Naya duduk di tepi tempat tidur! setelah selesai melaksanakan solat isya.
Ia memainkan handphone nya.
"Kok belum kabari aku sih mas?" batin Naya penuh dengan tatapan kosong.
Tiba-tiba handphone Naya berdering, kencang.
"Siapa nih, kok gak ada kontak nya ya? tapi siapa tahu aja, mas Yuda yang telpon."
"Halo! maaf ini siapa ya?" sapa Naya.
"Ini Mas dek, suami mu!" sahut Yuda.
"OHH mas, pakai no siapa? aku gak kenal?"
"Mas pakai nomer teman." jawab Yuda datar.
"Oh pantas, aku gak kenal. Gimana sudah sampai belum mas?"
"Sudah nih sudah di kontrakan." jawab Yuda lagi.
"Hem ... lagi apa nih? sudah makan Mas?"
"Sudah, adik sudah makan juga? tanya Yuda.
"Aku sudah Mas. Mas jaga kesehatan ya?" sahut Naya.
"Iya, udah dulu ya dek, gak enak nih. Sama yang punya hape." gerutu Yuda.
"Oh, ya sudah, nanti kalau sudah dapat uang. Beli hape mas, biar gak pinjem punya orang." harap Naya.
"Iya, itu gampang lah. Bisa di atur, jangan bawel." jawab Yuda
"Emang bener, kan, omongan aku? satu lagi, jangan banyak merokok. Bukan sekedar boros, tapi juga kurang baik buat kesehatan. Rokok aja sudah jujur.
"Iya-iya bawel." hardik Yuda. kemudian menutup teleponnya.
"Ih, udah gak ucapkan salam. Main matikan aja, dasar. "Naya menggerutu sendiri.
"Huah ... ngantuk ah, mendingan tidur."
Nada dering handphone berbunyi lagi, waktu sudah menunjuk kan, jam 9 malam.
"Aduh, siapa lagi sih? ngantuk," gumam Naya.
Tangan Naya mencari, keberadaan handphone yang di simpan di sebelahnya.
"Hem. Dimas rupanya yang telpon, Halo?"
"Halo juga kak, apa kabar nih pengantin baru?" sapa Dimas.
"Baik Dimas, apa kabar juga nih?" sahut Naya, sambil balik tanya.
"Baik kak, boleh aku kenalan dengan suami kak Naya?" tanya Dimas.
"Aduh! gak ada Dim. Suami aku sudah berangkat, ke Jakarta kerja."
"OH gitu ya, padahal aku mau kenalan bah. Kasian pengantin baru sudah di tinggal rupanya." Dimas menggoda.
"Gak ada Dim, tak apa lah, kan sudah seharusnya. Suami mencari nafkah, kan?"
"Iya sih, kenapa kak Naya gak ikut suami? kan enak bareng suami terus?"
"Kamu lupa ya Dim, kondisi aku gimana? aku, kan gak bisa jalan normal, kalau bisa mah dari dulu lah. Aku gak bakalan, diem di rumah Dim, aku pasti kerja bantu ekonomi keluarga.
"Oh, iya-iya Kak aku lupa? gimana kalau suami gak kembali Kak?" hahaha
"Huu ... sss, apaan sih kamu Dim? ya kalau ia bertanggung jawab, dia pasti kembali lah." Naya sedikit kesal.
"Iya, kak Naya yang cantik. Adik cuman bercanda bah!"
"Sembarangan ya, kalau ngomong.!" tambah Naya.
"Iya, sorry. Kak" sahut Dimas.
"Kabar kamu gimana Dim?" tanya Naya
"Aku baik kak, ini baru pulang tugas. Capek, pengen istirahat."
Dimas adalah, seorang dokter bedah, di salah satu RS di daerah pontianak. Kalimantan Barat.
"Oh, iya kah? gimana kabar Silvi. Pacar kamu itu Dim?"
"Baik juga kak, tapi sudah berapa hari ini adik gak ada ketemu dia."
"Kenapa? tanya Naya heran.
"Mungkin dia sibuk. Dengan sekolah nya kak."
