Batal Pulang Ke Tembilahan

"Rasa sakit yang kau tanam di hatiku, mulai mengakar, akankah dia tumbuh subur?"

By Rajuk Rindu

💝💝💝💝

Dreeet... Dreeet... ponsel Azkia bergetar membangunkannya dari tidur, dengan rasa malas Azkia meraih ponsel yang tadi di letak nakas. Dia menatap layar ponsel tertera ayahku.

"Assalamualaikum, ayah." sapa Azkia begitu sambungan telpon terhubung.

"Waalaikumsalam." terdengar suara pak Mahyudin ayahnya Azkia.

"Kia, ayah lagi di jalan menuju Pekanbaru."

"Hah!, ayah ke Pekanbaru?." tanya Azkia ambigu.

"Iya, nih udah sampai Pelalawan."

"Owh, iya yah." ujar Azkia menutup telponnya.

Azkia bangun dari tidurnya, ditatapnya cermin dilihatnya wajahnya, mata sembab akibat menangis tadi masih terlihat nyata. Dia mengambil handuk, kemudian masuk ke kamar mandi, membasuh wajahnya dengan air.

Keluar dari kamar mandi, dia meraih ponselnya, kemudian mencari nomor kontak travel Winda.

"Hallo kak, saya tidak jadi berangkat ke Tembilahan." ujar Azkia menelpon agen travel Winda membatalkan kepulangannya.

"Kenapa tidak jadi."

"Orang tua saya datang."

"Owh, baiklah kakak."

"Maaf ya." kata Azkia menutup telpon mengakhiri percakapannya.

Setelah menelpon travel, Azkia kembali menatap cermin, mematut wajahnya dengan sedikit bedak, kemudian memasang hijabnya, merapikan barang bawaannya, memasukkan ke dalam ransel. Dengan langkah gontai dia keluar dari kamar menuju resepsiones.

"Mau cek out kak?." tanya resepsiones, Azkia hanya mengagguk seraya menyerahkan kunci kamar. Setelah selesai adminstrasi hotel, Kia memesan ojek online. Lima menit kemudia, ojek pesanan Kia datang.

Kia meminta supir ojek mengantarnya ke butik Kayra. Begitu sampai dia turun dan membayar ongkosnya, kemudian masuk ke butik.

"Siang kak Azkia." sapa Narira.

"Siang." balas Azkia.

"Sudah sehat kak." tanya Narira.

"Lumayan."

"Kak Kayra pulang ke Bengkinang, ada keluarga suaminya meninggal." kata Nariri saat Azkia menjenguk ruangan Kayra.

"Kok, Kayra tak kasih kabar ya."

"Mungkin belum sempat kakak, karena tadi mendadak." Lanjut Narira.

Azkia berlalu masuk keruangannya, dia meninggalkan Narira, saat ada beberapa pengunjung masuk ke butik. Azkia ke butik hanya ingin menitip tas ranselnya, kemudian dia keluar lagi.

"Na! kakak pulang dulu ya, ada ayah kakak baru datang."

"Iya, kak." sahut Narira seraya melayani pengunjung.

Dengan langkah tergesa, Azkia meninggalkan burtik tempatnya bekerja, taxi online yang dipesannya pun datang.

Azkia naik ojek dan meminta supir untuk mengantarnya ke arengka, sampai di depan rumah Azkia turun dari ojek, membayar ongkosnya, kemudian membuka pagar dan masuk.

"Tidak ada mobil Herman, apa dia masih di rumah Anjeli atau pergi di kantor." batin Azkia seraya membuka pintu.

"Kia kamu sudah pulang?" terdengar suara Herman bertanya dari ruang tengah, Azkia yang ingin masuk ke kamarnya, mengurungkan niat.

"Apa kamu masih sakit." tiba-tiba Herman sudah berdiri di belakangnya dan Azkia membalikkan tubuhnya. Belum sempat Azkia menjawab pertanyaan Herman, dia meletakkan punggung tangannya di kening Azkia.

