Setelah menyelesaikan transaksi di kasir restoran, Wibie menghampiri Rey yang menunggunnya di depan restoran. Duduk di sebuah bangku yang ada di sisi kiri pintu masuk di depan mobil Wibie terparkir.
"Kita ke sebelah dulu," ajak Wibie.
Tanpa menunggu reaksi dari Rey, ia mengayunkan langkahnya menuju tempat yang dimaksud.
Rey mengikuti langkah Wibie yang menuju toko di samping restoran itu. Sebuah toko hp yang cukup besar dan lengkap.
Kedatangan mereka disambut oleh salah satu sales toko tersebut, wanita cantik yang berbalut kemeja slim fit dari brand produk terkenal bertuliskan nama Rara.
"Selamat datang di toko kami!" sambut perempuan itu dengan ramah. Kedua tangannya tertangkap rapat di depan dada.
Senyumnya begitu mengembang. Terkesan ramah kepada calon pembelinya.
"Silahkan, Pak" ujarnya lagi sembari memberikan brosur HP dari salah satu perusahaan ternama.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanya perempuan itu mendekat ke arah Wibie.
Setelah Wibie mengutarakan tujuannya, mereka diarahkan pada sebuah etalase hp yang ada di sisi kiri.
"Pilih yang mana, Rey?" tanya Wibie pada Rey yang sejak tadi mengiringi langkahnya.
Rey masih diam sambil mengamati harga yang tertera dal brosur yang disodorkan Wibie ke arahnya.
"Mahal-mahal sekali" bisik Rey dalam hati.
Sepertinya Wibie bisa membaca keraguan yang ada di hati Rey. Ia merapatkan tubuhnya ke gadis itu dan membisikkan sesuatu
"Ga usah dipikirin harganya. Pilih mana yang kamu suka,"
Rey tersenyum tipis. Apalagi ia sempat menangkap ekspresi dari sales yang sejak tadi masih setia di depan mereka.
"Yang ini spect nya lebih lengkap mbak" Sales cantik itu menunjuk salah satu hp yang harganya kisaran 4 jutaan.
"Kakaknya baik banget. Adeknya disuruh pilih mana yang disukai,"
Mendengar ucapan itu, telinga Wibie cukup panas juga.
"Sembarangan sekali nih orang. Memang aku setua itu hingga dianggap sebagai kakaknya Rey," bisiknya kesal.
"Mungkin karena Rey masih pakai seragam sekolah, kalinya?" bisik Wibie lagi menghibur diri.
Lagi-lagi Rey hanya tersenyum. Ia masih bingung mau milih yang mana. Semua hp yang ada dalam brosur itu terlalu mewah dan mahal untuk ukurannya.
Wibie menepuk pundak Rey beberapa kali dengan lembut. Suatu kode yang Rey tanggap sebagai suatu persetujuan.
"Pilih yang mana?" tanya Wibie pelan.
"Saya tidak begitu faham tentang HP yang bagus dan lengkap. Saya hanya butuh untuk komunikasi dan beberapa medsos saja" ujar Rey yang akhirnya membuka suara.
"Ya sudah. Berarti yang ini saja," sahut Wibie dengan gesitnya sambil menunjuk hp yang tadi ditawarkan oleh sales itu.
"Baik pak. Apa mau diinstal aplikasi sekalian?" Tanya sales yang bernama Rara itu.
"Boleh," sahut Rey menimpali.
"Tulis emailnya disini mbak. Jika belum ada nanti bisa kita buatkan sekalian. Tulis saya alamat pos-el yang dikehendaki," ujarnya sembari menyodorkan selembar kertas dan pulpen ke arah Rey.
Rey mengambil kertas itu dan menuliskan alamat email yang diminta.
"Ini email yang masih aktif. Pakai yang ini saja,"
"Nomernya sekalian mbak".
" Pilihkan nomer yang mudah diingat," Wibie menimpali percakapan mereka sembari melirik ke arah Rey untuk meminta persetujuan.
Rey tidak menolak permintaan Wibie.
"Ini nomernya pak. Pilih saja disini," tunjuk Rara yang mengarahkan Wibie pada etalase yang berisi deretan nomer perdana.
Beberapa saat mengamati nomer yang tertera, Wibie menunjuk salah satu nomer yang dipilihnya
"Ini saja,"
"Baik. Tunggu sebentar ya. Ini Hp nya. Boxnya masih disegel ya mbak? Kita cek dulu kelengkapannya," jelas Rara begitu ramahnya.
