Setelah sarapan pagi dengan Rangga Lila pun pamit untuk berangkat kuliah.
"Aku berangkat kuliah dulu ya." pamit Lila pada Rangga
" Tunggu dulu!!" tahan Rangga
"Apa lagi, ini sudah siang nanti aku terlambat."
"Ayo ikut dengan ku." ajak Rangga menuju garasi akupun membuntutinya dari belakang.
Pemandangan luar biasa mengagumkan, sederet mobil mewah berjejer memenuhi garasi yang besar.
"Pilihlah salah satu yang kau mau, untuk mengantarmu kuliah."
"Ini semua milik mu." Lila pun terheran- heran Rangga benar-benar pria tajir.
"Aku boleh pilih salah satu." Lila menunjuk diri sendiri dan dia pun kegirangan sudah seperti ratu yang disuguhi mobil mewah. Lila pun langsung memilih salah satu mobil yang menarik perhatiannya, tapi setelah aku pikir-pikir lebih baik yang gak terlalu mencolok, nanti dikira kaya mendadak.
"Aku pilih yang itu aja, biar gak terlihat mencolok." ucap Lila sambil menunjuk salah satu mobil dengan warna maron.
"Baik lah, nanti pak Joni akan mengantar mu pakai mobil itu."
"Kalau boleh tau, kau pakai yang mana? apa boleh aku yang memilih nya." tanyaku
"Pilihlah."
"Itu keliatan bagus dengan suasana hari ini." Lila menunjuk salah satu mobil sport warna gold.
"Aku akan memakai yang kau pilih."ucap Rangga membuat hati Lila berbunga-bunga, merasa menjadi wanita yang sangat dihargai pria.
Mereka pun pergi dengan arah yang berbeda. Rangga lebih suka membawa mobil sendiri daripada pakai sopir.
Lila pun diantar pak joni berangkat kuliah.
"Pak...sudah lama kerja dengan Rangga." tanya Lila pada pak Joni.
"Sudah non.., pak Rangga itu orangnya baik, dia itu perhatian sama karyawan nya, sangat beruntung non bisa ketemu dengan pak Rangga, setahu saya pak Rangga gak pernah berhubungan dengan wanita."
"Terus dengan wanita yang mutusin Rangga?" belum sempat dijawabnya mobil sudah berhenti di depan gerbang.
"Sudah sampai non."
"Ooooo......Oya pak, nanti gak usah jemput, aku bisa pulang sendiri."
"Tapi non...." belum selesai pak Joni bicara Lila pun keluar dan sudah ditunggu Ina.
"Hai Ina..." sapa lila pada Ina yang masih berdiri menunggunya.
"Diantar siapa kamu?"
"Ohhh....itu, supir bos ku...tadi kesiangan makanya aku diantar."
"Syukur lah kalau begitu, aku tadi hampir berfikir negatif denganmu."
"Pikiran mu itu,ayo masuk kelas...."
Mereka pun masuk bersama ke kelas.
"Hai Lila." sapa Kevin yang menghampiriku
"Kenapa kemaren gak angkat panggilanku, kamu marah ya padaku."
"Gak, aku enggak marah, wajar saja kamu membela pacar mu dari pada aku yang gak salah."
"Maafin aku ya, bisa kan kita tetap jadi teman."
"Aku belum bisa memaafkan mu, pergi sana dan gak usah di bahas lagi." usir Lila dan Kevin pun pergi, dia tahu kalau Lila masih marah padanya.
Mata kuliah hari ini pun selesai. Lila dan Ina sudah janji mau pergi bersama.
"Aku ke toilet bentar ya dah kebelet ini, tunggu disini sebentar nya." Ina buru -buru pergi ke toilet dan Lila pun menunggu nya.
Setelah beberapa waktu aku menunggu, Ina belum ada tanda-tanda muncul.lila pun segera pergi ke toilet melihat Ina, takut dia kenapa-kenapa.
"Ina.... Ina..."panggil Lila, Namun Lila dikejutkan kedatangan Fina dan teman-temannya.
"Mana Ina." tanya Lila pada Fina
"Tenang aja Ina ada di toilet, aku kunci." jawab Fina sambil Melihatkan kunci ditangannya.
"Lepaskan Ina, dia gak ada hubungannya dengan masalah kita."
"Gak akan, selama kau masih menggoda Kevin, siapapun yang dekat denganmu akan ikut menderita." ucap Fina sambil mendorong - dorong tubuh Lila dengan tangannya
"Oh....jadi kamu cemburu denganku."
