"Assalamualaikum?" Yuda menghampiri Naya.
"Wa'alaikum salam!" jawab Naya memberi senyuman.
"Apa kabar Mas?" tanya Naya mengulurkan tangan tuk bersalaman.
"Baik, nih mas bawa surat-surat keperluan nikahan kita dek." Yuda menyerahkan map.
"OHH, iya mas." Naya mengambil map itu dari tangan Yuda.
"Kita anterin aja sekarang ke petugas KUA nya" ajak pak Nanang kepada Yuda.
"Iya Pak," jawab Yuda datar. Mereka pun berangkat, ke rumah petugas KUA.
Setelah mereka pergi Naya memasak. Buat mereka makan, nanti setelah pulang.
"Ya Allah lancarkan lah niat kami berdua!" gumam batin Naya.
tak lama kemudian pak Nanang dan Yuda pulang, lalu mereka makan bersama.
Setelah itu Yuda dan Naya di teras ngobrol berdua.
"Mas gimana, nanti keluarga mas akan datang kan! ke nikahan kita?" Naya melirik Yuda.
"Iya lah dek, Mas akan berangkat sama keluarga dari jakarta," jawab Yuda.
"Maaf ya dek, nikahan kita cuma acara sederhana saja." tambah Yuda.
"Gak pa-pa mas, aku juga gak bermimpi nikahan yang besar-besaran kok, yang penting kan selamat. Ikatan kita pun halal.
"Iya dek! udah malam mas istirahat sanah."
Naya pun masuk kamar untuk tidur.
Ke esok harinya, hari sudah siang Yuda pun balik lagi ke Jakarta.
"Sampai nanti be-berapa hari lagi, hari H," seru Yuda, pamitan.
"Hati-hati ya Mas?" ucap Naya.
"Iya dek, Assalamualaikum?"
"Wa'alaikum salam." setelah Yuda pergi, Naya baringan di tempat tidur. dia memainkan ponsel nya. Tiba-tiba nada dering berbunyi.
"Siapa yang telpon sih? oh, Dimas."
"Halo." Naya lembut.
"Kak Naya, gimana kabarnya nih?" tanya Dimas.
"Hem ... baik aja Dim" sahut Naya.
"Jenguk aku lah kak, aku, kan sakit nih." rengek Dimas.
"Hem, sakit apa Dim?" Naya heran.
"Gejala tipus" jawab Dimas.
"Halah ... dokter kok sakit sih?" hihi canda Naya.
"Hu--us kak Naya ada-ada saja, ya bisa lah. Aku ini manusia juga, aneh nih orang, hihi" sahut Dimas.
"Pacar kamu jenguk gak?" tanya Naya.
"Ada dong kak nginep malah. Nemenin aku, kak Naya sih gak mau nemenin aku."
"Jauh, gimana Dim?" kata Naya kembali.
"Jenguk aku bah kak." rengek Dimas.
"Hihi, kan jauh Dimas ... aku kirim Doa aja ya? semoga cepat sembuh seperti biasa lagi, beraktivitas lagi,
dokter, kan banyak di butuhkan orang. Apa libur dulu kali ya jadi dokter nya, hihi," canda Naya pada Dimas.
"Iya kak, terima kasih atas Doanya! oh, iya ya, kak Naya sebentar lagi akan jadi istri orang. Boleh gak kak adik terus tlp kamu?" harap Dimas.
"Hem ... boleh lah, emang kenapa coba! kalau aku dah nikah?" Naya heran.
"Ya ... kali aja suami kak Naya nanti melarang, gak boleh kenal sama aku lagi. Aku, kan ganteng nanti dia cemburu sama aku, haha."
"Nggak lah Dim! kita pasti masih bisa ngobrol kok.
"Ya bagus lah kak! terima kasih, kak Naya memang sangat lah baik."
"Ah, biasa aja tuh!" sahut Naya.
"Adik sebenarnya, pengen banget datang ke acara nikahan kak Naya nanti. Pengen jadi saksi, tapi jauh kak." Dimas merasa sedih.
"Em ... gak apa-apa Dim, doakan saja yang baik-baik buat aku? Doa sudah lebih dari cukup kok," timpal Naya.
"Kak Naya yakin mau menikah sama dia kak? aku cemburu nih haha," canda Dimas.
"Idih, tuh silvi no-oh mau di kemana, kan? hihi dasar kamu ini, jangan ngadi- ngadi ah," sahut Naya tertawa.
"Di simpan dalam dompet kak, haha, bila perlu aku bungkus rapi," timpal Dimas dengan nada entengnya.
"Ya gimana ya! kalau memang dia jodoh aku, ya kami pasti menikah juga lah. Apa pun rintangannya." tambah Naya.
