Jas untuk Herman

Arta baru saja selesai melaksanakan shalat magrib, semerbak senja masih tercium, karena malam baru mulai beranjak. Dia berpakaian rapi, karena sudah janji dengan ayahnya akan dinner di luar.

"Arta!." terdengar suara ayah memanggilnya.

"Iya yah." Arta ke luar kamar.

"Apa kamu sudah siap?." tanya Herman begitu melihat putrinya sudah rapi.

"Udah yah."

"Yuk, kita berangkat sekarang."

"Kita tidak menunggu bunda dulu yah."

"Bunda tidak pulang sayang, nginap di rumah sakit, karena kakek dirawat di sana." ujar Herman sambil menggandeng tangan putrinya. Tadi sebelum magrib, Azkia mendapat telpon dari adiknya yang mengabarkan kalau sakit ayah kambuh lagi, Azkia pergi terburu-buru, hingga lupa berpamitan dengan Rara.

Pernikahan Herman dan Azkia, terjadi 7 tahun yang lalu karena perjodohan, pak Harisman, papa Herman menginginkan hubungan dengan sahabat lama tidak terputus, maka dia meminta Herman menikahi putri sahabatnya itu.

Herman memenuhi permintaan papanya, karena papanya mengancam akan mencoret namanya dari daftar warisan, jika dia menolak dijodohkan, dia menikahi Azkia walaupun dia tidak mencintainya. Bahkan Azkia tahu, kalau Herman sangat mencintai sahabatnya Anjeli. Hanya saja papa Harisman tidak pernah merestui hubungan Herman dengan Anjeli, padahal mereka pacaran sudah tiga tahun.

"Kenapa kau lakukan ini padaku Azkia." ujar Anjeli tidak terima, kalau Azkia menikah dengan Herman.

"Maafkan aku Anjeli, ini di luar kuasaku."

"Kau jahat Azkia, kau tahu kalau Herman itu pacarku." Anjeli sangat marah.

"Aku tahu Anjeli, ini permintaan ayah, aku tak bisa menolaknya."

"Kau bohong Azkia, kau mau dengan Herman, hanya karena dia kayakan?." ujar Anjeli semakin emosi.

"Itu tidak benar Anjeli." Azkia sedih dengan tuduhan sahabatnya. tapi dia lebih sedih lagi jika harus menolak permintaan ayahnya.

"Terserah kau mau ngomong apa."

"Aku tidak akan pernah melepaskan Herman, aku tidak akan biarkan ksu bahagia" ujar Anjeli meninggalkannya sambil menangis.

"Anjeli!..Anjeli." Anjeli terus berlari tanpa menghiraukan panggilan Azkia, Azkia merasa bersalah, karena telah membuat sahabatnya bersedih.

Setelah peristiwa itu, Azkia tidak pernah bertemu lagi dengan Anjeli.

"Aku sudah memenuhi permintaan papaku dan ayahmu." ujar Herman waktu itu, di malam pengantin mereka.

"Aku minta maaf padamu, aku tidak bisa memenuhi kewajibanku sebagai suami, karena aku tak mencintaimu." ujar Herman.

"Aku akan sabar menunggumu, sampai kau bisa mencintaiku, bang!." Azkia memberanikan diri menatap mata lelaki yang kini sudah sah menjadi suaminya.

"Sekarang tidur dan istirahatlah, kau pasti capek." lanjut Herman, dia keluar meninggalkan Azkia sendirian.

Kamar pengantin yang seharusnya hangat oleh deru napas cinta sang pengantin , malah terasa sangat dingin dan sepi.

Azkia duduk di tepi ranjang, dan bertekuk lutut, dia memandang sprai pengantinnya yang masih terbentang. Dua bulir kristal mengalir di pipinya. Lelaki yang sudah sah menjadi suaminya, malah memilih meninggalkannya dan tidur di kamar tamu. dan hari-hari berikutnya Herman tidak pernah tidur sekamar dengan Azkia.

