Aku atau dia?

“pergilah” kata pertama yang alif lontarkan setelah membaca pesan dari ibunya.

“hah?? ta tapi…”

“aku tidak mau menikahi wanita yang tidak mencintaiku. Pergilah mawar”

Mawar menatap alif tak percaya, mata beningnya mengeluarkan air dengan deras.

“aku tak apa” alif meyakinkan

“pak alif yakin??”

“dia tetap pilihanmu bukan?? Sekalipun aku bersimpuh dihadapanmu, kamu tetap akan memilih Arga. Jadi pergilah”

“maaf”

Segera mawar menghampiri arga dan menariknya untuk menjauhi Gedung pernikahan dan tinggallah alif sendiri.

“aku akan segera ke sana ne, tunggulah” balasnya

Alif memasuki koridor acara menuju tempat penghulu dan calon mertua menunggu. Ia memasang senyum sebisa mungkin lalu duduk dengan tegap. Penghulu telah meraih tangannya namun ia lepas.

“kenapa nak alif?” tanya ayah dimas (ayahnya mawar)

“sebenarnya…”

“cepatlah, mawar sudah menunggu di ujung Lorong”

“mawar??”

Mawar tersenyum dengan manis diujung sana, mengepalkan tangannya dan menyemangati alif.

Tak karuan dibuatnya, alif kembali memegang tangan penghulu dengan erat dan tak lama kemudian mawar sah menjadi istrinya. Perlahan mawar mencium punggung tangan alif, alif membacakan beberapa do’a sebelum mencium kening istrinya.

Proses sungkem dan salaman berakhir cukup lama. Mang mirwan hadir di pesta bersama anak dan istrinya. Rika dan Riko terus saja mengejek pengantin baru, sementara kedua orang tua Arga hanya bisa menangis dalam pelukan mawar, tak ada yang bisa mewakili rasa bersalahnya akibat Arga yang dengan tega memadu mawar.

Begitu cepat waktu berlalu, mawar nampak kaku ketika berduaan dengan suaminya di dalam kamar. Setelah pesta usai, mereka menuju kediaman alif. Rumah yang sudah lama ia tinggali sendiri. Semua pakaian dan keperluan mawar sudah tersedia dengan lengkapnya, berkat bantuan para pekerja.

“aku dulu atau kamu dulu yang mandi??”

“hmm?? Ohh kamu saja dulu eeehh ak aku duluan ajh” mawar segera berlari menuju kamar mandi.

Alif menunggu mawar yang berada di dalam lebih dari satu jam.

“apa wanita memang selama itu??”

alif mengetuk

“masih lama?”

“hah? ohh su sudah, se sebentar mmmm ak aku lupa bawa baju ganti. To tolong”

Alif tertawa mendengar pernyataan dari istrinya. ‘sepertinya sudah lama dia selesai’

“baiklah, tunggu sebentar yah”

Alif kembali mengetuk pintu, menyerahkan lingerie tipis berwarna biru gelap.

“hah?? kok bukan piyama”

“kamu kan gk bilang”

“hmmmm aduuh”

Alif terus tertawa karna kejahilannya. ‘yah dia kan sudah sah menjadi istriku, jadi gk papa dong yah’

“hah?”

Mawar keluar dengan penuh anduk menyelimuti tubuhnya. Menatap tajam alif yang kembali terkekeh melihat tingkah istrinya.

‘ish apa-apaan sih manusia itu, bawain lingerie tipis begini. Memang modus!! Dasar suami mesum’

Sementara alif mandi, mawar dengan leluasa mengganti pakaiannya. Ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan saat pintu kamar mandi terbuka, ia sedikit mengintip di balik celah kelopak matanya yang pura-pura tidur. ‘uwaaaaaahhh… pak alif tampan sekali dengan rambut basahnya’

“kamu yakin sudah tidur??”

“sudah! Hmm??” reflex ia menjawab sambil membuka mata.

“haha…”

“issshhh…”

Setelah alif mengeringkan rambutnya ia pun berbaring di samping mawar, menatap istrinya yang kembali pura-pura tidur. Alif membelai rambut mawar, turun terus hingga mencapai bibir manisnya.

“mmmmm?? Bapak mau apa??”

“ingin mencium kening istriku”

Cup!

“selamat malam. Oh dan jangan panggil aku bapak lagi kecuali di kampus. Memangnya aku menikahi anak kecil”

Malam berlalu dengan begitu cepat, alif masih Lelah dan masih ingin tidur tapi resiko punya istri, berualang kali mawar membangunkannya.