"Aku tidak apa-apa." kata Azkia menurunkan tangan Herman.

"Syukurlah kalau begitu, tadi Kayra bilang kamu tidak enak badan."

"Owh, jadi dia sempat ketemu Kayra." batin Azkia.

"Sekarang sudah tidak lagi, aku istirahat dulu ya bang." ujar Kia masuk ke kamarnya, Herman ikut masuk.

"Abang, ngapai masuk?" tanya Kia.

"Maafin abang ya."

"Maaf untuk apa?"

"Sudah ingkar janji tadi malam."

"Sudahlah! lupakan saja, aku lagi tak ingin membahasnya." kata Azkia seraya mendorong tubuh Herman agar keluar dari kamarnya.

Herman bukannya keluar, dia malah menarik tangan Kia dan mendekapnya dengan kuat, kemudian mengangkat dagu Azkia, mendaratkan bibirnya ke bibir mungil Azkia. Dia ********** penuh hasrat.

"Lepaskan bang!" ujar Azkia mendorong kuat tubuh Herman. Herman melonggarkan pelukannya.

"Apa belum puas, tadi malam kau melakukannya dengan Anjeli." Azkia menatap tajam ke wajah Herman. Wajah lelaki itu membias keterkejutan.

"Keluar! aku jijik melihatmu." teriak Azkia, entah dari mana dia dapat kekuatan itu. Dia mendorong tubuh Herman keluar kemudian menutup pintu dengan kasar.

"Kia! tunggu!" ujar Herman dia ingin menjelaskan semua yang terjadi. Tapi Kia sudah mengunci pintu kamarnya.

"Ahhhh..." teriak Herman kesal, dia meremas kepala, kemudian duduk di kursi tamu, dia menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan berat.

Baru saja Herman bangkit dari duduknya, ada suara mobil berhenti di depan rumah, mang Udin yang baru pulang dari menjemput Arta. Herman melirik jam dinding pukul 12.30, dari mana mang udin jam segini baru sampai.

"Kenapa jam segini baru sampai." tanya Herman begitu melihat mang udin keluar dari mobil dan membuka pintu untuk Arta.

"Maaf tuan, sa-saya..."

"Mang udin mengantar aku dan Arta belanja bang."

Herman lebih terkejut lagi melihat Anjeli keluar dari mabil dengan banyak belanjaannya di tangan.

"Siapa yang mengizinkan mu pergi dengan Arta." Herman menatap Anjeli dengan emosi.

"Mang, bawa masuk Arta." perintah Herman.

"Arta! Arta! tunggu sayang." teriak Anjeli seraya menarik tangan Arta. Kemudian menariknya dalam pelukan.

"Kau tidak boleh memisahkanku dengan Arta." kata Anjeli matanya berkaca-kaca.

"Sekang pergilah dari rumahku!" teriak Herman, seraya merampas Arta dari dekapan Anjeli. Herman mendorong Anjeli hingga terjatuh.

Tiba-tiba Azkia datang, dia berusaha membantu Anjeli bangun. Kemudian memeluk sahabatnya itu. Entah kenapa Azkia merasa kalau Herman tidak pantas memperlakukan Anjeli seperti itu.

"Mang, antarkan Anjeli pulang." kata Azkia, kemudian meminta Anjeli masuk ke mobil, begitu mabil meluncur dan hilang dari tikungan, Azkia masuk tampa menghiraukan Herman dan Arta. Herman meraih tangannya.

"Lepaskan!" Azkia menyentak tangan Herman dengan kuat, hingga pegangannya terlepas.

"Jangan ganggu saya lagi." ucap Azkia seraya menatap Herman dengan tajam, dia berlalu masuk ke kamar.

"Bunda!" teriak Arta mengejar Azkia, dengan cepat Azkia mengunci pintunya.

"Bunda, buka pintunya."

"Arta janji tidak akan pergi lagi dengan tante Anjeli."

"Bunda!" Arta menangis seraya menggedor pintu kamar Azkia.

