Setelah acara salaman dan sungkeman selesai, di ganti hiburan dan makan-makan kini ayah bunda dan mamah papah mendekati Mawar dan Arga, memberikan sedikit wejangan dan rasa syukur yang teramat dalam karna sebenarnya inilah yang mereka harapkan. Pestapun berlangsung sampai larut malam. Mawar yang sedari tadi menahan kantuk akhirnya memutuskan untuk langsung ke kamar. Saat Mawar memasuki kamar terlihat Arga yang sedang melamun di balkon, ia menghampiri Arga dan berdiri di sampingnya.
“Masih mikirin melinda yah?” tanyanya
“mmmmm aku…” lanjutnya
“kenapa kamu melakukannya??”
“iya??”
“kenapa kamu mau menggantikan posisi melinda??”
“itu… karna aku aku tidak ingin melihatmu malu”
“malu??” arga menatap mawar tajam membuat mawar mundur ketakutan. Tangannya mendorong bahu mawar kasar.
“apa kamu anggap sebuah pernikahan itu lelucon?? aku hanya ingin menikah sekali dan itupun dengan wanita yang aku cinta bukan dengan gadis sepertimu. Kamu sudah aku anggap adik sendiri Mawar dan kamu telah menghancurkan hidupku!!!”
“aku… aku ter…”
Kembali Arga mendekati mawar, mencengkram kuat bahunya.
“a… sa sakiit”
“kamu tau apa yang dilakukan pengantin baru di malam pertamanya?? Sudah kah kamu memikirkan itu sebelum memutuskan untuk menikahiku hah??”
“ah… le lepas ka Arga sa sakit”
“panggil aku Mas bukan kaka, aku sudah sah menjadi suamimu. Tubuhmu kini milikku”
Dengan kasar Arga melepas manik-manik yang menghiasi kepala istrinya, melepas kasar jilbab beserta ikatan rambutnya. Banyak helaian rambut yang tercabut membuat Mawar meringis kesakitan.
“hentikan aku mohon!! Hiks hiks”
Allih-alih memperdulikan Mawar yang menangis ketakutan Arga lebih memilih meneruskan perbuatannya memaksa melepaskan kebaya putih yang menutupi tubuh mawar. Sekuat apapaun mawar melawan jelas tenaganya tak sebanding dengan Arga yang kini telah tersulut emosi. Perkataan mamahnya mengiang jelas difikirannya bukan pernikahan seperti ini yang mawar harapkan, memang dengan Arga ia ingin membangun rumah tangga tapi tidak seperti ini. Dirinya dipaksa melepas pakaian dengan kasar oleh suaminya sendiri hingga kini ia sudah pasrah karna kebaya yang menutupi tubuh atasnya telah terlepas menyisakan bra hitam yang dengan setia menutupi gunung kembarnya. Arga menghentikan aktivitasnya menatap manik mata sang istri yang segera menunduk ketakutan.
“ini pilihanmu Mawar, jangan salahkan aku”
Arga kembali melanjutkan aktifitasnya, kini ia lakukan dengan lembut. Tangan kekarnya menelusuri perut ramping mawar membuat mawar menggeliat merasakan desiran aneh di tubuhnya. Salah satu tangan arga yang lain mencubit dagu mawar, mengarahkannya berhadapan dengan bibir Arga. Linangan air matanya tak mampu menghentikan tangan Arga untuk terus mengusap-ngusap gundukan kenyal dan padat miliknya yang masih tertutup bra.
“tatap mataku!!”
Dengan gemetar Mawar memberanikan diri menatap mata kejam suaminya
“ingat perkataanku, aku tidak akan pernah membuatmu merasakan pernikahan yang kamu impikan”
Arga melempar dagu mawar kasar, mendorong gundukan padat yang sedari tadi ia pegang. Ada rasa lega menyelusup kedalam hatinya, membuatnya tertunduk semakin lemas. Buru-buru ia kenakan kembali kebayanya yang sudah tak berbentuk. Mawar menghirup oksigen banyak-banyak mencoba mengendalikan nafasnya yang tak teratur, mengontrol perasaannya yang tak karuan. Dia bukan ka Arga yang Mawar kenal. Ia menyesal karna telah memaksa tuhan untuk mengabulkan do’anya, meminta agar di beri kesempatan untuk bersanding dengan orang yang ia cintai. Mawar sadar dengan perkataan mamahnya. Tuhan lebih tau dengan apa yang kita butuhkan. Tak kuasa ia mengingat keserakahannya untuk memiliki Arga, Mawar kembali menangis dengan sangat menyesal Mawar kembali mengucapkan dua kalimat syahadat, memohon ampun pada sang pemilik hati.
