Anjeli merasa Terabaikan

"Aku akan mendapatkan mu kembali, bagaimana pun cara, aku tak akan rela kau bahagia dengan yang lain,"

By Rajuk Rindu

Sementara Azkia diliputi beberapa pertanyaan, bayangannya kembali ke mall, dua jam yang lalu. Kalau Anjeli sudah dari tadi di sini bersama Arta.

"Siapa wanita yang bersama Herman di mall tadi?" tanya Azkia dalam hati.

"Apa Herman punya wanita lain lagi." batin Azkia, dia menarik napas dalam kemudian mengeluarkannya dengan kasar.

"Kamu kenapa Kia." tanya Anjeli, saat melihat raut wajah Azkia.

"Tidak apa-apa, mungkin hanya sedikit lelah." kata Azkia, dia berusaha menepis bayanga Herman dengan wanita tadi.

Azkia menatap Arta yang sedang sibuk dengan mainannya, kemudian Azkia mensejajari putrinya itu, ada bias sedih dimata Azkia saat dia menatap lurus pada wajah Arta.

"Apa Anjeli sedang berusaha mendekati Arta dan akan mengambilnya." batin Azkia.

"Arta, main sama tante Anjeli dulu ya, mama mau ke kamar ganti baju." ujar Azkia sambil mengusap kepala Arta. Kemudian mengecup puncak kepalanya.

"Ayo, tante kita masuk lagi." Arta menarik tangan Anjeli, supaya kembali ke kamarnya. Anjeli dengan senang hatimengikuti Arta.

Pikiran Azkia berkecamuk, dia harus bersikap bagaimana ke Anjeli, tetap membiarkannya dekat dengan Arta, atau menjauhkan Arta darinya.

"Ya Allah, kedua pilihan sama-sama sulit." batin Azkia.

Azkia duduk ditepi ranjang, sambil bertekuk lutut, dia menangkupkan kedua tapak tangannya kewajah, berusaha mengusir rasa galau yang mendera, keinginannya untuk beristirahat pupus, masih sanggupkan dia mempertahankan rumah tangga dengan lelaki bernama Herman, yang baru saja mulai membuka hati.

"Aku harus bagaimana ya Allah?, mundur atau terus?, hiks...hiks...hiks." Azkia menangis, sudah terlalu lama dia menanggung beban ini. Rasanya dia sudah tidak sanggup, tenaga, hati dan pikirannya sudah habis terkuras.

Azaki menghapus sisa airmatanya, dia bangkit masuk ke kamar mandi, kemudian menatap wajahnya dicermin, membasuh wajahnya, mengganti pakaiannya, kemudian keluar.

Sambil melangkah ke dapur, Azkia mengintip aktifitas Arta dan Anjeli, Anjeli sedang membacakan dongeng untuk Arta, dan Arta terlihat sangat senang dan antusias. Ada perih beribu jarum menusuk hatinya saat melihat Anjeli dan Arta bersama.

"Apa sudah waktunya dia akan kehilangan Arta. Jika Arta pergi maka Herman pun pasti akan meninggalkannya." batin Azkia.

Tiba-tiba Arta bangkit dan turun dari ranjang, keluar mengejar Azkia.

"Bunda!." Arta memanggil Azkia

"Iya sayang." ujar Azkia sambil berjongkok mensejajarinya. Kemudisn memegang bahu putrinya,biasanya kalsu begini, pasti ada keinginan Arta.

"Arta, mau jalan-jalan sama tante Anjeli, boleh gak?." tanya Arta seraya mengalihkan pandangannya pada Anjeli.

Deg... hati berdetak kencang mendengar pertanyaan Arta, sekilas Azkia memandang wajah Anjile, sepertinya dia tersenyum penuh kemenangan atau hanya perasaan Azkia saja.

"Cuman sebentar, Kia." ujar Anjeli, seperti mengerti tatapan mata Azkia.

"Bunda, telpon ayah dulu ya sayang." Arta memandang bundanya penuh harap, sebenarnya apa yang sudah dijanjikan anjeli, sehingga Arta begitu ingin sekali pergi dengannya.

Azkia mengambil ponsel di kamar, kemudian mencari nomor kontak Herman, dan menggeser gagang telpon berwarna hijau.

"Assalamualaikum." sapa Azkia, begitu sambungan telpon terhubung.

"Iya Kay, ada apa?." tanya Herman setelah menjawab salam Azkia.

