Pukul 07.00 Bi Saroh sudah bangun dari tidurnya, dari sofa dimana ia duduk, ia mulai memandangi majikanya yang tertidur pulas di pinggir bed istrinya, Reza juga tertidur pulas dan masih tetap setia menggenggam erat tangan Via.
"Pemandangan yang romantis di pagi hari."
Gumam Bi Saroh sambil tersenyum bahagia.
"Padahal kalian berdua terlihat serasi, tapi mengapa jalan cerita hidup kalian begitu rumit?"
Lanjut Bi Saroh bergumam sendiri.
Ketika Bi Saroh hendak membangunkan Reza ternyata Reza sudah mulai menggerak-gerakkan badannya dan membuka perlahan matanya. Melihat Reza batin Bi Saroh berkata;
"Tentu saja dia terlihat pegal bagaimana tidak, ia semalaman menghabiskan waktunya hanya duduk di samping bed itu hingga tertidur pulas. Padahal ruangan ini cukup besar dan banyak sofa, salah siapa dia tidur disitu. Hemmm...sungguh cinta sudah membuat orang menjadi tidak waras!"
Reza menatap dalam-dalam wajah Via sambil mengusap-ngusap kening Via dan tersenyum-senyum seraya berkata lirih;
"Ternyata istriku yang satu ini manis sekali ya, mengapa aku telat menyadarinya? Apalagi kalau sedang tidur begini, sungguh menggemaskan!"
Sambil menoel pucuk hidung Via dengan gemas lalu Reza tak sanggup menahan bibirnya untuk tidak mengecup kening Via. Tak lama setelah itu Via tiba-tiba mulai menangis terisak-isak bahkan air matanya mulai mengalir padahal matanya masih terpejam dan memanggil-manggil bapaknya.
"Bapak,,Bapak,,,Bapak,,Bapak!"
Reza menyaksikan itu membuatnya kembali mengingat perlakuannya pada Via kemarin sore dan batinnya berkata;
"Kenapa dia memanggil-manggil bapaknya? Dia terlihat ketakutan, apa dia begitu rindu atau dia terlalu trauma dengan kejadian kemarin sore hingga memanggil-manggil nama bapaknya seolah ia butuh perlindungan!"
Kedua tangan Reza mencengkram kepala dan menggigit bibir bawahnya penuh rasa kesal pada diri sendiri dan bergumam,
"Reza,,Reza,,Reza,,,kenapa kau begitu bodoh!"
"Jangaaan,,,!"
Teriak Via sembari bangun dan mengangkat tubuhnya hingga terduduk sambil menangis.
Reza kaget dan sedih melihat keadaan Via
langsung bangun dari duduknya dan memeluk erat Via, berharap Via akan merasa nyaman dan terlindungi. Untuk sesaat Via menerima pelukan Reza karena dia belum begitu sadar, setelah sadar bahwa Reza yang sedang memeluknya Via langsung mendorong keras tubuh Reza hingga Reza mundur beberapa langkah dari tempat ia berdiri. Diranjang Via hanya menangis dengan pandangan kosong.
Reza kaget dengan sikap Via perlahan ia merasa sesak di dadanya, karena Reza menyadari sekali, ini adalah akibat perlakuannya terhadap Via kemarin sore.
Bi Saroh yang dari tadi hanya menjadi penonton, langsung mendekati Via dan mencoba memberi pelukan hangatnya. Via pun memeluk erat Bi Saroh dan merengek sambil menangis.
"Bi,,,aku mau pulang,,aku mau pulang,,,"
Bi Saroh hanya bisa menahan sedih sembari memeluk dan mengelu-elus rambut Via dan berharap Via sedikit tenang.
"Iya Non kita pasti pulang setelah Non benar-benar sehat. Untuk sementara kita disini dulu, sebentar saja Non, Bi Saroh janji akan temani non disini, ok!"
Bujuk Bi Saroh.
Merasa nyaman dan tenang Via pun mengangguk. Setelah cukup lama memeluk Bi Saroh akhirnya Via melepaskannya. Bi Saroh segera menyiapkan sarapan yang sudah di antar suster tadi sewaktu Reza dan Via belum bangun.
"Non sarapan dulu ya, biar cepat sehat dan bisa pulang!"
Bujuk Bi Saroh sambil menyodorkan sendok yang sudah terisi makanan ke mulut Via dan Via memakannya hingga habis.
Setelah itu Via meminum obatnya dan istirahat lagi.
Sedari tadi Reza duduk di sofa dan hanya bisa memandangi istrinya dengan perasaan sesal yang begitu dalam bahkan sampai meneteskan air matanya. Reza terus berfikir mencari solusi untuk bisa mengurangi kesedihan Via dan dia terfikir untuk mengantarkan Via kepada orangtuanya supaya Via bisa lebih tenang, nyaman dan bisa tersenyum kembali, syukur-syukur menghilangkan trauma dan ketakutannya.
