siapa dia????

Udara yang dingin menyusup kedalam pori-pori kulit, namun tak mengganggu ku melanjutkan tidurku. Kupeluk lebih erat guling disamping ku menambah rasa nyaman tidurku.

Bisikkan suara terdengar ditelinga ku beriring dengan nafas yang lembut membuatku jadi merinding.

"Lila sayang, bangun hari sudah pagi" bisik Rangga ditelinga ku, bukannya bangun malah ku peluk lebih erat guling bernyawa itu.

"Lila sudah pagi, aku mau bangun dan bersiap kerja." membangunkan ku lagi.

"Kan bisa bangun sendiri, jangan ganggu aku masih ngantuk." ucapku dengan mata masih terpejam.

"Bagaimana mau bangun, coba buka matamu dulu" ucap Rangga. Berlahan ku buka mataku yang masih terasa berat dan melihat tubuh Rangga yang sedang kupeluk erat menggunakan tangan dan kakiku, spontan ku balikkan tubuhku bukannya kasur yang menerimaku tapi malah lantai yang menangkap ku.

"bbbrrruuukkk....."

"Aaauuuhhhh...., sakit pinggangku." teriakku kesakitan saat terjatuh ke lantai.

Rangga yang tahu, bukannya menolong malah melewati ku dengan sigap kutarik kakinya hingga Rangga pun terjatuh.

"Apa yang kamu lakukan." tanya Rangga sambil kembali berdiri.

"Makanya tolong aku, sakit pinggangku" aku yang masih meringis kesakitan.

"Makanya kalau mau berbalik lihat-lihat dulu" ucap Rangga sambil mengangkat ku dan meletakkan ku diranjang.

"Mas Rangga yang ngagetin duluan, tidur disebelah Lila gak bilang-bilang" balasku.

"Kenapa jadi aku yang salah, lihat kamu tidur diranjang siapa?"

"Lo...ini ranjang mas Rangga, kapan Lila pindah kesini?" aku menggaruk kepala merasa bingung.

"kamu yang pindah kesini tadi malam, dan nyari-nyari kesempatan buat meluk aku."

"siapa juga yang nyari kesempatan."

sejenak Rangga terdiam dan sedikit berfikir.

"Otakmu sudah eror ya, kok tiba-tiba manggil aku mas, kedengarannya aku seperti sudah tua."

"terus mau dipanggil aku, kamu gitu. aahh itu kan kelihatan gak mesra, masa sudah mau nikah kok manggilnya gitu, kan nanti dikira orang gimana gitu."

"Terserah Lila, maunya gimana aku ikut saja" Rangga yang pasrah.

Rangga pun beranjak pergi kekamar mandi, baru sampai depan pintu akupun sudah menghadang Rangga di pintu kamar mandi.

"Mas Rangga..., Lila boleh ikut ke kantor gak?" tanyaku.

"Mau ngapain ikut, sayang dirumah saja, lagian sayang kan belum sembuh benar" ucap Rangga sambil mencubit pipiku.

"Gak mau, pokoknya Lila mau ikut titik gak pakai koma. Kalau gak boleh ikut, mas Rangga juga gak boleh pergi."

"Baiklah, sayang menang dan boleh ikut, sekarang biarkan aku lewat, mas mau mandi atau mau mandi bersama."

"Gak ah, mas Rangga mandi duluan saja, biar Lila mandi dikamar bawah . Tapi bener jangan tinggalin Lila."

Kamipun bersiap-siap dan segera sarapan lalu langsung pergi kekantor. Bagiku ini untuk kedua kalinya aku datang kekantor Rangga.

Setelah sampai security pun menyapa kami.

"Selamat pagi pak, selamat pagi nyonya" sapa security.

"pagi juga pak" sapaku sedangkan Rangga hanya mengangguk. Sapaan security tadi membuat ku bahagia.

"kenapa senyum-senyum? , bangga dipanggil nyonya." tanya Rangga. Sambil memegang lengan Rangga dan berjalan masuk.

"Ini baru pertama kali telingaku mendengar, ada orang memanggilku nyonya "ucapku sambil berbisik.

Karyawan Rangga pun menyapa kami, namun sedikit terselip mereka sedang membicarakan ku.

sesampainya di ruang kerja Rangga, aku dikagetkan dengan keberadaan Davan, Revan, Jonatan, Dika dan Dafa.

"Lo, mengapa mereka disini." aku yang bingung dan masih berdiri di depan pintu.