"Anjeli mau mengajak Arta pergi jalan-jalan, boleh ya." Azkia menspeakerkan suara ponselnya agar Anjeli dan Arta mendengar jawabannya.

"Mana Arta?, ayah mau bicara." pinta Herman. Azkia menyerahkan ponsel ke arta.

"Hallo ayah, boleh ya Arta pergi jalan sama tante Anjeli." Arta bicara pada Herman dengan ciri khas manjanya.

"Sayang, kalau Arta mau jalan sama tante Anjeli, ajak bunda ya, ayah tidak mau kalau Arta cuman pergi berdua."

"Ta-tapi yah." wajah Arta sedikit cemberut dia menatap Anjeli.

"Atau tunggu ayah pulang." sela Herman sebelum Arta selesai melanjutkan omongannya.

"Yahhh.. gak jadi dech tante, gak diizinin sama ayah." kata Arta seraya masuk kembali ke kamarnya.

"Yah.. sudah gak apa-apa." ucap Anjeli, terlihat wajahnya sangat kesal.

"Baiklah, kalau begitu, tante pulang dulu ya cantik." Anjeli mencium kening Arta.

"Iya tante, besok main sini lagi ya." Arta melambaikan tangan sebelum Anjeli masuk ke mobil yang menjemputnya.

"Awas kau Herman!, masa tidak memberiku izin, padahal Arta inikan anakku." gumam Anjeli setelah duduk di mobil.

Perasaan Anjeli sangat kesal, dia merasa Herman mau menjauhkannya dari Arta, apa Herman sudah tidak mencintainya lagi.

"Aku harus mendapatkan Harman kembali, dengan demikian otomatis aku juga akan mendapatkan Arta." guman Anjeli sambil tersenyum licik.

****

Herman baru saja keluar dari ruang rapat, dia betul super sibuk hari ini, presentasi yang sampaikannya, memukau koleganya, hingga mereka semua mau melakukan kerjasama dengan perusahaannya. semua pekerjaan sudah selesai, dia merasa lega.

Ia membereskan beberapa berkas laporan yang belum sempat di ceknya. kemudian memasukkan ke dalam berangkas, mematikan laptop dan siap-siap pulang ke rumah.

Herman meraih kotak segi empat yang tergeletak manis di atas mejanya.

"Semoga Azkia senang dengan hadiah ini." Herman mengeluarkan sebuah kalung berlian.

Hari ini annyvarsery pernikahannya yang ke tujuh, dia ingin merayakannya malam ini dengan Azkia, hanya berdua. Herman tersenyum membayangkan betapa romantisnya dia malam ini.

Dia menutup kembali kotak merah itu dan memasukkannya ke dalam tas. kemudian mengambil kunci mobil dan bergegas menuju lift, dan menekan tombol lantai dasar, langsung ke parkiran.

Baru saja Herman masuk ke mobil, benda pipih di saku celana bergetar, diambil dan dilihatnya ada panggilan masuk dari Anjeli. Dia memasukkan kembali ponsel ke saku celananya, membiarkan Anjeli menelpon berkali-kali.

Herman mereject panggilan dari Anjeli, kemudian mencari nomor kontak Azkia dan menelponnya.

"Assalamualaikum, Kay."

"Waalakumsalam." Azkia menjawab salamnya.

"Kay, abang sudah di jalan menuju pulang, kamu siap-siap ya, abang mau jemput, kita dinner di luar." ujar Herman.

"Owh, iya bang." ujar Azkia, sambil menutup pembicaraannya dengan salam.

Drett... Notifikasi pesan Whatsapp dari Anjeli masuk.

[Bang, kita ketemuan malam ini ya]

[Maaf, aku sudah janji dengan Azkia untuk dinner di luar] balas Herman.

Herman meluncur pelan, jalanan padat merayap, dia berharap bisa segera sampai ke rumah.

****

Anjeli yang merasa Herman mengabaikannya, sakit hati dan kesal

"Aku tidak akan membiarkan kalian bahagia." Anjeli menggenggam kepala tangannya sangat kuat.

Anjeli mengambil ponselnya yang tadi di casnya di atas nakas, dan menelpon seseorang.

"Hallo, aku punya kerjaan baik untuk mu." ujar Anjeli, sambil menjelaskan detail pekerjaan orang yang ditelponnya.

"Baik bos, siap laksanakan!."

"Buat dia tak sadarkan diri." ujar Anjeli sambil menutup telponnya.

🌹🌹

Bersambung ya thor

Maaf ya thor lama up nya.

