Di hukum Rangga

Akibat ulah yang ku buat kemarin Rangga jadi marah padaku, Hingga aku mendapatkan hukuman dari Rangga, Gara-gara aku melanggar salah satu perjanjian kontrak, yaitu tidak boleh mabuk. Rangga melarang ku mengkonsumsi minuman beralkohol, karena saat aku sudah mabuk suka ngoceh seperti burung Beo. Rangga kuatir hubungan terlarang yang sudah terjadi tersebar dan menjadi masalah dalam bisnisnya.

Rangga meminta ku untuk belajar masak, maklum aku hanya bisa masak mie rebus sama telur ceplok.

"Mulai hari ini aku ingin kamu belajar masak, namun sebelumnya kamu harus belanja dulu keperluan bulanan di dapur." perintah Rangga.

"Aku suruh belanja sendiri gitu. Aku gak bisa..., ayolah jangan hukum aku seperti ini, jangan terlalu kejam padaku."rengek ku.

"Kamu ini wanita atau pria, masa disuruh belanja aja gak bisa." Rangga menggelengkan kepala heran.

"Kan disini banyak pelayan, suruh mereka aja kenapa." jawabku yang tak ingin pergi.

"Mereka,aku suruh cuti satu bulan. Sebagai gantinya mulai besok kamu yang masak dan membersihkan rumah." jelas Rangga.

"oooohhh tidak...." akupun menggelengkan kepala memikirkannya saya sudah pusing apa lagi mengerjakan nya akan menjadi hari-hari yang berat seperti nya selama aku di skors dari kampus.

"kenapa harus cuti semua sih, kan gak ada yang ngajarin aku masak nanti." proteksi ku.

"Aku yang menggaji mereka bukan kamu, jadi mereka menurut dengan semua perintah ku."

"hari ini aku akan menemanimu belanja, Sekarang siap-siap sana, aku tunggu lima menit."

Dengan kesal,akupun pergi ganti baju dan bersiap-siap dan mempersiapkan diri untuk menjadi pembantu selama satu bulan.

Aku dan Rangga pergi ke supermarket untuk belanja sayur dan kebutuhan bulanan yang sudah diberi daftar nya oleh kepala pelayan.

setelah selesai belanja aku pun mengajak Rangga mencari minuman yang segar sambil istirahat. Namun tanpa sengaja bertemu dengan Davan.

"Hai....kalian sedang apa disini?" tanya Davan dan langsung duduk di samping ku.

"sedang belanja kak Davan." jawabku

"Tumben, Rangga sampai turun tangan ikut belanja, mana pelayan kalian, sampai harus kalian yang belanja?"tanya Davan lagi.

"mereka diberi cuti semua sama Rangga dan sementara mereka cuti aku yang mengambil alih dan aku harus belajar masak selama mereka cuti."jawabku dengan sedikit bete.

"kak Davan belanja juga?" tanyaku

"aku hanya mencari sedikit barang saja."

" Oya....kalau kamu mau, aku bisa bantu, mengajarimu masak aku pandai masak sejak masih sekolah." Davan menawarkan diri membantu ku.

"Gak usah,biar dia belajar sendiri kan di YouTube banyak tutorial masak, di buku resep masak juga banyak."saut Rangga sedikit sewot.

" ayolah, biarkan kak Davan mengajariku masak, Aku butuh pelatih yang bisa mengajariku memasak."rengek ku pada Rangga

"terserah....." jawab Rangga

"baiklah, kak Davan boleh mampir kerumah, nanti ajari Lila masak ya." aku pun merasa senang.

"Baiklah, dengan senang hati aku akan membantu mu."

Aku dan Davan saling melemparkan senyuman tapi lain dengan Rangga yang kelihatan sedikit cemberut.

Setelah selesai ngobrol aku dan Rangga pulang sedangkan Davan janji sore akan datang kerumah untuk mengajariku masak.

selama diperjalanan akupun berdebat dengan Rangga hanya gara-raga masalah dengan Davan.

"kenapa sih kamu kelihatan nya gak suka banget dengan kak Davan ngajari aku masak, bukanya kak Davan juga teman dan juga rekan bisnis mu.

"aku gak suka kamu dekat-dekat dengan Davan."

