Alarm jam di ponsel berdering. Dengan mata masih tertutup ku raba-raba ponsel yang ada di dekatku, bukannya bangun malah ku matikan alarm nya dan ku lanjutkan tidurku.
Cahaya matahari menyelinap masuk melalui sela-sela gorden kamar, membangunkan ku dengan cahaya silaunya. Dengan berlahan ku buka mata dan merenggangkan seluruh otot tubuhku kemudian ku tatap tajam jam yang ada di ponselku dan betapa terkejutnya aku melihat jam sudah menunjukkan jam 8 pagi.
Bergegas aku turun dari ranjang dan turun kebawah, takut Rangga menungguku dan marah. Saat sampai bawah sudah tidak ada lagi sosok Rangga. Aku menuju dapur dan kulihat sudah ada sarapan pagi yang tersedia dan selembar kertas tergeletak di meja.
"Selamat pagi, putri kesiangan, gimana tidurnya nyenyak banget ya. Di meja sudah ku siapkan sarapan,jangan lupa dimakan. Jangan lupa hubungi aku Jika sudah selesai sarapan 😊."
Akupun senyum-senyum sendiri membaca pesan Rangga. Walaupun aku sering membuat nya kesal tapi dia Selalu perhatian padaku.
"Makasih, sudah menghiasi hari-hari ku."ku kecup selembar kertas yang ada ditangan dan kusimpan.
******
Setelah selesai sarapan aku pun menghubungi Rangga, sesuai pesannya. Namun beberapa kali panggilan ku tak di angkat membuat ku sedikit bete.
"Maaf aku masih mitting, nanti ku hubungi jika sudah selesai." pesan dari Rangga. Aku tak membalas pesannya takut menungggu, jadi kubiarkan Rangga yang menghubungi lagi nanti.
Kucari kesibukan agar tak bosan dirumah. Ku tatap kamar Rangga, rasa penasaran ku pun timbul, ingin rasanya aku melihat isi kamarnya.
Dengan perlahan ku buka kamar Rangga yang luas dan sangat rapi dengan suasana yang sangat nyaman.
"Rangga seperti nya,pria yang sangat disiplin dan rapi. Memang pria idaman wanita."oceh ku sendiri sambil tersenyum dan berjalan masuk.
Saat ku duduk diranjang Rangga yang besar dan sangat lembut mataku tertuju pada sebuah foto seorang pria dan wanita yang kelihatan sangat bahagia.
"Ternyata, kehadiranku hanya sebuah pelampiasan sesaatmu,untuk menghilangkan ke rinduan mu padanya, kenapa dirimu memberi harapan palsu, jika suatu hari kau membuang ku."
Tak terasa aku meneteskan air mata yang jatuh di bingkai foto Rangga dan kekasihnya.
"bodohnya kamu Lila, Rangga tak pernah menyimpan rasa padamu, kamu hanya bonekanya, dan suatu hari Rangga akan membuang mu jika sudah bosan."hatiku pun memberontak dengan semua yang kulihat.
Aku pun meninggalkan kamar Rangga dan kembali kekamar untuk melampiaskan perasaanku.
Ponsel pun berdering,Namun aku tak mengangkatnya, sampai akhirnya dia mengirim pesan padaku.
"kenapa gak diangkat, lagi sibuk ya bisakah aku minta tolong,antarkan dokumen kerumah Dika, dokumen ada di atas meja diruang kerja. Nanti pak Joni akan mengantar mu."
"hari ini aku pulang lebih awal.aku ingin mengajakmu ke suatu tempat. Tunggu aku dirumah." Pesan yang dikirim,namun tak ku balas.
beberapa lama kemudian,pak Joni mengetuk pintu kamarku.
"Non,pak Rangga tadi menghubungi saya untuk mengantar non ke rumah pak Dika."ucap pak Joni dibalik pintu kamar
"iya pak,tunggu sebentar."saut ku.
"baik non,saya tunggu diluar."
pak Joni pun pergi,dengan perasaan yang masih galau akupun pergi ke ruang kerja Rangga dan mengambil dokumen untuk diantar ke rumah Dika, namun lagi-lagi ku lihat foto Rangga dengan kekasihnya. Karena terlalu jengkel aku padanya ku banting figura yang terdapat foto mereka berdua hingga pecah. Dan pergi meninggalkan ruang kerja dengan foto yang masih tergeletak di lantai, sedangkan di luar pak Joni sudah menungguku.
"sudah siap non."