Jangan tekan likenya

Terima kasih🙏🙏

Terpopuler

Comments

srikandi

srikandi

0

2022-05-14

0

Evanafla

Evanafla

rasanya mau aku gagalin saja rencana Anjeli

2021-07-12

0

lihat semua
Episodes
1 Meratapi Takdir
2 Jas untuk Herman
3 Meminta Izin
4 Di Rumah Anjeli
5 Anjeli pindah ke Rumah Herman
6 Anjeli Operasi
7 Anjeli pendarahan Postpartum
8 Anjeli kembali ke Medan
9 Malaikat tanpa sayap
10 Hasrat yang Tertunda
11 Mengantar Arta
12 Pertemuan yang Tak Terduga
13 Azkia gagal fokus
14 Kunjungan Anjeli
15 Anjeli merasa Terabaikan
16 Herman Kecelakaan
17 Kekecewaan Azkia
18 Azkia Sangat Kecewa
19 Batal Pulang Ke Tembilahan
20 Penyesalan Herman
21 Dinner di Teras Kayu
22 Azkia dan Riyan
23 Azkia Memutuskan Pergi
24 Di Hotel Grand Zura
25 Anjeli Ke Rumah Sakit
26 Kecurigaan Wati
27 Tangisan Terakhir untuk Herman
28 Bahu Sandaran Azkia
29 Hari Pertama Azkia Masuk Kantor
30 Tangisan Untuk Riyan
31 Salah Paham
32 Kesedihan Azkia
33 Kejutan-Kejutan untuk Anjeli
34 Kejutan-kejutan untuk Anjeli 2
35 Kejutan-kejutan untuk Anjeli 3
36 Surat dar Dev
37 Ke rumah Keluarga Riyan
38 Pertemuan di Kantor Hadi Group
39 Rencana Anjeli
40 Herman Membawa Anjeli ke Rumah Sakit
41 Wati Bertemu Azkia
42 Ke RumahMendiang Hadi Group
43 Makan Malam Bersama
44 Kenyataan yang Pahit
45 Anjeli Pingsan
46 Anjeli Pingsan 2
47 Keresahan Azkia
48 Di Kantor Azkia
49 Makan Siang Bersama
50 Dev Meninggalkan Kantor Azkia
51 Penderitaan Anjeli
52 Penderitaan Anjeli2
53 Bayaran untuk Sebuah Kebohongan
54 Rahasia Anjeli Mulai Terkuak
55 Mengejar Cinta Azkia
56 Di Rumah Azkia
57 Anjeli Kecelakaan
58 Herman kembali ke Rumah
59 Di Rumah Sakit
60 Kembali Terluka
61 Pulang Ke Tembilahan
62 Tembilahan Kota
63 Tembilahan Kota 2
64 Mencari Azkia
65 Arta Ke Kantor Azkia
66 Di Ruang Kerja Azkia
67 Mengantar Arta ke Rumah Sakit
68 Di Rumah Sakit
69 Di Rumah Dokter Daniel
70 Rani dan Gunawa
71 Herman Sudah Tidak Perduli
72 Kehilang Ayah Tercinta
73 Azkia Menyesali Diri
74 Amukan Si Kembar
75 Kebaikan Azkia
76 Dev Kehilangan Harapan
77 Kejutan Azkia
78 Kepergian Rani
79 Gunawan Mengantar Rani Pulang
80 Permintaan Terakhir Rani
81 Pemakamam Rani
82 Dev berangkat ke Batam
83 Pertemuan Dev dan Azkia
84 Kedatangan Daffin Abhizar
85 Kedatangan Harisman dan Anggita
86 Menjadi Ayah yang Sesungguhnya
87 Bertemu Messi
88 Anjeli ke Pekanbaru
89 Anjeli ke Kantor Herman
90 Anjeli Kesal
91 Anjeli Kesal 2
92 Anjeli Kesal 3
93 Azkia, Carla dan Kanaya
94 Makan Malam Bersama Daffin
95 Bersama Daffin
96 Herman Kehilangan Lagi
97 Anjeli dan Daniel
98 Rapuhnya Hati Herman
99 Arta yang Memilih
100 Menemukan Jejak Keberadaan Azkia
101 Harisman di Rumah Sakit
102 Di Rumah sakit
103 Murkanya Anggita
104 Aku Terlambat
105 Yokohama Sakafune
106 Di Dalam Pesawat
107 Waktu yang Terlalu Singkat
108 Kekacaun di Kontor Azkia
109 Naya yang Sesungguhnya