Dua bulan setelah pernikahannya, Herman meminta izin kepada Azkia untuk menikahi pacarnya, Anjeli yang merupakan sahabatnya.

"Izinkan aku menikah dengan Anjeli." pinta Herman, Azkia hanya diam sambil memandangi wajah Herman. rasa sakit tiba-tiba menjalar di hati Azkia.

"Anjeli mengandung anakku."

"Apa?, Anjeli hamil." Azkia terkejut mendengar perkataan Herman. matanya berkaca-kaca.

"Maafkan aku Azkia, aku mencintai Anjeli, kami melakukannya karena saling cinta." Herman berjongkok memohon.

Atas dasar cinta Herman mengkhianati ikatan suci pernikahannya, aku istri sahnya saja, tidak pernah disentuhnya, tapi dia melakukan itu dengan Anjeli.

Remuk rasanya hati Azkia, tapi dia bisa apa, mau marah pada siapa? pada takdirnya? Azkia menangkupkan kedua tangan kewajahnya, kemudian menarik napas panjang. Dia mengumpulkan sisa kekuatannya, dia tidak boleh rapuh dan lemah di mata Herman.

"Bangunlah, bang! menikahlah dengan Anjeli."

"Kau mengikhlaskannya?" Azkia hanya mengangguk, percuma juga kalau dia bilang tidak ikhlas, suaminya juga tak akan pernah perduli dengan perasaannya.

"Terima kasih ya. Azkia!." spontan Herman memeluknya, tiga bulan pernikahannya, ini kali pertama dipeluk suaminya. Azkiapun membalas pelukannya dengen mengelus punggung Herman.

"Pernikahan ini, hanya kau, aku dan Anjeli yang tahu, yang lain tak boleh tahu, berjanjilah padaku kau akan merahasiakan pernikahan ini." ujar Herman memegang bahu Azkia. Sekali lagi Azkia hanya mengangguk.

"Terima kasih, Azkia." untuk kedua kalinya Herman mengucapkan terima kasih, dia mengecup kening Azkia sebelum meninggalkannya.

Sepeninggalan Herman, Azkia duduk terhenyak di ruang tengah, banyak kata yang ingin dilontarkannya, tapi pada siapa dia harus membahasakannya? Air mata inilah jawabannya. Azkia hanya bisa menangis dan menangis, ada luka dalam yang terasa sangat perih.

****

Senja sudah meninggalkan peraduannya, berganti dengan malam, sisa-sisa hujan tadi sore masih menyisakan hawa sejuk, sesekali berasa di kulit.

Malam ini, untuk pertama kalinya Herman membawa Azkia dinner di luar rumah, setelah dinner Herman membawanya ke butik.

"Selamat malam pak Herman, ada yang bisa kami bantu." sapa buk Dewi pemilik butik, yang memang sudah menjadi langganan keluarganya.

"Tolong carikan baju model terbaru untuk istri saya." kata Herman sambil mendekap bahu Azkia.

"Istri?.. apakah Herman sudah menganggapku istrinya?." Azkia merasa sangat senang dengan perlakuan Herman. Semoga ini pertanda baik.

"Pilihlah baju yang paling kau suka." ujar Herman berbisik di telinga Azkia.

Azkia beranjak dan berkeliling butik dengan ditemani dua orang pelayan, mencari dress yang cocok di tubuhnya.

Azkia sudah mencoba beberapa baju, tapi tidak ada yang cocok menurut Herman, dia harus bolak balik ke kamar ganti.

"Apa aku boleh memilih gamis ini." ujar Azkia meminta pendapat suaminya. Dia jatuh hati dengan gamis pertama yang dipilihnya.

"Tapi itu kepanjangan." ujar Herman kurang setuju.

"Nanti bisa di potong bawahnya." ujar Azkia.

"Yah... terserah kamulah, kamu boleh ambil yang kamu suka." ujar Herman dengan wajah datarnya.