Azkia bersandar di daun pintu, hatinya sangat sedih, tak pernah dia merasa sesedih ini, apa lagi saat mendengar tangisan Arta. Rasa dia ingin membuka pintu dan segera memeluk gadis kecil itu.

"Benarkah apa yang kulakukan sekarang?" dia bertanya di hatinya.

Azkia terduduk dibalik pintu, dia tak kuasa menahan air matanya yang menganak sungai tanpa dipintanya. Suara Arta sudah tidak terdengar lagi, mungkin sudah di bawa Herman masuk ke kamarnya.

Dreet... dreet, ponsel Azkia bergetar, dia bangun kemudian duduk di tepi ranjang.

"Assalamualaikum." Azkia mengucapkan salam begitu sambungan telpon ayahnya terhubung.

"Kamu kenapa nak, kamu nangis ya." tanya Mahyudin saat mendengar suara serak Azkia.

"Tidak yah, Azkia senang saja dengan ayah dan ibu mau datang, ayah sudah sampai mana?" tanya Azkia, seharusnya ayahnya sudah sampai kerumah.

"Ayah singgah dulu ke rumah Om Hadi di tengkerang, Om Hadi meminta ayah dan ibu nginap di sini."

"Syukurlah, semoga ayah dan Om Hadi hubungan bisa Harmonis lagi.

Hadi sangat marah pada adiknya, saat orang tua mereka memberikan perusahan terbesar pada Mahyudin, dan perusahaan itu hanya bertahun dua tahun, karena keteledoran Mahyudin dia tertipu, hingga kehilangan ratusan juta dan akhirnya bangkrut, sejak saat itu hubungan Hadi dan Mahyudin tidak pernah baik. Dan Hadi bangkit kembali dari nol, dengan keuletannya dan ketekunannya, dia kembali jaya sekarang.

"Biar Kia nyusul ke sana ya yah." kata Azkia.

"Suami dan anakmu bagaimana?"

"Bang Herman dan Arta semalam ke Siak ke rumah adiknya Herman." ujar Azkia berbohong, dia berharap ayahnya percaya padanya.

"Yah sudah kamu ke sini saja." kata Mahyudin, kemudian memutuskan hubungan telpon.

Azkia mengambil handuk, masuk ke kamar mandi, selesai mandi dia berwudhu, keluar dari kamar mandi, dia memakai bajunya, terus mengerjakan shalat zhuhur, selesai shalat, diam-diam dia keluar kamar, begitu sampai keluar taxi online yang dipesannya sudah menunggu.

Supir taxi membawa kejalan nangka, dia singgah ke butik dan mengambil ranselnya yang tadi dititipnya saat pulang dari Dharma Utama.

"Hallo, wati." Azkia menelpon wati, begitu sudah berada di taxi lagi, dia meminta wati menemani Arta, dengan alasan dia akan keluar kota beberapa hari.

"Baik bu, wati akan segera ke sana." kata Wati, seraya menutup telponnya.

*****

Jangan lupa tekan likenya

Terima kasih.

