"Mas makan yu? dah siang nih," ajak Naya pada Yuda, yang sedang baringan. Main hp milik Naya.
Yuda tidak membawa ponsel dari kedatangan kemarin, waktu mau nikah. Entah apa alasan, entah dikemanakan handphone miliknya. Naya pun tak mau tau.
Yuda pun bangun dan masuk ke dapur. Naya menyiapkan piring, lalu mereka pun makan, sambil ngobrol, juga bercanda.
"Dek, kok tempe nya item banget sih?" ucap Yuda sambil tersenyum.
"Iya mas, ke gosongan tadi gorengnya, hihi," jawab Naya.
"Tak papa dek, biar sama itemnya samaan dengan Mas, hahaha," timpal Yuda.
Naya pun tersipu malu, selesai makan. Yuda pun kembali ke kamar, dan Naya setelah beres-beres di dapur, berkumpul sama adik, dan keponakan nya yang masih 1 tahun.
*****
Malam pun tiba, Naya ngobrol sama Yuda di kamar. Yuda pun manja-manja pada Naya.
"Sebenarnya, Mas sangat ingin dari kemarin, apa kamu gak tau? kamu, kan istri aku, Mana besok mas mau berangkat, kerja ke Jakarta lagi.
Naya cuma tersenyum, mendengar Yuda menggerutu seperti itu.
"Mas nih, kan aku lagi datang bulan, masa gak ngerti sih?" sahut Naya sambil tersenyum..
"Terus kapan Dek? oya Dek Mas mau jujur sama kamu."
"Soal apa Mas?" Naya menatap dalam pada Yuda.
"Mas, dulu pernah, tidur dengan si Ira, temen adik, ia memberikan nya pada Mas dengan ikhlas." kata Yuda tak ragu-ragu.
Naya seketika termangu, "Maksud Mas? Mas sudah melakukan itu sama dia?" Naya kaget, kok bisa Yuda melakukan itu, dengan temannya.
Rupanya, Yuda itu mantannya teman Naya, yang bernama Ira. Mereka sudah berencana nikah, namun Ira minta maskawin yang banyak, juga meminta pesta nikahan.
Dan Yuda, gak menyanggupi nya. Terus mereka pun putus. Tapi Naya tak pernah menyangka, kalau mereka pernah sejauh itu.
Yuda kenal Naya lewat handphone, mungkin saja Ira pernah. Memakai handhpone Naya untuk telpon Yuda, ketika mereka masih pacaran. Entah lah.
"Iya, Mas pernah ngelakuin, sama si Ira." jawab Yuda dengan wajah tanpa sesal, sedikit pun.
"Emang Mas ngelakuin itu di mana? kok bisa?" Naya pun penasaran.
"Di rumah si Ira, waktu aku nginep di rumah nya."
"Astagfirullah."
"Gila ..." Naya berdecak gak menyangka kalo suami nya ini. Pernah melakukan itu sama Ira.
"Emang Ira gak minta tanggung jawab dari Mas Yuda?" tanya Naya sambil tertunduk.
"Enggak, tanggung jawab apa Dek, dia, kan gak hamil! dia sendiri kok yang ngasih, suka rela pada Mas."
"Terus kenapa Mas mau ha? ia belum jadi istri kamu! baru pacar kamu waktu itu Mas, kamu tega mas, jahat," Naya kesal, marah.
"Itu, kan dulu dek, Mas khilaf Dek." elak Yuda terdiam sejenak.
"lagian siapa sih yang gak mau? ibarat kucing di suguhi ikan, ya di santap." tambah Yuda tersenyum licik.
"Tapi gak seharusnya Mas lakukan itu. Apa lagi di rumahnya. Mas itu gak punya malu apa?" Naya menatap tajam.
"Dek, itu, kan dulu." Yuda menatap balik sorot mata Naya.
Yuda mengecup kening Naya lalu menelusuri b**** Naya. Naya pun tak menolak nya. Naya merasa kaku waktu Yuda melakukan itu. Naya memalingkan, mukanya, tapi Yuda tak perduli itu. Yuda terus saja melanjutkan.
Sebagai wanita dewasa. Naya pun merasa kasian pada Yuda, yang menginginkan haknya sebagai suami.
Tapi mau gimana, belum waktunya tuk itu.
Ke esoknya, Naya duduk santai di tepi tempat tidur.
"Mas, gimana nanti setelah di Jakarta, aku menghubungi kamu ke siapa? kamu, kan gak ada hape mas? tanya Naya
"Nanti Mas, yang hubungi Adek, pake hape kawan."
"Nanti kalo sudah gajian, kirim aku uang ya Mas? lewat pos aja pake KTP. dan bawa KTP Bapak!" Naya memelas.
"Iya nanti mas kirim uangnya. Tenang aja dek!" jawab Yuda sambil manggut-manggut
"Mas, kok Ibu kamu gak ada telpon nanyain Mas atau aku? apa Ibu gak suka ya sama aku?" tanya Naya pada Yuda.
"Siapa bilang? aku tadi SMS Ibu kok. dia baik-baik saja gak ada masalah apa-apa."
"OHH, ya sudah," Naya melirik teduh.
"Tapi aku merasa aneh, aku meras bahwa keluarga Mas gak merestui kita menikah." Naya kembali menatap tajam,
"Ah, itu perasaan kamu aja, jangan berlebihan." Yuda kembali fokus dengan handphone Naya.
"Gitu kenyataannya kok." gerutu Naya.
"Udah, jangan ngoceh, berisik," jelas Yuda.
"Ish-ish, Mas ini." Naya mendelikkan matanya.
Lalu Naya meninggalkan Yuda sendiri. di kamar, Yuda hanya melirik.
"Mau kemana?" tanya Yuda.
"Keluar! duduk di depan, mau duduk-duduk di depan." sahut Naya.
Naya ke luar dari kamarnya, Meninggalkan Yuda yang asik main handphone..
,,,,
Mohon🙏 dukungan nya ya... kalo ada kata kata yang salah.
mohon kritik dan sarannya dari kalian🙏
jangan lupa like, komentar. dan vote nya. agar aku tambah semangat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 268 Episodes
Comments
Iie Bae
cowo kere ko mau seeh aneh
2021-10-26
1
arlie
gk ada hape ktny.. tp bisa kirim sms ke ibu ny.. yg fokus dong thor.. jgn ngasal klo nulis
2021-08-23
1
Nanik Ismawati
ktnya g mau telp.. pake HP teman.. kok skrg mainan HP.. bingung
2021-07-23
1