Suasana hening menyeruak, tidak ada satu pun dari mereka berani memulai pembicaraan sebelum kepala keluarga lebih dulu mengadukan pertanyaan. Tampak pria paruh baya berwajah cukup tua, namun kegagahan pria itu tidak sirna meski usia senja telah mendekat--karena statusnya begitu dipandang tinggi-- menjadikannya tampak terlihat memiliki karismatik sendiri. Pandangan pria paruh baya itu merendah, menatap seorang gadis yang kini tengah berlutut di hadapannya. Walaupun sebenarnya gadis itu bisa menjelaskan alasan dia melakukan semua itu sekarang, tapi tampaknya gadis itu justru memilih diam, menunggu Ayahnya mengeluarkan suara.
Yang Yue memperlihatkan raut wajah cukup kecewa bercampur kekhawatiran, membuat semua yang menatapnya paham, pria itu hanya mengkhawatirkan keselamatan anak gadisnya. Terlebih lagi setelah dia tahu--besok--kebebasan anaknya itu akan terbatas. Tidak hanya terkekang tapi juga akan melewati neraka hidup dan mati.
"Qian Yue, apa kau tidak tahu kepergianmu tanpa sepengetahuan semua membuat kami khawatir?" Yang Yue mulai membuka suara, meskipun ucapannya terkesan marah tapi nada suaranya begitu tersirat kekhawatiran yang mendalam. Bagaimana mungkin seorang gadis bisa keluar dari kediaman Jenderal Besar Yue tanpa sepengetahuan penjaga sedikit pun? Bukankah ini memperlihatkan bahwa keamanan di kediaman ini kurang ketat.
Qian Yue masih menunduk dalam diam, menunggu ucapan apa lagi yang akan Ayahnya itu keluarkan.
"Jika saja Adikmu Yue Sua tidak memberitahukan Ayah kau tidak ada di kediaman? Siapa yang tahu dirimu meninggalkan kediaman tanpa izin dari Ayah atau bahkan saudaramu." Lanjut Yang Yue sambil membuang pandangannya.
Mendengar nama Yue Sua, mendadak ekspresi tenang Qian Yue berubah gelap. Kini gadis itu mengerti, kepergiannya dapat diketahui semua orang karena aduan dari Yue Sua. Tidak salah Qian Yue berpikir dari awal kalau semua karena Yue Su.
Padahal Qian Yue yakin kepergiannya tidak seorang pun melihat, kecuali, satu orang yang tidak sengaja Qian Yue temui... berarti orang tersebut mengadu pada Yue Sua. Padahal Qian Yue sudah memperingatinya untuk tidak mengadu pada siapapun.
Qian Yue menengadah, menatap wajah Yang Yue yang tampak mulai berkerut di makan usia, tidak hanya itu Qian Yue bisa melihat tatapan kekecewaan di sana membuat perasaan Qian Yue terasa sangat bersalah.
"Ayah, Qian Yue minta maaf telah membuat Ayah malu sekali lagi," ucap Qian Yue rendah sambil kembali menunduk. Walaupun apa yang lakukan Qian Yue bertujuan baik untuk keluarganya, tapi di sisi lain Qian Yue juga salah dan Qian Yue akui itu.
"Qian Yue, katakan ke mana kau pergi?" tanya Yang Yue sambil menatap Putrinya itu cukup serius, "Aku tidak ingin mendengar ada kebohongan." Lanjut Yang Yue lagi sedikit menekan--memastikan Qian Yue tidak akan membuat alasan palsu atas kepergiannya.
Qian Yue masih tampak diam, memikirkan kalimat demi kalimat yang akan dia rangkum dengan singkat, namun bisa dipahami dengan mudah agar Yang Yue dapat mengerti. Tapi, tentunya akan terselip kebohongan di sana.
Perlahan pandangan Qian Yue kembali terangkat, mata hijau miliknya menatap manik mata hitam milik Ayahnya, "Aku menemui Pangeran Pertama," jawab Qian Yue penuh ketenangan.
Terbelalak semua mendengar jawaban Qian Yue, tidak satu pun mata tidak menatap dirinya, seakan baru saja mendengar kabar menggeparkan. Tentu saja mereka tidak menyangka Qian Yue pergi sebab menemui Pangeran Pertama, Shu Chunyin.