"Sekarang kamu pilihkan jas, untuk aku menikah besok." bisik Herman di telinga Azkia. lagi-lagi Azkia hanya mengangguk.

Embun mengembang di netranya, dia berusaha agar air matanya tak merembes dan membanjir, hatinya begitu terluka, kenapa dia yang harus memilih jas untuk pernikahan suaminya dengan wanita lain?, kenapa takdir ini begitu tidak adil padaku?.

"Kakak, mau mencari apa?." tanya pelayan ketika melihat Azkia hanya berdiri didepan sederetan jas lelaki.

"Bantu saya mencari jas untuk suami saya." ujar Azkia, mengakhiri lamunannya.

"Yang ini bagus kakak, warna navy, cocok buat abangnya yang tinggi dan putih."

"Iya, bagus sekali."

"Beri saya tiga warna dengan ukuran yang sama." ujar Azkia, dia ingin Herman mencobanya dulu.

Pelayan itu membawa, warna navy, dongker dan maron.

"Ini semua yang terbaru mbak." ujar pelayan menyerahkan ke Azkia.

"Terima kasih ya." ucap Azkia sambil membawa jas-jas itu kepada Herman.

"Ini bang, di coba dulu, mana yang paling abang suka."

"Abang, coba dulu ya." kata Herman sambil membawa jas-jas itu ke ruang ganti.

"Yang ini, bagaimana?." Herman keluar dengan jas navy, dia sangat ganteng dengan jas itu.

"Bagus! cocok." ujar Azkia sambil mengangkat jempolnya. kemudian Hernan keluar lagi dengan warna dongker. dia terlihat sangat gagah dengan jas warna ini.

"Yang ini." ujar Herman keluar dengan jas warna maron. Azkia tak berkedip memandang suaminya, Herman sangat gagah dan berwibawa dengan warna ini. hingga Azkia tak bisa berkata apa-apa, kecuali mengaguminya.

"Ayuk... pilihanmu yang mana?." tanya Herman ketika melihat Azki bengong.

"Maron lebih mantap." ujar Azkia jujur. Ah... apa yang telah aku lakukan, membiarkan suamiku terlihat gagah dan sempurna di mata wanita lain. Dan jelas-jelas wanita itu akan menjadi maduku nantinya, batin Azkia.

Azkia mencoba menepis semua bayangan tentang Anjeli, dia berusaha bersikap biasa saja di depan Herman. Walaupun sebenarnya dia sangat sakit. jadi ini maksud Herman mengajaknya ke butik, hanya menambah goresan-goresan luka di hatinya.

****

Jangan lupa tekan likenya ya

Terima kasih

Terpopuler

Comments

Kasmawati S. Smaroni

Kasmawati S. Smaroni

sebagian kecil orang tak berhasil menjodohkan anaknya,krn keegoisan mereka.

2022-05-24

0

Nelly Noor

Nelly Noor

kau senderi yg menjerumuskn dirimu adkia, sayang sama orangtua tvv tak seharusnya mengorbangkn perasaanmu dan harga dirimi yg terluka

