kak?" Dimas memberi selamat.
"Iya Dim, makasih banyak Dim" ucap Naya.
"Ok sudah malam, kak Naya harus banyak istirahat. Biar fit, kan calon pengantin hihi." Dimas lalu pamitan.
"Malam?" kata Dimas.
"Malam juga" jawab Naya.
Dimas adalah seorang yang beragama protestan. berbeda dengan Naya yang agama islam.
Setelah 15 Hari kemudian, setelah Yuda dari tempat Naya, balik ke Jakarta, dia datang lagi. Yuda datang membawa surat-surat keperluan nikah...
,,,,,,
Kepada yang sudah membaca episode ini, mohon maaf🙏 banget.
Pasti merasa tulisanku sangat-sangat kacau sekali.
Harap di maklum ya, karena aku benar-benar baru belajar.
Dan sekarang setidaknya sudah aku perbarui,
Terimakasih🙏 banyak kalian sudah sudi membaca tulisanku ini. aku jadi 🙈 malu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 268 Episodes
Comments
Bundanya Pandu Pharamadina
mampir dimari dulu mbak Author🙏
2023-05-20
1
Mariana Rosyanti
jjjj
2022-02-26
1
Adhe Adam Janitra
cerita ini udah sampai ke Pontianak,Kalbar kak
2021-09-02
1