Episode 9

Setelah melihat bibinya pergi Exsan

tahu ini waktu bagi dia untuk berbicara

dengan Mutiara tetapi dia masih belum tahu

pasti akan seperti apa pembicaraannya nanti karena semuanya diluar dugaan. Saat

datang ke sini dia

pikir segalanya akan berjalan mudah dengan mendapati istri yang penurut yang

tak akan berani membantah perintahnya untuk ikut pergi dengannya tanpa banyak

perlawanan. Dia hanya akan menangis bahagia akhirnya dijemput dari rumah ini

walau telah lama tertunda tetapi sekarang setelah melihat situasi saat ini Exsan

menyadari semua ini

tak akan mudah.

Istri yang ada dihadapannya bukanlah

istri yang ada dalam pikirannya, Exsan pikir sang istri adalah seorang wanita yang penurut serta akan mengikuti semua keinginannya. Tetapi

yang ada dihadapannya adalah sesosok wanita yang

sangat cantik, cerdas, kuat serta mandiri. Mutiara itu seorang istri yang dia impikan selama ini, sosok wanita yang akan dia pilih sebagai seorang istri bukan hanya sosoknya yang cantik tetapi perwujudan dari wanita

yang sangat luar biasa.

Sejak pertama

melihat Mutiara yang sedang berusaha menyelamatkan anak kucing Exsan telah

tertarik kepada wanita itu yang langsung  mampu mengetarkan hatinya, seperti yang sekarang Exsan

rasakannya kepada Mutiara saat bertatap

muka kembali. Ternyata wanita yang tadi Exsan sukai adalah istrinya sendiri yang selama

lebih dari tujuh belas

tahun dia telantarkan. Dia tak yakin andaikan sekarang Exsan mengatakan bahawa

dia sayang dengan Mutiara sang istri akan mempercayainya, apalagi telah dia

abaikan sekian lama.

Dari cara berbicara serta tatapannya, Mutiara

tak akan mudah untuk diajak bekerja sama untuk

mengikuti keinginannya maupun keluarga untuk membawa sang istri kembali tinggal dengan

keluarga Saptowardonoi. Sekarang menjadi lebih sulit serta butuh

kerja keras untuk mewujudkan keinginan

kakeknya untuk membawa Mutiara pulang. Exsan yakin Mutiara akan menolak

keinginannya untuk membawa dia kembali. Dulu hanya karena dia belum menerima

kenyataan bahwa telah menikah, karena keegoisan

serta keinginannya untuk tak mau berdekatan dengan anak kecil itu, dia dengan keras menolak kehadiran Mutiara di rumahnya.Sekarang dia sama sekali tak tahu sifat atau mengenal

sang istri, jadi Exsan harus lebih hati-hati saat berbicara dengan Mutiara.

Mutiara sedang menunggunya untuk berbicara

lebih dulu karena sepertinya dia tak mau memulainya, memang harus Exsan karena dia yang telah memulai

ini bertahun-tahun silam dan sekarang dirinya

pulayang harus menyelesaikannya.

“ Aku datang ke sini untuk menjemputmu

Tiar ” dengan lembut dia memulai

karena tak tahu bagaimana memulai pembicaraan dengan wanita yang ada dihadapan ini. Yang terlihat sangat tenang

seolah tak terusik sama sekali dengan kedatangannya yang mendadak, tanpa ada

pemberitahuan.

“ Kenapa sekarang....” jawab Mutiara dengan tenang tetapi tegas.

“ Karena baru sekarang aku siap” jawabnya dengan gelisah melihat ketenangan

diwajah Mutiara.

“ Kalau sekarang aku belum siap bagaimana?”

Mutiara balik bertanya kepada Exsan. Pertanyaan yang tak akan mudah dijawab olehnya

dan Exsan menyadari itu, Mutiara bertanya

langsung pada intinya.

Kalau Exsan tak berhati-hati saat

menjawab dia

bisa terjebak oleh pertanyaan Mutiara. Dia

yang telah terbiasa menjawab pertanyaan

sesulit apapun dari rekan atau lawan bisnisnya mencoba untuk berdiam sebentar memikirkan baik-baik kalimat apa sebagai

jawabannya.

