Maafkan Rey, yah!

Aldy berbicara cukup serius dengan ibu Laura di meja kerjanya. Ia mengambil kursi khusus agar calon mertuanya itu bisa duduk dekat dengannya dan pembicaraan mereka tidak terdengar oleh pegawainya.

"Duduk sini, Bu,"

"Terimakasih,"

Ibu segera menghempaskan tubuhnya di kursi lipat yang sudah di sediakan Aldy, di samping pria bermata sipit dan diujung anak tangga menuju lantai dua.

Pria itu tetap melayani pelanggannya yang sedang melakukan transaksi, mereka bicara di sela-sela aktivitas Aldy.

"Maafkan Rey, ya. Selama ini dia belum pernah mengenal laki-laki. Koh Aldy pria pertama yang dekat dengannya. Maafkan kepolosan anak itu," wanita itu bicara dengan nada mengiba.

Aldy tidak menjawab. Ia hanya tersenyum menyeringai. Tatapan menyambut ramah salah satu pegawainya yang ingin menghitung jumlah belanja dari pelanggannya.

"Rey keterlaluan, Bu. Kami sudah dua tahun bersama. Kenapa ia masih begitu ketakutan jika aku dekati. Apa mungkin dia tidak menyukai diriku," sahut pria bermata sipit itu dengan dingin setelah pria yang bekerja hampir 5 tahun itu berlalu dari hadapannya.

"Tidak, Koh. saya tidak pernah memaksa Rey atas hubungan ini. Saya yakin Rey mau datang ke sini karena memang ada rasa suka dihatinya. Mungkin ia memang butuh waktu untuk itu," jelas ibu.

"Ibu. Dua tahun bukan waktu yang singkat, loh. Apa masih bisa ibu bilang butuh waktu bagi anakmu untuk mengenalku?" bentak Aldy begitu sinis

"Maafkan Rey, Nak. Dia memang masih sangat polos. Badannya saja yang bongsor. Tapi pikirannya masih kekanak-kanakan. Mungkin jika kalian sudah menikah, ia akan menjadi dewasa?"

"Apa? Ibu bilang menikah! Anakmu saja kabur ketika aku ingin mengenalkannya pada keluargaku. Apa masih pantas ibu bilang ada pernikahan diantara kami?"

Perdebatan mereka terhenti sesaat ketika satu pegawai Aldy yang lainnya menyerahkan bon dan uang padanya.

Aldy menerima uang itu dan segera menghitung jumlah pembayaran kemudian ia mengambil kembalian dan menyerahkan uang dan bon yang sudah dihitung pada karyawannya itu.

"Beri ibu waktu. Ibu akan bicara lagi pada Rey. Tadi pagi ia sudah menyesali kekonyolannya. Saat ini ia butuh waktu untuk menenangkan pikirannya," jelas ibu dengan penuh iba.

"Terserah ibu saja. Bagi saya, jika Rey minta maaf padaku. Aku akan mempertimbangkan kembali hubungan ini. Aku memang menyukai anakku. Tapi aku tidak akan mengemis akan cintanya. Aku tidak memaksa jika ia tidak suka padaku," sahut Aldy dengan suara yang lebih pelan.

Ibu menarik nafas cukup dalam mendengar ucapan pria yang ada di sampingnya ini. Hatinya sedikit kesal mendengar nada keangkuhan yang keluar dari bibirnya.

"Sombong sekali. Jika bukan karena kekayaan yang akan menjamin masa depan kami, mana sudi aku mengemis seperti ini padamu," ucap ibu dalam hati.

"Iya, Nak. Ibu faham. Maafkan, Rey ya?"

"Percayakan pada ibu. Ibu akan membawa Rey kemari dan ibu pastikan dia tidak akan berbuat kesalahan lagi,"

"Terserah ibu saja. Aku sudah tidak mau membahasnya lagi," ujar Aldy dengan nada yang begitu angkuh

"Ibu pastikan Rey akan meminta maaf padamu dan tidak akan mengulangi kekonyolannya lagi,"

"Percayakan pada, ibu!"