Terpopuler

Comments

Ramlah Abdullah

Ramlah Abdullah

baru ketemu ni novel yang ada kota tembilahan ya

2021-08-20

1

Evanafla

Evanafla

pusing ya jadinya. tarik ulur terus😅

2021-07-12

0

lihat semua
Episodes
1 Meratapi Takdir
2 Jas untuk Herman
3 Meminta Izin
4 Di Rumah Anjeli
5 Anjeli pindah ke Rumah Herman
6 Anjeli Operasi
7 Anjeli pendarahan Postpartum
8 Anjeli kembali ke Medan
9 Malaikat tanpa sayap
10 Hasrat yang Tertunda
11 Mengantar Arta
12 Pertemuan yang Tak Terduga
13 Azkia gagal fokus
14 Kunjungan Anjeli
15 Anjeli merasa Terabaikan
16 Herman Kecelakaan
17 Kekecewaan Azkia
18 Azkia Sangat Kecewa
19 Batal Pulang Ke Tembilahan
20 Penyesalan Herman
21 Dinner di Teras Kayu
22 Azkia dan Riyan
23 Azkia Memutuskan Pergi
24 Di Hotel Grand Zura
25 Anjeli Ke Rumah Sakit
26 Kecurigaan Wati
27 Tangisan Terakhir untuk Herman
28 Bahu Sandaran Azkia
29 Hari Pertama Azkia Masuk Kantor
30 Tangisan Untuk Riyan
31 Salah Paham
32 Kesedihan Azkia
33 Kejutan-Kejutan untuk Anjeli
34 Kejutan-kejutan untuk Anjeli 2
35 Kejutan-kejutan untuk Anjeli 3
36 Surat dar Dev
37 Ke rumah Keluarga Riyan
38 Pertemuan di Kantor Hadi Group
39 Rencana Anjeli
40 Herman Membawa Anjeli ke Rumah Sakit
41 Wati Bertemu Azkia
42 Ke RumahMendiang Hadi Group
43 Makan Malam Bersama
44 Kenyataan yang Pahit
45 Anjeli Pingsan
46 Anjeli Pingsan 2
47 Keresahan Azkia
48 Di Kantor Azkia
49 Makan Siang Bersama
50 Dev Meninggalkan Kantor Azkia
51 Penderitaan Anjeli
52 Penderitaan Anjeli2
53 Bayaran untuk Sebuah Kebohongan
54 Rahasia Anjeli Mulai Terkuak
55 Mengejar Cinta Azkia
56 Di Rumah Azkia
57 Anjeli Kecelakaan
58 Herman kembali ke Rumah
59 Di Rumah Sakit
60 Kembali Terluka
61 Pulang Ke Tembilahan
62 Tembilahan Kota
63 Tembilahan Kota 2
64 Mencari Azkia
65 Arta Ke Kantor Azkia
66 Di Ruang Kerja Azkia
67 Mengantar Arta ke Rumah Sakit
68 Di Rumah Sakit
69 Di Rumah Dokter Daniel
70 Rani dan Gunawa
71 Herman Sudah Tidak Perduli
72 Kehilang Ayah Tercinta
73 Azkia Menyesali Diri
74 Amukan Si Kembar
75 Kebaikan Azkia
76 Dev Kehilangan Harapan
77 Kejutan Azkia
78 Kepergian Rani
79 Gunawan Mengantar Rani Pulang
80 Permintaan Terakhir Rani
81 Pemakamam Rani
82 Dev berangkat ke Batam
83 Pertemuan Dev dan Azkia
84 Kedatangan Daffin Abhizar
85 Kedatangan Harisman dan Anggita
86 Menjadi Ayah yang Sesungguhnya
87 Bertemu Messi
88 Anjeli ke Pekanbaru
89 Anjeli ke Kantor Herman
90 Anjeli Kesal
91 Anjeli Kesal 2
92 Anjeli Kesal 3
93 Azkia, Carla dan Kanaya
94 Makan Malam Bersama Daffin
95 Bersama Daffin
96 Herman Kehilangan Lagi
97 Anjeli dan Daniel
98 Rapuhnya Hati Herman
99 Arta yang Memilih
100 Menemukan Jejak Keberadaan Azkia
101 Harisman di Rumah Sakit
102 Di Rumah sakit
103 Murkanya Anggita
104 Aku Terlambat
105 Yokohama Sakafune
106 Di Dalam Pesawat
107 Waktu yang Terlalu Singkat
108 Kekacaun di Kontor Azkia
