Setelah selesai dengan ritual percintaannya, Via dan Reza segera membersihkan diri, mereka lalu sholat dzuhur berjamaah.
Kemudian Reza menyelesaikan pekerjaannya, sedangkan Via sambil menunggu Reza kerja ia mereview naskah novel yang baru selesai ia garap.
Pukul 03.00 sore pekerjaan Reza selesai dan mereka bergegas menuju sebuah mall terbesar di Ibukota.
Disana Via mengantarkan Reza ke babershoop untuk merapihkan rambut dan brewok yang sudah memanjang.
Setelah itu mereka berbelanja keperluan Reza yang sesuai dengan selera Via.
Ketika di toko pakaian dalam, tiba-tiba Reza mengambil beberapa lingerie dan menunjukannya ke Via.
Via yang sedang sibuk memilih pakaian dalam Reza, terheran-heran melihat tingkah
Reza.
"Mas kita kesini itu untuk belanja keperluan kamu, bukan aku?
Lagipula itu terlalu seksi sekali untuk ku!"
Ujar Via mengingatkan tujuan mereka belanja.
"Kan kamu istriku, jadi kamu itu keperluanku juga, malahan yang paling utama!"
Jawab Reza dengan santai dan langsung memasukan lingerie pilihannya ke keranjang sembari melirik nakal ke arah Via dan membayangkan ketika Via mengenakan lingerie itu.
Melihat tingkah Reza hanya tersenyum lalu menaikan kedua bahunya sepintas karena ia tau apa yang sedang dipikirkan oleh suaminya.
Setelah mengitari mall dan berbelanja akhirnya pukul 09.00 malem, mereka memutuskan untuk pulang ke apartemen.
Sesampai di apartemen mereka langsung membersihkan diri.
Reza bercermin ia memandangi wajah dan seluruh tubuhnya.
"Wah,,wah,,wah,,,ternyata aku terlihat lebih fresh dan ganteng ya!"
Melihat Reza sedang bercermin dan memuji dirinya sendiri, Via tersenyum lalu Via mengenakan seragam tidur favorit Reza (lingerie), kemudian Via langsung mendekati Reza dan berdiri disebelah Reza.
Mereka melihat gambar diri satu sama lain di cermin.
Disana Reza hanya melilitkan handuk di pinggang, terlihat gagah dengan postur tubuhnya yang sedang (tidak terlalu kurus dan tidak terlalu gemuk), tidak terlalu tinggi, putih, seksi dengan brewok dan kumis manisnya.
Dengan dada yang dipenuhi bulu, begitupun tangan dan kakinya juga lumayan lebat, membuat Reza terlihat gagah terlebih suara dia yang berat, dalam dan mirip seperti sengau tapi enak didengar, membuat Reza terlihat berwibawa sekali saat berbicara.
Sedangkan Via berambut lumayan panjang, hitam dan lurus serta wajah yang cenderung oriental khas orang indonesia dengan warna kulit yang tidak terlalu putih dan terlihat mungil, langsing tapi montok, bahkan payudara dan bokongnya yang semok itu membuat ia terlihat sempurna ketika berjajar dengan Reza, walaupun tinggi badan Via hanya standar nasional Indonesia.
Via memang tidak berparas cantik banget, tapi ia terlihat kharismatik, apalagi dengan senyum manisnya, ia terlihat begitu menarik.
"Sempurna!"
Kata-kata yang terlontar dari mulut Reza sembari mengalungkan tangan Via ke lengannya.
Kemudian disambut senyum oleh Via dan menyenderkan kepalanya ke lengan Reza.
Reza pun ikut tersenyum lalu meninggalkan pandangannya di cermin dan beralih menghadap Via dan mengalungkan tangan kirinya di pinggang Via lalu menatap Via dan membelai wajah Via dan berkata;
"Terimakasih istriku, bidadari surgaku, kamu sudah menyempurnakan aku sebagai laki-laki."
"Sama-sama Mas, tapi aku juga berharap, kamu tidak melupakan mba Bela ya!"
Duarrr,,,seketika hati Reza menjadi kesal mendengar nama Bela disebut oleh Via.
Karena saat ini ia benar-benar sedang kecewa sekali terhadap kebenaran tentang Bela, akan tetapi Reza menahan amarahnya supaya Via tidak mengetahuinya sekarang.
"Bagaimanapun juga dia tetaplah istri pertamamu, cinta pertamamu dan tentunya wanita sepesial di hatimu.
Meskipun kamu juga mencintai aku, kamu tidak boleh mengurangi rasa cintamu terhadap Bela.
Kalau bukan karena dia, mungkin saat ini kita bukan siapa-siapa Mas!
Apalagi mencintai sekedar kenal pun aku rasa tidak mungkin.
Aku berharap kamu bisa menjadi suami yang adil, seadil-adilnya terutama masalah waktu.
Karena Bela yang pertama, harusnya kamu meluangkan waktu lebih banyak untuk dia, sebagai tanda terimakasih dan penghargaan atas keikhlasannya membagi dirimu kepadaku.
Aku akan sangat senang dan bangga padamu mas, jika kamu mampu memperlakukan kami sesuai porsinya masing-masing."
Via menyampaikan keinginannya kepada Reza.
Mendengar penjelasan Via, hati Reza terharu dan tersentuh.
Bagaimana tidak, disaat situasi seperti ini Via tidak egois dengan kebahagiannya sendiri, ia masih setia memikirkan hak Bela sebagai istri pertamanya.
Namun disisi lain di lubuk hati Reza yang paling dalam, ia sungguh sedih dengan apa yang terjadi dengan pernikahan antara dia dengan Bela selama ini (ternyata pernikahannya hanya di isi dengan kebohongan dan penghianatan).