"Buktikan saja Bu, tidak usah terlalu banyak bicara,"

"Ya, ibu akan melakukannya demi hubungan kalian,"

"Maaf, ibu sudah mengganggumu,"

Setelah tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, Bu Laura mohon pamit dan meninggalkan calon menantunya itu.

"Menjengkelkan sekali. Kenapa Rey harus bikin masalah begini," gerutu ibu.

"Bagitu tidak berharga aku di hadapan laki-laki itu," pekik ibu dalam hati.

"Jika bukan karena kebutuhan, aku juga ga sudi punya mantu sepertimu. Sombong, arogan," pekik ibu lagi.

Ibu sungguh kesal. Ia sanggup menjatuhkan harga dirinya di depan pemuda itu hanya untuk satu kata, maaf.

"Aldy memang keterlaluan!" Jerit ibu lagi. Hatinya memang begitu sakit saat ini.

Memang dasarnya anak yang sombong, Aldy membiarkan wanita itu berlalu dari hadapannya dan ia sendiri tetap duduk di kursi penghasil uangnya.

Ibu Laura meninggalkan toko itu dengan langkah gontai. Ia begitu malu melalukan hal ini, namun terpaksa ia lakukan karena masa depan yang ia harapkan ada pada pria yang telah membuat hatinya begitu kesal.

Aldy menyeringai. Ia memandang kepergian calon mertuanya itu dengan senyum penuh kemenangan.

Sebetulnya kejadian semalam bukan perkara yang besar. Namun Ibu Rey yang terlalu mendramatisir kejadian. Ia buru-buru minta maaf atas kesalahan putrinya.

"Begitu takutnya ia jika aku melepaskan putrinya,"

"Kau yang menawarkan barang. Aku yang punya kekuasaan dan uang," senyum sombongnya kembali mengembang

"Kau kira aku akan mengemis pada anakmu?" ujar Aldy begitu sinis.

"Tidak,"

"Anakmu menang cantik, namun ribuan gadis di luar sana juga banyak yang menawarkan diri untuk aku peristri," ujarnya sombong.

"Kau datang aku terima. Tidak juga ga masalah. Memang kau, siapa?"

" Tapi akku begitu yakin. Kau akan datang dan mengemis padaku, Rey!" bisik Aldy lagi.

Memang setiap tiga bulan selalu ada arisan keluarga besar. Selain untuk meningkatkan silaturahmi, juga mebahas perkembangan bisnis dan menyusun strategi pemasaran agar bisa tetap bersaing dengan bisnis serupa yang mulai menjamur di kota ini.

Bukan suatu perkara juga jika Rey tidak hadir malam itu. Masih ada pertemuan berikutnya. Namun kejadian itu memberi keuntungan yang berlipat baginya.

"Mudah sekali orang miskin itu untuk dikerjai,"

"Baguslah. Kini mereka akan bertekuk lutut padaku. Aku bisa dengan mudah mengendalikan mereka,'

"Kekonyolan Rey akan menjadi senjata ampuh bagi dirinya untuk menekan Rey dan keluarganya,"

Senyum itu semakin mengembang. Aldy merasa diatas angin atas sikap ibu Laura yang begitu berharap hubungannya dan Rey baik-baik saja hingga jenjang pernikahan.

"Dasar bodoh. Takut sekali dia jika aku memutuskan hubungan dengan anaknya,"

"Ibu yang materialistis,"

Lamunan Aldy buyar seketika. Satu pegawainya datang menghampiri. Seperti biasa, ia menyodorkan bon belanjaan dan sejumlah lembaran berwarna pink berarahnya.

Ia menghitung belanjaan yang di sodorkan oleh pegawainya. Kemudian menerima uang pembayaran dan menyusunnya sesuai nominal pecahan dalam laci mejanya.

