Episode 3

Berjalan dengan lambat-lambat menuju

rumah sederhana tetapi nyaman yang telah menjadi rumahnya, tempat yang sepanjang hidupnya ingat dan bisa dirinya

sebut sebagai rumah. Hari ini adalah hari terakhir Mutiara menjalani

pendidikannya di bangku kuliah karena malam

ini acara wisuda baru saja selesai.

Dalam acara wisuda tadi hanya

Mutiara yang tidak ada satupun keluarga

yang turut hadir merayakan kegembiraan kelulusannya. Seharusnya

kakaknya Pratama datang dengan istri serta Leo putra semata wayangnya, hanya saja Leo tiba-tiba demam. Jadi sang kakak membatalkan, walau sedih Mutiara coba tahan tak ingin merusak kebahagiaannya yang akhirnya bisa

menyandang status sarjana. Sambil mengedikkan bahu Mutiara berkata ‘ sudah biasa  selalu sendiri.’

Sejak kecil Mutiara terbiasa hidup

mandiri tanpa ada seseorang untuk bermanja-manja. Menjadi anak yang tak diinginkan sejak kecil telah melatihnya menjadi seorang

anak yang mandiri, kuat tanpa pernah bergantung kepada siapapun.

Sementara itu, bibi Sundari sekarang ini sedang sakit jadi beliau juga tak bisa hadir ke acara wisuda Mutiara, apalagi akhir-akhir ini kesehatannya semakin  menurun sehingga

membuat Mutiara semakin khawatir dengan keadaannya. Beliau sering ketakutan

apabila Mutiara akan pergi meninggalkannya sendirian, walaupun ada asisten rumah tangga di rumah yang selalu menemani.

Setelah pernikahannya dengan Exsan

yang tak begitu dia ingat,

satu tahun kemudian Mutiara

di bawa kerumah ini. Dan dia di tinggalkan sendirian

tanpa ada seseorangpun yang dia kenali. Menurut cerita kakaknya Pratama, saat itu pada hari

pernikahan terjadi dirinya sedang demam, jadi ketika Mutiara kecil mereka minta datang ke

pernikahan yang bahkan tak dia ingat

peristiwanya dia hanya menurut, Mutiara dengan sang kakak-kakak perempuan mereka minta berdiri berjajar menghadap Exsan

yang akan memilih pengantin wanita dari salah satu putri ayah.

Walaupun dengan ibu berbeda, Mutiara tetap

putrinya jadi dia tetap disertakan ambil bagian dalam

pemilihan itu. Karena Mutiara tak

menyadari apa yang terjadi, Pratama menduga kalau Mutiara

menyangka Exsan itu kakaknya, sebab Exsan dengan Pratama sebaya jadi bagi anak kecil tak melihat perbedaannya apalagi dengan kondisinya

saat itu, maka Mutiara mendatangi Exsan meminta digendong. Kini Pratama sangat menyesalkan

kejadian itu.

Pratama dulu berpandangan bahwa

Exsan orang yang baik karena perlakuannya saat menggendong Mutiara sangat lembut serta begitu melindungi, sehingga Pratama yakin bahwa Exsan akan

menjaga Mutiara baik-baik. Bahkan Pratama sampai berpesan kepada Exsan setelah pernikahan terjadi, untuk

selalu melindungi Mutiara.

Tetapi setelah hari itu tepatnya pernikahan terjadi, hari-hari Mutiara dia lalui dengan  penuh penderitaan, dari lahir ibu tirinya tidak pernah memperhatikan Mutiara

hanya mengabaikannya. Tetapi saat tahu yang terpilih menikah dengan

Exsan itu Mutiara, apalagi mengetahui terjadinya peristiwa

perjodohan antara Exsan dan Mutiara terjadi karena ulah Mutiara yang meminta

di gendong, sehingga para tetua berkesimpulan

mereka saling memilih menjadi awal penyiksaan untuknya. Semenjak hari itu ibu serta saudari tirinya selalu menyiksa dan menyakitinya. Bahkan Mutiara sampai harus disingkirkan

karena orang tuanya tidak mau dia

menjadi beban

mereka lagi.

Ayah serta ibu tirinya memutuskan untuk membawa Mutiara ke keluarga Saptowardono,

karena keluarga Saptowardono atau lebih tepatnya Exsan yang menolak kehadiran dalam

rumah mereka. Maka mereka memutuskan bahwa Mutiara akan tinggal di tempat yang jauh serta terasing

dari keluarga. Mutiara akan tinggal dengan seorang wanita yang baru kehilangan

suami, serta anak semata wayangnya dalam kecelakaan yang

tidak Mutiara kenal.

