Ch 15- Berangkat ke Jakarta

Setelah hampir seminggu di rawat di rumah, akhirnya cedera yang di alami Pak Hendra mulai pulih. Dia sudah bisa kembali beraktivitas di kantor. Namun karena akibat kecelakaan itu, ada beberapa sidang di luar kota yang harus di tunda. Setelah pulih, Pak Hendra memutuskan untuk menyelesaikan terlebih dahulu kasus-kasus yang berada di luar kota.

"Tan, kamu ke ruanganku sekarang!" Perintah Pak Hendra melalui pesan

"Baik pak," jawab Intan

Sekitar dua menit kemudian Intan muncul di ruangannya.

"Silahkan duduk!" Perintah Pak Hendra

"Iya pak," Jawab Intan singkat

"Kamu besok ikut saya ke Jakarta. Ada beberapa klien yang sidang kasusnya tertunda karena insiden kemarin dan itu harus segera di selesaikan. Kamu bisa pulang setelah makan siang untuk menyiapkan segala sesuatu yang harus kamu bawa sekalian istrahat. Hubungi saja Pak Ilyas untuk menjemputmu. Nanti saya nyusul setelah dari rumah. Kita mungkin akan seminggu di sana." tutur Pak Hendra panjang lebar

"Baik Pak" Jawab Intan

"Silahkan kembali ke ruanganmu!" Pinta Pak Hendra

Intan hanya mengangguk dan segera berlalu. Di dalam ruangannya, Intan sudah bersiap-siap untuk pulang. Dia menelpon Pak Ilyas untuk menjemputnya. Sekitar setengah jam, Pak Ilyas sudah tiba di kantor dan Intan segera turun.

Tiba di rumah Intan istrahat sejenak sambil rebahan. Setelah ashar baru dia mulai menyiapkan segala sesuatu yang perlu di bawa. Dari luar terdengar suara mobil yang baru tiba. Tak lama kemudian terdengar suara langkah kaki semakin lama semakin mendekat dan akhirnya menghilang.

"Tan, kamu ke kamarku sekarang!" Pinta Pak Hendra melalui pesan

"Iya Pak," Balas Intan

Tak lama kemudian Intan muncul,

"Sini!" Panggil Pak hendra

Intanpun mendekat,

"Kamu bantu aku untuk nyusun berkas-berkas ini sesuai dengan urutan tanggalnya yaa. Mulai dari bawah," tutur Pak Hendra menjelaskan

"Baik Pak," Jawab Intan

"Kamu tuh yaa! Aku kan udah bilang jangan panggil Pak kalau lagi di rumah kecuali di kantor. Kenapa sih kamu bandel banget," Ujar Pak Hendra gemes sambil menepuk jidatnya

Sekarang Pak Hendra punya kebiasaan baru yaitu menepuk lembut jidatnya Intan. Dia juga tidak tahu sejak kapan kebiasaan itu muncul.

"Maaf Pak eh Mas, aku lupa" Jawab Intan malu2...

"Ya udah mulai kerjakan tugasmu!" Balas Pak Hendra

Intan hanya mengangguk dan mulai memilah-milah berkas yang berikan oleh Pak Hendra. Berkas dengan tanggal yang masih baru ia letakkan paling bawah dan seterusnya. Ini di lakukan dalam rangka untuk memudahkan Pak Hendra untuk memilih berkas mana saja yang harus di bawa ke sidang nanti sesuai dengan tanggal masing-masing.

"Mas, udah selesai!" Ucap Intan

"Sekarang aku minta tolong lagi yaa. Kamu minta Bi Ani untuk buatkan aku coklat panas," Pinta Pak Hendra

"Iya Mas," Jawab Intan

Tak lama kemudian Intan muncul dengan segelas coklat panas di tangannya.

"Kamu ngga minum?" Tanya Pak Hendra

"Ngga!" Jawab Intan singkat

"Serius? Enak loh coklat panas buatan Bi Ani. Kamu belum pernah coba kan?" Bujuk Pak Hendra

"Iya. Tapi benar aku ngga mau minum Mas," Ujar Intan

"Udah, sini coba!" Panggil Pak Hendra sedikit memaksa

"Ya udah, aku coba yaa," Ucap Intan sambil mendekat

Pak Hendra memberikan gelas yang tadi di ambilnya dari Intan.

"Bagaimana, enakkan?" Tanya Pak Hendra

"Enak," Jawab Intan singkat

"Memang enak. Kamu sih ngga percaya," Ucap Pak Hendra

"Siapa yang ngga percaya?" Gumam Intan dalam hati sambil mengernyitkan dahi

"Eh iya. Bagaimana persiapanmu?" Tanya Pak Hendra mengagetkan Intan

"Udah siap Mas," Jawab Intan

"Ya sudah. Kalau begitu kamu istrahat skarang. Persiapkan energimu untuk satu minggu ke depan. Besok kita akan berangkat pagi," tutur Pak Hendra

"Iya Mas," Balas Intan kemudian berlalu pergi

Pukul tujuh mereka sudah berangkat kerena mengingat macet di jalanan. Jam sepuluh tiket keberangkatan mereka. Ketika tiba di airport, mereka disambut oleh 2 orang staf khusus yang di tugaskan untuk menjemput dan membawakan barang ataupun bagasi mereka. Setelah itu mereka langsung menuju konter check-in eksklusif yang dikhususkan untuk penumpang first class dengan di bantu oleh seorang staff melewati proses dari awal hingga akhir. Sambil menunggu, mereka di persilahkan untuk duduk di tempat khusus yang sudah disediakan. Usai Check in, mereka di temani untuk melewati jalur khusus security checkpoint serta diantar ke airport lounge untuk menunggu boarding. Intan yang belum pernah naik pesawat first class hanya bengong dan merasa bingung dengan semua pelayanan yang di berikan. Yang dia tahu yaa seperti naik pesawat pada umumnya, pegang koper sendiri, check in sendiri dan semua di kerjakan sendiri. Dia tidak tahu sama sekali mereka mau naik pesawat kelas ekonomi atau kelas satu. Dia hanya ikut saja apa yang di perintahkan oleh Pak Hendra. Namun akhirnya dia mulai paham setelah beberapa kali melewati tulisan di beberapa tempat dengan tulisan first class.