"Apa gara-gara benda ini, akal sehat wanita itu menjadi hilang. Hingga ia tidak tau malu menyodorkan anak gadisnya sehina itu" bisik Aldy begitu lirih sambil mengamati tumpukan uang yang ada di laci mejanya dan menutupnya kembali dengan pelan.

"Aku tau, Rey tidak menyukaiku. Tapi jika ibunya begitu posesif ingin menjadikanku menantu. Akan kubuat anaknya mengemis-ngemis padaku. Akan kubuat dia menjadi wanita yang paling tidak ingin aku tinggalkan," pikirnya semakin geram dan penuh dendam.

Senyum licik itu makin mengembang. Aldy merasa mempunyai peluang yang begitu besar setelah tindakan konyol sang ibu. Ia merasa sudah mendapatkan tiket untuk berbuat apapun pada anak gadisnya itu.

Terpopuler

Comments

Syarifah Ainun

Syarifah Ainun

rey... berjuang utk masa depan jgn pasrah ma keadaan km masi muda jln masi pangjang aldi sombong bNget

2021-11-23

0

Matheldathelda Kadobo

Matheldathelda Kadobo

Akdy jahat ya

2021-08-01

0

Sept September

Sept September

jempollll jempol jempollll

2020-07-31

1

lihat semua
Episodes
1 Ketika Hujan
2 Kemarahan Ibu
3 Mess 105
4 Tentang Ayah
5 Masa-Masa Bersama Ayah
6 Siapa Aldy?
7 Hati Seorang Ibu
8 Party Tipis-Tipis
9 Libur Sekolah
10 Kencan Pertama
11 Malam Minggu Bersama Aldy
12 Rey dan Ibu
13 Di Bibir Sungai
14 Maafkan Rey, yah!
15 Toko Harapan
16 Insiden Di Lantai Dua
17 Sebuah Keputusan
18 Bawa Aku
19 Makan Malam
20 Shopping Bareng
21 Check In
22 Apa Dia Menepati Janji?
23 Reyna Kabur,Yah!
24 Mencari Keberadaan Rey
25 Alone
26 Ketukan Pintu Di Tengah Malam
27 Terbang Bersamamu
28 Tiba Di Kemayoran
29 Bertemu Tante Rohmah
30 Perdebatan Om dan Tante
31 POV Wibie
32 Tawaran Pekerjaan
33 Asisten Pribadi
34 Menjemput Devara
35 KOKAS 1
36 KOKAS 2
37 Aku Harus Bicara
38 Pindang Iga, Bumbu Cinta
39 Playgroup Dulu, Lanjut Ke Kampus
40 Telpon Dari Dhiza
41 Luka Hati Wibie
42 Titip Doa
43 Mendadak Dilamar
44 Kesepakatan
45 Cinta Yang Sempurna
46 Hari Pertama Sekolah
47 Kuliah Perdana
48 Usai Magrib
49 Usai Magrib (2)
50 Pelangkah
51 Bimbang
52 H-2
53 H-2 (Bagian 2)
54 Mas Kawin
55 H-1