“ya Allah aku akan ikhlas menjalani semua yang telah aku pilih, ampuni aku ya Allah dan berkahilah pernikahanku”
Malam itu Arga mengunci Mawar di balkon membiarkannya tidur beralaskan lantai berselimutkan angin.
Dua hari setelah pernikahannya mereka memutuskan untuk segera menempati rumah yang Arga siapkan sebelum pernikahan. Ketiga keluarga besar ikut membantu mereka pindahan, merapihkan dan menata setiap sudut ruangan. Rumah dua lantai yang Arga beli, 2 kamar di lantai atas satu kamar tamu dan satu kamar pembantu di lantai bawah. Ketiga keluarga besar itu sungguh sangat bahagia, apa lagi Rika yang terus mengejek sahabatnya. Sesekali Arga menatap Mawar yang dibalasnya dengan segera menunduk, Arga ingin Mawar berpura-pura bahagia. Sebelum tengah hari ketiga keluarga telah meninggalkan mereka menyisakan pengantin baru dengan suasana mencekam. Arga menatap Mawar dengan seringai anehnya, melangkah mendekatinya dengan sangat pelan membuat Mawar mundur ketakutan.
“jangan menghindar!!”
Mawar menghentikan aksinya. Mematung sesuai perintah sang suami. Arga mendekatkan bibirnya tepat di daun telinga mawar dan menghembuskan nafas hangat yang menerpa kulit mulusnya.
“welcome to te hell darling” arga kembali menatap mawar dengan seringai jahatnya.
“kamarmu disana!!” arga melempar pandangan ke kamar pembantu. Mawar segera mengangguk tanda mengerti
Arga meninggalkan mawar menuju kamar mewahnya di lantai atas merapikan kamar yang terletak bersebelahan dengan kamarnya untuk dijadikan ruang kerja. Pukul 7 malam Arga memanggil Mawar di ruangan kerjanya, dengan tergesa ia menaiki tangga mengetuk pintu lalu memasuki ruangan.
“kemari!” perintahnya
“i... iya ada apa??”
“pijat kakiku"
Mawar duduk di lantai memangku kaki Arga dan mulai memijatnya. Arga terlelap karna kelelahan, Mawar berhenti memijat meletakan kaki Arga ke lantai, perlahan mengambil selimut dan menyelimutinya.
Pagi itu Mawar membangunkan Arga, ikut menyiapkan pakaian dan keperluan kantor lainnya. Saat Mawar ingin membantu Arga mengenakan dasi, ditepisnya tangan mawar sangat kasar.
“jangan berusaha untuk menjadi istriku, kamu bahkan lebih rendah dari seorang pelacur”
Mawar menunduk menahan tangis, perkataanya sangat menusuk ‘kenapa kata-kata seperti itu bisa keluar dari mulut ka arga?’ batinnya.
“aku aku akan pergi memasak”
“aku ingin ikan balado, tumis kangkung, nasi keju dan kerupuk”
“tapi bahanya, aku belum sempat membelinya”
“beli bahannya sekarng juga!!”
Arga melemparkan uang ratusan ribu ke hadapan Mawar dan ia segera memungutnya.
“iya mas”
“mas?? Panggil aku tuan, panggil aku mas saat ada orang lain saja”
“hah? tu tuan??”
“kamu keberatan?? Boleh aku ceraikan kamu sekarang juga??”
“mmm tidak, aku tidak keberatan tu tu tuan”
“bagus!! Sana pergi! Dasar jongos!”
Mawar berlari menuju supermarket terdekat mencari bahan dengan tergesa dan menuju kasir yang sialnya cukup ramai ‘sepagi ini??’ ‘mas Arga pasti akan sangat marah padaku’ batinnya. Dengan resah mawar menunggu antrian. tak jauh dari tempat mawar berdiri seorang pria memperhatikannya sambil sarapan. Pria itu menyeruput teh di kafe yang bersebelahan dengan lapak tempat mawar berbelanja. Pria itu memperhatikan mawar sejak mawar memasuki supermarket, ia menghampiri mawar dan mengambil belanjaannya.
