Naya yang menanti kedatangan Yuda, menjadi merasa gelisah, harap-harap cemas tak karuan, karena siang sudah terlewati, dan waktu akan menjelang sore.
"Ya Allah jadi gak ya mas Yuda pulang,,?" Naya menghela napas dengan kasar,
Ia duduk di teras rumah panggung milik orang tuanya, memandang ke depan. karena beberapa meter dari situ. sebuah Jalan dan berlalu lalang motor juga mobil angkutan umum.
Berharap sangat, ada orang yang sangat dia harapkan turun dan menghampirinya.
Tapi setiap orang yang turun dari angkutan umum, bukanlah orang yang di harapkan olehnya.
Detik-detik berganti, waktu pun berlalu, magrib pun datang,
Siang berganti malam, matahari tenggelam dan akan di gantikan dengan kehadiran sang rembulan,
Habis solat magrib Naya tidak beranjak dari tempatnya, Berdzikir, membaca al-qur'an, BerDoa agar hatinya di beri ketenangan, dan kesabaran,
Naya merasa cemas, sangat khawatir. gelisah, kecewa, kesal, sedih. semua berkecamuk jadi satu, dalam hati, begitu sesak di dada.
Air mata pun bergulir di sudut mata, dan jatuh ke pipi.
Di lanjutkan sholat isya. setelah selesai barulah dia bergeser dari tempatnya, membuka mukena dan melipat sejadahnya.
Ia mengambil, handphone nya, lalu dia mencari, kontak yang suka di pake oleh Yuda,
Naya berniat menelpon nya, tuk menanyakan, masih di mana, sehingga waktu sudah menunjukan, Jam 09.malam Yuda masih belum sampai juga,
"Halo..? Assalamu'alaikum..?"
"Wa'alaikum salam..!" Naya tau bahwa, yang tengah, terima telpon darinya, bukan lah Yuda. melain kan temannya yaitu Made.
"Maaf mas aku mau tanya, apa Yuda nya ada..?" tanya Naya.
"Oh- gak ada neng, kan tadi pagi. ya.. agak siang sih pergi," jawab Made.
"Pergi kemana mas,,?bilang gak kalau dia, mau pulang ke tempatku..?"Naya penasaran.
"Iya-iya dia mau pulang kampung ke tempat istrinya."
"Ohh- tapi kok belum sampai ya sudah jam segini..?"Naya tambah khawatir !
"Oh..iya tadi bener neng, dia pergi di jemput perempuan,."
"Maksud mas,, perempuan siapa..?" Naya jadi penasaran.
"Iya..emmh- mungkin mau bareng atau apa saya tidak tau neng. sahut Made dari sebrang,
"Oh kalau begitu, makasih ya mas, makasih banyak, atas informasinya.?" ucap Naya.
"Iya-iya neng sama-sama..!" jawab Made.
"Ya udah dulu ya mas, Assalamu'alaikum.." Naya pamitan.
"Wa'alaikum salam.. neng.." sahut Made.
Sesaat Naya terdiam, memikirkan perkataan Made barusan,
"kenapa, belum sampai ya..?ach mungkin kena macet di jalan, nanti juga pasti sampai.." tepisnya dalam hati.
"Semoga Allah selalu menjaga suami lku di manapun berada, ! gumam nya dalam hati.
Naya pun membaringkan tubuhnya, di tempat tidur, memakai selimut lalu mematikan lampu, tak lupa membaca Doa mau tidur.
"Bismilah.! Bismika Allah Humma Ahya WaBismika Aamuutu."
Naya pun tertidur, meski hatinya gelisah, dalam sebuah penantian.
Subuh nya Naya terbangun, terdengar suara adzan yang merdu di setiap penjuru, yang mengajak, setiap orang untuk bangun, karena waktu ini bangun lebih baik, ketimbang tidur.
Naya mengucek ke dua mata nya, dia mengingat-ingat, kejadian hari kemarin.
"Astagfirullahal'adzim, kok mas Yuda gak datang juga kesini.?" Naya berpikir sesaat.
"Mungkin mas Yuda sebenarnya gak jadi pulang, kesini.," hati sudah mulai terhiris. namun Naya segera menepis rasa itu. dia pelan-pelan bangkit, berjalan tertatih, menuju luar rumah, hendak ke toilet, tuk mengambil air wudhu. tuk sholat subuh.
Selesai sholat subuh, seperti biasa, gak langsung bergeser dari tempatnya, melainkan, membaca al-qur'an lalu mengadu, tentang semua yang terjadi. tentang semua yang tengah ia rasakan, dia tumpah kan dengan deraian air mata. yang tanpa sengaja berjatuhan, membasahi mukenanya.