56 Oma Datang
57 Akad Nikah
58 Usai Akad
59 Malam Pengantin
60 Pukul 23.00
61 Pukul 23.45
62 Pengantin Baru
63 Makan Siang
64 PENGUMUMAN
65 Deret Matematika
66 Deret Matematika 2
67 Api Cemburu
68 Kondangan
69 Online
70 Photo Wedding
71 Egois
72 Mama Muda
73 Mana Senyumnya?
74 Bintaro Hati
75 Kembali Ke Lapangan
76 Vcall
77 Strategi Bisnis
78 Mendadak Pulang
79 Dua Garis Biru
80 Update Status
81 Tamu Tak Diundang
82 Menang Tender
83 Semesteran
84 Penyerangan
85 Usulan Mutasi
86 Kata Hati
87 Tiba Di Rumah
88 Maaf
89 Pasien Khusus
90 Pamit
91 39 Week
92 Ekstra Part
93 PENGUMUMAN LAGI
94 EP. 2 ( Dhiza & Pras)
95 EP. 3 (Dhiza & Pras)
96 EP. 4 ( Dhiza & Pras)
97 EP. 5 (Semester Lima)
98 EP. 6 ( Semester Lima )
99 EP. 7 (Ujian Semester)
100 EP. 8 Pengagum Dadakan
101 EP. 9 Alex Mahardika
102 EP. 10 Panggilan Tidak Terjawab
103 EP. 11 Panggilan Telpon
104 EP. 12 Panggilan Telpon 2
105 EP. 13 Curhat
106 EP. 14 Kita Berteman
107 EP. 15 Ketemu Pak Gun
108 EP. 16 Witha Datang!
109 EP. 17 Keluarga Besar
110 EP. 18 Urun Rembuk
111 EP. 19. Urun Rembuk 2
112 EP. 20 Terjun Bebas
113 EP. 21 Sedikit Pelajaran
114 EP. 22 Orderan Fiktif
115 EP. 23 Pembekalan KKN
116 EP. 24 Lokasi KKN
117 EP. 25 Izin Suami
118 EP. 26 Aku Ikut Ke Belitung
119 EP. 27 Rapat Koordinasi
120 EP. 28 Pembagian kelompok
121 EP. 29 Mereka Sudah Mandiri
122 EP. 30 Tiba Di Lokasi
123 EP. 31 Rumah Tinggal
124 EP. 32 Mandi Bareng
125 EP. 33 Sakit
126 EP. 34 Hancur
127 EP. 35 Sarapan Dulu
128 EP. 36 Mancing
129 EP.37 Gagan vs Lempah
130 EP.38 Kunjungan Kerja
131 EP. 39 Kita Jadian?
132 EP. 40 Kamu Sudah Menikah?
133 EP. 41 Meeting
134 EP. 42 Percayalah!
135 EP. 43 Masalah?
136 EP. 44 Hotel XX
137 EP. 45 Pak Gun
138 EP. 46 Alex
139 EP.47 Risya
140 EP.48 Kangen!
141 EP.49 Malam Perpisahan
142 EP. 50 Surprise
143 EP. 51 I’m Yours
144 EP. 52 Jangan Marah!
145 EP.53. Siapa?
146 EP.54 Permintaan Maaf
147 EP. 55 Acc Judul
148 EP. 56 Sidang 1
149 EP.57 Sidang 2
150 EP. 58 Yudisium
151 EP.59 Kita Mudik
152 EP. 60 Mudik 2
153 EP. 61 Reuni
154 EP. 62 Kamu dan Aldy
155 EP. 63 Wisuda
Episodes