“apa yang kamu lakukan??”
“terimakasih telah mengambilkan belanjaanku”
Mawar semakin heran dibuatnya ‘apa lagi yang terjadi sekarang? Menunggu antrian saja sudah sangat lama apalagi harus kembali mengambil bahan belanjaa, tak terbayang hukuman apa yang akan ka arga berikan’
“ko, aku tambah ini” pria itu memberikan belanjaan mawar pada Riko yang sudah berada di depan kasir
“sejak kapan kamu doyan kangkung??”
“bayar saja”
Setelah belanjaannya selesai di bayar, pria itu mencari mawar yang kini dengan sibuk mengambil ikan. Ia menghentikan gerakan tangan mawar, mengembalikan belanjaannya.
“ini belanjaanmu, pulanglah sebelum tuanmu marah”
‘apa aku benar-benar terlihat seperti pembantu?’ batinnya
“meskipun kamu sedang terburu-buru tetaplah perhatikan pakaianmu” pria itu memberikan jaket padanya.
“pakaianku??”
Pria itu melirik bahu mawar yang kainnya robek dan memperlihatkan kulit mulusnya.
“oh ya ampun” segera ia tutupi tubuhnya dengan jaket yang di berikan pria itu. ‘ini pasti karna bahunya yang sempat menabrak ranting pohon dan membuatnya robek’
“terima kasih”
“ya”
Pria misterius itu pergi Bersama temannya yang lebih dulu menunggu di kafe sebelah.
Dengan tergesa mawar berlari menuju rumahnya yang tak jauh. Segera membersihkan ikan, memotong kangkung memasak sesuai perintah Arga. Tepat sebelum Arga turun masakan Mawar telah selesai, bajunya dibasahi keringat terlebih ia lupa melepas jaket yang ia kenakan tadi. Arga melirik makanan yang tersaji lezat sesuai permintaannya. Tanpa memperdulikan raut wajah Mawar yang lelah, Arga berlalu begitu saja, melewati meja makan persegi panjang yang terhidang makanan lezat.
“aku ingin makan di kantor!” ucapnya sebelum menghilang dibalik pintu.
Tubuhnya merosot menindih lantai, bahunya gemetar menahan tangis, kakinya lemas karna kecewa. Sungguh sakit apa yang ia rasakan, ini bukan pernihakan yang ia mau hanya kalimat istigfar yang mampu ia lantunkan berharap bisa menguatkan hatinya. Mawar kembali memandang masakan yang susah payah ia buat, dengan senyum getir mawar membungkus semua makanannya membagikannya pada orang yang lebih membutuhkan di perjalanannya menuju kampus.
“terimakasih yah neng, semoga hidup eneng selalu di berkahi Allah”
Do’a dari setiap tuna wisma yang ia bagi sedikit masakan membuat hatinya semakin teriris, betapa rakusnya ia selama ini tidak pernah mensyukuri apa yang telah Allah berikan. Diaminkan dengan khidmat olehnya ‘semoga Allah mengabulkannya’.
Seperti biasa Rika selalu di antar jemput oleh mas Riko, seperti pagi ini dengan mesra Rika mencium punggung tangan Riko sebelum memasuki kampus.
“ehem!! Sebenarnya siapa sih pengantin barunya?”
“hehe kita lagi latihan”
“Selamat pagi Mawar”
“selamat pagi Dokter Riko”
“Arga gak nganter??” tanya riko
“oh iya mana si kupret?” sambung rika
“oh itu ada urusan kantor yang mendesak makanya dia tidak bisa mengantarku ke kampus”
“oohh… ya udah deh yuk masuk kelas. Dadah sayang”
Author...
"mohon dukungannya yah man teman 🙏😁 aku jadi minder liat kakak kakak author lain yang banyk view, like and commentnya. semoga aku juga dapat dukungan. terimakasih... 🤗🤗🙏"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Mawar Berduri
dasar manusia tiap detiknya bisa berubah... tapi apa penyebabnya ya
2021-05-14
0
Arnijum
kok bisa arga berubah 180 derajat
2021-01-14
0
Hariasih
aneh masak sebelumnya teman akrab kok bisa jd kasar kayak gak kenal gitu
2021-01-07
1