"Ya Allah kuatkan aku menghadapi semua ini.!"hik hik hik.
Agak siangan barulah Naya keluar dari kamarnya,
"Tuh, buktinya dia gak pulang juga, janji-janji pulang mana,?gak kelihatan batang hidung nya. gak perduli sama istri, di tinggal begitu saja, gak di kasih makan gak apa,
Punya kambing saja harus di kasih makan, di carikan rumput, apalagi ini manusia..!" gerutu Ibunya Naya dari dapur sambil masak di temani suaminya yang tak lain Pak Nanang.
Naya yang hendak keluar dari kamarnya pun ia urungkan, tak terasa lagi air mata bercucuran di pipi. betapa pedihnya. bagaikan terhiris..! rasa yang berkecamuk, tak menentu..! entah harus pada siapa ia mengadu. seolah semuanya, harus di pendam sendiri.
"Kalau iya bertanggung jawab pulang, walaupun gak pulang, ya kirim uang buat makan istri..! apa susahnya sih..? gablek salaki kitu patut.." lanjut nya Bu Nina dengan kesal.
Bapak Naya mendengar ocehan istrinya itu hanya terdiam, sambil menghela napas dengan kasar, dia gak bisa mengelak dengan semua yang dikatakan istrinya..!
"Mun di susul-susul kamana meren.? da lain susulen kitu mah.." tambah nya lagi Bu Nina.
*****
Hari-hari wajah Naya murung, jangan kan tuk bicara, sedikit tersenyum pun enggan.
Nada dering pun berbunyi, Naya yang sedang termenung di tempat tidur menoleh, siapa yang telpon, rupanya David yang menghubunginya.
"Halo..! Assalamu'alaikum.." Naya dengan suara serak.
"Wa'alaikum salam." jawab yang di sebrang dengan nada datar.
"Lagi apa teh" masih dengan nada datar.
"Bengong aja zak" jawab Naya.
"Jangan bengong, nanti ayam tetangga pada mati..!" David terkekeh.
"Apa-apa hubungan nya..?"Naya heran.
"Kenapa suara nya begitu..? habis tidur apa habis nangis..?" bukannya menjawab, David malah balik nanya.
"Egak kok zak" sahut nya
"Hemm..pasti habis nangis ni..? jangan bohong nih..! aku tau nih.."
"Egak, aku baik-baik aja kok..!"
"Allaaah, aku tau, aku hapal dengan suara kakakku yang satu ini. kenapa..? ada apa..? coba cerita..?"
"Hik hik hik" Naya bukannya menjawab, malah langsung menangis tersedu. dia gak bisa lagi, menyembunyikan kesedihannya itu pada David.
"Tuhh, kan pasti, bilangnya baik-baik aja.!" tambah David sedikit meledek.
Setelah sedikit merasa lega, nangisnya pun sudah berangsur berkurang, barulah Naya bercerita, tentang rencana kepulangan Yuda. yang sampai detik ini gak kunjung datang.
"Aku yakin zak, dia gak pulang ke sini. buktinya sampai detik ini, gak terlihat batang hidungnya sama sekali."
"Terus dia pulang kemana atuh..?kalau temennya bilang dia pulang kampung, tapi gak ada ke situ..?"
"Gak tau zak, temennya bilang dia pergi sama perempuan..apa..!" Naya tidak melanjutkan pembicaraannya.
"Apa, gimana teh..?"
Naya berpikir sejenak, sebelum melanjutkan kata-kata yang tadi terhenti..! "apa..mungkin dia pulang ke tempat perempuan itu..?"
"Jangan suudzon dulu teh, mungkin aja kebenaran nya, gak seperti itu. makanya bicarakan baik-baik dulu.." tambah David
"Gimana caranya bisa bicarakan baik-baik zak, kalau seperti ini.? komunikasi sulit ! bertemu pun gak bisa..!" Naya membuang napas kasar.
"Teh harus sabar, pasti kan ada waktu yang tepat buat selesaikan ini semua..!"
"Aku gak tau lagi harus gimana zak..?" keluh Naya.
"Aku yakin teteh bisa melewati ini semua..! terus bersabar, Ber Doa, teteh pasti kuat, menghadapi ini semua" tambah David.
David selalu berusaha menguat kan Naya, meskipun dia berada di luar pulau sekalipun...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 268 Episodes
Comments
♕FiiStory_
mampir teros,,mampir juga ya 😊
2021-08-07
0
Ria Diana Santi
Like! Di tunggu feedback nya!
2021-03-09
1
Sus Siti
begitulah orang rantau rata2 begitu...nasip perempuan yg bergantung pada laki2...p
2021-02-07
1