Updated 155 Episodes

1
Ketika Hujan
2
Kemarahan Ibu
3
Mess 105
4
Tentang Ayah
5
Masa-Masa Bersama Ayah
6
Siapa Aldy?
7
Hati Seorang Ibu
8
Party Tipis-Tipis
9
Libur Sekolah
10
Kencan Pertama
11
Malam Minggu Bersama Aldy
12
Rey dan Ibu
13
Di Bibir Sungai
14
Maafkan Rey, yah!
15
Toko Harapan
16
Insiden Di Lantai Dua
17
Sebuah Keputusan
18
Bawa Aku
19
Makan Malam
20
Shopping Bareng
21
Check In
22
Apa Dia Menepati Janji?
23
Reyna Kabur,Yah!
24
Mencari Keberadaan Rey
25
Alone
26
Ketukan Pintu Di Tengah Malam
27
Terbang Bersamamu
28
Tiba Di Kemayoran
29
Bertemu Tante Rohmah
30
Perdebatan Om dan Tante
31
POV Wibie
32
Tawaran Pekerjaan
33
Asisten Pribadi
34
Menjemput Devara
35
KOKAS 1
36
KOKAS 2
37
Aku Harus Bicara
38
Pindang Iga, Bumbu Cinta
39
Playgroup Dulu, Lanjut Ke Kampus
40
Telpon Dari Dhiza
41
Luka Hati Wibie
42
Titip Doa
43
Mendadak Dilamar
44
Kesepakatan
45
Cinta Yang Sempurna
46
Hari Pertama Sekolah
47
Kuliah Perdana
48
Usai Magrib
49
Usai Magrib (2)
50
Pelangkah
51
Bimbang
52
H-2
53
H-2 (Bagian 2)
54
Mas Kawin
55
H-1
56
Oma Datang
57
Akad Nikah
58
Usai Akad
59
Malam Pengantin
60
Pukul 23.00
61
Pukul 23.45
62
Pengantin Baru
63
Makan Siang
64
PENGUMUMAN
65
Deret Matematika
66
Deret Matematika 2
67
Api Cemburu
68
Kondangan
69
Online
70
Photo Wedding
71
Egois
72
Mama Muda
73
Mana Senyumnya?
74
Bintaro Hati
75
Kembali Ke Lapangan
76
Vcall
77
Strategi Bisnis
78
Mendadak Pulang
79
Dua Garis Biru
80
Update Status
81
Tamu Tak Diundang
82
Menang Tender
83
Semesteran
84
Penyerangan
85
Usulan Mutasi
86
Kata Hati
87
Tiba Di Rumah
88
Maaf
89
Pasien Khusus
90
Pamit
91
39 Week
92
Ekstra Part
93
PENGUMUMAN LAGI
94
EP. 2 ( Dhiza & Pras)
95
EP. 3 (Dhiza & Pras)
96
EP. 4 ( Dhiza & Pras)
97
EP. 5 (Semester Lima)
98
EP. 6 ( Semester Lima )
99
EP. 7 (Ujian Semester)
100
EP. 8 Pengagum Dadakan
101
EP. 9 Alex Mahardika
102
EP. 10 Panggilan Tidak Terjawab
103
EP. 11 Panggilan Telpon
104
EP. 12 Panggilan Telpon 2
105
EP. 13 Curhat
106
EP. 14 Kita Berteman
107
EP. 15 Ketemu Pak Gun
108
EP. 16 Witha Datang!
109
EP. 17 Keluarga Besar
110
EP. 18 Urun Rembuk
111
EP. 19. Urun Rembuk 2
112
EP. 20 Terjun Bebas
113
EP. 21 Sedikit Pelajaran
114
EP. 22 Orderan Fiktif
115
EP. 23 Pembekalan KKN
116
EP. 24 Lokasi KKN
117
EP. 25 Izin Suami
118
EP. 26 Aku Ikut Ke Belitung
119
EP. 27 Rapat Koordinasi
120
EP. 28 Pembagian kelompok
121
EP. 29 Mereka Sudah Mandiri
122
EP. 30 Tiba Di Lokasi
123
EP. 31 Rumah Tinggal
124
EP. 32 Mandi Bareng
125
EP. 33 Sakit
126
EP. 34 Hancur
127
EP. 35 Sarapan Dulu
128
EP. 36 Mancing
129
EP.37 Gagan vs Lempah
130
EP.38 Kunjungan Kerja
131
EP. 39 Kita Jadian?
132
EP. 40 Kamu Sudah Menikah?
133
EP. 41 Meeting
134
EP. 42 Percayalah!
135
EP. 43 Masalah?
136
EP. 44 Hotel XX
137
EP. 45 Pak Gun
138
EP. 46 Alex
139
EP.47 Risya
140
EP.48 Kangen!
141
EP.49 Malam Perpisahan
142
EP. 50 Surprise
143
EP. 51 I’m Yours
144
EP. 52 Jangan Marah!
145
EP.53. Siapa?
146
EP.54 Permintaan Maaf
147
EP. 55 Acc Judul
148
EP. 56 Sidang 1
149
EP.57 Sidang 2
150
EP. 58 Yudisium
151
EP.59 Kita Mudik
152
EP. 60 Mudik 2
153
EP. 61 Reuni
154
EP. 62 Kamu dan Aldy
155
EP. 63 Wisuda

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!