"Aku gak mau terus menjadi beban keluarga."
"Ya Allah, semoga nih jodoh ku yang terbaik. Apa pun kondisi aku, terima kasih ya Allah, kau mempertemukan ku dengan jodohku." gumam nya.
"Halo." sapa Naya.
"Malam kak," sahut Dimas.
"Kamu apa kabar Dim?" tanya Naya.
"Baik Kak, kabar Kak Naya gimana nih?" Dimas menanyakan kabar.
"Ya, seperti biasa aja nih," sahut Naya.
"Wah ... calon pengantin." Dimas berdecak.
"Iya nih, emang kenapa?" Naya keheranan.
"Nggak, pasti deg-deg gan tuh," goda Dimas.
"Iya sih pasti. Itulah yang aku rasakan." jawab Naya.
"Aku cemburu nih Kak, hihi," bisik Dimas.
"Aah kamu. Silvi gimana kabar dia?" Naya mengalihkan obrolan." lagian sudah ada Silvi masih menggoda orang," gerutu Naya.
"Dia baik aja Kak, ya emangnya gak boleh! menggoda kak Naya?" Dimas mengerutkan dahinya.
"Nggak lah aku, kan bentar lagi mau menikah," sahut Naya, agak kesal.
"Gak apalah, sapa tau. Kak Naya akan luluh hatinya padaku, haha." Dimas tertawa lebar.
"Idih ... malah ketawa!" gerutu Naya.
"Emang ada yang melarang ketawa ya kak?" Dimas heran.
"Nggak sih," jawab Naya singkat.
"Hem ..." Dimas, menggelengkan kepalanya.
"Ngantuk ah, mau tidur," seru Naya sambil menguap.
"Mau aku temenin?" goda Dimas. tertawa lepas.
"Ngak-Egak, ya udah, met istirahat." Naya bergidik.
"Met istirahat juga," setelah menutup sambungan telpon, mereka masing-masing tidur terlelap.
******
Di rumah Naya sudah ramai keluarga kumpul, karena besok hari dimana Naya menikah dengan Yuda.
sebelumnya Ibu Yuda menghubungi Naya.
"Neng jangan mengadakan pesta, karena Ibu dari kampung. Gak bawa apa-apa, jangan di sediakan apa-apa juga. Cukup air putih saja." kata Bu Marlina.
"Tapi Bu! disini sudah terbiasa. Walaupun gak pesta tapi di sini ramai, minimal harus keluarin uang," tambah Naya.
"Pokonya saya gak bawa apa-apa," timpal Bu Marlina lagi. Karena Naya gak mau debat dengan calon mertuanya ia pun berpamitan.
"Ya sudah Bu! Assalamua'laikum?
"Wa'alaikum salam," ketus Bu Marlina.
****
"Nenek doakan Naya ya? Biarpun keadaan Naya seperti ini. Naya ingin punya suami yang sayang sama Naya, juga keluarga Naya."
"Keun ku Nenek di doaken sing menang kebahagiaan. sing menang keberkahan," kata neneknya Naya.
Karena Jakarta Sukabumi bukan lah jarak yang dekat. Malam itu Naya pun menelpon tuk menanyakan sudah berangkat apa belum kepada calon suami nya.
"Halo, Assalamu'alaikum? mas di mana sudah berangkat belum dari Jakarta?" Naya sedikit cemas.
"Sudah! ini lagi di jalan dek, mungkin beberapa jam lagi sampai," jawab Yuda.
"OH, ya sudah hati-hati mas ya!" tambah Naya lalu menutup telepon nya.
Tepat sekitar jam 03 Pagi Naya terlelap tidur tiba-tiba ada yang membangunkan. Ternyata Yuda yang baru sampai.
dengan nada datar Yuda berkata.
"Dek bangun, sambil keluar lagi Yuda keruang tengah. Naya pun bangun lalu keluar dari kamarnya, ke ruang tengah juga.
Di ruang tengah sudah banyak orang selain keluarga dan tetangga Naya. Banyak juga keluarga Yuda yang baru datang..
Naya cuman menganggukkan kepala kepada semua tamu, lalu duduk simpul.
Keluarga Yuda dan keluarga Naya mengobrol, sebagai wakil dari keluarga Yuda menyerahkan amplop yang berisi uang dan be-berapa kaleng yang mungkin berisi makanan.
Dari belakang terdengar sedikit ribut.
Ternyata Ibunya Naya, yang sedang marah-marah, rupanya keluarga Yuda cuman membawakan Naya uang sebesar Rp 1500 belum buat bayar buku nikah ke KUA, yang waktu itu mencapai 1jt. belum buat mengganti uang buat masak-masak yang gak cukup sedikit.
"Sudah habis berapa nih? gak cukup duit sedikit Pak," kata Ibu tirinya Naya, kesal penuh amarah!
Tibalah Waktu yang di tunggu-tunggu, ya itu acara ijab kabul. Acaranya Alhamdulillah berjalan sangat lancar.
Naya mengenakan kebaya putih, begitu pun Yuda memakai kemeja putih juga.
Setelah ijab kabul selesai. Yuda menyerahkan sebuah amplop,
Berisi uang Rp 100.000 sebagai maskawin. Naya sedikit kaget, dalam hatinya bergejolak, tak bisa di ungkapkan dengan kata-kata.
"Loh aku, kan minta maskawin mukena, alat solat, dan aku pun gak minta yg mahal-mahal kok. Namun kenapa jadinya uang?" gumam Naya dalam hati sambil menatap amplop di tangannya.
Tapi Naya pun diam gak berani bertanya kepada Yuda. Semua yang hadir di tempat itu ikut bahagia, lalu mereka makan-makan yang sudah di sediakan.
Di luar, terlihat Yuda menggandeng Ibunya, yang sedang menangis sambil berjalan! paman Yuda berpamitan untuk pulang.
"Kami pilang dulu ya?" ujar pamannya Yuda.
Naya pun bersalaman, dengan pamannya Yuda.
Tapi tidak dengan keluarganya yang lain. Apa lagi dengan Ibunya yang sudah berlalu dengan Yuda lebih dulu.
Naya sedikit bengong sambil berkata dalam hatinya.
"Ya Allah, mungkin Ibu mas Yuda kecewa, karena anaknya menikah dengan wanita seperti aku? batin Naya dengan pandangan sendu.
Karena memang siapa sih? orang tuanya yang rela, menikahkan anak nya dengan wanita lumpuh seperti aku?" batin Naya, sambil menatap kosong.
Ia tak ingin memperlihatkan kesedihan hatinya, di hadapan keluarga. Kemudian Naya bersenda gurau dengan keluarga yang lainnya. Juga teman-temannya, ter lebih adik perempuan dan sepupunya..
,,,,
Jangan lupa llke, komentar, dan vote nya ya.. biar aku tambah semangat lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 268 Episodes
Comments
Iie Bae
hari gini nikah 1500 bwt pipis aja 2000 hadeuh
2021-10-26
1
Maria Ronsina
smga aja Naya bukay lumpuh beneran, TPI boongan buat Ter para pria yg tulus
2021-08-17
0
zien
Hadir 🌹🌹
2021-05-11
1