"Dasar wanita murahan." Fina menjambak rambut Lila dan lebih parahnya dia menghantamkan wajahn lila Kedinding membuatnya beradu kuat dengan dinding yang jelas-jelas Lila pasti kalah."
"Ini pelajaran buat wanita penggoda seperti mu."
"Apa kau bilang." Lila pun membalas jambakan Fina dan mereka pun saling Jambak.
"Lepaskan aku, dasar perempuan penggoda." teriaknya dan Fina sempat mencakar pundak Lila sampai merobek bajunya.
Ini adalah pertempuran paling parah dengan Fina, yang menyebabkan beberapa luka lebam di wajah Lila dan punggung Lila mendapat cakaran dari Fina.
Fina pun juga mengalami beberapa Lebam diwajahnya karena ulah Lila.
Akhirnya pertikaian mereka, berhenti setelah salah satu dosen mengetahui kejadian ini. bahkan Kevin dan Dimas pun tahu.
"Kalian ini, buat ulah saja, ikut bapak ke kantor." teriak dosen yaitu pak Gunawan.
Dimas pun menghampiri Lila dan melepas jaketnya untuk menutup bekas cakaran di pundak Lila sedangkan Kevin menghampiri Fina, tidak lupa Ina pun sudah keluar dari toilet.
Sesampai di kantor, pak Gunawan pun langsung marah-marah pada mereka.
"Kalian ini sudah kaya preman saja, suka sekali membuat ulah."
"Dia duluan pak." ucap Lila dan Fina bersamaan.
"Sudah-sudah, besok suruh wali kalian datang." perintah pak Gunawan sambil menyodorkan surat pada mereka berdua.
"Tapi pak...."
"Tidak ada tapi-tapian, sekarang kalian boleh pulang.
Lila pun keluar kantor dan diikuti Dimas dan Ina.
"Ayo ikut aku, kita obati dulu luka mu."
"Makasih Dimas, aku akan pulang saja."
"Aku antar ya."
"Gak usah, aku bisa naik taksi."
"Lila, maafin aku ya,"
"Bukan salahmu Ina, aku gak papa kok, aku baik-baik saja."
"Baiklah kalau begitu aku antar ya."
"Gak usah lebih baik kamu juga pulang, Dimas tolong antar Ina ya."
"Tapi kamu..."
"Aku gak papa."
"Ya baiklah, kamu hati-hati ya, ayo Ina" Dimas
pun pergi bersama Ina.
Akupun segera pulang naik taksi.
"Pak, antarkan aku ke alamat ini ya...." perintah Lila sambil menunjuk kan alamat rumah.
"Baik neng." jawab supir taksi dan segera mengantarkan Lila
Selama di taksi Lila hanya mengelus-elus pipinya yang memar."
"Kenapa neng, cantik-cantik wajahnya pada memar." tanya supir taksi.
"Habis jatuh pak." sahut Lila.
Tak lama kemudian sampai kerumah.
"Ini rumah neng."
"Iya pak,berapa ongkos nya."
"Lima ratus ribu neng."
"Lima ratus, eeehh pak, bapak mau malak saya, mahal amat.
"Eh...pelit amat neng, lima ratus ribu buat orang kaya itu gak seberapa neng."
"Yah...baiklah malas aku debat dengan bapak, tunggu sebentar aku ambilkan uangnya.
Lila pun segera masuk mencari keberadaan Rangga siapa tahu sudah pulang, namun ternyata belum.
"Non, kenapa wajah non."
"Gak papa pak, Rangga apa sudah pulang."
"Belum non"
"Bapak punya uang lima ratus ribu gak, buat bayar taksi."
"Mahal amat non bayar taksinya."
"Ada gak pak, nanti saya ganti."
"Ada non."
"Tolong bayar kan taksi didepan sudah nunggu."
"Baik non."
"Hari yang sangat apes buat Lila yang sudah babak belur masih saja dipalak supir taksi, mudah-mudahan Rangga gak marah liat Lila kaya gini, terus besok sapa yang mau jadi waliku gak mungkin Rangga kan ah nanti saja mikirnya, aku obati dulu lebam ku dah mulai terasa sakit nie." Lila berbicara sendiri sambil berjalan menuju kamar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Nur Fadillah
cantik ny
2021-01-07
0
ARDIANSYAH GG
like lagi
2021-01-04
0
Lisdiana Putri Tungal
lanjuuut
2020-11-26
1