Pagi-pagi Dimas sudah siap untuk beraktifitas, tapi dia merasa telah lama dia tidak menelpon Naya. Dimas senyum-senyum. "gimana kabar Naya sekarang ya..? rindu juga." gumam Dimas dalam hati.
Dia merogoh sakunya, dan mencari kontak Naya, yang dia beri nama, my love. entah kenapa Dimas suka aja ngasih nama itu di kontaknya.
"Hallo..!" sapa Dimas, setelah sambungan telepon darinya, tersambung.
"Iya Hallo..juga" jawab yang di sebrang dengan lembut.
"Gimana kabar nya kak Naya..?lama gak ada kabar bah" tanya Dimas.
Naya tersenyum.."emmh. baik, kamu sendiri gimana kabarnya..? kemana aja. kok baru ada kabar..?"tanya Naya !
"Baik bah, aku sedikit sibuk, ini juga baru siap-siap mau berangkat kerja."
"Ohh, kukira kamu sudah lupa sama aku..?" sambung Naya.
"Egak bah, mana ada aku lupa sama kak Naya, justru aku---"Dimas tidak melanjutkan perkataanya. karena terpotong ucapan Naya.
"Ohh, ya udah kalau mau berangkat kerja, takut nanti kesiangan, atau mungkin sudah ada pasien yang menunggu, kan kasian.."
"Tapi, ya sudah nanti kalau ada waktu di sambung lagi." timpal Dimas.
"Ok"sahut Naya singkat.
"Ya sudah aku berangkat kerja dulu"
"Yaps, hati-hati di jalan.!" pesan Naya.
"Ok met pagi..! my love" tapi sambungan telepon sudah lebih cepat terputus.
"Hemm, belum puas aku bicara" Dimas menggelengkan kepala sambil tersenyum.
"Segitu juga lumayan lah.sudah mendengar suara lembut wanita itu." gumam di benaknya, Dimas.
Dia mengambil kunci mobilnya, lalu melenggang, meninggalkan kamarnya.
Tiba-tiba ada suara. "abang gak sarapan dulu..?" Dimas menoleh ke arah suara itu. yang melainkan suara adik perempuan Dimas.
"Tidak, nanti aja di RS saja" Dimas tersenyum.
Dimas masuk mobil, lalu melaju menuju rumah sakit, tempat dia bekerja, yang masih di daerah Sekadau .!
Beberapa waktu kemudian Dimas pun sampai ke tempat yang di tuju. Dimas memarkirkan mobilnya, dan terburu-buru masuk ke ruangannya.
dia menebarkan senyum manisnya ke setiap orang yang berlalu lalang di lorong rumah sakit itu. khususnya pada perawat, mantri yang berpapasan dengannya.
Dimas masuk ke ruangan kerjanya.
dia mendudukkan tubuh di kursi kerja.
ia menatap langit-langit, sembari tersenyum, entah apa yang dia pikirkan. hatinya bak sedang berbunga-bunga. tanpa sadar dia bergumam.." my love"
"Ya tuhan, apa yang sedang kupikirkan..?dia sudah jadi istri orang.! gumam nya.
"Hahh, aku pun sudah ada Silvi, walau sekarang hubungan kami kurang baik, sial.." Dimas mengusap wajah dengan kasar.
"Coba saja keberadaan dia itu dekat, pasti sudah kutemui, oh tuhan..!" gumam Dimas. membuang napas dengan kasar.
******
Jam 14 siang. Dimas bersiap pulang. karena tugasnya sudah selesai. sesampai nya di rumah. Dimas langsung masuk kamar. setelah mandi badan pun teresa segar.
"Mak sudah pulang..?"tanya Dimas ke mamak nya yang baru pulang dari ladang.
"Iya, kamu sudah makan.?" tanya Bu Hesa.
"Sudah mak" jawab Dimas. mengangguk
"Sekarang mau kemana..?tanya mamak Dimas.
"Keluar, ke tempat kawan.! saya pergi dulu mak."Dimas pergi, niatnya sih ke tempat kawan.
Dimas melajukan motornya, tak lama di Jalan. Dimas menghentikan motor karena sudah sampai tujuan.
"Hi...bro..?" Dimas menyapa kawan-kawannya, yang sudah berkumpul.
"Hallo..!"
"Kyapa habar pian..?sapa Dimas.
"Kamek baek-baek jak." jawab mereka.
Dimas tersenyum. sambil menyalami kawan-kawannya.
"Minum bah. kemana saja kau, tidak temui kamek..?" tanya dehen.
"Sibuk bah..! maklum lah orang sibuk bah."
"Iya-iya," mereka tertawa dan menyodorkan gelas yang sudah di isi arak.
"Minum bro.." ajak ekot.
"Baik bah. tapi sedikit aja bro." Dimas pun meneguk arak yang sudah disediakan. kawan nya.
Mereka mengobrol, dan bercanda, sehingga tercipta tertawa lebar.
karena sudah sore Dimas bangkit dari duduknya,
"Mau kemana bro..?" tanya Akawan Dimas.
