"Mengikhlaskanmu menjadi menikah dengan orang lain, merupakan kesalahan terbesar yang pernah kulakukan dalam hidupku"
By Rajuk Rindu
💝💝💝💝
"Anjeli!." teriak Herman sambil mendekat dan mengembangkan
kedua tangannya memeluk Anjeli. Anjeli membalas pelukan mantan suaminya itu, ada rasa rindu yang kuat membalut perasaannya.
Anjeli melepaskan pelukan Herman, dia melihat pias kecemburuan di wajah Azkia.
"Azkia, kamu apa kabar?." Anjeli mengembangkan tangannya dan merangkul wanita yang pernah jadi madunya.
Azkia hanya mematung, membiarkan tubuhnya tenggelam dalam pelukkan Anjeli, nalurinya menolak untuk membalas pelukan itu, tapi rasa persahabatan mengalahkannya.
"Aku baik-baik saja." jawab Azkia, diapun memeluk erat Anjeli.
"Kamu apa kabar?." Azkia menatap tubuh Anjeli yang sedikit kurusan.
"Aku tidak baik-baik. Kia!, sejak sadar dari koma, aku selalu memikirkan anakku hingga sekarang." netranya yang menatap lurus ke wajah Azkia mulai mengembun.
Azkia melihat dua bulir kristal jatuh mengalir dipipi mulus Anjeli, wajah itu sudah tidak seangkuh dulu, tubuh itu masih terlihat seksi, walau tidak seindah dulu, begitu beratkah derita yang ditanggung Anjeli, hingga dia terlihat sangat lelah.
Kemana sosok Anjeli yang periang dan ceria dulu, dengan senyuman manis yang selalu menggoda, kemanjaan yang bikin gemas setiap lelaki. Anjeli sang model itu kini sudah sangat berubah.
Wajah yang terlihat sedikit tirus, karena berat badan yang turun drastis, beban pikiran yang membuat Anjeli sudah tidak memperhatikan pola makan dan penampilannya, hingga aura kecantikannya memudar.
Azkia menyodorkan tissu dan menjulurkan tangannya mengusap butiran bening yang mengalir dipipi wanita yang masih dianggap sahabatnya itu.
"Di mana Arta?, bolehkah aku bertemu dengannya." tanya Anjeli, dia akan menarik simpati Azkia agar bisa kembali pada Herman lagi.
Azkia tidak menjawab pertanyaan Anjeli, dia memindahkan pandangannya, menatap Herman yang ada di sampingnya. Herman menggangguk dengan cepat, memberi isyarat bahwa Anjeli boleh menemui Arta.
"Kamu tidak usah khawatir, Arta akan tetap bersamamu." Herman meyakinkan Azkia, seakan mengerti jalan pikirannya. Azkia pun hanya mampu mengangguk, percuma juga dia mencegah karena Arta anak kandung Anjeli, tentu dia lebih berhak, kapan saja bisa mengambilnya.
"Aku masuk masuk dulu ya." ujar Azkia menatap Anjeli, kemudian berpindah ke Herman, ada rasa perih mengiris-iris hati, saat menyadari kalau pandangan mata Herman tak beralih dari Anjeli.
Azkia bergegas meninggalkan Herman dan Anjeli, sebelum bulir-bulir kristal yang dari tadi sudah berdesakkan ingin ke luar. Pada hal baru pagi ini, dia mau menata hatinya untuk bahagia, tapi kenapa takdir itu tidak pernah berpihak padanya.
Dari kaca butik, Azkia melihat Herman menggandeng tangan Anjeli masuk ke mobilnya, kemudian meluncur meninggalkan butik.
"Ke mana mereka pergi?, menemui Artakah?, ya Allah jangan biarkan Anjeli mengambil Arta dariku." Azkia sudah tak sanggup menahan desakkan air mata yang dari tadi sudah antri berloncatan keluar, bulir-bulir itu akhir menganak sungai dipipinya.
Kenapa seperih ini?, apakah setelah ini rumah tangganya akan berakhir, jika Anjeli kembali kepada Herman, dia akan ikhlas mundur dan mengalah.
Ya Allah, kenapa sesedih ini?, benarkah aku ikhlas, setelah ini aku akan hidup tanpa Herman dan tanpa Arta, mampukah?. Air mata Azkia semakin deras, hingga sesenggukan. Tanpa disadarinya ada sepasang mata memperhatikannya dari tadi dan menyodorkan selembar tissu ke arahnya.
"Terima kasih." ucap Azkia mengambil tissu tanpa memandang pemberinya, dia membuang muka dengan memandang kearah berlawanan, karena terlanjur malu ketahuan menangis oleh pengunjung.
"Adik tidak perlu malu, semua orang pernah punya masalah." kata lelaki itu terus memilih pakaian yang bergantung di hadapannya.
Suara lelaki itu, memaksa Azkia membalikkan tubuhnya, dia menatap wajah lelaki itu, dikucek kedua mata seakan tak percaya, kalau lelaki yang sedang memilih pakaian dan membelakangi itu adalah orang yang sangat di kenalnya delapan tahun yang lalu.
"Bang Dev." Azkia meyakinkan kalau dugaannya benar dengan menyebut nama lelaki itu.