"Ohh jadi begini kalau naik pesawat first class," Gumam Intan yang mulai mengerti

Sambil menunggu boarding, mereka di suguhi berbagai menu dari Indonesia hingga menu luar negeri. Intan hanya manggut-manggut. Dan lagi=lagi mengikuti menu yang di pesan oleh Pak Hendra. Lima belas menit sebelum penerbangan, seorang staff yang memang sudah standby di tempat itu menjemput mereka untuk melakukan boarding dan setelah itu mengantar mereka sampai ke dalam pesawat.

Setelah memasuki pesawat mereka langsung di antar ke kursi mereka masing-masing. Kemudian sang pramugari mulai menjelaskan fasilitas apa saja yang di sediakan serta tata cara menggunakannya. Tak seperti di kabin kelas ekonomi yang terdapat banyak kursi, di first class hanya terdapat delapan kursi yang bisa di ubah menjadi tempat tidur. Setiap dari kursi juga memiliki partisi atau bagian berupa rel pintu yang bisa di tutup untuk menambah privasi. Dalam setiap kursi juga sudah di sediakan bantal, selimut, dsb. Di depannya terdapat meja untuk menyimpan makanan serta di samping kursi terdapat sebuah kompartemen untuk menyimpan barang-barang berharga. Di dinding depan kursi juga terdapat tv berukuran empat belas inchi.

Hampir sekitar lima belas menit mereka mengudara, terlihat Pak Hendra membaringkan tubuhnya di atas kursi yang sudah di ubah menjadi tempat tidur. Intan memperhatikan Pak Hendra sampai dia menutup matanya dan Intan dengan sedikit ragu mulai memencet tombol kursi hingga berubah bentuk menjadi panjang. Intan kaget kursi yang didudukinya bergerak maju dan di belakang sandarannya perlahan-lahan jatuh ke belakang.

"Dasar kampungan! hehehe" Ucap Intan berbisik ke dirinya sendiri sambil tersenyum

Satu jam tiga puluh menit, akhirnya mereka tiba di bandara Soekarno-Hatta. Di bandara sudah tersedia mobil mewah Alphard berwarna hitam yang di sediakan untuk menjemput mereka menuju salah satu hotel bintang lima yang berada di Jakarta.

Sampai di hotel, Pak Hendra langsung menuju ke meja resepsionis untuk memesan kamar. Sebenarnya sebelum berangkat asistennya mau memesankan tiket pesawat langsung dengan hotelnya. Namun Pak Hendra menolak. Dia memang sengaja ingin memilih dan memesan kamar sendiri.

"Selamat siang Pak! ada yang bisa kami bantu?" Sapa sang resepsionis

"Mba, suite roomnya masih tersedia? Saya mau dua kamar," Ucap Pak Hendra

"Sebentar Pak saya check terlebih dahulu," Jawab sang resepsionis

"Maaf Pak, untuk suite roomnya tinggal tersedia satu kamar. Ada kamar yang lain tapi standar Pak," Tutur sang resepsionis

Sejenak Pak Hendra berfikir dan melihat ke arah Intan yang sedang menunggu. Kemudian berkata kepada resepsionisnya

"Baiklah. Saya pesan suite roomnya saja," Uja Pak Hendra

"Baiklah. Silahkan menunggu sebentar Pak. " Pinta sang resepsionis

Setelah semua selesai, mereka di antar oleh staf hotel menuju ke kamar. Intan yang tak mengerti hanya mengikut saja. Sampai dikamar mereka di persilahkan, Intan yang mulai bingung bertanya pada Pak Hendra setelah staf hotel itu pergi.

"Loh, kok kita sekamar Mas?" tanya Intan masih bingung

"Kamu jangan dulu mikir yang macam-macam," Jawab Pak Hendra mengerti kebingungan Intan

"Tadi itu aku pesan dua kamar tapi yang tersedia tinggal satu. Jadi mau tak mau aku pesan aja. Lagian inikan kamarnya luas, nanti biar aku tidur di sofa aja dan kamu di kasur. aku ngga akan macam-macam kok." Ujar Pak Hendra meyakinkan Inta

Intan hanya menghela nafas. Mau tak mau dia harus menerima itu. Kalaupun menolak, dia mau tidur di mana.

"Ya udah. Tapi Mas Hendra jangan macam-macam yaa," Ancam Intan

"Ngga. aku ngga akan macam-macam kok. Kamu ngga usah khawatir, " Ujar Pak hendra sambil menahan senyum

Merekapun masuk dan merapikan barang-barang mereka.

Terpopuler

Comments

Rin's

Rin's

Tan,,tapi q mau nya 1 macam saja yaaa

2021-08-20

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 50 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!