Mana cincin tunangannya???? (Revisi)

"Maaf nona, saya gak sengaja" Lilapun langsung minta maaf sambil membungkuk, karena tidak sengaja menabrak wanita yang sedang berjalan karena mata lila yang gak melihat ke depan.

Betapa terkejutnya Lila saat badannya kembali tegap dan ditatapnya wanita itu, wajahnya sangat mirip dengan orang yang pernah dilihatnya di foto.

Saat Lila ingin bertanya langsung padanya, namun tiba-tiba Davan memanggil Lila, dari kejauhan.

"Lila....." Davan memanggil dan Lila pun langsung menoleh kearah Davan yang berdiri agak jauh darinya.

"Ayo kita pulang...." ajak Davan dan saat Lila balikkan badan dan ingin meminta maaf lagi, ternyata wanita itu telah pergi entah kemana.

Mata lila mencoba mencari kemana-mana sampai tubuhnya pun ikut berputar, namun wanita itu sudah menghilang bersama dengan orang yang lalu lalang.

"Apa yang kamu cari Lila?" tanya Davan sambil memegang pundak Lila dan itu membuatnya kaget.

"Kak Davan melihat wanita yang ku tabrak tadi?" tanya lila pada Davan.

"Tidak, aku tidak melihat siapa-siapa sejak memangil mu tadi yang kulihat kamu berdiri sendirian." jelas Davan membuat Lila tambah bingung.

"Tadi Lila gak sengaja menabrak wanita yang sangat mirip..."

"Mirip siapa?" saut Davan sebelum Lila sempat menyelesaikan kalimat terakhir.

"Aaaaahhhh sudahlah lagian orangnya sudah pergi, oyaaa mana klein yang kak Davan jemput?" tanya Lila

"Ooohhh, mereka sudah duluan diantar sopir ke hotel, ayo kita pulang ngapain lama-lama disini" ajak Davan sambil mengandeng tangan Lila dan pergi.

Diperjalanan Lila masih terbayang dengan wajah wanita itu, sampai tak mendengarkan Davan berbicara dan memanggilnya.

"Lila....." panggil Davan lagi

"eeeemmmm" saut Lila

"Sedang mikirin apa sih, dari tadi aku dicuekin."

"Maaf kak, Lila masih kepikiran wanita yang gak sengaja lila tabrak tadi."

"Memangnya siapa sih yang kamu lihat?" tanya Davan penasaran

"Dia seperti Bella mantan mas Rangga yang kulihat difoto bersama mas Rangga waktu itu." jelas Lila

"Gak mungkin itu Bella, mungkin hanya mirip saja, setahu aku Bella pergi keluar negeri mau mengejar impiannya, masa baru setengah bulan sudah kembali. Lain orang kali, mungkin wajahnya mirip aja. Daripada bahas yang gak penting lebih baik tepati janjimu jadi traktir gak nie mumpung perutku lapar."

"Mudah-mudahan itu lain Bella ya kak, mau makan kemana kita kak" sahut lila

Tanpa bicara lagi Davan membawa mobilnya mengarah ke sebuah tempat.

Tak lama kemudian mereka pun sampai dan berhenti di salah satu cafe.

"Ini salah satu cafe favoritku yang sering aku kunjungi, menunya banyak yang kusuka." jelas Davan

"Oyaaa...kalau begitu kita pesan  semua menu makanan yang ada, biar Lila cicipi semuanya."

"Kamu yakin?" tanya Davan dan lilapun hanya menganggukkan kepala.

Davan memesan semua menu yang ada dan sejenak Lila ingin melupakan wanita itu dan menghabiskan waktu bersama Davan, sekedar berbincang hal-hal yang ringan.

Tak lama kemudian pesanan pun datang dan satu meja penuh dengan berbagai menu makanan yang dipesan.

"Kamu yakin menghabiskan ini semua?"  Davan meyakinkan lila karena merasa heran.

"Bukan Lila saja yang menghabiskan ini sendirian tapi kak Davan harus ikut menghabiskan semuanya, kakak bilang disini menunya enak-enak rugi kalau gak dicicipi semua."

"Ya gak juga langsung semua gitu, ya udah lah makanannya sudah datang nanggung kalau gak dihabiskan, tapi jangan salahkan aku kalau nanti perutmu gak muat" ucap Davan sambil tertawa.