Lelaki itu spontan membalikkan tubuh dan menyingkap baju yang melindunginya, diapun sama terkejutnya seperti Azkia, rasa tak percaya kalau wanita yang disuguhinya tissu tadi adalah wanita yang dulu sangat dicintainya dan sekarang pun rasa itu masih disimpan.
"Kia!" Dev berteriak hampir tak percaya kalau dia akan bertemu Azkia di sini, sejak Azkia memutuskan menikah dengan pilihan orang tuanya, sejak saat itu mereka memutuskan untuk tidak berhubungan lagi.
Tiba-tiba mata mereka beradu pandang, jantung Dev berdebar kencang, debar itu masih seperti delapan tahun yang lalu, Dev tidak bisa membohongi dirinya, kalau dia masih merindukan senyuman itu.
Dev memandang Azkia dari ujung rambut sampai ujung kaki, Azkia sekarang lebih langsing dan tambah cantik. Tapi ada beban di sinar matanya. Rasanya pengen dia memeluk erat tubuh mungil itu, membenamkan di dada bidangnya, agar tak ada duka lagi di mata itu.
"Bang Dev, cari baju apa?." tanya Azkia menetralkan suasana, dia salah tingkah karena pandangan Dev tak beralih dari wajahnya.
"Sini bajunya biar saya antar ke kasir." Azkia mengambil baju yang dipegang Dev, dan membalikkan tubuhnya mau melangkah ke kasir.
"Kia!, tunggu!." Dev meraih lengan Azkia. serta merta Azkia menarik tangannya agar terlepas dari genggaman Dev.
"Oh! Maaf." Dev melepas tangan Azkia.
Deg... saat mata Azkia beradu pandang, Dev menatapnya lurus kemudian menarik sebuah senyuman, masih ada debaran dulu mengalir kelorong hatinya. Delapan tahun tidak bertemu Dev, tidak ada perubahan dari sikap Dev, dia tetap baik dan sopan pada Azkia.
Dulu waktu Azkia memutuskan menikah dengan lelaki pilihan orang tuanya, Dev pun dengan ikhlas melepaskannya.
"Jika itu sudah menjadi pilihanmu, berarti dia jodohmu dan lebih baik dariku." ujar Dev waktu itu, sambil tersenyum mengusir kesedihan yang pasti sudah terukir di wajahnya.
"Apa aku menyakitimu."
"Tidak usah pikirkan aku, melihatmu bahagia, aku ikut bahagia." padahal waktu itu hati Dev sangat hancur, dia ingin marah tapi pada siapa, gadis yang dikenal sejak sekolah menengah Atas (SMA) itu, sudah membuatnya jatuh cinta. tapi dia tak punya kekuatan untuk mempertahankan Azkia bisa jadi miliknya.
Tapi kenapa sekarang, melihat mata mendung di wajah wanita itu, membuat Dev tidak rela, kemaren dia sudah mengikhlaskan kekasihnya itu menikah dengan Herman, agar Azkia bisa bahagia dan membahagiakan orang tuanya, secara waktu itu Dev belum punya kekuatan untuk mempertahankan Azkia, karena dia hanya seorang pemuda honorer di salah satu perusahaan swasta, itu pun dia lakukan sambil kuliah, dia tak punya harta dan tahta. Hingga keluarga Azkia hanya memandangnya sebelah mata, dan mereka menganggap kalau dia tidak bisa membahagiakan Azkia. Dan lelaki pilihan orang tuanya adalah anak sahabat ayahnya Azkia yang mempunyai beberapa perusahaan.
Selama delapan tahun dia berusaha dan bekerja apa saja, sekarang dia sudah punya pabrik tahu, bahkan sudah membuka cabang di beberapa kota, sudah bisa meraup keuntungan ratusan juta perbulan, punya mobil mewah dan beberapa rumah mewah, sayangnya sampai sekarang dia belum mempunyai pasangan hidup, bukan karena tidak ada wanita yang mau dengannya.
Wanita mana yang menolak menjadi pacar Dev sekarang, ratusan deretan wanita antri ingin menjadi pendampingnya, Dev masih bertahan untuk sendiri karena dia belum bisa melupakan Azkia. Walaupun sudah berbagai cara dan kesibukan yang dilakukannya, Azkia tetap terpatri dihatinya.
Setelah melihat Azkia menangis dan berlinang air mata tadi, apakah dia akan membiarkan Azkia menghabiskan sisa hidupnya dengan lelaki yang sudah merampas Azkia dari sisinya.
"Aku akan mengambil Azkia darimu, dulu ku ikhlas Azkia untukmu, ku kira dia akan bahagia, tunggu saja." batin Dev geram.
****
Jangan lupa tekan likenya
Terima kasih🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Kasmawati S. Smaroni
kebangetan masa 8 tahun hidup menderita batin dgn suaminya
2022-05-24
0
Santy Mustaki
Rebut azlka dev
2021-12-13
0
Liya Agus
ayo balikan lagi sama Dev,, tinggalin aja si Herman biar tahu rasa gimana klau gk ada kia,, biar nyesel dia,,,
emosi aku Thor jadinya,,
2021-08-14
1