Rika dan mawar sudah menunggu cukup lama di kafe yang bernuansa full movie, saling bertukar cerita dan informasi perkara wanita. Tak lama setelahnya, kedua cogan yang ditunggu tunggu akhirnya tiba.
“maaf sayang, nunggu lama yah” riko yang baru datang menggambil tempat di sebelah rika
“enggak kok, kita baru ajh mau ganti tema gossip” jawabnya
“eh buset, satu tema gossip kamu kan bisa nyampe 5 jam” ledek riko disusul tawa yang lainnya
“enggak pulang ke rumah dulu?” alif mengenakan jaket miliknya untuk mawar
“enggak, aku langsung kesini bareng rika” jawabnya tersenyum
“acieeeee… pipinya merah gitu. Gak usah malu kali” ledek rika
“apaan siiih” sungut mawar
Setelah menghabiskan pesanan, riko menatap serius alif.
“ada apa??”
“hmmmm aku akan segera pindah tugas ke turki. Sebelum itu aku sudah melamar rika dan alhamdulillah di terima. Rencananya, setelah rika lulus kuliah kita akan segera mengadakan pernikahan di turki dan setelah itu aku akan menetap dengan rika di sana”
“beneran rik??”
“iya mawar, aku udah diskusikan masalah ini sama keluargaku dan mungkin sebentar lagi keluargamu dan keluarga ka arga akan tau. Tapi aku janji, aku akan sering-sering berkunjung ke Indonesia untuk menemuimu”
“kalo itu yang terbaik buat kamu, aku akan selalu mendo’akan”
“terimakasih mawar sayang” mereka saling mengaitkan jemari dengan erat
“kami pasti akan datang ke pesta pernikahanmu” jawab alif
“harus!”
“aku permisi ke belakang” alif beranjak dari tempat duduknya
“mawar?”
“iya mas riko?”
“sebenarnya sulit untuk ku memberitahukan hal ini padanya. Dari dulu Alif punya mimpi untuk membangun klinik di turki. Ia ingin memiliki klinik di pedesaan, tempat dimana banyak keluarga yang tidak mampu membayar biaya mahal RS. Semasa remaja ia sering di ajak kakeknya berkeliling desa dan menceritakan beberapa sejarah di sana. Ia berjanji pada kakeknya sebelum menjemput ajal bahwa dia akan kembali dan membangun klinik di sana. Karena disanalah tempat kakeknya di lahirkan hingga sukses menjadi seorang dokter muda kala itu. Tapi…”
“karena dia menikah denganku, makanya dia hapus semua impiannya??”
“hmmmm, saat dia sadar kalau dia mulai menyukaimu, dia memberikan tiket emas ini padaku. Tiket dimana aku bisa kerja di RS turki. Dari dulu dia sudah memilihmu mawar. Aku hanya ingin memberitahumu saja, karna mungkin setelah aku menetap disana akan sulit untuk ku kembali. Ah dan satu lagi… dia takut cacing”
“cacing??!” teriak rika dan mawar bersamaan lalu tertawa lepas. ‘pantas saja dia tidak mau membantuku saat merapihkan kebun, jadi itu alasanya’
“laki-laki sekeren dokter alif ternyata takut cacing??” ejek rika
“kenapa kalian tertawa??” alif yang baru saja kembali nampak bingung. Dan sedikit tersenyum akibat tawa mereka yang tak henti-henti.
Diatas tawa mereka, seseorang sedang menderita. Melinda tengah merencanakan sesuatu, melihat kedekatan alif dan mawar di kafe itu membuatnya marah dan tak terima. Ia kembali meraih ponselnya, mengetikan nama ‘p’ dan memanggilnya. Tatapan tajam mengarah pada mawar yang sedang tertawa di depan sana, di akhiri dengan senyum mistisnya, melinda menutup obrolan dan pergi dengan taksi.
“oiya, kamu jadi penelitian di bandung?” tanya rika pada mawar
“hmmm??” mawar kaget dengan pertanyaan rika. Dia belum sempat memberitau suaminya mengenai rencana penelitian ke bandung. Dengan gugup ia tersenyum manis ke arah alif yang kini mentap mawar meminta penjelasan.
“hehe nanti aku ceritakan di rumah” sambungnya
“aduh aduh, aku salah ngomong nih”
Riko tertawa melihat ekspresi alif dan mengelus rambut rika memberi penghargaan.
Mereka pun pulang, saling mendo’akan yang terbaik. Selama perjalanan, tak sepatah katapun alif lontarkan, membuat keadaaan begitu sepi. Selesai mandi dan berpakaian alif segera menuju ruang kerjanya. Mawar yang menyadari kalau suaminya marah segera mengambil inisiatif. Dengan memakai lingerie biru gelap, mawar menghampiri alif yang tetap tak melepas pandangannya dari layar laptop.
“mas?” ia mengusap pundak alif
“hmm?”
“hmmmmm, aku sebenernya mau bilang cuman aku takut kalo gak di izinin”
“hmmmm”
“maaas”
“pakai jaket dulu sana, dingin” (padahal bilang saja klo sudah mulai tergoda)
“ihh, jawab dulu. Boleh yah? Kan cuman tiga bulan mas. Yah yah?? Deket kok di bandung”
“lebih deket klo kmu penelitiannya di RS aku”
“kan gak boleh mas, masa aku penelitian di RS suami sendiri sih, bikin kecemburuan sosial. Kamu jadi dosen pembimbing aku ajh banyak yang protes”
“pokoknya gk boleh, akan ku carikan RS di Jakarta yang bisa aku pantau”
Mawar kembali membelai bahu alif, turun kedada dan naik lagi mengusap telinganya.
“boleh yaaah??”
Alif yang tak tahan dengan perlakuan mawar, menarik tangannya hingga mawar tersentak duduk di pangkuannya.
“ka kamu mau ngapain mas?”
Alif tersenyum manis melihat mawar yang berubah dari menggoda menjadi ketakutan.
“bukankah tadi kamu menggodaku??”
“meng menggoda?? Aku aku hanya ingin mendapat izin dari mas”
“ya kalau begitu aku izinkan”
“beneran??”
“asal kamu izinin aku juga”
“izinin apa??”
Alif mendekati telinga mawar
“melaksanakan malam pertama yang tertunda”
“hemm??” mawar tercekat, menelan ludah saja sulit apalagi bernafas.
“boleh??” lanjutnya
Author...
"aciaaaa... apa ya kira-kira jawaban mawar?? udh siap atau belum. hihi, mohon dukungannya dengan like, comment and vote nya man teman 😁🥰🥰🙏🙏 biar Author nambah PD buat lanjutin ceritanya... terimakasih... ❤️❤️"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments