"Ku biarkan luka ini menganga, tanpa berusaha untuk menutupnya"
By Rajuk Rindu
💝💝💝💝
"Selamat ya, putrimu sangat cantik." Azkia memberi selamat ketika Anjeli sudah dipindahkan ke ruang rawat dan telah siuman.
"Coba lihat, dia mirip sekali denganmu." kata Azkia sambil menggendong bayi Anjeli yang terlihat sangat sehat dan meletakkannya di samping Anjeli. Anjeli hanya memandang sekilas dan kemudian membuang muka.
"Bawa ke sana bayinya, Kia!, aku mau istitahat." ujar Anjeli menolak tubuh bayi mungil itu. Azkia memandang bayi yang ada digendongannya, cantik dan sehat. Seperti bayi yang cukup umur.
"Apa anjeli berbohong tentang usia kehamilannya, katanya baru 7 bulan, tapi bayi sepertinya cukup bulan." batin Azkia.
"Apa kau tidak ingin memberinya ASI?" tanya Azkia sambil meraih bayi itu dan menggendongnya kembali.
"Apa? ASI?" Anjeli membulatkan matanya memandang Azkia.
"Tidak! tidak akan pernah!"
"Kenapa?." Azkia heran mendengar jawaban Anjeli, bukannya semua ibu, menginginkan anaknya mendapat ASI yang cukup, kenapa Anjeli tidak mau menyusui anaknya.
"Aku tidak mau bermasalah dengan payudaraku, gara-gara menyusuinya." kata Anjeli merasa tidak senang dengan pertanyaan Azkia.
Harman masuk sambil membawa buah dan beberapa cemilan untuk Anjeli.
"Hay, anak papa cantik sekali." Herman mendekati Azkia yang sedang menggendong bayinya.
"Apa abang sudah punya nama?" tanya Azkia sambil memandang lekat wajah Herman.
"Anjeli!, apa kau punya nama untuk anak kita." tanya Herman memandang ke arah Anjeli. Dia malah bertanya dengan Anjeli.
"Tidak!, terserah abang mau kasih nama apa." kata Anjeli sambil menggelengkan kepala.
"Bagaimana kalau "Arta." Azkia memberi usul.
"Bagus, aku suka." kata Herman sambil memandang Anjeli, Anjeli hanya mengangguk tanda setuju.
"Sicantik, sekarang bunda panggil Arta ya." Kia menimang Arta kecil.
"Bang!, aku lapar." terdengar suara Anjeli memanggil Herman. Manja mulai kambuh.
"Ayuk, sarapan dulu." ujar Herman sambil membuka bungkusan bubur ayam.
"Kia, antar Arta ke boxnya, kamu ikut sarapan sekalian."
"Iya bang." Kia meletakkan Arta ke box bayi.
Sepasang mata Azkia, melirik Herman yang sedang menyuapi Anjeli, perlakuan Herman yang mesra ke Anjeli, membuat rasa iri di hati Azkia, andai Herman bisa memperlakukannya seperti itu, pasti dia sangat bahagia.
Akzia mengurungkan niatnya kembali ke ruang rawat Anjeli, dia memilih duduk di bangku taman, sambil menelpon Kayra.
"Assalamualaikum." Azkia membuka percakapan
"Kia, kamu lagi di mana?, bagaimana dengan tawaranku kemaren?." Kayra memberondong dengan beberapa pertanyaan setelah menjawab salamnya.
"Aduh, tanyanya satu-satu dong."
"Ya...ya!, tawaranku bagaimana?." tanya Kayra tak sabaran, sudah lima bulan setelah dia menawarkan kerjaan ke Azkia, sampai sekarang belum ada kepastian.
"Hehehe... nanti ku bicarakan lagi dengan Herman ya." Kia jadi ragu kalau Herman akan mengizinkannya bekerja, karena sekarang Anjeli sudah melahirkan, dan butuh teman untuk mengasuh bayinya, apalagi Anjeli seperti belum terbiasa dengan kehadiran bayinya.
"Atau aku yang minta izin ke suamimu." ujar Kayra tak sabar menunggu jawaban Azkia.
"Eh... di sini, kamu rupanya." terdengar suara Herman yang dari tadi mencari-carinya.
"Udah dulu ya." ujar Azkia mematikan panggilan ponselnya, tanpa menunggu persetujuan Kayra.
"I-iya bang." Azkia memasukkan ponsel ke saku roknya.
"Ayuk, kamu kan belum sarapan." Herman menggandeng tangannya dan mengajak masuk ke ruang rawat Anjeli.
Anjeli bersandar di tempat tidur, wajahnya masih terlihat pucat, pasca operasi, dia masih terlihat lemas, dan susah untuk bergerak, karena bekas operasinya masih terasa sakit.
Sambil memainkan ponselnya, sesekali terdengar Anjeli mengeluh, terasa perih di bekas sayatan operasinya. Azkia menawarkan bantuan, mungkin dia bisa mengipasi bekas luka operasi agar berkurang sakitnya. Anjeli hanya menggeleng lemah.
Keringat dingin mengucur di seluruh tubuh Anjeli, tubuhnya gemetar, dia menggenggam seprai tempat tidur, karena menahan rasa sakit, matanya mulai berkunang-kunang, dan akhirnya buram.