Pratama tak bisa perbuat apa-apa, dia sendiri masih sangat muda.

Hidupnya masih bergantung kepada ayah serta ibunya, tetapi dia juga tak tega melihat siksaan yang Mutiara terima dari ibu dan saudarinya maka dari itu sang kakak merelakan

Mutiara untuk dijauhkan dari sisinya. Semula Pratama menduga kalau

Exsan orang yang baik yang akan menjaga

adiknya dengan baik, namun penilaiannya ternyata keliru. Sebab Exsan telah mengasingkan Mutiara ketempat

ini. Walaupun di tempat ini dia lebih bahagia dibandingkan tinggal dengan ibu dan

saudari tirinya yang lain. Akan tetapi menurut Pratama akan lebih baik

apabila Mutiara tinggal dan di rawat oleh keluarga Exsan. Namun Mutiara tak yakin dengan pendapat kakaknya, terbukti

hingga kini dirinya belum pernah lagi pertemu dengan lelaki itu.

Dahulunya Mutiara

tidak begitu membenci Exsan, dia begitu

lugu penuh dengan khayalan romantis tentang Exsan. Bahwa dalam pikirannya sang suami sangat mencintainya dan akan menjemputnya pada saat dia telah cukup

dewasa, Exsan akan datang dengan mengendarai mobil mewah, begitu keluar dari mobil tangannya menggenggam bunga yang indah serta satu kotak perhiasan mewah yang aakan dia berikan

kepadanya sambil memohon Mutiara ikut tinggal bersamanya.

Namun harapan serta

khayalan semua pupus, setelah bertahun-tahun Mutiara telah terlupakan. Exsan tak

pernah sekalipun mengunjungi Mutiara walaupun selama ini dia tinggal di rumah bibi Sundari. Dia tidak pernah sekalipun menampakkan diri untuk sekedar memberi perhatian kepada

Mutiara.

Pada ulang

tahunnya yang ke delapan belas, dimana pada hari itu seperti

yang telah dijanjikan bahwa Mutiara akan dijemput untuk ikut dan tinggal bersama Exsan sebagai

istrinya. Tepat pada ulang tahunnya yang ke delapan belas hal itu tak terjadi, Exsan tak terlihat sosoknya untuk datang memjemput sehingga menyadarkan

Mutiara bahwa Exsan tak ada niatan untuk datang membawa dia untuk tinggal

dengan sang suami. Jangankan menjemput memberi ucapan

ulang tahun pun tidak, apalagi kado untuknya tak sekalipun dia dapatkan.

Sambil berjalan menuju rumah Mutiara menghela napas berat kala teringat kejadian

itu. Bertahun-tahun Mutiara coba untuk tak pernah lagi memikirkan Exsan, tetapi

pikiran itu selalu menyelinap kala Mutiara tengah gundah.

Yang membuat malu bukan

hanya Mutiara saja yang menunggu Exsan

hari itu, tetapi juga teman-teman serta tetangga sekitar. Yang sebagian sudah mengetahui

tentang pernikahannya dan bahwa yang mereka

ketahui tepat pada ulang tahunnya yang ke delapan belas Mutiara akan dijemput, mereka sengaja datang untuk melihat seperti apa wajah

suami dari Mutiara yang selama ini mereka tahu hanya nama saja belum pernah melihat orangnya secara langsung.

Selama Mutiara tinggal di rumah bibi Sundari, dia punya banyak teman baik dari lingkungan rumah bibi Sundari maupun teman dari sekolah. Kakaknya Pratama juga ikut

menunggu pada malam itu, sekalian turut

merayaan ulang tahun sang adik

kesayangannya. Tetapi hingga waktu ulang tahun

berakhir dan mereka terlalu lelah menunggu orang yang mereka tunggu ternyata tidak

kunjung datang untuk menampakkan batang hidung. Mereka pun pergi secara perlahan satu persatu meninggalkan rumah bibi

Sundari. Dengan tatapan kecewa serta iba.

Mutiara bersikap tegar tanpa

menunjukkan emosi apapun dihadapan orang-orang yang dia sayangi. Saat itu

Mutiara mencoba menenangkan Pratama yang marah karena adiknya diperlakukan seperti ini. Rasa malu dan kecewa dipendamnya

dalam-dalam supaya tak ada yang bisa mengetahui betapa saat itu dia sangat kecewa serta terluka, rasanya

Mutiara ingin menangis dan berteriak sekeras-kerasnya.Tetapi yang keluar

dari bibir Mutiara hanya,

“ Sudahlah Mas … mungkin dia sedang

sibuk ”

“ Akan kubunuh dia,  karena memperlakukan adikku seperti ini ”geram Pratama dengan muka merah menahan amarah.