Ze Yue paling tidak bisa menutupi rasa terkejutnya, dia sangat tahu Pangeran Pertama sangatlah tertutup dan jarang berkomunikasi dengan sembarang orang. Lalu ada hubungan apa Qian Yue dengan Pangeran Pertama sampai mereka melakukan pertemuan cukup rahasia.
Tidak hanya Ze Yue yang menunjukkan reaksi begitu terkejut, Yang Yue dan Fang Yue pun sama.
"Pangeran Pertama? Qian Yue katakan, alasan apa kau menemui Pangeran Pertama?!" Ze Yue lebih awal angkat suara, tidak bisa lagi menahan dirinya kali ini, biar pun Yang Yue sedikit terkejut akan respons Ze Yue yang begitu berlebihan, tapi Yang Yue juga memiliki pertanyaan tidak jauh berbeda.
Mereka hanya khawatir Qian Yue berurusan dengan Pangeran Pertama.
"Tidak ada hal spesial, Pangeran Pertama hanya mengucapkan beberapa kata saja padaku." Qian Yue menundukkan kepalanya, menhindari tatapan tajam Ze Yue terhadapnya, "Dia hanya mengucapkan selamat atas keberhasilan Ayah dan sebuah peringatan." Lanjut Qian Yue lagi dengan suaranya sedikit menurun.
Alis Ze Yue bertaut cukup keras, pandangannya kini pada Adiknya itu semakin tajam, seolah sedang mencari sesuatu di sana, "Peringatan apa yang Pangeran Pertama katakan?" tanya Ze Yue cukup datar dan terkesan sedang menekan agar Qian Yue tidak berbohong.
Suasana menjadi sedikit rumit, tegang, terkejut, bercampur baur. Mereka hanya tidak menyangka Qian Yue memiliki hubungan dengan Pangeran Pertama, padahal setahu mereka Qian Yue tidak pernah berurusan dengan pria itu. Tapi kenapa tiba-tiba Qian Yue menemui pria itu secara diam-diam?
Siapa yang tahu? Rumor telah beredar Qian Yue sangat suka tampil cukup mencolok di hadapan Pangeran--Ingin diperhatikan. Sedikit tidak salah bukan jika Qian Yue mengenal beberapa Pangeran dan bahkan memiliki sedikit hubungan.
Namun ... bagi Fhu Sua yang cukup mengenal--Shu Chunyin-- keponakannya, dirinya sangat tidak menyangka kalau pria dingin dan tertutup itu ternyata bisa berhubungan dengan wanita, apalagi dengan wanita seperti Qian Yue. Sejauh yang Fhu Sua ketahui, Shu Chunyin paling anti berurusan dengan wanita.
Tapi, pernyataan Qian Yue tadi membuka lebar pikiran Fhu Sua, bahwa tidak mungkin pria tidak hidup tanpa mengenal wanita. Dalam artian, seberapa besar Shu Chunyin menjauhkan diri dari wanita, tetap saja dia akan berurusan dengan yang namanya wanita.
'Nona Pertama Yue cukup menarik, bisa membuat Chun'er tertarik padanya adalah hal langkah, tapi ... mengetahui sifat Chun'er, aku khawatir Nona pertama Yue hanya dimanfaatkan,' gumam Fhu Sua dalam hatinya sambil menggelengkan kepala pelan, berharap apa yang dia pikirkan tidak menjadi kenyataan.
Di sisi lain, Yue Sua yang awalnya senang dalam hati melihat Qian Yue berlutut di depannya, tapi semakin jauh pembicaraan raut wajahnya semakin berubah. Apalagi ketika dia mendengar Qian Yue bertemu dengan Pangeran Pertama, bukan Yue Sua merasa cemburu, hanya saja jika Qian Yue dan Pangeran Pertama memiliki hubungan khusus--sebagai rekan--maka ke depannya Yue Sua dan Ibunya akan sulit menyingkirkan Qian Yue. Tentu saja hal itu tidak boleh terjadi.