Rara mengeluarkan kartu garansi, charger, dan buku petunjuk pemakaian yang ada di dalam kardus itu pada Wibie dan Rey.
"Lengkap ya pak. Sekarang saya instal dulu. Mohon ditunggu sebentar,"
"Untuk sementara tolong diinstal WA dan google play saja dulu. Yang lainya biar dilengkapi di rumah," tambah Wibie lagi.
"Baik pak,"
Pelayan itu kemudian membuka Hp yang sudah dipilih oleh Rey untuk dipasang SIM card, juga diinstal beberapa aplikasi sesuai dengan yang diminta oleh pembelinya itu.
Pelayan lainnya datang ke arah mereka dan menyodorkan dua botol air mineral pada Rey dan Wibie
" Silahkan," tawar wanita sembari tersenyum ramah dan menundukkan kepalanya.
"Terimakasih," jawab Rey singkat. Wibie hanya membalas senyum pelayan itu dengan tak kalah ramahnya.
Sementara Rara menginstal hp dan menanam beberapa aplikasi yang diminta, Wibie membuka botol minuman yang diberikan oleh pihak toko pada mereka. Ia menyerahkan botol air mineral itu pada Rey.
"Minum Rey, sebelum dehidrasi," ujar Wibie sembari bercanda. Lagi-lagi Rey hanya tersenyum dan mengambil botol minuman yang terulur ke arahnya.
Wibie juga melakukan hal yang sama. Ia mengambil botol minuman lagi dan membuka tutupnya untuk diminumnya sendiri.
Tak berapa lama, hp baru Rey sudah siap dengan segala aplikasi yang diminta. Wibie mengeluarkan kartu debit yang ada di dompetnya untuk menyelesaikan transaksi pada pihak toko.
"Mahal sekali,Pak?" ujar Rey lagi.
"Sudah. Kan sudah kita beli,"
"Maaf,ya. Selalu merepotkan bapak,"
"Kan aku sudah bilang. Semua ini tidak gratis. Engkau akan membayarnya nanti," timpal Wibie
Setelah semuanya selesai, Wibie membuka hp tersebut dan menyimpan nomer hp-nya dalam daftar kontak.
"Ini no pribadiku. Barangkali kau membutuhkannya sewaktu-waktu,"
"Nomer pertama yang ada di daftar kontakmu,"
Kemudian ia menyerahkan hp tersebut berikut perlengkapannya pada Rey.
"Simpanlah," ujarnya lagi.
Rey menerima hp tersebut dan menyimpannya dalam tas ranselnya. Setelah sang Sales mengembalikan kartu debitnya, merekapun pamit.
Berkali-kali Rara mengucapkan terima kasih dan tersenyum ramah pada Wibie dan Rey yang meninggal toko itu.
Pandangannya masih tertuju pada sepasang mahluk Tuhan yang terlihat Bey serasi itu.
"Ku kira mereka kakak beradik. Tapi sepertinya bukan,"
"Yang pria begitu perhatian dan seperti mempunyai perasaan spesial pada sang gadis yang masih belia itu,"
"Sungguh pasangan yang begitu serasi," pikir sales itu lagi.
Ia terus memandangi langkah keduanya, hingga mereka naik ke mobil Wibie dan kendaraan itu melaju meninggalkan komplek pertokoan itu.
"Tajir sekali pria itu. Beli hp saja sudah tidak mempertimbangkan harga yang harus di bayar,"
"Sungguh wanita yang beruntung. Bisa mendapatkan pasangan yang ganteng, baik, loyal dan tajir lagi," senyumnya mengembang begitu kecut.
"Andai Tuhan menganugerahkan pasangan yang serupa, aku akan sangat bersyukur atas karunia itu,"
"Tapi apa mungkin?"
Gadis itu terus saya berpikir dan berandai-andai setelah melihat begitu perhatian dan sabarnya Wibie pada Rey. Tanpa ia tahu bahwa yang ia pikir sedang dalam suasana bahagia itu justru sedang memulai suatu perjuangan yang entah seperti apa hasilnya.
Itulah manusia, selalu saja membuat perbandingan dirinya terhadap kesuksesan orang lain tanpa bisa mensyukuri nikmat yang sudah Allah berikan kepadanya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments
Matheldathelda Kadobo
Asyiiiikkk Thor,suka ceritanya👍👍👍
2021-08-01
0
Runa💖💓
top buat Athor ada sedikit tausiahnya😆😀😀
2021-05-31
0
Suryani
👀 mau berhenti tapi nanggung,ehh semakin dini hari mata tambah melek
2021-01-30
0