Exsan menenangkan

diri dengan menutupi Expresi di wajahnya seperti saat tengan

berbisnis, rasanya sangat menggelisahkan menerima

tatapan tajam dari seorang wanita yang sangat cantik dengan mengenakan pakaian penuh dengan noda. Ada rasa risih ingin meminta Mutiara

mengganti pakaian yang lebih bersih. Atasan kaus

yang penuh dengan noda cat harusnya tak pernah dikenakan wanita itu atau paling

tidak oleh istri Exsan, namun nyatanya

itu yang terjadi dan Exsan tak berani meminta apapun kepada Mutiara sekarang

ini bahkan soal ketidaksukaannya melihat istrinya mengenakan pakaian yang tak

layak digunakan.

Exsan berbicara

sambil menatap mata Mutiara karena dia merasa tak nyaman dengan pakaian yang di

kenakan istrinya. “ Kuharap saat ini, kamu sudah siap untuk pulang karena usiamu

tak muda lagi dan sekarang telah dewasa dan akupun usianya semakinbertambah  ” katanya mengakhiri jawabannya.

“ Maksudmu sudah TUA begitu ”

“ Terserah apa katamu ” jawabnya

menyerah sambil meringis mendengar penekanan kata tua dari Mutiara yang ketus.

“ Pulang....yang

aku tahu pulangnya ke rumah ini tak ada tempat lain untuk pulang” mendengar

penuturan Mutiara tentang arti pulang, bahwa tak ada tempat lain untuk dia

pulang selain rumah bibi Sundari serasa ada tangan yang sedang meremas jantung

Exsan. Istrinya merasa tak di terima di rumah manapun selain rumah sang bibi

dan semua itu salah Exsan sehingga membuat Mutiara merasa tak diinginkan. “

Maafkan aku... Tiar ” dengan lirih Exsan mengatakan kata maaf.

Mutiara seperti tak

mendengar permintaan maaf Exsan “ aku tak ingin lagi dijemput

maupun mengharapkannya,  aku telah nyaman dengan

kehidupan disini buat apa pergi... ” Mutiara berhenti bicara sebentar sambil menatap tepat ke kedua mata Exsan “ sekarang kami mampu hidup tanpa bantuan darimu, lagi pula bantuan kalian tak

banyak membantu kehidupan kami, sekarang aku hidup mandiri dan telah lama melupakan bahwa aku

pernah menikah, jadi untuk apa harus ikut denganmu

sekarang ” katanya menyelesaikan. Tetapi Mutiara ternyata belum selesai berbicara “ dari yang bibi

katakan bahwa kedatangan kalian karena keinginan kakekmu ingin bertemu denganku

begitu bukan?” Exsan hanya

mengangguk karena tak tahu lagi apa jawaban yang sesuai untuk pertanyaan itu

selain mengiyakan, berbohong hanya

semakin memperparah situasinya “ dan karena

keinginannya memiliki penerus atau keturunannya

yang Sah begitu” kata Sah yang ditekankan dengan maksud

tertentu Mutiara pastinya menduga bahwa selama mereka menikah Exsan telah

memiliki anak diluar nikah. Kata-kata itu langsung menyulut amarah yang sejak

tadi Exsan tahan.

“ Apa maksudmu dengan kata-kata Sah,

jadi pikirmu selama kita menikah aku telah memiliki banyak anak. Aku tak segila itu, aku mengakui kalau memiliki beberapa kekasih, iya aku tak menyangkal lagian saat itu kita hanya menikah diatas

kertas hanya sah menurut kepercayaan kakek tapi belum sah secara hukum sebab

kamu masih di bawah umur. Mereka tahu aku sudah beristri hanya mereka tak

mempercayainya” jawab

Exsan berapi-api sambil mendekat ke Mutiara.

“ Lalu

bagaimana denganmu jangan-jangan

keenggananmu pulang karena telah memiliki kekasih

” Mutiara menjawab dengan mengangkat bahu seolah meremehkan kekhawatiran Exsan. Amarah

semakin membara didalam

dadanya rasa cemburu membayangkan kedekatan Mutiara dengan laki-laki lain menyulut

emosi, maju beberapa langkah mendekati istrinya dan memegang bahunya dengan

kencang sambil mengeluarkan ancaman “ jika kamu sampai memiliki kekasih ingat

laki-laki itu akan mati camkan kata-kataku, Tiar ” Mutiara tetap santai seolah

tidak perduli dengan ancaman yang Exsan

lontarkan semakin membuatnya gusar.