"Pangeran Pertama hanya memperingati bahwa kemenangan Ayah belum sampai di sini, Kekaisaran Liu tidak akan menyerah begitu saja. Jadi jangan pernah lengah untuk waspada," jawab Qian Yue sambil sedikit tersenyum tipis, pancaran mata yang Qian Yue sinarkan juga menunjukkan tidak ada kebohongan di sana. Cukup membuat siapa yang melihatnya akan percaya.
Tapi siapa bisa percaya dengan ucapan Qian Yue? Sebegitu perhatiannya kah Pangeran Pertama terhadap kediaman Jenderal Besar sampai memperingati Qian Yue secara pribadi. Alasan ini mungkin terdengar masih kurang masuk akal, tapi ... bukan berarti apa yang diucapkan Qian Yue juga tidak ada benarnya.
Sangat wajar jika Adipati seperti Shu Chunyin memperingati Jenderal Besar, Yang Yue.
Ze Yue tidak menanyakan lebih lagi, sebab dia tahu, Qian Yue sedang berusaha menutupi sesuatu, kemungkinan Qian Yue tidak ingin perbincangannya itu diketahui oleh banyak orang, apalagi di ruangan ini ada Fhu Sua dari keluarga kerajaan, termasuk bibi dari Shu Chunyin. Tidak enak bukan jika Qian Yue mengucapkan semuanya di hadapan mereka?
Qian Yue hanya menghindari konflik yang akan terjadi jika Fhu Sua tahu dan berprasangka tidak baik padanya.
Paham kalau alasan Qian Yue tadi hanyalah sebuah kiasan yang cukup masuk akal, Yang Yue tidak melanjutkannya lagi, dia juga sadar, Qian Yue memberikan tatapan peringatan padanya--bahwa ada pihak lain yang tidak sebaiknya ikut mendengar.
"Jika memang seperti itu, aku akan mendengarkan apa yang dikatakan Pangeran Pertama. Hanya saja ... kenapa Pangeran Pertama tidak memanggilku ke kediamannya? Kenapa harus Qian Yue?" tanya Yang Yue sambil memberikan tatapan penuh rasa penasaran.
Sebenarnya pertanyaan Yang Yue hanya mengecoh jalan pikir Fhu Sua dan lainnya. Demi tidak ada yang mempertanyakan lebih lanjut alasan Qian Yue tadi. Yang Yue yakin, Qian Yue pasti memiliki hal yang ingin dia bicarakan padanya dan kakaknya secara tertutup. Sekarang sisa Qian Yue yang menyelesaikannya.
Paham kalau Yang Yue membantunya, Qian Yue tersenyum penuh arti dalam hatinya. Ternyata jabatan Jenderal Besar yang Ayahnya miliki bukan hanya sekadar nama saja, namun memang karena Ayahnya memiliki kemampuan untuk memiliki jabatan itu.
"Ayah baru saja pulang dari peperangan, dan sibuk menghadap Kaisar untuk memberikan laporan. Apa ada waktu bagi Ayah untuk mendengarkan ucapan selamat dan peringatan dari Pangeran Pertama?" Qian Yue meyakinkan bahwa sejak kepulangan Ayahnya dari peperangan selalu sibuk menghadap pada Kaisar, tentu tidak ada waktu hanya untuk mendengarkan ucapan selamat dan peringatan, Kaisar sendiri pun bisa mengucapkan peringatan maupun selamat pada Yang Yue, "Sedangkan Kakak Ze Yue juga sibuk, dan ditambah Kakak Fang Yue sibuk melatih kekuatan prajurit. Lalu siapa yang bisa memenuhi undangan dari Pangeran Pertama?" Singkatnya, Tuan Muda Lou Yue tentu tidak mungkin, karena usianya masih sangat belia. Yue Sua? Jika dia yang pergi mungkin akan membuat Pangeran Pertama merasa direndahkan karena status Yue Sua hanyalah anak dari selir Yang Yue bukan anak dari istri sah. Jika bukan Qian Yue yang mewakilinya, siapa lagi? Tidak mungkin bukan Fhu Sua dan Yin Hua yang pergi? Apa kata orang jika mengetahui kediaman Jenderal Besar Yue mengirim para menantu mereka menghadiri undangan dari Pangeran Pertama.