2021-11-09

3

Hermiyati Mya

Hermiyati Mya

sabar azkia

2021-10-10

0

lihat semua
Episodes
1 Meratapi Takdir
2 Jas untuk Herman
3 Meminta Izin
4 Di Rumah Anjeli
5 Anjeli pindah ke Rumah Herman
6 Anjeli Operasi
7 Anjeli pendarahan Postpartum
8 Anjeli kembali ke Medan
9 Malaikat tanpa sayap
10 Hasrat yang Tertunda
11 Mengantar Arta
12 Pertemuan yang Tak Terduga
13 Azkia gagal fokus
14 Kunjungan Anjeli
15 Anjeli merasa Terabaikan
16 Herman Kecelakaan
17 Kekecewaan Azkia
18 Azkia Sangat Kecewa
19 Batal Pulang Ke Tembilahan
20 Penyesalan Herman
21 Dinner di Teras Kayu
22 Azkia dan Riyan
23 Azkia Memutuskan Pergi
24 Di Hotel Grand Zura
25 Anjeli Ke Rumah Sakit
26 Kecurigaan Wati
27 Tangisan Terakhir untuk Herman
28 Bahu Sandaran Azkia
29 Hari Pertama Azkia Masuk Kantor
30 Tangisan Untuk Riyan
31 Salah Paham
32 Kesedihan Azkia
33 Kejutan-Kejutan untuk Anjeli
34 Kejutan-kejutan untuk Anjeli 2
35 Kejutan-kejutan untuk Anjeli 3
36 Surat dar Dev
37 Ke rumah Keluarga Riyan
38 Pertemuan di Kantor Hadi Group
39 Rencana Anjeli
40 Herman Membawa Anjeli ke Rumah Sakit
41 Wati Bertemu Azkia
42 Ke RumahMendiang Hadi Group
43 Makan Malam Bersama
44 Kenyataan yang Pahit
45 Anjeli Pingsan
46 Anjeli Pingsan 2
47 Keresahan Azkia
48 Di Kantor Azkia
49 Makan Siang Bersama
50 Dev Meninggalkan Kantor Azkia
51 Penderitaan Anjeli
52 Penderitaan Anjeli2
53 Bayaran untuk Sebuah Kebohongan
54 Rahasia Anjeli Mulai Terkuak
55 Mengejar Cinta Azkia
56 Di Rumah Azkia
57 Anjeli Kecelakaan
58 Herman kembali ke Rumah
59 Di Rumah Sakit
60 Kembali Terluka
61 Pulang Ke Tembilahan
62 Tembilahan Kota
63 Tembilahan Kota 2
64 Mencari Azkia
65 Arta Ke Kantor Azkia
66 Di Ruang Kerja Azkia
67 Mengantar Arta ke Rumah Sakit
68 Di Rumah Sakit
69 Di Rumah Dokter Daniel
70 Rani dan Gunawa
71 Herman Sudah Tidak Perduli
72 Kehilang Ayah Tercinta
73 Azkia Menyesali Diri
74 Amukan Si Kembar
75 Kebaikan Azkia
76 Dev Kehilangan Harapan
77 Kejutan Azkia
78 Kepergian Rani
79 Gunawan Mengantar Rani Pulang
80 Permintaan Terakhir Rani
81 Pemakamam Rani
82 Dev berangkat ke Batam
83 Pertemuan Dev dan Azkia
84 Kedatangan Daffin Abhizar
85 Kedatangan Harisman dan Anggita
86 Menjadi Ayah yang Sesungguhnya
87 Bertemu Messi
88 Anjeli ke Pekanbaru
89 Anjeli ke Kantor Herman
90 Anjeli Kesal
91 Anjeli Kesal 2
92 Anjeli Kesal 3
93 Azkia, Carla dan Kanaya
94 Makan Malam Bersama Daffin
95 Bersama Daffin
96 Herman Kehilangan Lagi
97 Anjeli dan Daniel
98 Rapuhnya Hati Herman
99 Arta yang Memilih
100 Menemukan Jejak Keberadaan Azkia
101 Harisman di Rumah Sakit
102 Di Rumah sakit
103 Murkanya Anggita
104 Aku Terlambat
105 Yokohama Sakafune
106 Di Dalam Pesawat
107 Waktu yang Terlalu Singkat
108 Kekacaun di Kontor Azkia
109 Naya yang Sesungguhnya
110 Pernikahan Kedua
111 Azril dan Auril