"Pulang, sudah sore bah, lain kali kita kumpul lagi disini, atau kalian main ke rumah"
"Ok.. bro..! hati-hati bah" ucap dehen.
Dimas melajukan motornya walau sedikit pusing, tak lama di jalan Dimas sampai di rumah. langsung masuk kamar melemparkan badan ke kasur, dengan mata terpejam, merasakan pusing di kepala, dan terbayang wajah seseorang.
"Hah..die selarat, ya Tuhan..! kenapa aku ini bah" Dimas menggelengkan kepalanya, ingin menepis pikiran yang ada di kepala.
******
Setelah sholat magrib Naya seperti biasa, sampai isya. sebelum tidur Naya melanjutkan pekerjaan, membuat jaring nya.
Dering handphone berbunyi. Naya mengambil dan melihat siapa yang panggil.
"Dimas" gumam nya. " Hallo.. malam..?" sapa Naya.
"Hallo..juga my love.!" jawab Dimas.
"Ihh, kamu apaan sih..?Naya bergidik.
"Ups sorry.! sedang apa kak Naya..?"
"Biasa, lagi membuat jaring. kamu lagi apa..?Naya balik bertanya.
"Baring aja nih, ganggu gak..?"
"Ohh, nggak, biasa aja. ada apa Dim..?"
"Egak, cuman ingin ngobrol aja bah, tak boleh kah..?Dimas mengerutkan keningnya.
"Hihi boleh lah..! gak sibuk kah malam ini. gak jalan, atau tugas.?
"Enggak kak. tugas ada siang aja, jalan, mau jalan kemana..? gak ada tujuan bah"
"Emm gitu, emmh kabar keluargamu gimana baik kah..?Naya menanyakan kabar keluarga Dimas.
"Puji tuhan baik kak.! kabar keluarga kakak sendiri bagai mana..?"
"Alhamdulillah baik, semua sehat"
"Gimana, suami jadi pulangnya kak kemarin itu..?"
"Egak," Naya singkat.
"Kok enggak.?gimana ceritanya, sampai sekarang belum pulang juga." Dimas penasaran.
Naya terdiam sejenak." kak apa masih di situ..?hallo..?" Dimas beberapa kali memanggil Naya.
"Iya..!" sahut Naya.
"Gimana ceritanya kak..? cerita sama aku bah" Dimas makin penasaran.
"Ya nggak aja." ekspresi wajah Naya murung.
"Kak coba ceritakan, aku ingin mendengarnya." Dimas dengan lembut.
Setelah menghela napas dalam-dalam Naya menceritakan, semua keluh kesah dalam hatinya, dan tentang kepulangan suaminya yang gak jadi. lalu Naya pun berderai air mata.
Mendengar cerita dari Naya, Dimas merasa iba. dia pun mengusap air dari sudut matanya,
"Kak harus sabar, mungkin satu saat nanti dia akan pulang untuk kakak. aku percaya kak Naya mampu, melewati cobaan ini.!"
"Aku gak tau lagi harus gimana..? aku malu sama orang tuaku, aku punya suami tidak Bertanggung jawab, terhadap istri" Naya mengusap air mata di pipinya.
"Aku yakin kakak akan menemukan kebahagian. tuhan gak akan membiarkan orang baik seperti kak Naya menderita" tambah Dimas dengan lirihnya.
Naya terdengar masih ter isak-isak.
"Aku gak rela kamu menderita.! aku gak rela kak Naya seperti ini" tambah Dimas.
Naya menengadah kan wajahnya ke langit, agar air matanya tertahan, sambil menghembuskan napas dengan kasar.
"Sudah lah, mungkin ini takdirku"
"Jangan bicara seperti itu kak kebahagiaan pasti menanti kamu..yakin lah" sambung Dimas.
"Ya, insya'allah, makasih Dimas" Naya mencoba tersenyum.
"Iya kak. jangan sedih ya, kamu harus kuat. jangan lupa jaga kesehatan. jangan sampai kak Naya sakit" Dimas mencoba menghibur.
"Ya, sudah dulu ya.. dah malam kamu harus istirahat. besok mau kerja kan..?nanti kamu kesiangan Dim" ucap Naya dengan lembut.
"Baik lah, kamu juga harus istirahat ya. met malam..?"
"Malam juga."
Mereka pun masing-masing membaringkan diri di tempat tidurnya. lalu mereka memejamkan mata untuk menjemput mimpi...
,,,,
Terimakasih ya...🙏 buat semua yang sudah mampir.
yang sudah lake, komens, vote nya juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 268 Episodes
Comments
Dira Uce
posisi saya kaya Naya
suami saya bagai benalu
di rumah ortu saya
2021-10-20
1
Adhe Adam Janitra
selarat itu arti nya terus,,
bah itu emang biasa di pakai ketika kita bicara..kamek nii orang Pontianak😍😍
2021-09-02
1
suci saipul
astaga naga ,,terasa aneh baca kata ( bah,)
2021-06-01
1