Ch 5- Tiba di tempat baru

Sepuluh menit lagi pesawat akan segera mendarat. Intan melihat ke arah jam tangannya. Waktu sudah menunjukan pukul 21.30 wib. Intan pun menggunakan kembali sabuk pengamannya dan mengatur posisinya.

Setelah pesawat berhasil mendarat, Intan segera menuju ke ruang bagasi untuk mengambil kopernya. Setelah itu, Intan menelpon supir yang akan menjemputnya. Satu hari sebelum berangkat Pak Hendra sudah memberikan nomor ponsel supir yang akan menjemputnya.

Tak selang beberapa lama, sebuah mobil warna hitam berhenti tepat di hadapannya dan seorang lelaki paruh baya keluar dan menghampirinya.

"Selamat malam, Non Intan. Saya Pak Ilyas supir yang dikirim Pak Hendra untuk menjemput Non Intan," ucap lelaki itu.

"Oh iya pak. Panggil saja saya Intan," balas Intan agak sedikit risih.

"Baik Neng Intan," balas sang supir.

Sang supir pun segera mengambil kopernya Intan dan memasukkannya ke dalam bagasi. Dalam sekejap, mobil pun melaju meninggalkan bandara. Jalanan masih ramai meskipun waktu sudah menunjukan pukul sebelas malam. Di tengah perjalanan, Intan mengambil ponselnya dan bermaksud mengabari orang tuanya. Namun, niat itu dia urungkan karena waktu sudah larut dan mereka pasti sudah tidur. Terpikir juga untuk menghubungi Dina, namun Intan membatalkan niatnya karena mungkin juga Dina sudah tidur. Akhirnya Intan merebahkan kepalanya di kursi, karena kecapean Intan pun tertidur. Namun, tak berapa lama, dia kaget karena di bangunkan oleh sang supir.

" Non Intan. Eh Neng Intan maksudnya. Kita sudah sampai," ucap sang supir memberitahu.

Intan mengucek matanya. Sesekali ia menguap karena kantuknya masih belum habis. Setelah beberapa saat ia mulai sadar..

"Iya pak." jawab Intan.

Intan memperhatikan sekitar rumah itu. Ternyata dia sedang berada di sebuah kawasan perumahan elit. Mereka berhenti di depan sebuah rumah yang tak terlalu besar namun tampak mewah. Rumah itu bercat abu-abu dengan halaman yang cukup luas. Di kiri kanan sepanjang jalan masuk terdapat pohon yang berjejer-jejer.

"Mari neng, saya antar ke dalam," suara sang supir mengagetkan Intan.

"Oh iya pak," sahut Intan

Pak Ilyas pun berjalan hingga ke depan pintu. Intan mengikutinya dari belakang. Setelah di depan pintu, sang sopir pun menekan tombol bel. Dan tak lama kemudian, seorang wanita yang berumur sekitar lima puluhan muncul dengan mata yang terlihat masih mengantuk. Memang sekarang sudah waktunya untuk istirahat karena waktu sudah menunjukan pukul hampir setengah dua belas malam.

"Neng Intan. Ini bi Ani, art di sini. Dia yang akan mengurus segala keperluan neng disini. Kalau ada yang Neng Intan butuhkan, beritahukan saja pada bi Ani," ucap sang sopir menjelaskan kepada Intan.

"Iya pak. terima kasih," balas Intan.

"Sama-sama neng Intan. Itu sudah jadi tugas saya," balas sang supir lagi.

Intan merasa pelayanan yang diberikan oleh Pak Hendra padanya terlalu berlebihan. Belum juga dia bekerja. Intan merasa tidak enak, takut kalau nanti dia tidak bisa bekerja secara maksimal dan memberikan yang terbaik.

"Mari non. Saya tunjukan kamarnya," ajak Bi Ani sambil mengambil koper yang dibawa Intan.

"Panggil saja Intan bi, dan kopernya biar saya saja yang bawa," balas Intan.

Intan merasa agak sedikit risih dengan panggilan non. Karena biasanya di kampung, dia di panggil neng. Dan non itu panggilan untuk majikan yang masih muda. Karena dia merasa hanya sebagai tamu, sehingga dia menolak untuk di panggil dgn sebutan itu.

"Baik Neng," ucap Bi Ani.

Mereka Pun menuju ke kamar yang berada di lantai atas. Sebelum menuju ke atas, mereka melewati sebuah ruang tamu. Di situ terdapat sofa berwarna coklat dan sebuah meja kaca. Diatasnya, ada sebuah vas kecil cantik dan terdapat bunga di atasnya. Di dinding terdapat dua buah pajangan. Yang satu bergambar seseorang sedang menaiki kuda dan satunya lagi bergambar pohon dengan akar yang kuat. Tak ada satupun gambar atau foto keluarga yang terpajang disitu.

Rumah itu mempunyai dua lantai dengan tiga kamar tidur. Dua kamar berada di lantai atas dan satu yang lainnya berada di lantai bawah. Di dekat tangga sebelah kanan lantai atas, terdapat sebuah lukisan yang berukuran agak besar bergambar sebuah garis-garis yang saling bertemu. Intan tidak tahu itu gambar apa tapi kalau diperhatikan sekilas, seperti dua orang yang saling berpelukan.

Di sisi kiri tangga terdapat pohon palem berukuran sedang. Di depan tangga ujung ruangan hanya terdapat sebuah meja dan kursi. Berbelok ke arah kanan tangga terdapat sebuah ruangan yang lumayan luas dengan dinding kaca yang langsung terlihat pemandangan dengan halaman luas dan tanaman hijau. Disitu juga terdapat sebuah sofa berwarna putih dan sebuah lampu yang berwarna senada serta sebuah tanaman palem di ujung kiri pojok ruangan. Ruangan ini memberi kesan minimalis namun elegan.

Di sisi kiri dan kanan terdapat kamar yang saling berhadapan. Kamar Pak Hendra berada disisi kiri. Ruangan itu berukuran sangat luas. Lalu bi Ani pun membuka pintu kamar yang berada di sebelah kanan dan mempersilahkan Intan untuk masuk.

"Neng Intan, Kamarnya Neng Intan di sini. Mari! Silahkan masuk!" ajak Bi Ani sambil mempersilahkan Intan masuk.

Kamar itu sangat luas. Mungkin tiga kali lipat besarnya dari kamar Intan yang berada di kampung. Di kamar itu terdapat sebuah tempat tidur yang lumayan besar, sebuah lemari pakaian, serta sebuah meja dan kursi. Di dalam kamar itu juga terdapat kamar mandi dan jendela yang agak besar dengan pemandangan tanaman hijau.

"Nanti kalau ada yang neng Intan butuhkan, panggil saja bibi yaa," ucap Bi Ani.

"Iya bi. Terima kasih," balas Intan.

Setelah bi Ani berlalu, Intan segera membersihkan diri tanpa memperdulikan barang2nya yang masih berserakan di lantai.

Setelah membersihkan diri Intan langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur yang empuk dan nyaman. Hingga tak sadar dia pun tertidur dengan handuk masih melekat di tubuhnya. Intan terlihat sangat kelelahan karena seharian ini dia baru saja menempuh perjalanan yang panjang.

Terpopuler

Comments

Alya Dewina Maryam

Alya Dewina Maryam

beruntung sekali kmu intan

2021-04-07

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 50 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!