"Tapi adik takut! kak Naya gak bahagia, sama dia, kak kalau kamu gak bahagia sama dia. Kamu sama aku aja ya?" canda Dimas.
"Idih, doakan aku yang terbaik doong Dim. Jangan membuat ku tambah cemas dong Dim." pinta Naya.
"Iya kak aku doakan pasti." jawab Dimas pasti.
"Aahh kamu ini untuk datang aja gak bisa, gimana bisa tuk bahagia, kan aku?ada-ada saja, kamu ya?" tambah Naya.
"Kalau kita jodoh ya ... pasti ketemu juga. Kak walaupun jarak kita terhalang pulau sekalipun." tambah Dimas.
"Ah mimpi kau Dim! udah ah, udah malam, aku mau tidur, cepat sembuh ya Dim?" ujar Naya.
"Okay lah," kata Dimas, dari sebrang sana.
Naya hanya menganggapnya teman bicara, apa lagi usia dia lebih muda di bawah Kanaya, dan kepercayaan mereka pun berbeda.
Gak pernah terpikir, kalau Naya sayang dia lebih dari teman, dan Dimas pun punya pacar yang bernama Silvi. "Silvi juga seorang muslim.
Apa mungkin mereka akan sampai ke pernikahan?" gumam Naya dalam lamunan. Naya menerawang.
"Oh, ya sudahlah, ngapain mikirin orang."
"Oh, iya, aku belum ngasih tau si David kalau aku mau nikah,"
Naya mengambil handphone nya. mencari kontak David, setelah ketemu, Naya menelponnya.
Tut-tut-tut, tak lama menunggu, ada yang angkat tlp dari Naya.
"Halo, dengan siapa di sana?" sapa David.
"Halo juga zak, halloo-halloo Bandung," sahut Naya.
"Tumben, telpon, ada apakah gerangan?tanya David.
"Emang gak boleh?" Naya balik bertanya.
"Ehh boleh sih! apa sih yang gak boleh buat teteh ku yang satu ini, hihihi"
"Kali aja gak boleh. Aku akan matikan tlp nya, kalau gak boleh."
"Boleh, ada apa teh? David serius.
"Kamu lagi apa? aku ganggu gak zak?Takut ganggu juga sih,"
"Gak, lagi baringan aja nih. Emang kenapa teh? apa kabar juga?"
"Kabar! baik, ini zak aku cuma mau kasih, kabar aja sama kamu."
"Kabar apa th?" David penasaran.
"Aku--" Naya menggantung kata-katanya.
"Aku apa?" David jadi tambah penasaran.
"Aku, mau menikah zak!" jelas Naya.
Mendengar itu David terkejut. "Yang bener teh?"
"Bener lah zak! buat apa aku bohong."
"Menikahnya sama siapakah?"
"Sama kambing! ke betulan zak ada kambing tetangga, sedang mencari jodoh, hahaha." Naya sambil bercanda.
"Hah, seriuslah? kok bisa ya kambing mau sama kakak aku? David memicingkan matanya.
"Ya sama orang lah." Naya antusias. ekspresi wajah nya sumringah,
"Iya, sama orang. Siapa dan orang mana gitu?" tanya David.
"Nama nya Yuda, orang Jawa tengah. Kerjanya di Jakarta." jawab Naya.
"Kenalnya, di mana teh?"
"Di hp zak." Naya singkat.
"Oh" David lebih singkat.
"Oh bulat, " sahut Naya.
"Bukan teh! persegi empat."
"Ehh doakan aku ya zak?semoga ini jodoh aku yang terbaik."
"Iya teh, tentu lah aku doakan, yang terbaik buat kakak aku. Semoga bahagia, jadi keluarga, yang sakinah,. Mawadah, dan warahmah. Aamiin🤲
"Makasih zak atas doanya, ah aku jadi terharu mendengar doa dari kamu zak! makasih banyak."
"Iya teh, kan hanya Doa yang bisa aku berikan, gak bisa ngasih kado apa-apa,"
"Iya zak makasih, sampaikan pada si bibi juga paman ya, tolong doakan aku."
"Siap! nanti aku sampaikan, kepada mereka kabar ini teh." kata David ikut bahagia.
"Okay, makasih ya zak? ya sudah dulu lain kali kita bisa ngobrol lagi. Assalamu'alaikum zak?"
"Wa'alaikum salam." saat ini hati Naya tengah berbunga-bunga bak taman bunga yang tengah bermekaran...
,,,,
bersambung
Sudah revisi semoga lebih mudah dimengerti lagi tulisannya🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 268 Episodes
Comments
Iie Bae
kenalan lewat hp
2021-10-26
1
Mentari
panggilan ksayangan tuh
2021-07-27
0
Sadrianty Yanti
david ..nama panggilan zak.......kenapa bukan davi atau avid atau vid kan lebih enak di dgr ....
2021-07-27
2