"mereka masing-masing memegang anak perusahaan. Sedangkan aku yang memegang induk perusahaan, memang sengaja kami berkantor di satu perusahan tapi mereka menenggang Kendali masing-masing." jelas Rangga sambil membawaku duduk di sofa tamu.

"sayang duduk disini jangan kemana-mana, jangan ganggu, mas masih banyak pekerjaan mengerti." ucap Rangga dan akupun hanya mengangguk paham.

Kantor Rangga cukup besar dan luas memiliki beberapa lantai. Ruang kerja mereka berada di lantai paling atas. namun berbeda-beda ruangan. sedangkan tempat yang aku duduki adalah ruang untuk beristirahat dan menerima tamu penting.

Aku yang dari tadi menunggu merasa bosan karena mereka semua sibuk bekerja dan aku hanya bermain ponsel saja.

Disaat tingkat jenuhku memuncak, Davan datang menghampiri.

"Halo Lila, gimana kabarnya."sapa Davan

"Aku baik-baik saja kak." jawabku dan kamipun berpelukan.

"Maaf,selama dirumah sakit aku gak bisa menjengukmu, soalnya Rangga gak ngizinin aku jenguk."

"Gak papa-papa kak, yang penting aku dah sehat dan terimakasih kak Davan sudah menolong Lila."

"Sama-sama"

"Buat ucapan terimakasih, mau gak Lila traktir ."

"Memang Lila punya uang, kamu kan gak kerja, biar aku saja yang mentraktir." ledek Davan sambil mengacak rambutku.

"Gak mau, pokoknya Lila yang traktir, tapi tunggu dulu Lila minta uang dulu sama mas Rangga."ucapku dan meninggalkan Davan menuju meja Rangga.

di ruang Rangga rupanya ada Dika yang sedang membahas sesuatu, dan aku menilik dari pintu.

"Ada apa di situ,masuklah."panggil Rangga yang melihatku dan dengan segera akupun menghampiri Rangga.

"Mas Rangga.....boleh minta uang gak."

"Buat apa, kalau mau belanja nanti nunggu kita pulang."

"Lila mau traktir kak Davan sebagai ucapan terimakasih sudah menolong Lila, tapi mas Rangga kan belum ngasih uang ke Lila."

Rangga pun menyodorkan kartu ATM padaku.

"nie untukmu, sudah ku siapkan PINnya tanggal pertemuan kita,"

"terimakasih."Dengan segera akupun mengambilnya. Namun sebuah kata terlontar dari mulut Dika yang membuat telingaku panas.

"Dasar cewek parasit."ucap Dika dihadapan Rangga.

"jangan sembarang bicara, aku masih lebih baik dari pada dirimu yang menikung sahabat sendiri."ucapku lirih sambil pura-pura merapikan dasinya.

"Kau....."Dika gregetan ingin membalas namun masih ditahan karena ada Rangga.

"Jangan pernah macam-macam dengan singa tidur mengerti." ancam ku pada Dika.

Rangga pun tak terlalu memperhatikan karena terlalu sibuk dengan pekerjaan nya. Akupun memilih pergi meninggalkan mereka dan kembali menemui Davan.

Davan yang masih santai sambil membaca-baca berkas.

"kak Davan, Lila sudah punya uang sekarang dan bisa traktir kak Davan sepuasnya.

"Benarkah....tapi maaf gak bisa sekarang soalnya aku harus menjemput Klein di bandara.."

"Apa Lila boleh ikut, menunggu mas Rangga sampai sore bisa membuat ku bosan, boleh ya please."akupun memohon agar Davan mau membawaku.

"Baiklah,Lila boleh ikut, kalau begitu kita berangkat sekarang kasian kalau klein nya sampai menunggu.

kamipun pergi ke bandara menjeput seorang Klein. Sesampainya bandara tepat waktu, pesawat pun baru mendarat. Saat Davan mencari Klein nya dan meninggalkan ku di belakang, tanpa sengaja akupun menabrak seseorang.

"Maaf nona, saya gak sengaja." aku pun meminta maaf saat wajahku berhadapan dengan wanita yang ku tabrak betapa terkejutnya aku. bahwa dia adalah.....

terimakasih sudah mampir jangan lupa tinggalkan jejak 👍❤️⭐✍️🧿 ditungggu

jangan lupa saran dan kritik nya ditunggu ya.....

Terpopuler

Comments

ARDIANSYAH GG

ARDIANSYAH GG

Bella mungkin 🤔

2021-01-04

0

Budiarti

Budiarti

pasti c bella ini mah

2020-12-02

0

Lisdiana Putri Tungal

Lisdiana Putri Tungal

mungkin si bela

2020-11-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!