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Meratapi Takdir
2
Jas untuk Herman
3
Meminta Izin
4
Di Rumah Anjeli
5
Anjeli pindah ke Rumah Herman
6
Anjeli Operasi
7
Anjeli pendarahan Postpartum
8
Anjeli kembali ke Medan
9
Malaikat tanpa sayap
10
Hasrat yang Tertunda
11
Mengantar Arta
12
Pertemuan yang Tak Terduga
13
Azkia gagal fokus
14
Kunjungan Anjeli
15
Anjeli merasa Terabaikan
16
Herman Kecelakaan
17
Kekecewaan Azkia
18
Azkia Sangat Kecewa
19
Batal Pulang Ke Tembilahan
20
Penyesalan Herman
21
Dinner di Teras Kayu
22
Azkia dan Riyan
23
Azkia Memutuskan Pergi
24
Di Hotel Grand Zura
25
Anjeli Ke Rumah Sakit
26
Kecurigaan Wati
27
Tangisan Terakhir untuk Herman
28
Bahu Sandaran Azkia
29
Hari Pertama Azkia Masuk Kantor
30
Tangisan Untuk Riyan
31
Salah Paham
32
Kesedihan Azkia
33
Kejutan-Kejutan untuk Anjeli
34
Kejutan-kejutan untuk Anjeli 2
35
Kejutan-kejutan untuk Anjeli 3
36
Surat dar Dev
37
Ke rumah Keluarga Riyan
38
Pertemuan di Kantor Hadi Group
39
Rencana Anjeli
40
Herman Membawa Anjeli ke Rumah Sakit
41
Wati Bertemu Azkia
42
Ke RumahMendiang Hadi Group
43
Makan Malam Bersama
44
Kenyataan yang Pahit
45
Anjeli Pingsan
46
Anjeli Pingsan 2
47
Keresahan Azkia
48
Di Kantor Azkia
49
Makan Siang Bersama
50
Dev Meninggalkan Kantor Azkia
51
Penderitaan Anjeli
52
Penderitaan Anjeli2
53
Bayaran untuk Sebuah Kebohongan
54
Rahasia Anjeli Mulai Terkuak
55
Mengejar Cinta Azkia
56
Di Rumah Azkia
57
Anjeli Kecelakaan
58
Herman kembali ke Rumah
59
Di Rumah Sakit
60
Kembali Terluka
61
Pulang Ke Tembilahan
62
Tembilahan Kota
63
Tembilahan Kota 2
64
Mencari Azkia
65
Arta Ke Kantor Azkia
66
Di Ruang Kerja Azkia
67
Mengantar Arta ke Rumah Sakit
68
Di Rumah Sakit
69
Di Rumah Dokter Daniel
70
Rani dan Gunawa
71
Herman Sudah Tidak Perduli
72
Kehilang Ayah Tercinta
73
Azkia Menyesali Diri
74
Amukan Si Kembar
75
Kebaikan Azkia
76
Dev Kehilangan Harapan
77
Kejutan Azkia
78
Kepergian Rani
79
Gunawan Mengantar Rani Pulang
80
Permintaan Terakhir Rani
81
Pemakamam Rani
82
Dev berangkat ke Batam
83
Pertemuan Dev dan Azkia
84
Kedatangan Daffin Abhizar
85
Kedatangan Harisman dan Anggita
86
Menjadi Ayah yang Sesungguhnya
87
Bertemu Messi
88
Anjeli ke Pekanbaru
89
Anjeli ke Kantor Herman
90
Anjeli Kesal
91
Anjeli Kesal 2
92
Anjeli Kesal 3
93
Azkia, Carla dan Kanaya
94
Makan Malam Bersama Daffin
95
Bersama Daffin
96
Herman Kehilangan Lagi
97
Anjeli dan Daniel
98
Rapuhnya Hati Herman
99
Arta yang Memilih
100
Menemukan Jejak Keberadaan Azkia
101
Harisman di Rumah Sakit
102
Di Rumah sakit
103
Murkanya Anggita
104
Aku Terlambat
105
Yokohama Sakafune
106
Di Dalam Pesawat
107
Waktu yang Terlalu Singkat
108
Kekacaun di Kontor Azkia
109
Naya yang Sesungguhnya
110
Pernikahan Kedua
111
Azril dan Auril

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!