Berjalan dengan lambat-lambat menuju
rumah sederhana tetapi nyaman yang telah menjadi rumahnya, tempat yang sepanjang hidupnya ingat dan bisa dirinya
sebut sebagai rumah. Hari ini adalah hari terakhir Mutiara menjalani
pendidikannya di bangku kuliah karena malam
ini acara wisuda baru saja selesai.
Dalam acara wisuda tadi hanya
Mutiara yang tidak ada satupun keluarga
yang turut hadir merayakan kegembiraan kelulusannya. Seharusnya
kakaknya Pratama datang dengan istri serta Leo putra semata wayangnya, hanya saja Leo tiba-tiba demam. Jadi sang kakak membatalkan, walau sedih Mutiara coba tahan tak ingin merusak kebahagiaannya yang akhirnya bisa
menyandang status sarjana. Sambil mengedikkan bahu Mutiara berkata ‘ sudah biasa selalu sendiri.’
Sejak kecil Mutiara terbiasa hidup
mandiri tanpa ada seseorang untuk bermanja-manja. Menjadi anak yang tak diinginkan sejak kecil telah melatihnya menjadi seorang
anak yang mandiri, kuat tanpa pernah bergantung kepada siapapun.
Sementara itu, bibi Sundari sekarang ini sedang sakit jadi beliau juga tak bisa hadir ke acara wisuda Mutiara, apalagi akhir-akhir ini kesehatannya semakin menurun sehingga
membuat Mutiara semakin khawatir dengan keadaannya. Beliau sering ketakutan
apabila Mutiara akan pergi meninggalkannya sendirian, walaupun ada asisten rumah tangga di rumah yang selalu menemani.
Setelah pernikahannya dengan Exsan
yang tak begitu dia ingat,
satu tahun kemudian Mutiara
di bawa kerumah ini. Dan dia di tinggalkan sendirian
tanpa ada seseorangpun yang dia kenali. Menurut cerita kakaknya Pratama, saat itu pada hari
pernikahan terjadi dirinya sedang demam, jadi ketika Mutiara kecil mereka minta datang ke
pernikahan yang bahkan tak dia ingat
peristiwanya dia hanya menurut, Mutiara dengan sang kakak-kakak perempuan mereka minta berdiri berjajar menghadap Exsan
yang akan memilih pengantin wanita dari salah satu putri ayah.
Walaupun dengan ibu berbeda, Mutiara tetap
putrinya jadi dia tetap disertakan ambil bagian dalam
pemilihan itu. Karena Mutiara tak
menyadari apa yang terjadi, Pratama menduga kalau Mutiara
menyangka Exsan itu kakaknya, sebab Exsan dengan Pratama sebaya jadi bagi anak kecil tak melihat perbedaannya apalagi dengan kondisinya
saat itu, maka Mutiara mendatangi Exsan meminta digendong. Kini Pratama sangat menyesalkan
kejadian itu.
Pratama dulu berpandangan bahwa
Exsan orang yang baik karena perlakuannya saat menggendong Mutiara sangat lembut serta begitu melindungi, sehingga Pratama yakin bahwa Exsan akan
menjaga Mutiara baik-baik. Bahkan Pratama sampai berpesan kepada Exsan setelah pernikahan terjadi, untuk
selalu melindungi Mutiara.
Tetapi setelah hari itu tepatnya pernikahan terjadi, hari-hari Mutiara dia lalui dengan penuh penderitaan, dari lahir ibu tirinya tidak pernah memperhatikan Mutiara
hanya mengabaikannya. Tetapi saat tahu yang terpilih menikah dengan
Exsan itu Mutiara, apalagi mengetahui terjadinya peristiwa
perjodohan antara Exsan dan Mutiara terjadi karena ulah Mutiara yang meminta
di gendong, sehingga para tetua berkesimpulan
mereka saling memilih menjadi awal penyiksaan untuknya. Semenjak hari itu ibu serta saudari tirinya selalu menyiksa dan menyakitinya. Bahkan Mutiara sampai harus disingkirkan
karena orang tuanya tidak mau dia
menjadi beban
mereka lagi.
Ayah serta ibu tirinya memutuskan untuk membawa Mutiara ke keluarga Saptowardono,
karena keluarga Saptowardono atau lebih tepatnya Exsan yang menolak kehadiran dalam
rumah mereka. Maka mereka memutuskan bahwa Mutiara akan tinggal di tempat yang jauh serta terasing
dari keluarga. Mutiara akan tinggal dengan seorang wanita yang baru kehilangan
suami, serta anak semata wayangnya dalam kecelakaan yang
tidak Mutiara kenal.