109 Naya yang Sesungguhnya
110 Pernikahan Kedua
111 Azril dan Auril
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Meratapi Takdir
2
Jas untuk Herman
3
Meminta Izin
4
Di Rumah Anjeli
5
Anjeli pindah ke Rumah Herman
6
Anjeli Operasi
7
Anjeli pendarahan Postpartum
8
Anjeli kembali ke Medan
9
Malaikat tanpa sayap
10
Hasrat yang Tertunda
11
Mengantar Arta
12
Pertemuan yang Tak Terduga
13
Azkia gagal fokus
14
Kunjungan Anjeli
15
Anjeli merasa Terabaikan
16
Herman Kecelakaan
17
Kekecewaan Azkia
18
Azkia Sangat Kecewa
19
Batal Pulang Ke Tembilahan
20
Penyesalan Herman
21
Dinner di Teras Kayu
22
Azkia dan Riyan
23
Azkia Memutuskan Pergi
24
Di Hotel Grand Zura
25
Anjeli Ke Rumah Sakit
26
Kecurigaan Wati
27
Tangisan Terakhir untuk Herman
28
Bahu Sandaran Azkia
29
Hari Pertama Azkia Masuk Kantor
30
Tangisan Untuk Riyan
31
Salah Paham
32
Kesedihan Azkia
33
Kejutan-Kejutan untuk Anjeli
34
Kejutan-kejutan untuk Anjeli 2
35
Kejutan-kejutan untuk Anjeli 3
36
Surat dar Dev
37
Ke rumah Keluarga Riyan
38
Pertemuan di Kantor Hadi Group
39
Rencana Anjeli
40
Herman Membawa Anjeli ke Rumah Sakit
41
Wati Bertemu Azkia
42
Ke RumahMendiang Hadi Group
43
Makan Malam Bersama
44
Kenyataan yang Pahit
45
Anjeli Pingsan
46
Anjeli Pingsan 2
47
Keresahan Azkia
48
Di Kantor Azkia
49
Makan Siang Bersama
50
Dev Meninggalkan Kantor Azkia
51
Penderitaan Anjeli
52
Penderitaan Anjeli2
53
Bayaran untuk Sebuah Kebohongan
54
Rahasia Anjeli Mulai Terkuak
55
Mengejar Cinta Azkia
56
Di Rumah Azkia
57
Anjeli Kecelakaan
58
Herman kembali ke Rumah
59
Di Rumah Sakit
60
Kembali Terluka
61
Pulang Ke Tembilahan
62
Tembilahan Kota
63
Tembilahan Kota 2
64
Mencari Azkia
65
Arta Ke Kantor Azkia
66
Di Ruang Kerja Azkia
67
Mengantar Arta ke Rumah Sakit
68
Di Rumah Sakit
69
Di Rumah Dokter Daniel
70
Rani dan Gunawa
71
Herman Sudah Tidak Perduli
72
Kehilang Ayah Tercinta
73
Azkia Menyesali Diri
74
Amukan Si Kembar
75
Kebaikan Azkia
76
Dev Kehilangan Harapan
77
Kejutan Azkia
78
Kepergian Rani
79
Gunawan Mengantar Rani Pulang
80
Permintaan Terakhir Rani
81
Pemakamam Rani
82
Dev berangkat ke Batam
83
Pertemuan Dev dan Azkia
84
Kedatangan Daffin Abhizar
85
Kedatangan Harisman dan Anggita
86
Menjadi Ayah yang Sesungguhnya
87
Bertemu Messi
88
Anjeli ke Pekanbaru
89
Anjeli ke Kantor Herman
90
Anjeli Kesal
91
Anjeli Kesal 2
92
Anjeli Kesal 3
93
Azkia, Carla dan Kanaya
94
Makan Malam Bersama Daffin
95
Bersama Daffin
96
Herman Kehilangan Lagi
97
Anjeli dan Daniel
98
Rapuhnya Hati Herman
99
Arta yang Memilih
100
Menemukan Jejak Keberadaan Azkia
101
Harisman di Rumah Sakit
102
Di Rumah sakit
103
Murkanya Anggita
104
Aku Terlambat
105
Yokohama Sakafune
106
Di Dalam Pesawat
107
Waktu yang Terlalu Singkat
108
Kekacaun di Kontor Azkia
109
Naya yang Sesungguhnya
110
Pernikahan Kedua
111
Azril dan Auril

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!