"Mas solat magrib bareng yuk?" ajak Naya pada Yuda.
"Iya dek bentar lagi, oh iya adik sudah bersih-bersih ya?" Yuda tersenyum.
"Iya Mas sudah! kenapa Mas?" Naya menatap ke arah Yuda yang sedang menyeringai. Entah apa yang tengah ia pikirkan.
"Nggak Dek, bertanya saja, boleh dong?" Yuda menyeringai aneh.
Yuda senyum-senyum, sementara Naya mengerutkan keningnya, ke heranan.
Kaktu sholat pun tiba, Naya dan Yuda sholat bersama.
Selesai sholat, membaca al-qur'an sebentar. Tak lama kemudian di lanjut sholat isya, setelah selesai, mereka pun membereskan alat sholat.
Naya duduk di tepi tempat tidur, sementara Yuda mau ke luar.
"Iih ... aku ngantuk banget Mas, padahal belum jam 20 nih."
Yuda menoleh. "Nanti bentar lagi ah, aku mau nonton TV bentar ya dek?" kata Yuda sambil membuka pintu kamar.
"Boleh sana, aku mau tidur aja, ngantuk nih," jawab Naya sambil memasang selimut ke tubuh nya.
Yuda pun pergi, ke ruang tengah, untuk nonton tv, sedangkan Naya memejamkankan matanya karena merasa ngantuk berat
Tak lama kemudian, Yuda pun kembali ke kamar Naya, dilihatnya Naya sudah terpejam. Dengan pelan Yuda naik ke atas tempat tidur dan mendekati istrinya.
"Dek bangun!" bisik Yuda pada istrinya.
Naya pun, sedikit membuka matanya, ternyata wajah Yuda. Sudah berada di depan mata. Hatinya dag dig dug bagaikan bedug yang di tabuh, dadanya berdegup begitu kencang, perasaan menjadi tak menentu.
"Kenapa Mas?" tanya Naya dengan suara serak khas bangun tidur. dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Boleh dong, aku meminta sesuatu malam ini dek?" suara Yuda sambil menatap sendu wajah istrinya, dengan suara yang aneh. Napas pun seakan tak beraturan, darah yang mengalir deras teresa panas, seolah mendidih di dalam kulit.
Naya pun, sedikit bengong, tanpa beralih dari posisi tidurnya. Ia berpikir besok Yuda akan berangkat ke Jakarta, berarti ini lah malam terakhir. Dia bersamanya.
Mungkin, baru akan kembali, setelah be-berapa minggu ke depan, atau bahkan mungkin bisa juga berbulan-bulan kemudian, di dalam hati Naya bergejolak. Beradu argumen, bak ruangan yang di penuhi oleh orang yang sedang rapat.
Yuda menatap istrinya penuh harap. Berharap apa yang dia inginkan beberapa hari ini. Menjadi kenyataan. terlaksana tanpa hambatan apapun.
Naya bisa menjalankan, kewajibannya sebagai seorang istri, dan jelas hasratnya bisa tersalurkan. Yuda masih menatap sendu penuh harap minta di perhatikan oleh istrinya.
Naya mengalihkan pandangan pada wajah suaminya, dengan pandangan sendu dan sayu. Naya pun menganggukkan kepalanya, tanda mengiyakan, kemauan sang suami.
Yuda pun tersenyum bahagia lalu mendekati istrinya. Seterusnya meminta lebih, dan selanjutnya apa yang terjadi?para pembaca, pasti bisa tau lah, dengan apa yang terjadi, di antara mereka.
Disela-sela kegiatannya, Yuda pun berhenti dengan napas yang masih memburu, dia membaringkan tubuhnya, di samping Naya, dengan sedikit kecewa.
Naya segera menyelimuti, tubuhnya dengan selimut. Dan juga mengibaskan ke tubuh suaminya, agar tertutupi selimut.
"Kenapa Mas? gak dilanjutkan?" lirih Naya dan melirik ke arah suaminya.
"Nggak, takut adik pingsan," jawab Yuda singkat.
"hem."
"Kalau adik sampai pingsan, kan berabe, kalau nanti Bapak bertanya gimana? aku, kan yang malu hihi." lanjut Yuda.
Mendengar Yuda bicara seperti itu, Naya pun tersenyum, malu.
Yuda mengangkat, kepala Naya supaya, tertidur di bahunya, seterusnya mereka tertidur lelap melewati malam itu dengan nyenyak.
Naya terbangun, mendengar di mesjid terdekat sudah mengumumkan. Bahwa berapa menit lagi adzan Subuh.
"Mas bangun sudah subuh nih." Naya membangunkan suami nya dengan lembut.
Yuda sedikit membuka matanya dengan malas.
"Hem, masih ngantuk ah Dek," gerutu Yuda sambil membalut kan selimut ke tubuhnya.
"Mas bangun mandi dulu Iah ..." Naya sedikit, mengguncangkan bahu Yuda.
"Dek, gak mandi pun dinginnya bukan main, apa lagi mandi?" Yuda merasa kesal.
"Iih, Mas, kamu gimana sih! kalo sudah mandi, sholat. Boleh tidur lagi kok, pokoknya bangun mandi terus solat." gerutu Naya kesal juga.
"Iya, bawel." ujar Yuda sembari bangun.
Dengan malas, Yuda pun bangun, mengibaskan selimut. Terus keluar kamar, menuju toilet tuk mandi.
Sementara Naya masuk ke dapur, menghampiri Ibunya untuk memasak.
"Gak salah tuh memakai baju terbalik kaya gitu?" kata Ibunya dengan datar. sambil memerhatikan Naya.
"Gi ... la, bikin malu aku, kok bisa sih aku memakai baju kebalik gini?" gumam Naya menggigit bibirnya, merasa sangat malu banget di buatnya. Sambil celingukan memperhatikan baju yang di pakainya.
"Malu-malu," gumam Naya, sambil memukul-mukul kepalanya sendiri.
Tak lama, Yuda sudah melewati Naya yang di dapur. Tengah memasak.
"Dek, bikinkan teh anget," pinta Yuda menatap istrinya.
"Oh, iya, pake gula gak Mas?" tanya Naya, melirik suaminya.
"Gak usah," jawab Yuda singkat, dan balik ke kamar nya.
"Iya, nanti aku buatkan." Naya membiarkan masakannya sebentar. Untuk membuatkan teh, permintaan suaminya, lalu mengantarkannya pada Yuda yang selimutan di tempat tidur.
,,,,
Mohon maaf ya🙏 kalo pembaca kurang merasa greget, hihi
Terus dukung aku ya, biar semakin semangat. dan mampu lebih memperbaiki diri. dalam menulis novel ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 268 Episodes
Comments
Aruna Zahrani
kirain ada hal yg membuat naya ama suaminya g jd MP. kasian bgt, abis "dipake" sskali trus ditinggal tiba2 ntar dicerai deh
2021-08-12
1
Mbuh Sapa
knp g d crita in adegan ranjang kn dh bsersuami q jg gtu...
2021-05-27
1
ଓεHiatus 🦅💰⋆⃟𝖋ᶻD³⋆ғ⃝ẓѧ☂
keren 🤗 lanjut terus
2021-02-11
2