Setelah empat tahun menunda untuk menjemput
istrinya, apalagi usia sang istri yang saat ini telah menginjak dewasa. Mau
tidak mau Exsan harus mulai menyiapkan mental menerima masa lalunya hadir dalam
hidupnya sekarang ini. Semakin hari Exsan semakin terdesak oleh kakek serta orang tuanya, selama
ini dia selalu dan terus menerus berusaha untuk menunda
menjemput sang istri Mutiara. Karena menurut pendapatnya apabila dengan
menjemput Mutiara berarti tanggung jawabnya sebagai suami akan terjadi saat itu juga, tak terasa Exsan telah menunda menjemput Mutiara selama empat
tahun lamanya. Dirinya merasa belum siap untuk bertemu, Exsan terus menerus membuat berbagai alasan
untuk tak pergi menemui sang istri.
Padahal, baik kakek maupun kedua orang
tuanya selalu mengingatkan akan kewajibannya untuk membawa sang istri pulang kerumahnya, karena terlalu sering membuat alasan kakek semakin keras mengingatkan akan tugasnya. Makin hari Exsan
semakin terdesak bukan hanya oleh orang tuanya tetapi keluarga yang lain pun turut serta mendesak dengan alasan supaya dirinya mulai berpikir untuk meneruskan
garis keturunan keluarga Saptowardono, hal tersebut membuatnya semakin bertambah kesal.
‘ Tanggung jawabnya dilakukan kok’ pikir
Exsan.
Selama ini Exsan selalu tahu tentang keadaan sang istri, walaupun hanya mendapatkan laporan dari asistennya, yang secara
rutin mengunjungi Mutiara tempatnya dibesarkan sekarang ini. Laporan yang dia dapat,
bahwa sudah waktunya menjemput sang istri. Dan Mutiara beberapa kali sempat menanyakan perihal tersebut kepada
asistennya, kapan dia akan dijemput? Apalagi setelah ulang tahunnya yang ke delapan
belas tahun... tetapi setelah setahun berlalu, Exsan tak pernah lagi mendengar laporan dari
asistennya bahwa Mutiara masih menanyakan kembali kapan penjemputan dirinya akan
dilakukan oleh Exsan, sehingga membuatnya menjadi lebih tenang dan melupakan keberadaan Mutiara. Hingga tak terasa empat tahun pun berlalu.
Exsan teringat
sekitar lima belas atau enam belas tahun yang lalu, persisnya satu tahun
setelah hari pernikahan Exsan dan Mutiara.
Dirinya mendapat kabar bahwa Mutiara akan diantarkan kerumahnya oleh pihak
keluarga sang istri, dengan alasan menurut mereka Mutiara telah menjadi tanggung
jawab Exsan setelah mereka menikah.
Hal itu yang langsung membuatnya sangat
marah kala itu. Usianya yang baru menginjak enam belas tahun,
dikala teman-teman seusianya lebih sering bermain atau nongkrong dirinya harus menerima
tanggung jawab perihal kehidupan Mutiara, serta merta dia langsung menolak
kehadiran Mutiara.
Baru setahun yang lalu, terjadi perubahan besar dalam hidupnya karena di paksa menikah dengan Mutiara
secara mendadak. Awalnya hidupnya penuh dengan
mimpi-mimpi indah, serta semangat yang menggebu ingin mencoba segala hal dengan teman-temannya, berubah secara tiba-tiba menjadi
seorang pemuda yang telah memiliki seorang istri, tentu saja membuat emosinya semakin tak stabil.
Penuh dengan kemarahan. Apalagi di sekolah dia
sedang jatuh cinta dengan adik kelas yang sangat cantik, lalu tiba-tiba dihadapkan pada kenyataan ini. Hal itu membuat Exsan mengambil
keputusan mendadak tanpa pikir panjang.
Exsan Bagus
Saptowardono, selama ini merasa beruntung sebagai pewaris dari keluarga
Saptowardono yang di kenal sebagai keluarga terpandang. Mereka serta sangat di segani
baik dalam lingkungan bisnis maupun masyarakat sekitar. Di samping sangat kaya
keluarga Saptowardono orang mengenalnya sangat dermawan. Jadi Exsan sejak lahir,
sekolah dan yang lainnya selalu mendapatkan yang terbaik.
Maka dari itu
teman-temannya semua tunduk dengannya, serta para gadis selalu mengejar-ngejarnya. Mendengar
nama Saptowardono saja mereka langsung tersenyun tunduk. Apalagi memiliki paras yang
tampan, serta berpostur tubuh tinggi tegap dengn kulit kuning bersih khas masyarakat indonesia
pada umumnya. Tentu hal itu membuat Exsan semakin di gilai setiap gadis dimana pun dirinya berada.
Maka dari itu ketika hidupnya tiba-tiba di porak porandakan oleh paksaan
pernikahan oleh kakeknya membuat dia teramat marah. Hidup yang dia pikir indah seperti
surga berubah menjadi neraka. Maka dari itu hingga kini dirintaa masih belum menerima
kehadiran Mutiara dalam hidupnya.
Dengan penuh emosi, Exsan
mengancam ayah, ibu serta kakeknya. Bahwa
sampai Mutiara tinggal satu rumah dengannya,
mulai saat itu juga dia
yang akan meninggalkan rumah. Karena ancaman tersebut pihak keluarga mengalah memenuhi keinginannya,
walaupun dengan berat hati. Ibunya merasa tak tega kalau harus menelantarkan anak lima
tahun ke tangan orang yang belum tentu bisa di percaya akan menyayangi anak itu
seperti ibunya sendiri. Setelah melakukan perdebatan yang panjang dan
melelahkan akhirnya keputusan di ambil, mereka akan
membawa Mutiara tinggal dengan seorang bibi, dengan begitu istrinya akan tinggal
dan dibesarkan di sana oleh kerabat. Letaknya juga cukup jauh dari tempat
tinggal keluarga Saptowardono.