Kecurigaan terarah pada asistennya

melihat kedekatan mereka yang baru saja dia saksikan

tanpa sadar menanyakan apa yang ada dipikirannya. “ apa kekasihmu adalah Nur....” sadar kalau dia mengatakannya apa yang dia pikirkan ketika mendengar suara tawa dari keduanya. Melihat mereka tertawa geli sambil menatapnya membuat

wajah Exsan merah padam menahan malu. Sepanjang usia dewasa baru kali ini dibuat malu oleh ulahnya sendiri. Exsan lega ternyata

dugaannya salah bahwa hubungan mereka tak seperti

yang ada dalam  pikirkannya.

Setelah berhasil menghentikan tawa

gelinya mendengar pertanyaan Exsan tentang kedekatannya dengan Nur, ketika Mutiara hendak  menjawab namun belum sempat berkata bibinya

datang tepat saat pengurus

rumah sedang membawa baki minuman dan camilan.

“ Mbok Nah membuat teh manis dan ada gorengan

juga ” kata bibi tetapi masih ada nada kemarahan terdengar

dari suaranya saat berkata “ bibi sudah menyuruh Mbok Nah membereskan

barang-barangmu yang akan dibawa ” lanjutnya dengan menahan air mata yang

hampir bergulir disisi matanya.

Mutiara berdiri menghampiri bibinya

yang telah semakin melemah kesehatannya dan memeluk

pundaknya dengan lembut serta penuh kasih sayang. “ pakaian bibi juga minta Mbok Nah bereskan sekalian, ayo Bi.. sana barang-barang bibi

yang akan dibawa masukkan ke koper ”

melihat wajah bibinya

yang langsung berseri-seri dan penuh semangat membuat Mutiara berkaca-kaca

merasa bahwa keputusannya membawa bibinya ikut serta pergi itu keputusan yang

tepat. Tetapi dia masih terlihat ragu-ragu hingga Mutiara kembali bertanya “ kenapa

bi.... ayo sana” bibinya terlihat bimbang.

“ Nak tetapi bibi gak diajak sama Exsan” katanya dengan

tersendat-sendat.

“ Bibi akan ikut karena aku yang mengajak bibi, ayo sana

bereskan bajunya ” lanjut Mutiara dan memberi tatapan menantang Exsan untuk

membantah tetapi Exsan cukup bijak dengan diam tanpa menjawab.

Setelah sekian lama mengenal dan tinggal dengan bibi Sundari baru sekarang

Mutiara dikagetkan dengan kecepatan bibinya dalam

bergerak, beliau pergi kekamarnya membereskan

pakaiannya yang akan dibawa pergi ke

rumah keluarga Saptowardono dengan kecepatan lebih cepat sehingga membuat Mutiara terbengong-bengong.

Sadar bahwa sekarang

sedang tak sendirian ketika mendengar seseorang

berdehem, Mutiara kembali menatap kepada para tamunya. Exsan yang memecahkan kesunyian yang terjadi saat bibi Sundari pergi

untuk membereskan pakaiannya untuk di bawa pergi.

“ Aku tak bisa mengajak bibi ikut, aku hanya

menjemput istriku bukan bibiku ” kata Exsan ketus.Wajahnya memerah menunjukkan rasa tak suka dengan keputusan yang Mutiara

ambil tanpa persetujuan darinya. Exsan memikirkan tanggapan kakek apabila bertemu

bibi Sundari setelah puluhan tahun tak pernah akur.

Terkejut dengan kekasaran Exsan

membuat amarah Mutiara ikut kembali tersulut, tega sekali laki-laki itu akan

meninggalkan wanita tua sebatangkara di rumah ini sendirian jauh dari keluarga “ lalu bibi di sini dengan siapa,

dia sudah tua dan tidak ada yang mengurusnya masa kamu tega meninggalkannya

disini sendiri”

“ Disini ada Mbok Nah, dia bisa menemani bibi ”  sahut Exsan semakin

marah. Melihat perlakuan

dan perhatian Mutiara kepada bibinya begitu lembut dan tulus membuat Exsan, dia

iri dengan kasih sayang yang istrinya tunjukkan kepada sang bibi. Sementara sikap Mutiara kepada Exsan suaminya sendiri sangat

kasar dan ketus.