Pratama tak bisa perbuat apa-apa, dia sendiri masih sangat muda.
Hidupnya masih bergantung kepada ayah serta ibunya, tetapi dia juga tak tega melihat siksaan yang Mutiara terima dari ibu dan saudarinya maka dari itu sang kakak merelakan
Mutiara untuk dijauhkan dari sisinya. Semula Pratama menduga kalau
Exsan orang yang baik yang akan menjaga
adiknya dengan baik, namun penilaiannya ternyata keliru. Sebab Exsan telah mengasingkan Mutiara ketempat
ini. Walaupun di tempat ini dia lebih bahagia dibandingkan tinggal dengan ibu dan
saudari tirinya yang lain. Akan tetapi menurut Pratama akan lebih baik
apabila Mutiara tinggal dan di rawat oleh keluarga Exsan. Namun Mutiara tak yakin dengan pendapat kakaknya, terbukti
hingga kini dirinya belum pernah lagi pertemu dengan lelaki itu.
Dahulunya Mutiara
tidak begitu membenci Exsan, dia begitu
lugu penuh dengan khayalan romantis tentang Exsan. Bahwa dalam pikirannya sang suami sangat mencintainya dan akan menjemputnya pada saat dia telah cukup
dewasa, Exsan akan datang dengan mengendarai mobil mewah, begitu keluar dari mobil tangannya menggenggam bunga yang indah serta satu kotak perhiasan mewah yang aakan dia berikan
kepadanya sambil memohon Mutiara ikut tinggal bersamanya.
Namun harapan serta
khayalan semua pupus, setelah bertahun-tahun Mutiara telah terlupakan. Exsan tak
pernah sekalipun mengunjungi Mutiara walaupun selama ini dia tinggal di rumah bibi Sundari. Dia tidak pernah sekalipun menampakkan diri untuk sekedar memberi perhatian kepada
Mutiara.
Pada ulang
tahunnya yang ke delapan belas, dimana pada hari itu seperti
yang telah dijanjikan bahwa Mutiara akan dijemput untuk ikut dan tinggal bersama Exsan sebagai
istrinya. Tepat pada ulang tahunnya yang ke delapan belas hal itu tak terjadi, Exsan tak terlihat sosoknya untuk datang memjemput sehingga menyadarkan
Mutiara bahwa Exsan tak ada niatan untuk datang membawa dia untuk tinggal
dengan sang suami. Jangankan menjemput memberi ucapan
ulang tahun pun tidak, apalagi kado untuknya tak sekalipun dia dapatkan.
Sambil berjalan menuju rumah Mutiara menghela napas berat kala teringat kejadian
itu. Bertahun-tahun Mutiara coba untuk tak pernah lagi memikirkan Exsan, tetapi
pikiran itu selalu menyelinap kala Mutiara tengah gundah.
Yang membuat malu bukan
hanya Mutiara saja yang menunggu Exsan
hari itu, tetapi juga teman-teman serta tetangga sekitar. Yang sebagian sudah mengetahui
tentang pernikahannya dan bahwa yang mereka
ketahui tepat pada ulang tahunnya yang ke delapan belas Mutiara akan dijemput, mereka sengaja datang untuk melihat seperti apa wajah
suami dari Mutiara yang selama ini mereka tahu hanya nama saja belum pernah melihat orangnya secara langsung.
Selama Mutiara tinggal di rumah bibi Sundari, dia punya banyak teman baik dari lingkungan rumah bibi Sundari maupun teman dari sekolah. Kakaknya Pratama juga ikut
menunggu pada malam itu, sekalian turut
merayaan ulang tahun sang adik
kesayangannya. Tetapi hingga waktu ulang tahun
berakhir dan mereka terlalu lelah menunggu orang yang mereka tunggu ternyata tidak
kunjung datang untuk menampakkan batang hidung. Mereka pun pergi secara perlahan satu persatu meninggalkan rumah bibi
Sundari. Dengan tatapan kecewa serta iba.