"apa salahnya coba,kak Davan kan cuma ngajari aku masak. Atau jangan-jangan kamu cemburu ya....ayo ngaku."sindir ku kepada Rangga.

"siapa juga yang cemburu, Aku cuma gak suka kamu dekat-dekat dengan cowok lain."

"Dengarkan, dikontrak tidak ada larangan aku atau kamu dekat dengan siapapun dan ikut campur, ingat kan."

"iya aku ingat, tapi gak harus dengan Davan."

"aku pertegas ya, aku gak ada tertarik atau menggoda mereka, mengerti."

"Terserah....."

"Lila....Lila kenapa gak peka banget sih, apa gunanya juga aku suruh pelayanan cuti jika masih ada orang lain yang masuk diantar kita."batin Rangga sambil menatap ku.

sesampainya di rumah, Rangga yang masih sedikit jengkel denganku tanpa bicara langsung meninggalkan ku dan tanpa membantu membawa belanjaan, tapi untung ada pak Joni.

"pak Joni, tolong bantu Lila dong, banyak nie belanjaan nya."panggil ku.

"iya non,mari bapak bantu bawa." saut pak Joni.

Sambil membawa belanjaan ke dapur, pak Joni bertanya kepada ku.

"non, kenapa kelihatan nya pak Rangga marah, sampai ninggalin non sendiri bawa barang banyak gini." tanya pak Joni.

"gak tau pak, paling lagi datang bulan kali pak soalnya dari tadi pagi kaya gitu terus."

"eeehhh non ini ada-ada aja, masa pria datang bulan."

"siapa tahu pak,soalnya ngeselin sih, pak Joni gak ikut cuti?"

"gak non, gak papa gak dapet cuti yang penting setiap bulanan lancar."

"udah semua nie non, bapak keluar dulu ya."

"Makasih Pak."

"Sama-sama non."

Selesai menyimpan belanjaan, aku ingin membuatkan capuccino buat Rangga siapa tahu moodnya bisa membaik.

Akupun pergi kekamar Rangga dengan membawa secangkir capuccino. Kulihat Rangga sedang duduk di balkon.

"Ni aku buatin capuccino, diminum ya."

"Kenapa sih kamu,marah ya dengan ku?"tanyaku pada Rangga namun Rangga hanya menggeleng kan kepala tanpa mempedulikan ku yang ada disampingnya.

"katakan padaku apa salahku."aku yang gregetan dicuekin langsung duduk dipangkuannya.

"lihat aku, tolong jangan cuekin aku, sakit tahu." ku pegang kedua pipi Rangga.

"katakan padaku, apa yang kurang dariku. Apa aku kurang baik, kurang tampan, kurang perhatian? "tanya Rangga

"Apa maksudmu, Kau sempurna, tak ada yang kurang darimu. Apa yang ada dipikiran mu sampai kau bertanya seperti itu padaku."

"Kalau memang kamu gak suka Davan datang sendiri,lebih baik undang kak Revan, Jonatan, Dafa,dan kak Dika sekalian." saran ku.

"Biar kamu bisa cuci mata lihat cowok-cowok ganteng gitu."ucap Rangga sambil mencubit hidungku.

"Emang gak boleh juga."

"baiklah, akan undang mereka tapi kita pesan aja ya makanannya, kamu gak usah masak."

"iya, baiklah... besok-besok kan masih bisa."akupun tersenyum.

"Ya udah,diminum dulu capuccino nya nanti keburu dingin lo." ucapku.

"kita minum secangkir berdua ya akan terasa lebih nikmat ditambah bibir mungil mu yang menggoda."rayu Rangga yang sudah mau tersenyum lagi.

"mulai ni...."sahutku

Kita pun menghabiskan secangkir capuccino dan berakhir kedua bibir menyatu dalam ciuman mesra.

makasih kak sudah mampir, jangan lupa tinggalkan jejak 👍❤️⭐✍️🧿 ditungggu ya.

✍️kritik dan saran nya selalu ditunggu.✍️

Terpopuler

Comments

Nur Fadillah

Nur Fadillah

terus menerus

2021-01-07

0

ARDIANSYAH GG

ARDIANSYAH GG

kejar terus like nya......

2021-01-04

0

Nissa Zidna

Nissa Zidna

heeemmm😉😉

2020-10-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!