110 Pernikahan Kedua
111 Azril dan Auril
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Meratapi Takdir
2
Jas untuk Herman
3
Meminta Izin
4
Di Rumah Anjeli
5
Anjeli pindah ke Rumah Herman
6
Anjeli Operasi
7
Anjeli pendarahan Postpartum
8
Anjeli kembali ke Medan
9
Malaikat tanpa sayap
10
Hasrat yang Tertunda
11
Mengantar Arta
12
Pertemuan yang Tak Terduga
13
Azkia gagal fokus
14
Kunjungan Anjeli
15
Anjeli merasa Terabaikan
16
Herman Kecelakaan
17
Kekecewaan Azkia
18
Azkia Sangat Kecewa
19
Batal Pulang Ke Tembilahan
20
Penyesalan Herman
21
Dinner di Teras Kayu
22
Azkia dan Riyan
23
Azkia Memutuskan Pergi
24
Di Hotel Grand Zura
25
Anjeli Ke Rumah Sakit
26
Kecurigaan Wati
27
Tangisan Terakhir untuk Herman
28
Bahu Sandaran Azkia
29
Hari Pertama Azkia Masuk Kantor
30
Tangisan Untuk Riyan
31
Salah Paham
32
Kesedihan Azkia
33
Kejutan-Kejutan untuk Anjeli
34
Kejutan-kejutan untuk Anjeli 2
35
Kejutan-kejutan untuk Anjeli 3
36
Surat dar Dev
37
Ke rumah Keluarga Riyan
38
Pertemuan di Kantor Hadi Group
39
Rencana Anjeli
40
Herman Membawa Anjeli ke Rumah Sakit
41
Wati Bertemu Azkia
42
Ke RumahMendiang Hadi Group
43
Makan Malam Bersama
44
Kenyataan yang Pahit
45
Anjeli Pingsan
46
Anjeli Pingsan 2
47
Keresahan Azkia
48
Di Kantor Azkia
49
Makan Siang Bersama
50
Dev Meninggalkan Kantor Azkia
51
Penderitaan Anjeli
52
Penderitaan Anjeli2
53
Bayaran untuk Sebuah Kebohongan
54
Rahasia Anjeli Mulai Terkuak
55
Mengejar Cinta Azkia
56
Di Rumah Azkia
57
Anjeli Kecelakaan
58
Herman kembali ke Rumah
59
Di Rumah Sakit
60
Kembali Terluka
61
Pulang Ke Tembilahan
62
Tembilahan Kota
63
Tembilahan Kota 2
64
Mencari Azkia
65
Arta Ke Kantor Azkia
66
Di Ruang Kerja Azkia
67
Mengantar Arta ke Rumah Sakit
68
Di Rumah Sakit
69
Di Rumah Dokter Daniel
70
Rani dan Gunawa
71
Herman Sudah Tidak Perduli
72
Kehilang Ayah Tercinta
73
Azkia Menyesali Diri
74
Amukan Si Kembar
75
Kebaikan Azkia
76
Dev Kehilangan Harapan
77
Kejutan Azkia
78
Kepergian Rani
79
Gunawan Mengantar Rani Pulang
80
Permintaan Terakhir Rani
81
Pemakamam Rani
82
Dev berangkat ke Batam
83
Pertemuan Dev dan Azkia
84
Kedatangan Daffin Abhizar
85
Kedatangan Harisman dan Anggita
86
Menjadi Ayah yang Sesungguhnya
87
Bertemu Messi
88
Anjeli ke Pekanbaru
89
Anjeli ke Kantor Herman
90
Anjeli Kesal
91
Anjeli Kesal 2
92
Anjeli Kesal 3
93
Azkia, Carla dan Kanaya
94
Makan Malam Bersama Daffin
95
Bersama Daffin
96
Herman Kehilangan Lagi
97
Anjeli dan Daniel
98
Rapuhnya Hati Herman
99
Arta yang Memilih
100
Menemukan Jejak Keberadaan Azkia
101
Harisman di Rumah Sakit
102
Di Rumah sakit
103
Murkanya Anggita
104
Aku Terlambat
105
Yokohama Sakafune
106
Di Dalam Pesawat
107
Waktu yang Terlalu Singkat
108
Kekacaun di Kontor Azkia
109
Naya yang Sesungguhnya
110
Pernikahan Kedua
111
Azril dan Auril

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!