"ayo berangkat pak,aku muak berada dirumah."
kami pun berangkat menuju rumah Dika yang jaraknya gak terlalu jauh.
"non,kenapa kelihatan galau begitu."tanya pak Joni.
"gak pak,cuma lagi sakit hati."
"ada apa,non bisa curhat sama bapak kalau mau."
"Rangga itu sudah lama kah pak pacaran sama wanita itu."
"maksudnya,non Bella."
"iya, siapapun namanya."
"setahu bapak,sudah lama non tapi gak tahu kalau mereka sekarang putus padahal sudah punya rencana mau tunangan non."
"ohhh gitu ya."
"memangnya kenapa non, cemburu ya...kalau bapak bandingkan pak Rangga waktu dengan nona Bella dan dengan non Lila sepertinya lebih bahagia sekarang. Bahkan sekarang mau ngalah dengan non Lila, kalau non tahu waktu pak Rangga pacaran dengan non Bella bapak sering lihat mereka bertengkar gara-raga masalah kecil."
Pak Joni bercerita panjang lebar tentang Bella sampai tak terasa sudah sampai dirumah Dika.
sampai di rumah Dika aku disambut pelayan rumahnya.
"silahkan masuk non,tuan Dika sudah menunggu di halaman belakang,mari saya antar."ucap pelayan sambil mengantarku menemui Dika.
"tuan,nona yang dikirim pak Rangga sudah datang."ucap pelayan lalu pergi dan Dika langsung menghentikan aktivitas renangnya."
"ambilkan handuk itu."perintah Dika
"kau merintah ku?"ucap ku sambil menunjuk diri sendiri.
"ya kamu,yang ada cuma kamu masa nyuruh hantu."
dengan sedikit kesal akupun mengambilkan handuk Dika sambil memalingkan wajahku dan menutupinya dengan dokumen yang kubawa agar tak melihatnya.
"kenapa kamu, jarang-jarang wanita bisa melihat tubuhku secara langsung."
"aku gak tertarik."ucapku Dika pun menarik dokumen yang ada di tanganku dan seketika aku melihat tubuh Dika dengan dada yang bidang dan otot perut yang sudah terbentuk terlihat sempurna dengan tetesan air yang jatuh dari rambut basahnya.
"kenapa lama banget datangnya, aku sampai bosan menunggu."
"kalau malas menungggu seharusnya kamu yang ngambil sendiri dirumah."sahutku sambil berjalan mengikuti Dika kedalam rumah.
"Ayo ikut aku kekamar!"
"Aku nunggu diluar saja."sautku
"Jangan membantah..."bentaknya
"Kenapa aku harus ikut kamu kekamar?"tanyaku sambil mengikuti Dika menaiki anak tangga menuju kamarnya.
"Kamarku, ruang kerjaku." jelas Dika sambil membuka pintu kamar.
Kamar Dika berbeda jauh dengan kamar Rangga, mulai dari desain dan penataan kamar.
"tunggu disini aku ganti baju dulu."
"oke"
Akupun menunggu Dika ganti baju sambil membuka ponsel kulihat ada beberapa pesan dari Rangga.
"sudah sampai rumah Dika Belum?"
"jangan lama-lama disana."
"kenapa gak diangkat panggilan ku?"
"kenapa gak dibalas pesananku?"
Saat aku sedang asik membuka chat, kudengar ponsel Dika yang ada di meja merdering. Karena penasaran akupun melihat siapa yang menghubunginya betapa terkejutnya aku dengan apa yang kulihat, ternyata panggilan dari Bella sayang dengan wallpaper Dika dan Bella berciuman. Wanita itu sama persis dengan kekasih Rangga yang ada di foto.
Tiba-tiba Dika pun keluar.
"kenapa bengong."Dika mengagetkan ku.
"aaaaahhhh,tidak lagi bingung balas pesan aja."
"ini dokumen tolong berikan pada Rangga."
"baiklah,kalau begitu aku pulang dulu. Oya tadi ada yang menghubungimu." Aku pun berjalan keluar dan meninggalkan rumah Dika dengan sedikit tanda tanya tentang wanita itu.
makasih dah mampir, jangan lupa dukungannya dengan meninggal jejak👍❤️⭐✍️🧿 ditunggu serta kritik dan saran nya...🤗🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Nur Fadillah
menarik semua thorr 👍👍
2021-01-07
0
ARDIANSYAH GG
mantap Thor 😘
2021-01-04
0
Alsya Frizal
cuma dikit
2020-10-25
2