Merekapun makan bersama dan menghabiskan semua makanan sambil diselingi candaan bersama, sampai perut lila terasa gak muat karena kebanyakan makan.

" Makasih Lila, sudah mau menyempatkan diri bersamaku, aku sangat bahagia dan ingin rasanya bisa selalu bersamamu setiap saat, melihat senyummu dan kebahagiaanmu. Mungkin dulu aku terlalu malu untuk bertemu dengan kamu sampai akhirnya aku menyadari bahwa diriku sudah terlambat  untuk memilikimu." Davan mengutarakan isi hatinya.

"Kak Davan kok ngomong gitu, kakak kan masih bisa melihat dan ngobrol dengan Lila, kan lila gak kemana-mana."

"Tapi aku ingin kita bukan sekedar jadi teman atau adik kakak, sebenarnya aku menyukaimu sejak pertama kali kita bertemu, tapi aku terlalu malu untuk mengungkapkannya dan tak pernah ada kesempatan untuk mengatakan itu padamu." Davan  membicarakan isi hatinya pada lila sambil memegang kedua tangannya.

"Kak Davan, Kakak tahu kan aku sudah tunangan dengan mas Rangga, sahabat kak Davan sendiri"

"Jika kamu benar sudah tunangan dengan rangga, tidak ada cincin yang melingkar dijari mu." ucap davan membuat lila kebingungan. Jujur saja rangga belum memberikan lila cincin simbol tunangan.

"Kita pulang saja ya kak, nanti takutnya mas Rangga menunggu." Lila mencoba mengalihkan pembicaraan dan langsung berdiri untuk membayar makanan.

"Gak usah dibayar, ini cafe milikku"

"kak Davan kok gak bilang-bilang, itu artinya kak Davan dong yang traktir Lila bukan Lila yang traktir kak Davan, curang ah."

"maaf jika aku bohong,kalau gak kaya gitu gimana aku mau nolak traktiran mu, malu dong masa makan saja dibayarin cewek. Sudahlah ayo aku antar pulang."

Akhirnya mereka pun pulang dari cafe, selama di perjalan aku tak banyak bicara lagi dengan Davan .Pikirann lila kembali kacau karena bayangan yang selalu muncul adalah wajah wanita mirip bella sekarang Davan mengungkapkan perasaanya. Davan membiarkan Lila dalam diam mungkin Davan paham dengan yang ada dipikiran Lila yang  masih kaget dengan ucapannya.

DAVAN

Setelah sampai rumah, Davan langsung pergi dan lilapun langsung masuk kerumah dan menuju kamar, dilihat Rangga yang tengah berbaring di ranjang mungkin sudah tidur. Dengan segera akupun membersihkan diri ke kamar mandi.

Tak lama kemudian saat lila ingin keluar kamar mandi rangga sudah berdiri di depan pintu kamar mandi.

"Kemana saja tadi dengan Davan, kok gak ngajak-ngajak" tanya Rangga

" Tadi kan lila sudah izin sama mas Rangga mau traktir kak davan." jawab lila sambil duduk di kasur yang sudah tidak dihadang Rangga.

"Gimana seneng gak jalan-jalan dengan davan."

"Mas rangga nie masih saja kaya gitu kalau aku dekat dengan kak Davan, atau jangan -jangan  mas rangga memang cemburu dengan kak Davan ya. Tapi Lila malu mas di ledek sama kak Davan"

"Malu kenapa?"

"Lihat ini." Lila menunjukan tangan jari tangannya yang masih polos tak ada satu cincin pun yang melingkar dijari nya.

"Maksudmu" Rangga yang masih bingung.

"Masa gak paham, katanya kita tunangan tapi kenapa gak ada cincin yang melingkar dijari Lila." wajah Lila pun sedikit cemberut

"Maaf, mas benar-benar lupa, besok kita akan beli cincin tunangan " Rangga pun memeluk tubuh Lila dan meminta maaf dan Lila pun membalas pelukan mas Rangga.

"Mas Rangga, Lila janji gak akan membuat mas Rangga kecewa."

Terpopuler

Comments

ARDIANSYAH GG

ARDIANSYAH GG

makin sweet 😘

2021-01-04

0

Aulia Ces

Aulia Ces

lanjut

2020-11-28

1

Aulia Ces

Aulia Ces

lanjut

2020-11-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!