Istri Yang Tak Dianggap
"Bukan aku tak terima dengan takdir yang telah kau berikan, tapi aku merasa hanya terlalu berat beban yang kau berikan."
By Rajuk Rindu
💝💝💝💝
Brukkk."
Lelaki itu menolak tubuh Azkia, hingga terjerembab di lantai. Pada hal Azkia hanya ingin menyambut kedatangan suaminya yang baru pulang dari kantor. Dengan rahang yang mengeras Herman menatap wanita yang sudah beberapa tahun itu dinikahinya.
Semakin hari, perlakuan Herman terhadap istri pilihan papanya itu, semakin kasar, tak ada yang bisa membuatnya merubah sikap untuk lebih baik lagi memperlakukan wanita itu, yang menurutnya hanya menghadirkan penderitaan dalam hidupnya.
"Bang! sampaikan kapan abang akan memperlakukanku seperti ini." mata Azkia nanar menatap suaminya, matanya mulai berkaca-kaca.
Kedua tangan Herman mengepal marah, dia menghempaskan kedua tangannya dengan kesal, dia melemparkan tas kerja ke arah Azkia, kemudian melangkah masuk ke kamar. Azkia meraih tas kerja suaminya yang tergeletak di dekatnya, ikut melangkah masuk ke kamar.
"Bang! aku ingin bicara sesuatu padamu." ujar Azkia saat melihat Herman tak memperdulikannya.
"Bicara apa lagi!" Kata Herman masih dengan nada yang tinggi.
"Aku..."
"Aku capek, keluar kamu dari kamar ini, aku mau istirahat." ucap Hermam seraya menghempaskan tubuhnya di atas kasur.
"Ta-tapi..."
"Tapi apa lagi!" Herman membentak, dan terus menyela ucapan Azkia. Dia melotot memandang Azkia, merasa heran tak biasanya Azkia membantah perkataannya.
Tatapan Herman memukik tajam ke arah Azkia, entah kenapa dia begitu muak melihat wanita yang sedang berdiri di depannya. Karena Azkia tidak beranjak dari tempatnya. Herman pun berdiri, kemudian mendorong tubuhnya.
"Keluar!"
"Aku minta cerai." ujar Azkia dengan suara bergetar, entah dari mana dia dapat kekuatan, hingga kata-kata itu meluncur dari bibir mungilnya.
"Apa? cerai?" Herman menohokkan jari telunjuknya ke kepala Azkia. Azkia tertunduk tak berani mengangkat kepalanya.
"Sini kau!" Herman menarik tangan Azkia, hingga Azkia tersandar didinding kamar.
"Lepaskan." lirih Azkia, saat Herman mencengkram kuat kedua bahunya.
"Kau yang menginginkan pernikahan ini kan, bukan aku Kia!" pekik Herman, hingga memekakkan telinganya.
"Aku hanya mengikuti kemauan orang tuaku, hiks... hiks... hiks." Azkia terisak.
"Alasan! kau kan bisa menolaknya, hah!"
"Papamu juga menginginkannya." ujar Azkia dia kembali menunduk.
"Jika kau menolakknya, papaku pasti tidak akan memaksa." ucap Herman seraya memegang geraham Azkia dengan kasar.
Dulu saat Herman dijodohkan dengan Azkia, dia tidak bisa menolak, karena papanya akan mengeluarkannya dari daftar warisan jika dia tidak mau menikah dengan anak sahabatnya itu, Dan pada saat itu, dia berharap Azkia yang menolaknya.
"Aku mohon padamu, katakan pada papaku, kalau kau menolak perjodohan ini." ujar Herman waktu itu, saat dia menemui Azkia.
"Aku tidak bisa bang, ini permintaan ayah."
"Kau bisa bilang pada ayahmu, agar membatalkan perjodohan ini." pinta Herman lagi.
"Tidak, aku tidak akan membatalkan perjodohan ini." Azkia tetap dengan pendiriannya, dia akan memenuhi keinginan ayahnya.
"Dasar wanita keras kepala." kata Herman seraya menggeram menahan emosi.
"Kalau abang mau membatalkan perjodohan ini, silahkan! aku akan tetap dengan keputusanku."
"Baiklah, kalau itu yang kau mau."
"Ingat! kau yang ingin jadi istriku, jadi jangan pernah menyesal!" ujar Herman sambil melangkah pergi meninggalkan Azkia yang masih terpaku.
"Kenapa kesalahan hanya ditimpakan padaku." batin Azkia, dia pun berlalu.
Seminggu setelah kejadian itu, pesta pernikahan pun digelar sangat meriah, semua keluarga terlihat sangat bahagia, termasuk wanita itu, tak henti-hentinya dia tersenyum. Sementara Herman, hatinya hancur berkeping-keping. Dan sekarang Azkia meminta cerai.
"Kau ingin cerai?" tanya Herman, cengkraman tangannya masih erat di bahu Azkia.
"Lepas! sakit." Azkia menepis tangan suaminya.
Herman melepaskan cengkraman tangannya, mendorong tubuh Azkia, hingga terlempar ke atas kasur, dengan cepat Herman pun naik dan mencekal kedua tangan Azkia, kini dia berada di atas tubuh Azkia.