Mutiara bersikap tegar tanpa
menunjukkan emosi apapun dihadapan orang-orang yang dia sayangi. Saat itu
Mutiara mencoba menenangkan Pratama yang marah karena adiknya diperlakukan seperti ini. Rasa malu dan kecewa dipendamnya
dalam-dalam supaya tak ada yang bisa mengetahui betapa saat itu dia sangat kecewa serta terluka, rasanya
Mutiara ingin menangis dan berteriak sekeras-kerasnya.Tetapi yang keluar
dari bibir Mutiara hanya,
“ Sudahlah Mas … mungkin dia sedang
sibuk ”
“ Akan kubunuh dia, karena memperlakukan adikku seperti ini ”geram Pratama dengan muka merah menahan amarah.
“ Jangan Mas… kamu harus berjanji tidak
akan melakukan apapun kepadanya ” pinta Mutiara dengan wajah memohon, sehingga Pratama mengangguk.
Setelah berhasil membujuk kakaknya dan sang kakak pulang, Mutiara masuk ke kamar dan menangis dengan menutup wajah dengan bantal supaya tak
ada yang mendengar ataupun mengetahui dia sedang terluka.
Hanya ditemani boneka anjing pemberian kakaknya yang telah kusam karena terlalu
sering dipeluk, Mutiara menangis
sambil memeluk boneka kesayangan sampai dia kelehan hingga tertidur.
Boneka kusam itu akan selalu
menjadi boneka kesayangannya karena itu boneka pemberian Pratama untuk menghilangkan
rasa takut saat sang kakak
akan meninggalkan Mutiara dirumah ini sendiri. Hari pertama Mutiara tinggal
di rumah bibi Sundari tempat
yang tak dia kenal, dengan
wajah-wajah asing yang memperhatikan. Dengan rasa takut
karena tidak mengenal satu wajahpun di
tempat asing ini. Yang selalu menemaninya hanyalah sebuah boneka anjing ini, sekarang ini bentuk bonekanya sudah tak terlihat
lagi penuh dengan jahitan-jahitan dari berbagai sisinya.
Setahun kemudian kejadian itu terulang,
kembali Exsan lagi lagi tak datang hanya asisten Exsan yang
secara rutin berkunjung dengan berbagai alasan. Dan
semenjak hari itu Mutiara tak mau membahas maupun tahu tentang Exsan. Apakah dia akan menjemput atau tidak karena bagi Mutiara selamanya dia akan tinggal dan menetap di rumah ini bersama bibi Sundiri. Orang asing yang telah dia anggap seperti
ibunya sendiri. Dan mulai saat itu Mutiara berjanji akan tetap bahagia walaupun tanpa suami atau akan mencari suami lagi. Pratama sepertinya bisa
menebak isi hatinya, karena setelah kejadian itu dia tidak pernah sekalipun membahas tentang
suaminya lagi hanya datang berkunjung bila ada waktu, walau tidak secara rutin.
Dan beberapa bulan kemudian Pratama membawa kabar baik, bahwa dia akan menikah
dengan seseorang bernama Mira. Mira seorang
wanita yang cantik dan baik serta sangat menyayangi Pratama terlihat jelas dari tatapan matanya
yang begitu mencintai kakaknya kala sedang
menatap Pratama. Ingin suatu hari Mutiara bisa
merasakan seperti apa yang
Pratama alami dengan Mira, ada seorang yang mencintai
dan menyayanginya dengan tulus.
Mutiara buang
jauh-jauh pikiran itu karena tahu itu hanya akan menambah sakit hati dan kecewa
dari dalam hatinya. Tetapi yang
membuat sedih Mutiara adalah dia tak mendapatkan ijin dari ayahnya untuk menghadiri pernikahan sang kakak tercinta. Kakak yang selalu mencintainya sejak dia lahir dan yang selalu
menjadi pahlawannya hingga detik ini.
Hinaan dan cacian yang dia terima terus
berlanjut hingga sekarang karena menurut ayah, ibu serta saudari tirinya bahwa Mutiara sangat tak
berguna dan hanya menjadi beban bagi
keluarga. Sang ayah tak mengharapkan dia kembali ke rumah tempat dia dilahirkan dulu.
Menurut pendapat ibu tirinya yang pantas
bersanding dengan Exsan hanya kakaknya Citra atau Bening, karena mereka yang jauh lebih cantik daripada
Mutiara. Karena ulahnya yang meminta gendong Exsan hal itu tidak terjadi, sebab menurut para tetua bahwa Exsan dan Mutiara telah saling memilih. Menjadikan itu alasan mengapa Mutiara yang akhirnya menikah
dengan Exsan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
vie na Ai
Ksihan mutiara
2020-06-17
0
Purwanti Idar
ga bs komen
2020-06-11
0
ImRahmi
kasian mutiara😢😢😢
2020-06-11
0