selamat tinggal

Malam berlalu begitu saja, tak terasa matahari telah menjemput pagi. Rasanya masih ingin berlama-lama tinggal bersama Rangga, namun apa daya itu sudah keputusan yang Lila ambil sendiri. Lila pun sudah mengemasi barang dan sudah siap untuk keluar dari rumah Rangga.

Air mata mengalir di pipi diiringi bayangan kebahagiaan saat bersama Rangga. Walau sebentar bersama Rangga namun banyak kenangan manis yang mereka lalui bersama. Tak ingin terus larut dalam kesedihan, Lila langsung melangkahkan kaki untuk keluar kamar.

Saat pintu kamar di buka Lila, berdiri seorang pria yang akan ia tinggalkan. Ternyata Rangga sudah menunggu Lila di depan kamar tak berani mengetuk pintu.

"Mas Rangga ngapain berdiri di pintu." tanya Lila

"Sebelum pergi, bisakah beri mas waktu sebentar bersamamu.Sebelum nya kita sarapan dulu bibi sudah menyiapkan semuanya," ajak Rangga. Lila pun tak banyak bicara hanya menuruti kemauan Rangga sebelum pergi.

Rangga menarik kursi mempersilahkan Lila duduk, dan dengan segera mengambilkan nasi dan lauk pauk kesukaan Lila.

"Sudah mas biar Lila ngambil sendiri" tolak Lila

"Biarkan mas yang menyuapi Lila, mungkin ini untuk yang terakhir kalinya aku bisa menyuapi Lila dan tak tahu kapan lagi bisa melakukan nya." Rangga memaksa menyuapi Lila .

"Mas....."

"Sudah jangan bicara dulu, selesai kan makannya." kedua insan ini hanya bisa saling menatap tak mampu berbicara lagi apa.

Setelah selesai makan Rangga mengambil sesuatu dari kantongnya.

"Lila, mas harap Lila mau memakainya, dan mas harap Lila ingat mas selalu ada menggenggam tangan Lila disaat Lila kesepian atau merindukan mas." Rangga mengeluarkan cincin dan melingkarkan cincin di jari Lila. Cincin yang sebelumnya Rangga siapkan untuk cincin tunangan kini hanya jadi cincin hadiah untuk Lila.

"Terimakasih mas, untuk semua yang telah mas berikan, Lila akan selalu mengingat nya. Nama mas akan selalu ada di hati lila. Aku gak nyangka kita akan berakhir seperti ini, tapi mungkin itu yang terbaik." ucap Lila Sambil menggenggam tangan Rangga.

"Sudah waktunya mas Lila pamit, jaga selalu kesehatan mas."Lila pamit pada Rangga.

"Biar mas antar sampai luar." Rangga pun menggandeng tangan Lila menuju pintu luar.

"Sampai disini saja mas, biar pak Joni saja yang mengantarkan Lila." dengan segera Lila dan Rangga saling berpelukan.

"Selamat tinggal mas👋👋"

Lila pun pergi meninggalkan rumah Rangga dan diantar pak Joni, pergi menuju ke tempat kontrakan Lila yang dulu.

"Non, kenapa harus pergi dari rumah pak Rangga." tanya pak joni

"Gak papa pak, mungkin ini yang terbaik buat Lila, benar kata Bella seorang pria dan wanita gak seharusnya tinggal satu atap sebelum ada ikatan pernikahan."

"Kenapa di ambil hati non, ucapan non Bella, dia ma orangnya gitu non mulutnya pedas lebih pedas dari cabe rawit."

"Mungkin sudah jalannya pak, dari awal aku dan mas Rangga bertemu adalah kesalahan."

Selama perjalanan Lila tak banyak bicara hanya kesedihan yang mengiringi. Sebenarnya Lila tak ingin pergi meninggalkan Rangga. Namun setelah berfikir, Lila memutuskan untuk melihat seberapa besar cintanya dan seberapa keras Rangga mau berusaha mendapatkan kembali dirinya, walau pun resikonya Lila akan kehilangan Rangga selamanya.

Akhirnya Lila pun sampai di kontrakan lama, dan sudah ditunggu pemilik kontrakan.

"Selamat datang kembali neng Lila." sambut pemilik kontrakan.

"terimakasih Bu."

"pak Joni, terimakasih sudah mengantarkan Lila sampai sini."

"Sama-sama non, kalau butuh saya hubungi saja non. saya pasti kesini." ucap pak Joni sambil menurunkan barang-barang Lila.