"Ini yang kau inginkan!" ujar Herman sambil ******* tempat lipstik pink bertengger.
Dengan liar bibir Herman menjelajah leher jenjang Azkia, kemudian dengan kasar ditariknya kemeja Azkia, dan beberapa kancingnya terlepas, hingga terbentang pemandangan indah yang belum terjamah oleh siapa pun. Herman menyusuri perbukitan yang kenyal itu dengan kasar, bak pemburu yang sedang mengejar mangsanya yang mau melarikan diri.
"Lepas bang! aku mohon, hiks...hiks...hiks." Azkia memberontak seraya terisak.
"Ini yang kau maukan." ucap Herman lagi, dia semakin liar, baju yang dipakai Azkia sudah telepas, beberapa tanda kepemilikan Herman jelas tertempel di sana.
"Plakkk." tamparan manis mendarat di pipi Herman.
Tersadar dari apa yang telah dilakukannya, Herman menghentikan aktifitasnya. Dia memalingkan wajahnya dan menjatuhkan tubuhnya di sebelah Azkia yang sedang menangis dan menggigil ketakutan.
"Pergilah dari sini, sebelum pikiranku berubah." ujar Herman seraya turun dari ranjang, menyambar handuk dan terus ke kamar mandi.
Kran shower dibiarkan Herman terbuka kencang, dia berdiri di bawah air yang mengalir, mengguyur seluruh tubuhnya yang masih berbalut baju kerja.
"Apa yang telah aku lakukan, Hampir saja aku memperkosanya." batin Herman.
Terbayang di wajahnya, separoh tubuh mulus wanita yang sudah sah menjadi istrinya itu, namun belum pernah disentuhnya, dan bahkan keperawanan wanita itu masih tersegel. Sejak dia menikahi Azkia baru hari ini dia menyentuhnya, itu pun karena dipicu oleh emosi yang meletup-letup gara-gara wanita itu meminta cerai padanya.
"Enak saja dia minta cerai, aku tak akan pernah menceraikannya, sebelum puas menyiksanya." gumam Herman, dia menyelesaikan aktifitas ritual mandinya.
Sementara Azkia berlari ke kamarnya, terus masuk ke kamar mandi dan menumpahkan air matanya di sana.
"Kia, sudahlah jangan menangis lagi." batinnya menguatkan diri sendiri, dia pun menghapus air mata, kemudian membersihkan diri dan berwudhu.
Selesai melaksanakan shalat magrib, Azkia memasukkan dua lembar pakaian ke dalam tasnya. Kemudian keluar dari kamarnya, dia akan ke rumah sakit menjenguk ayahnya. Tadi pagi adiknya memberitahu kalau ayahnya dirujuk ke rumah sakit Pekanbaru.
Saat Azkia melitas di depan kamar Herman, dari pintu yang terbuka sedikit Azkia melihat lelaki itu sudah rapi. Dengan ragu Azkia mengetuk pintu kamar Herman.
Tok... Tok... Tok...
"Masuk." ucap Herman tanpa mengalihkan pandangannya dari cermin.
"Abang, akuu..."
"Pergilah!" ujar Herman sebelum Azkia menyelesaikan ucapannya. Herman menyerahkan amplop berisi uang sepuluh juta pada Azkia.
"Untuk menebus obat ayahmu." ujar Herman lagi.
Herman sudah tahu, kalau Azkia pasti menyusul orang tuanya di rumah sakit, karena tadi pagi ibu mertuanya sudah memberitahukan, kalau mereka sudah berangkat dari Tembilahan. Walaupun dia tidak menyukai Azkia, namun dengan orang tua Azkia hubungannya tetap baik dan harmonis.
Alasan Azkia memilih menikah dengan pilihan ayahnya, karena dia tak mau penyakit ayahnya bertambah kuat, dan alasannya tetap bertahan selama ini, juga karena ayahnya. Semua dia lakukan karena ayahnya. Azkia rela kehilangan harga diri di depan lelaki yang berstatus suaminya itu, demi kesehatan ayahnya.
Wanita itu memasukkan uang yang diberikan suaminya ke dalam tas, Herman selalu memberikannya uang lebih, jika mendengar ayahnya masuk rumah sakit, itu kelebihan yang dimiliki Herman, lakunya begitu baik, jika berada di depan orang tua Azkia, hingga dia tak punya cacat sedikitpun di depan mertuanya.
Azkia memesan go car, beberapa menit kemudian go car pesanannya pun datang. Dia masuk ke mobil, menarik napas panjang setelah berada di dalam mobil.
"Mau ke mana kak?"
"Ke rumah sakit Aripin Ahmad." Mobil yang membawa Azkia pun meluncur meninggalkan jalan Arengka.
Berdosakah jika Azkia meratapi takdirnya, berdosakah jika dia ingin mengakhirinya, berdosakah ya Allah.
******
Bersambung
Dukung auhtor dengan cara tekan lije
Terima kasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Suryati Shepoedan Choland
smgt Thor..
hdir dri pangkalan kerinci Riau..
2022-11-21
0
Agung Agung
lanjut
2022-04-22
0
Syhr Syhr
"Aku ini anak kamu "Ayah" sudah mampir kak.🤗..
ceritanya sedih 🤧🤧
2022-03-04
0