“mas, mas alif bangun. udah subuh, ayo solat dulu nanti tidur lagi”

“hmmmmm”

alif menarik lengan mawar hingga tubuhnya tertindih. Alif memeluk mawar dan terus menyelusupkan wajah di lehernya. Harum tubuh sang istri membuat matanya terbuka, terus ia endus hingga mencapai kulit sang pemilik. Buah dada sang istri terasa jelas menindih dadanya, membuatnya kehilangan kantuk. Alif segera melepas pelukan, beberapa kali menggelengkan kepalanya dan bangun.

“baiklah mari kita solat dulu”

“kenapa orang itu? Aneh!”

Setelah selesai solat subuh, kembali ia mencium punggung tangan alif dan alif balas dengan mencium keningnya.

“hari ini ingin melakukan kegiatan apa??”

“ke kegiatan?? Hah ak aku belum siap… ja jangan paksa aku mas”

“haha… kegiatan apa yang ada difikiranmu??”

“hah? a a anu”

“hari ini kan kita libur, kamu pasti bosan di rumah. Merapihkan baju dan keperluan lainnya sudah, lalu kamu ingin melakukan kegiatan apa?”

“ohhh… mmmmm aku ingin menanam tanaman boleh kan?? Di halaman belakang, aku akan buat taman yang jauh lebih indah dari punya ibu… yah yah boleh yah mas?”

“haha baiklah”

Setelah selesai sarapan, mereka menuju toko tanaman membeli beberapa jenis bunga dan kembali ke rumah lalu mulai bercocok tanam. Mawar sangat lihai menata tanaman agar tampak indah, memotong dan mengelem botol untuk membentuk tanamannya. Alif menatap mawar bahagia, sesekali tersenyum karna istrinya berulang kali terjatuh saat menarik tanaman liar yang tumbuh di sekitar. Kesal sebenarnya, menyadari Alif yang kurang peka untuk membantunya. Namun apa boleh buat, dia tidak bisa meminta suami yang perfact dan di kabulkan begitu saja. Jadi terima sajalah.

“gk mau bantuin??” sebentar mawar menoleh ke arah suaminya sebelum kembali mencabut rumput liar yang panjang.

“mau bayar berapa?”

“hmmmmm! Aaaaaww!”

Alif segera menghampiri mawar, meniup matanya yang kelilipan sambil terus memandangi bibir istrinya yang semakin dilihat semakin menggiyurkan. Ia menggendong istrinya, kembali duduk di teras belakang dan memangkunya. Kedua tangan mawar melingkari leher alif setelah ia melepas kedua sarung tangan. Mawar berusaha untuk turun dari pangkuan namun lengan kekar alif terus menahan dengan memeluk pinggang mawar erat.

“mas, aku mau turun”

“tidak ingin aku tiup lagi??”

“tidak, ini mataku sudah baikan”

“setelah bercocok tanam di halaman, mari kita bercocok tanam di kamar”

“hah?? di kamar?? Mau bikin tanaman hidroponik?? Nanti lah mas, yang di taman saja belum jadi”

“bagaimana bisa jadi kalo kamu melakukannya sendiri”

“apaan sih mas, kok gk nyambung”

Alif hanya tersenyum.

“boleh aku menciummu?”

“bukannya tiap hari mas menciumku??”

“aku anggap jawabmu boleh”

Alif meraih tengkuk mawar, membuatnya sedekat mungkin lalu mengecupnya cukup lama. Mawar hanya tersenyum melihat alif tak mau melepas kecupan di keningnya.

“sudaah?? Jidatku bisa bisa makin glowing klo dikecup mas terus”

Alif melepaskan kecupannya

“makanya izinkan aku mengecup bagian yang lain”

“apaan sih”

Mawar kembali memasuki rumah, menuju kamarnya di lantai atas dan segera mandi. Sementara itu alif sedang sibuk dengan tumpukan berkas dan RPP untuk besok mengajar di ruang kerjanya. Mawar telah selesai dengan kegiatan mandi dan ia pun segera turun untuk membuatkan makan siang. Ayam goreng rica dan beberapa lauk lainnya telah siap ia hidangkan di atas meja, kini tinggal memanggil suaminya yang sibuk bekerja. Mawar menatap alif yang tak sadar akan kehadirannya, beberapa kali alif menyibak rambutnya dan berhasil membuat jantung mawar kelojotan ‘aduuh aduuuh aduuh… stop it mas’

“kenapa?? Terpesona?” alif tidak mengalihkan fokusnya pada berkas yang sedang ia baca

“heh?? Mana mungkin” mawar menghampiri meja alif

“gak mau bantu??”

“mau bayar berapa??”