"Gak pak, Lila cuma titip tolong jaga kan mas Rangga untuk Lila." pesan Lila pada pak joni

"tentu saja non. bapak harap pak Rangga bisa segera menjemput non Lila kembali sebagai istri sahnya. kalau begitu bapak pamit dulu non Lila selalu jaga kesehatan." pamit pak Joni dan berlalu meninggalkan Lila.

"iya pak, terimakasih banyak pak."

ibu kontrakan pun menyerahkan kunci rumah pada Lila, dan segera meninggalkan nya.

Lila pun langsung membuka pintu rumah dan segera masuk. Rumah sederhana yang memiliki dua pintu atau satu rumah bisa ditempati dua keluarga makanya disebut kontrakan kembar. Yang Lila tempati pintu sebelah nya masih kosong belum ada yang ngontrak.

Pelan-pelan Lila mulai merapikan kembali barang-barang miliknya. menata ulang barang yang sepat Lila simpan.

Berlahan Lila ingin mencoba melupakan semua kenangan bersama Rangga dan mencoba hidup baru dengan kebahagian yang baru, Lila tak ingin begitu berharap Rangga menjemputnya kembali.

Namun dimalam hari Lila masih selalu memikirkan Rangga, belum bisa melupakan setiap kenangan bersama Rangga.Lila hanya bisa mengusap foto Rangga yang ada di ponselnya, hanya itu yang bisa Lila lakukan untuk mengurangi rasa rindu Lila.

Di lain sisi Rangga pun tak henti merindukan Lila yang telah pergi meninggalkannya, mungkin rasanya seperti sudah ditinggal mati.

"Lila, kenapa kamu gak bisa menunggu sebentar lagi, kanapa kamu harus pergi, kau bilang sayang padaku dan akan berusaha meluluhkan hatiku kenapa sekarang kamu malah pergi meninggalkan aku, apa kau lupa janji yang kau buat akan selalu bersamaku dan tak akan meninggalkan aku, Lila aku begitu rindu padamu." Rangga pun memeluk erat foto Lila yang sengaja Rangga simpan.

Tak terasa waktu cepat berlalu setengah bulan sudah Rangga dan Lila berpisah.

Lila mulai bangkit dan tak ingin larut pagi dalam kesedihan. Pagi ini Lila akan mencari pekerjaan untuk bertahan hidup, tak ingin memakai uang yang diberikan Rangga padanya.

Dengan perlahan dua pintu itu terbuka dan dua sosok manusia keluar secara bersamaan.

"Selamat pagi dunia, mudah-mudahan hari ini keberuntungan berpihak kepadaku." ucap Lila menyambut pagi dan tanpa sadari ada seseorang sedang memandangi Lila.

"Selamat pagi nona." sapa pria itu dan membuat Lila kaget

"Pagi... anda orang baru ya..." tanya Lila yang masih kaget.

"Iya, baru tadi malam pindah kesini. Oya kalau boleh tahu siapa nama nona."tanpa basa basi pria itu bertanya.

"Panggil saja aku Lila, semoga jadi tetangga yang baik."

"Saya Bagas, moga-moga jadi tetangga yang akur." keduanya pun Saling berjabat tangan.

Walau mereka baru berkenalan, sepertinya mereka akan jadi tetangga yang baik.

Bagas pria muda, berkumis tipis dan memakai kaca mata, dan juga manis.

Bekerja menjadi seorang pelayan di salah satu restoran mewah.

"Pagi- pagi gini mau kemana mbak?"tanya Bagas.

"Aku mau cari kerjaan, doakan saja dapat pekerjaan, Oya jangan panggil aku mbak panggil saja Lila."

"Semoga saja Lila segera dapat pekerjaan."

"Terimakasih, semoga anda betah ya tinggal disini. kalau begitu saya pergi dulu,sudah siang."Lila pun pergi meninggalkan Bagas yang masih berdiri di teras rumah.

terimakasih sudah mampir ke novel ini, jangan lupa tinggalkan jejak 👍❤️⭐✍️🧿

kritik dan saran juga ya....

Terpopuler

Comments

ARDIANSYAH GG

ARDIANSYAH GG

semangat Lila

2021-01-04

0

Lisdiana Putri Tungal

Lisdiana Putri Tungal

lanjut

2020-11-27

1

Istianah

Istianah

semoga yg di sembunyikan bela terbongkar y thorrr

2020-11-10

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!