"Oh, tapi hubungan kalian. Baik-baik aja, kan?"
"Baik lah kak, siapa sih yang mau kehilangan Dimas, yang ganteng ini hahaha."
"Ganteng, gangguan telinga, hihihi. Cieleaah ge'er nya, selangit." Naya membelalakkan matanya.
"Hahaha, kak sebenarnya, adik lagi jatuh cinta nih."
"Haa, jatuh cinta? gak salah Dim?" Naya keheranan.
"Beneran kak, bahkan. Sudah lama sekali aku merasakan itu."
"Iya, lah pada Silvi, kan?" tanya Naya.
"Bukan," jawab Dimas singkat.
"Kok bukan sih? kan pacar kamu Silvi. Emang siapa lagi?" Naya terharan-heran. Dimas hanya tersenyum, mendengar gerutunya Naya.
"Mau tau gak kak?" tanya Dimas.
"Emang siapa? perasaan gak ada wanita lain deh. Selain Silvi, kamu gak pernah tuh. Cerita wanita lain selain dia." Naya mengerutkan dahinya.
"Sebenarnya! aku jatuh cinta. Sejak lama, cuman aku gak berani bilangnya. Takut di tolak kak hihihi."
"Oya, emang kepada siapa?" Naya penasaran.
"Aku jatuh cinta. Pada seorang wanita, yang selama ini aku kenal, dia cantik dan baik hati." Dimas melengkungkan bibirnya. Melukiskan sebuah senyuman.
"Iya siapa orang nya? kok kamu baru cerita sekarang sih?" Naya tambah penasaran.
"Kok, kak Naya penasaran banget sih?" Dimas malah balik Nanya. Sambil masih tersenyum.
"Lah, ya sudah. Kalau gak mau cerita, gak usah di ceritain. Heran aku." Naya kesal.
"Oke-oke aku cerita ya, tapi jangan kaget ya? kalau aku cerita siapa."
"Kenapa harus kaget? apa dia putri seorang raja? atau anak presiden gitu?" desak Naya.
"Sebenarnya--!"
Dimas menghentikan pembicaraannya. Sambil menghela napas dalam-dalam.
"Sebenarnya ... aku jatuh cinta pada Kak Naya."
Naya pun kaget, rupanya dari dulu Dimas suka sama dirinya? dulu dia pernah bilang, tapi sama sekali gak di anggap.
"Rupanya dia bilang cinta itu, bukan sekedar bercanda." Naya tertegun tuk sementara waktu.
"Kak-kak Naya, masih mendengarkan aku, kan? Dimas memanggil-manggil dari sebrang sana.
"Oh iya. Dim, aku mendengarnya kok," jawab Naya.
"Kenapa diam?" tanya Dimas heran.
"Eh, egak--gak diam. Ini gerak-gerak kok hihihi"
"Bawel,"
"Siapa juga yang bawel? udah tau lagi diam." gerutu Naya.
"Kamu yang bawel. Biasanya juga bawel," timpal Dimas.
"Ih, apanya yang bawel, dia sendiri mulutnya kaya cewe," ketus Naya. sambil tersenyum.
"Biar aja bah, mulut-mulut ku. Bukan mulut mu, suka-suka aku lah. Hahaha."
Naya melotot mendengar, ocehan Dimas.
"Ish-ish-ish." Naya berdecak, sambil menggelengkan kepalanya. Kalau saja dekat, pasti sudah Naya cubit tuh si Dimas, yang telah membuatnya kesal...
,,,,
Cinta♥️adalah anugrah yang datang kapan saja dan di mana saja.
tak mengenal usia pula, tua, muda, laki-laki, perempuan, Karena itu sudah fitrah nya manusia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 268 Episodes
Comments
Adam Arrosid
baru ini bca novel lokasi nya msih Kalimantan barat
2021-07-13
1
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
like
2021-02-20
1
ଓεHiatus 🦅💰⋆⃟𝖋ᶻD³⋆ғ⃝ẓѧ☂
lanjut terus semangat
2021-02-17
1