"Emmm,,,Vi nanti kalau sudah sembuh,maukah kamu ku antar kerumah orang tuamu untuk berlibur?"
Tanya Reza kepada Via.
Mendengar tawaran Reza, Via terlihat senang.
"Memang boleh?"
Tanya Via lirih.
Sambil perlahan mendekati Via, Reza menjawab;
"Tentu saja, aku sendiri yang akan mengantarmu."
Terlihat senyum merekah di bibir Via.
"Terimakasih mas!"
Ucap Via.
----------------------------------------
Dua hari berlalu akhirnya Via sudah pulih dan diperbolehkan untuk pulang kerumah. Setiba di apartemen dan mengantarkan Via masuk sampai berbaring di ranjangnya, Reza bergegas hendak kembali kekantor karena masih ada pekerjaan yang harus ia selesaikan. Reza berpamitan kepada Via.
"Aku balik lagi kekantor dulu ya Vi? Setelah pekerjaanku selesai aku akan segera kembali dan mengantarmu kerumah orangtuamu."
Dan Via mengangguk dengan semangat, lalu Reza tersenyum menatap wajah istrinya dan pergi meninggalkan apartemen.
Sesampainya di kantor Reza langsung memanggil sekertaris pribadinya untuk melihat schedule beberapa hari kedepan.
"Ron, bagiamana dengan schedule ku minggu ini?"
Roni langsung membuka buku agendanya dan menjabarkannya pada Reza.
"Besok hanya ada meeting rutin dengan bagian pemasaran dan keuangan, sedangkan lusa ada pertemuan dengan perwakilan pemilik lahan yang akan dibebaskan untuk proyek pembangunan apartemen dan pusat perbelanjaan. Sedangkan malam harinya undangan dinner resmi dari PT.ANGKASA,"
Belum juga selesai Roni menjelaskan agendanya, Reza sudah mengangkat telapak tangannya menandakan ia sudah tidak butuh lagi penjelasan. Lalu Reza mencengkram kedua tangannya ke kepala sembari menyandarkan punggung ke kursinya dan mendongakkan kepalanya menghadap langit-langit ruang kerja serta memejamkan sejenak matanya dan bergumam.
"Arghhh,,,sial mengapa sepadat ini? Bagaimana aku bisa menemani dia disana? Oh TUHAN,,,aku tidak ingin membuatnya kecewa dan menangis lagi!"
Diseberang mejanya, Roni melihat bosnya sedang galau dan Roni tertawa geli. Bagaimana tidak, selama ini Reza tidak pernah segalau ini sebesar apapun masalahnya. Ini hanya tentang istri keduanya saja dia sudah seperti orang kehilangan akal.
"Makanya bos, jangan punya istri banyak-banyak, kalau pada akhirnya hanya membuatmu menjadi tidak waras seperti ini!"
Celetuk Roni sambil tertawa geli melihat tingkah Reza.
Mendengar celetukan Roni, Reza langsung kembali menghadapkan mukanya kearah Roni dan berkata;
"Diam kau! Kau bisa bicara begitu karena kau tidak mengalami apa yang sedang aku alami!"
"Karena aku tahu bos, akan terjadi hal yang seperti ini, maka dari itu aku tidak mau punya istri banyak, cukup satu saja tidak akan habis, hahahaa!"
Jawab Roni dengan ledekan ketus.
Mendengar celetukan Roni, Reza hanya bisa menertawakan dirinya sendiri yang sedang terjebak pada situasi rumit dan berkata konyol.
"Itu karena aku sanggup Ron!"
"Iya benar, kamu sanggup bos, sanggup mejadikan dirimu sendiri menjadi tidak waras!"
"Bahkan untuk agenda yang ku sebutkan tadi saja kamu sudah pusing, padahal biasanya kamu santai saja saat di hadapkan dengan schedule yang lebih padat dan rumit dari ini!"
Seru Roni.
Reza mengerutkan keningnya sambil berfikir tentang dirinya dan menggerutu.
"Iya ya, kenapa aku jadi terlihat bodoh sekali? Ada apa denganku Ron?"
"Sepertinya mulai tumbuh cinta untuk istri kedua, hahaha!"
Ceplos Roni.
"Mungkinkah?"
Sahut Reza bertanya-tanya.
"Hahahha,,,ada yang mulai terserang virus cinta nih!"
Celoteh Roni.
"Baiklah, untuk besok biar aku yang menghandle, kamu pergi saja anterin istri keduamu itu kerumah orang tuanya, biar cepat pulih trauma yang sudah kamu buat itu!"
Lanjut Roni berusaha membuat Reza menjadi tenang karena pekerjaannya itu sebagian Roni yang akan menggantikan dirinya.
Bersambung,,,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Anggraini Anggraini
pada akhir nya kmu cinta sama via reza
2021-04-04
0
Bella Dania
wow keren
2020-03-22
1
Siti Julaekah
wow
2020-03-20
1