Exsan sebenarnya sangat marah kepada diri sendiri karena

merasakan kecemburuan yang tak masuk akal kepada bibinya,

sang bibi lebih banyak mendapatkan perhatian

Mutiara dari pada dirinya, Exsan ingin semua perhatian istrinya hanya tertuju kepadanya. Selama

hidup tidak pernah ada yang memperhatikan Exsan, kakek maupun orang tuanya hanya

menuntut tanggung jawabnya sebagai sang calon penerus, tak ada kasih sayang maupun perhatian dari mereka sementara saudari perempuannya selalu

meminta perhatian yang lebih darinya

kerena kekurangan perhatian dari kedua orang tuanya. Ayah serta ibunya sibuk dengan kegiatan di luar rumah

sehingga sering melupakan keberadaan anak-anak mereka. Kesal

dengan dirinya sendiri yang membuat amarahnya dia arahkan kepada Mutiara.

“ Dengar baik-baik ya Mas Exsan... aku tak akan ikut apabila bibi

juga tidak pergi denganku ” Mutiara tak mengalah sama marahnya dengan Exsan, dia tak akan pernah

meninggalkan bibinya sendiri disini

tanpa ada keluarga yang akan

menjaga sertamerawatnya.

Berat sekali membuat keputusan ini tetapi Mutiara masih ingat akan janjinya kepada bibi Sundari, bahwa dia tak akan pernah meninggalkan bibi Sundari. Gengan mengajak bibi Sundari yang pasti akan

menyenangkan wanita tua itu tetapi juga selama tinggal di rumah Saptowardono, Mutiara tak

merasa sendirian karena ada seorang yang dikenal.Namun yang pasti Mutiara telah menganggap bibi Sundari

seperti ibu kandung sendiri. Walau kondisi bibi Sundari sering tak stabil

apabila sedang mengingat suami serta anaknya tak memperdulikan Mutiara, akan

tetapi disebagian waktunya selalu menunjukkan kasih sayang yang tulus

kepadanya. Sementara Exsan tak pernah menunjukkan kasih sayangnya kepadanya,

yang ada Exsan mengasingkan Mutiara darinya. Jadi walau sekarang dia meminta

Mutiara kembali tak semudah itu dirinya percaya bahwa kembalinya Mutiara adalah

untuk selamanya. Yang menjadi kekhawatiran Mutiara ialah saat semua kepentingan

Exsan terpenuhi dirinya akan kembali di asingkan seperti dulu. Jadi Mutiara

akan tetap merawat rumah bibi Sundari beserta bisnisnya, jika terjadi sesuatu

dia masih memiliki rumah tempatnya berteduh dan juga bisnis untuk menopang

hidupnya.

Melihat keseriusan istrinya yang

ingin mengajak bibinya ikut tak akan tergoyahkan, yang ada hanya akan terjadi adu mulut yang tiada akhir, Exsan memutuskan lebih baik mengalah. Setidaknya saat ini istrinya

mau ikut dengannya itu yang lebih penting, masalah lain lebih baik dipikirkan

nanti setelah sampai rumah.

Dan yang membuatnya bahagia adalah cara Mutiara memanggilnya Mas Exsan terasa

menyejukkan hatinya, walau dari nadanya

saat menyebutkan namanya adalah untuk mengejeknya. Exsan rela

melakukan apa saja asal bisa mendengar istrinya mengucapkan namanya tanpa gelar

dan ejekan. Sejak mereka berbicara satu kalipun Mutiaratidak pernah menyebur-nyebut namanya.

“ Baiklah bibi Sundari boleh ikut dengan

kita, ada lagi yang lain siapa tahu ada orang lain yang mau diajak ” ejek Exsan sehingga pipi Mutiara bersemu merah malu

mendengar candaannya.

“ Oh iya hampir lupa....aku sesekali diperbolehkan

datang kesini

” walau Mutiara bertanya sambil menatap mata Exsan tetapi

dia melihat bahwa istrinya ada rasa takut tak diijinkan datang ke rumah bibi

Sundari, tetapi perkataan tentang akan kembali

kesini sudah membuatnya kembali

gusar.

Terpopuler

Comments

Kerygma

Kerygma

suka😍

2020-06-14

0

Aas Nurhayati

Aas Nurhayati

aku suka..aku suka

2020-06-14

0

Susilawati Shasi

Susilawati Shasi

widih bisa begitu exsan mau langsung d perhatiin aj sm tiar...ngaca dulu dong sm diri sendiri🤦🤔😠

2020-06-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!