Mutiara di bawa ketempat tinggal
bibi Sundari yang jauh dari tempat tingalnya, di tempat itu istrinya akan
dibesarkan dan di didik. Belum lama ini bibinya telah kehilangan suami serta
anaknya akibat kecelakan, bibi tidak menginginkan kembali berkumpul dengan
keluarganya dan tetap tinggal di tempat suami serta anaknya dulu tinggal. Walau rumahnya
sederhana tapi dia merasa bahagia, sehingga tidak mau meninggalkan rumahnya untuk kembali kepada
keluarga yang pernah mengusir dirinya karena menikah dengan lelaki pilihannya. Dan
di sanalah sekarang Mutiara berada.
Tuntutan keluarganya karena usianya
yang terus bertambah, menurut kakek serta orang tuanya, kalau seorang laki-laki yang umurnya sudah menginjak kepala tiga itu seharusnya pada saat dia dan Mutiara telah memiliki anak lebih dari satu.
Karena alasan itulah mereka semakin sering mendesaknya.
Tetapi Exsan masih belum berani karena dia berfikir, kalau tidak pergi menjemput Mutiara pasti masih memiliki kebebasan tanpa harus terbebani dengan
adanya seorang istri yang tidak dirinya inginkan. Tetapi dengan bertambah tua,
kesehatan sang kakek semakin menurun. Membuat beliau mulai sering sakit-sakitan, sehingga kakek ingin secepatnya bertemu dengan cucu menantunya. Dan
kakeknya ingin supaya Exsan secepatnya memiliki anak untuk meneruskan garis
keturunan Saptowardono sehingga beliau bisa tenang. Itu semua tak akan mungkin terlaksana apabila kehidupan
Exsan dan Mutiara tetap terpisah seperti sekarang ini.
Exsan belum pernah bertemu kembali
dengan Mutiara sejak terakhir kalinya dia menggendongnya tujuh belas tahun lalu. Seperti apa rupanya sekarang Exsan tak tahu,
yang dia ingat hingga hari ini adalah seorang anak kecil yang meminta di gendong
dengan wajah aneh berbau bedak bayi, dan badannya sangat ringan dalam gendongan. Tetapi
asistennya, selalu memberikan laporan setiap kali menanyakan seperti apa sekarang rupa
Mutiara. Menurut asistennya, Mutiara telah menjadi seorang gadis yang cantik
berbeda dari anak kecil yang pernah dirinya ingat. Nama anak itu sangat cantik... Mutiara.
Akankah dia secantik namanya atau itu hanya nama yang tak berarti karena
mengingat anak itu dulunya sangat jelek ' tak mungkin sebuah batu kali bisa berubah
menjadi sebuah permata ' pikir Exsan.
Sempat ada
keinginan meminta asistennya memotret Mutiara, tetapi timbul rasa malu. Apalagi teringat
jawabannya dulu, saat terakhir kali sang asisten berinisiatif memotret
untuk menunjukkan seperti apa wajah Mutiara. Saat itu juga Exsan
langsung melemparkan kamera yang sang asisten pakai untuk memotret Mutiara hingga hancur tanpa melihat gambarnya. Dan
semenjak saat itu asistennya tidak pernah lagi berusaha menunjukkan atau menceritakan
tentang Mutiara kepadanya. Dia menyesal, seharusnya dulu Exsan tak perlu marah. Apalagi sampai merusak kamera sang
asisten. Dia jadi teringat, saat itu marah sampai mengeluarkan kata-kata kasar
dan sinis, bahwa dia tak memerlukan foto Exsan. Masih teringat jelas seperti apa wajah sang istri. Setelah itu
hingga sekarang asistennya tidak pernah berani membicarakan Mutiara lagi
tanpa ada yang bertanya terlebih dahulu.
Mungkin sudah
waktunya bagi Exsan untuk menjemput
Mutiara tetapi yang masih ada dalam bayangannya tetaplah wajah anak kecil itu. Kenapa
nama sebagus itu berwajah seaneh anak itu, apa ada yang salah dengan orang
tuanya? Tetapi kakak anak itu telah meyakinkannya, bahwa Mutiara biasanya tidak
berkelakuan seperti itu. Jadi apa dirinyaa yang salah sangka selama ini?
Sempat terpikir apa jangan-jangan sekarang anak
itu masih sangat jelek atau bertambah
cantik setelah dewasa.
Benarbenar tak pernah ada dalam bayangannya bahwa anak itu akan berwajah cantik atau memang
hanya Exsan yang telah salah menduga. Entahlah, Exsan tak mau ambil pusing.
Sudah saatnya Exsan
mulai memikirkan masa depannya, bukan lagi tentang masa lalu. Tetapi masa lalu berkaitan
erat dengan masa depannya. Sebelum Exsan menjemput Mutiara ada beberapa hal yang
harus dia bereskan, salah satunya kekasihnya saat ini yang telah terjalin
beberapa bulan. Tak mungkin dia membawa sang istri ke lingkungan keluarga
sementara masih menjalin kasih dengan seorang model cantik dan seksi. Siapa namanya....dirinya sering lupa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Afnita
knp jd membingungkan ceritanya ya?
2021-03-16
0
𝙳𝚑𝚢
Aku mampir kak 😍
Jejak dari MENIKAH DENGAN DOSEN KU, MEREKA YANG TAK TERLIHAT, & PACARKU BOSSKU❤
Ditunggu feedbackbya yah🥰
2020-06-13
1