“mmmm”

“hehhe… lagi ngerjain apa emang mas?”

“berkas Rumah Sakit”

“ooh… mmmmm aku udah siapin makan siang di bawah, nanti klo mas udah selesai, turun ke bawah yah”

“kamu makan duluan saja, masih banyak berkas yang belum aku periksa”

“kalo begitu aku tunggu mas di sini saja”

Alif menghentikan akitifitasnya, melepas kacamata dan bangun dari duduknya.

“ayo kita makan!”

“tapi kan mas belum selesai”

“bisa ku urus nanti, yang penting sekarang istriku makan dulu”

Alif menutup laptopnya, menggenggam tangan mawar dan menuntunnya turun ke bawah.

“kamu masak banyak sekali”

“aku kan gak tau makanan kesukaan mas jadi aku masak semuanya saja”

“apapun yang kamu masak, aku pasti suka”

Berulang kali jantungnya kelojotan tak karuan ‘bisa mati muda ini, mas alif bikin jantungku dag dig dug terus’

“kenapa?? Kok sering bengong sih, kamu demam?? Wajahmu memerah”

“oh anu aku, bukan apa-apa kok. Yuk makan”

Selesai makan alif membawa piring bekasnya ke dapur dan mawar segera menyusulnya.

“gk usah di cuci mas, biar aku saja. Itu kan tugasku”

“siapa bilang ini tugasmu?? Ini tugasku sebagai seorang suami. Mencuci, mengepel, masak semua adalah tugasku. Tugasmu hanya mematuhi aku”

“kalo begitu perintahkan aku untuk mencuci”

“mmmm klo aku memerintahkan yang lain? Kamu akan nurut??”

“tentu”

“hahaha”

“kok ketawa??”

“tidak, tolong bereskan semuanya ya sayang. Aku harus kembali memeriksa berkas”

“baiklah, semangat mas alif”

Alif tersenyum lalu mengecup kening mawar sekali lagi sebelum benar-benar pergi. Kehidupan rumah tangga yang sangat ia idamkan. Terimakasih ya Allah, syukurnya dalam setiap senyum. Alif kembali fokus pada setiap berkas yang karyawannya kirimkan. Tak terasa waktu sudah malam, selesai alif melaksanakan shalat jama’ah bersama mawar, ia kembali menuju ruang kerja membereskan berkas yang tersisa. Setelahnya alif mandi dan keluar dengan hanya menggunakan handuk yang menutupi bagian bawahnya.

“kenapa kamu memperhatikanku sebegitunya??”

Mawar tertangkap basah sedang memperhatikan jajaran otot perut alif yang sixpack. Terlebih saat Alif mengibaskan rambutnya yang basah ‘serasa berada di nengri dongeng’. Pria memang lebih tampan saat rambutnya basah.

“hah? tidak”

“kamu menyukai rambutku ketika basah??”

“tidak”

“kamu selalu bilang tidak padahal matamu mengatakan sebaliknya”

Mawar segera membuang pandangannya pada ponsel yang sedari tadi ia pegang. Alif terkekeh dan segera mengenakan pakaian. Setelah itu ia hampiri mawar di atas ranjang, mendekatkan wajahnya pada leher sang istri, mengendusnya perlahan lalu berbisik.

“kalo aku cium yang ini boleh??”

“hmmm??” mawar hanya merasakan sensasi geli akibat perlakuan alif. Perlahan mawar menjauhkan diri, lalu menatap lekat mata alif dan menggeleng.

“baiklah, akan aku tunggu samapai kau izinkan”

“klo yang ini??”

“mmmmmm”

Cuuuuup!

“mmmm mas, aku sedang datang bulan jadi jangan bangunkan aku yah”

“iya”

Alif kembali mencium kening mawar, satu satunya bagian tubuh yang boleh alif cium. Mereka pun tidur dengan saling memunggungi.

Author...

"ceritanya Alif kesel soalnya gk di kasih, makanya munggungin mawar deh tidurnya... hahah 😁💪 terimakasih tiada henti buat yang mau support aku lewat komen, like and vote nya 🥰🥰 Sarange sampe bengek ❤️❤️"

Terpopuler

Comments

Arnijum

Arnijum

lanjut

2021-01-14

0

Botte Chizzy

Botte Chizzy

pura2 aja si mawar udah jadi janda juga sok jual mahal....kesel gw ma si mawar

2020-12-10

2

otw tobat

otw tobat

aku udah mampir dengan boomlike + rate 5 nih kak, ditunggu feedbacknya ya....

salam dari,
— She Is My Soulmate —

2020-11-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!