“ Jangan Mas… kamu harus berjanji tidak

akan melakukan apapun kepadanya ” pinta Mutiara dengan wajah memohon, sehingga Pratama mengangguk.

Setelah berhasil membujuk kakaknya dan sang kakak pulang, Mutiara masuk ke kamar dan menangis dengan menutup wajah dengan bantal supaya tak

ada yang mendengar ataupun mengetahui dia sedang terluka.

Hanya ditemani boneka anjing pemberian kakaknya yang telah kusam karena terlalu

sering dipeluk, Mutiara menangis

sambil memeluk boneka kesayangan sampai dia kelehan hingga tertidur.

Boneka kusam itu akan selalu

menjadi boneka kesayangannya karena itu boneka pemberian Pratama untuk menghilangkan

rasa takut saat sang kakak

akan meninggalkan Mutiara  dirumah ini sendiri. Hari pertama Mutiara tinggal

di rumah bibi Sundari tempat

yang tak dia kenal, dengan

wajah-wajah asing yang memperhatikan. Dengan rasa takut

karena tidak mengenal satu wajahpun di

tempat asing ini. Yang selalu menemaninya hanyalah sebuah boneka anjing ini, sekarang ini bentuk bonekanya sudah tak terlihat

lagi penuh dengan jahitan-jahitan dari berbagai sisinya.

Setahun kemudian kejadian itu terulang,

kembali Exsan lagi lagi tak datang hanya asisten Exsan yang

secara rutin berkunjung dengan berbagai alasan. Dan

semenjak hari itu Mutiara tak mau membahas maupun tahu tentang Exsan. Apakah dia akan menjemput atau tidak karena bagi Mutiara selamanya dia akan tinggal dan menetap di rumah ini bersama bibi Sundiri. Orang asing yang telah dia anggap seperti

ibunya sendiri. Dan mulai saat itu Mutiara berjanji akan tetap bahagia walaupun tanpa suami atau akan mencari suami lagi. Pratama sepertinya bisa

menebak isi hatinya, karena setelah kejadian itu dia tidak pernah sekalipun membahas tentang

suaminya lagi hanya datang berkunjung bila ada waktu, walau tidak secara rutin.

Dan beberapa bulan kemudian Pratama membawa kabar baik, bahwa dia akan menikah

dengan seseorang bernama Mira. Mira seorang

wanita yang cantik dan baik serta sangat menyayangi Pratama terlihat jelas dari tatapan matanya

yang begitu mencintai kakaknya kala sedang

menatap Pratama. Ingin suatu hari Mutiara bisa

merasakan seperti apa yang

Pratama alami dengan Mira, ada seorang yang mencintai

dan menyayanginya dengan tulus.

Mutiara buang

jauh-jauh pikiran itu karena tahu itu hanya akan menambah sakit hati dan kecewa

dari dalam hatinya. Tetapi yang

membuat sedih Mutiara adalah dia tak mendapatkan ijin dari ayahnya untuk menghadiri pernikahan sang kakak tercinta. Kakak yang selalu mencintainya sejak dia lahir dan yang selalu

menjadi pahlawannya hingga detik ini.

Hinaan dan cacian yang dia terima terus

berlanjut hingga sekarang karena menurut ayah, ibu serta saudari tirinya bahwa Mutiara sangat tak

berguna dan hanya menjadi beban bagi

keluarga. Sang ayah tak mengharapkan dia kembali ke rumah tempat dia dilahirkan dulu.

Menurut pendapat ibu tirinya yang pantas

bersanding dengan Exsan hanya kakaknya Citra atau Bening, karena mereka yang jauh lebih cantik daripada

Mutiara. Karena ulahnya yang meminta gendong Exsan hal itu tidak terjadi, sebab menurut para tetua bahwa Exsan dan Mutiara telah saling memilih. Menjadikan itu alasan mengapa Mutiara yang akhirnya menikah

dengan  Exsan.

Terpopuler

Comments

vie na Ai

vie na Ai

Ksihan mutiara

2020-06-17

0

Purwanti Idar

Purwanti Idar

ga bs komen

2020-06-11

0

ImRahmi

ImRahmi

kasian mutiara😢😢😢

2020-06-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!