"Anjeli!, Anjeli!, kamu kenapa." Azkia panik ketika melihat Anjeli semakin pucat, keringat sebesar biji jagung mencuat di wajahnya.
"Aku sudah tak kuat, Kia!." Anjeli menggenggam erat jemari Kia, seakan meminta tenaga tambahan, tapi tak berhasil, diapun ambruk.
"Bang! bang !." Azkia berteriak cemas memanggil Herman.
Herman yang sedang berada di luar ruangan, berlari masuk dan mendekati kedua istrinya. Dia melihat Azkia sangat panik sambil menguncang-guncang tubuh Anjeli.
"Anjeli!, Anjeli!, bangun Anjeli." Herman tidak kalah paniknya, Azkia berlari memamggil dokter, dan kembali bersama dokter Farah.
Anjeli dipindahkan ke ruang ICU, dia mengalami pendarahan, sebenarnya pendarahan pasca cescar itu hal yang biasa. Ini terjadi ketika rahim tidak berkontraksi setelah plasenta dikeluarkan, setelah kelahiran bayi. Pembuluh darah ditutup oleh kontraksi rahim, yang mencegah daerah di sekitar plasenta dari perdarahan, Ketika rahim tidak berkontraksi setelah melahirkan, itu tetap terbuka, mengakibatkan perdarahan hebat.
"Bagaimana keadaan Anjeli dokter." tanya Herman begitu dokter Farah keluar dari ruang ICU.
"Dia mengalami perdarahan abnormal pasca melahirkan, alias pendarahan Postpartum." kata dokter Farah.
"Perdarahan postpartum sendiri kebanyakan disebabkan oleh terbukanya pembuluh darah pada rahim, di mana plasenta melekat di dinding rahim ketika hamil. Di samping itu, prosedur episiotomi (sayatan yang dibuat pada perineum, jaringan di antara jalan lahir dan anus, dan pada saat proses persalinan) juga bisa menyebabkan kondisi ini." Lanjut dokter Farah menjelaskan.
"Anjeli butuh perawatan intensif, bapak tidak usah khawatir, kami akan melakukan yang terbaik." ujat dokter Farah menenangkan Herman yang gundah, karena keadaan Anjeli.
"Iya. Dok!." ujar Herman sambil menangkupkan kedua tangan kewajahnya, dia hanya bisa melihat Anjeli yang sedang ditangani dokter Farah dibalik kaca.
"Semoga kau cepat sembuh ya sayang." bisik Herman melantunkan doa-doa untuk Anjeli.
"Sabar ya, bang!." Azkia mendekati Herman, menatap wajah lelah lelaki itu, Herman hanya mengangguk, dia beruntung punya istri yang selalu perhatian padanya.
"Terima kasih ya sayang." bisiknya ditelinga Azkia, sangat dekat hingga hembusan napasnya terasa menyentuh kulit pipi Azkia.
Beberapa selang bergelantungan dipembaringan Anjeli, wajah pucat itu terpejam bergeming, tak ada aktifitas, hanya naik turun dadanya yang menandakan dia masih bernapas. Ini sudah kantong darah ketiga yang bertengger di atas tiang impus itu.
Dari balik kaca, Azkia memperhatikan Anjeli, raut wajah yang sesekali berkerut, karena menahan sakit, membuat Anjeli seperti merespon sesuatu.
Anjeli tahu semua aktifitas yang dokter lakukan, dia mendengar semua pembicaraan orang lain, tapi dia tidak bisa menggerakkan tubuhnya, bahkan dia berusaha berteriak, tapi suaranya tercekal ditenggorokan.
Apa yang terjadi denganku? kenapa tubuhku rasanya sakit semua? kenapa tak bisa digerakkan?, beberapa pertanyaan bermunculan dipikiran Anjeli.
"Bang! bang!." Anjeli berteriak memanggil Herman, Herman hanya menatapnya luruh, tanpa menghiraukan panggilannya. Azkia juga hanya diam, apa dia senang melihatku seperti ini.
"Bang!,Kia!, jangan tinggalkan aku." Anjeli kembali berteriak, tetapi Herman dan Azkia malah pergi menjauh. Tanpa sadar dua bulir kristal menganak sungai dipipi mulus Anjeli😭
"Kenapa mereka meninggalkanku?, apa Herman sudah tidak perduli denganku?, apa ini?, kenapa banyak sekali slang di tubuhku?, Anjeli terus saja bertanya-tanya tanpa mendapatkan jawaban dari siapapun.
Dokter Farah datang dengan membawa beberapa peralatan rumah sakit, dia mulai melakukan beberapa pemeriksaan di tubuh Anjeli, Anjeli memejamkan matanya ketika seorang perawat menyerahkan jarum suntik ke dokter Farah.
Tinggalkan jejak ya thour
jangan lupa like and komen
mampir juga di novelku yg lain
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Al Vi a
mgkin karma telah menyakiti sesama wanita..Allah beri dia Azab yg lebih menyakitkan LG😟 ngeriii iihh.. Astaghfirullah 🙏🙏
2021-12-20
0
Evanafla
kalo 9 bulan yg bohong anjeli dong
2021-07-12
0
Nietta Harry
apa mungkin arta bukan ayah biologisnya herman??🤔
2021-07-12
0