Reza menelan ludahnya menahan rasa sakit yang ia alami.
"Iya sayang, maafkan aku istriku atas kekhilafan ku, aku tidak melupakannya, tapi memang Bela saat ini sedang diluar negeri cukup lama untuk menyempurnakan impiannya sebagai desainer dunia.
Aku bisa apa selain tetap disini bersamamu?
Nanti kalau Bela sudah pulang aku pasti akan menemuinya dan menghabiskan waktuku bersamanya.
Terimakasih juga untukmu sayang, kamu sudah mengingatkan ku tentang hal ini!"
Jawab Reza berusaha menjelaskan dan menenangkan Via meski ia kali ini harus berbohong tentang masalah Bela.
Kemudian mereka berpelukan hangat, lalu mereka menuju tempat peraduan untuk mengistirahatkan tubuhnya.
Pukul 01.00 malam ponsel Reza berdering, tapi Reza melewatkan untuk beberapa panggilan hinga akhirnya ia menjawab panggilan itu, ketika ia melihat yamg meneleponnya adalah mama.
"Halo,,,"
Dengan nada suara lirih dan samar-samar karena Reza masih ngantuk dan memejamkan matanya.
"Sayang, maaf mama mengganggu istirahatmu, kamu bisa pulang kerumah ini sekarang?"
Mendengar permohonan mamanya diujung telepon membuat Reza terkaget lalu membuka matanya lebar-lebar ia bertanya-tanya dalam benaknya (ada apa ini, kok nada bicara mama lain pasti ada masalah penting dirumahnya, Reza kacau memikirkan papanya atau adik-adiknya kenapa-kenapa karena sudah dua minggu ini Reza belum kembali kerumah untuk sekedar mengecek keadaan rumah).
Sembari bangun dari ranjangnya dan meninggalkan kamarnya berjalan menuju ruang tengah karena takut suara teleponnya terdengar oleh Via dan mengganggu istirahat Via.
"Ada apa ma?
Coba jelaskan pelan-pelan ya!"
Mama yang sedang kesal dan emosi karena kepulangan Bela membuat wanita paruh baya ini tak sanggup menahan dirinya untuk tidak segera mengabari putranya supaya segera menyelesaikan urusannya dengan Bela.
"Bela baru saja pulang sayang!
Mama menjadi tidak tenang ketika ia menginjakan kakinya dirumah ini.
Mama muak melihat muka manisnya seperti orang tak berdosa padahal dia sudah melakukan kesalahan fatal terhadapmu.
Cepatlah pulang nak!"
Reza sangat memahami keadaan mamanya dan ia juga sudah cukup sabar membiarkan harga dirinya sebagai suami di injak-injak oleh istrinya sendiri.
"Baiklah ma!
Jika memang Bela sudah kembali aku akan segera pulang!"
Jawab Reza menenangkan hati mamanya, lalu ia menutup teleponnya dan diam sejenak untuk mengumpulkan energi dan pikirannya ketika nanti berhadapan dengan Bela yang pandai sekali dalam berkilah.
Tapi tanpa sepengetahuan Reza, Via terbangun karena merasa Reza tak disampingnya tak memeluknya saat tidur, diam-diam menguping pembicaraan Reza di ponselnya dengan mamanya.
Via mencoba memahami isi percakapan Reza dengan mamanya karena ia hanya mendengar sebagian saja, yg Via tau hanya terdengar Bela sudah kembali dan Reza harus segera pulang kerumah malam ini.
Lalu Via segera kembali ke peraduannya untuk melanjutkan tidurnya, karena Reza sudah selesai menelepon dan pasti akan kembali ke kamar untuk bersiap-siap.
Benar saja dugaan Via, Reza kembali kamar lalu bersiap-siap.
Setelah siap Reza mendekati Via lalu mencium kening Via dan membelai manja wajah istrinya itu dan meninggalkannya.
Tapi sebelum pergi Reza menyempatkan mengetuk pintu kamar Bi Saroh, Bi Saroh yang sudah tertidur pulas pun terbangun kaget ketika pintu kamarnya diketuk oleh Reza.
Perlahan Bi Saroh bangkit dari ranjangnya dan membuka pintu kamarnya sembari menjawabnya dari dalam menandakan bahwa ia mendengar panggilan Reza.
"Iya mas reza, sebentar!"
Jawab lirih Bi Saroh lalu Reza menghentikan ketukannya dan menunggu didepan pintu kamar Bi Saroh.
Bi Saroh membuka pintu kamarnya sambil mengerjapkan matanya yang masih lengket dan susah sekali dibuka.
Melihat Bi Saroh sudah hadir Reza langsung menyampaikan maksudnya mengetuk pintu kamar bi Saroh.
"Maaf ya bi, mengganggu istirahatmu malam-malam begini.
Aku hanya ingin berpesan pada bibi, sekarang aku akan pergi kerumah mama, kalau sampai via sudah bangun dan aku masih belum pulang tolong katakan aku ada urusan sebentar di rumah mama dan akan segera kembali!"
Bi Saroh hanya mengangguk mengiyakan perintah yang diucapkan Reza, lalu Reza pergi meninggalkan apartemen.
bersambung,,.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Ana Ekawati
yg suka bikin salah faham y gitu dengernya cm sedikit2
2022-01-02
0
Anggraini Anggraini
rasakan murka nya reza bella
2021-04-05
0
Syaf Udin
hati2 reza dijalan pasti dia kepikiran sepanjang jalan
2020-10-06
0