Singkatnya, hanya Qian Yue yang bisa memenuhi undangan itu. Demi menjaga nama baik keluarganya di hadapan Pangeran Pertama, mau tidak mau Qian Yue yang harus datang.
Semua orang setuju akan penjelasan Qian Yue, meskipun ada pihak lain yang merasa tersinggung--Yue Sua--akan ucapannya barusan. Tapi apa Yue Sua bisa lakukan? Dia tidak bisa menyangkal bahwa ucapan Qian Yue ada benarnya meskipun itu menyakiti perasaannya.
'Dasar jal*ng! Beraninya merendahkanku!' pekik Yue Sua dalam hati sambil mengepalkan tangannya kuat.
Namun di sisi lain masih ada seseorang yang menunjukkan ekspresi sedikit menakutkan, "Qian Yue apa susahnya mengatakan kau pergi? Jika kau pergi seperti itu tentu saja membuat kami khawatir? Mana ada yang tahu kalau jika kau di--" Seketika Fang Yue langsung menghentikan ucapannya sambil memaki dirinya keras dalam hati--bagaimana bisa dia ingin mengatakan hal buruk tentang adiknya. Jika saja dia melanjutkan maka sama saja dirinya telah menyumpahi Adiknya dalam bahaya.
Semua pandangan tertuju pada Fang Yue dengan tatapan terkejut, mereka semua tahu Fang Yue hampir saja mengatakan sesuatu yang tidak sebaiknya diucapkan. Meskipun mereka tahu, Fang Yue hanya mengkhawatirkan adiknya
"A Fang, sabar, mau bagaimana Qian'er hanya menghindari konflik yang tidak-tidak dari Pangeran Pertama," sahut Yin Hua dengan suara lembut. Meskipun Yin Hua tahu dia tidak perlu angkat suara, tapi melihat Fang Yue mulai naik darah, Yin Hua menjadi khawatir.
Di sisi lain, Yang Yue melemparkan tatapan tajam pada anak ke duanya itu, "Fang Yue jaga ucapanmu, apa kau tidak ingat dia itu Adikmu?" sahut Yang Yue tegas. Tidak menyangka, Fang Yue ingin mengucapkan hal terlarang seperti itu.
Tahu kalau dirinya telah berbuat salah, Fang Yue langsung membuang pandangannya kasar, tidak ingin berdebat karena di sini dia juga bersalah. Sebagai seorang Kakak, bagaimana bisa dia tidak menjaga Adik mereka dengan baik?
"Ayah, semua adalah salahku. Wajar saja jika Kakak Fang mengatakan hal itu, aku tahu Kakak hanya khawatir padaku. Jika Ayah ingin marah, marahlah padaku, jangan salahkan yang lain, karena di sini akulah yang bersalah," sahut Qian Yue sambil menunduk siap menunggu balasan--hukuman--dari Ayahnya. Qian Yue tidak ingin Ayahnya menyalahkan kelalaian ke dua Kakaknya hanya karena dirinya. Hal itu hanya akan membuat Qian Yue merasa bersalah.
Lagi-lagi semua terbelalak, tidak akan menyangka gadis itu akan membela Fang Yue meskipun dirinya juga berada di posisi yang tidak menguntungkan. Sepertinya lupa ingatan yang Qian Yue alami memang merubah semua sikap gadis itu, kecuali beberapa hal.
Keheningan terjadi, tidak satu pun dari mereka berani bersuara sebab menunggu Yang Yue menjatuhkan hukuman yang tepat untuk sikap Qian Yue. Sebagian merasa iba dengan gadis yang satu itu, namun ada satu di antara mereka senang melihat gadis itu akan dihukum.
Yang Yue menghela nafas pelan, sebagai kepala keluarga kediaman Jenderal Besar, tentu dia harus menjatuhi hukuman pada anak gadisnya itu, jika tidak, semua orang akan berpikir hukum dan peraturan di kediamannya tidak diterapkan dengan baik. Atau dalam makna lain, Yang Yue tidak mendisiplinkan keluarganya dengan benar.
"Tulislah buku 'Etiket' di kuil leluhur dan jangan keluar sebelum hukumanmu selesai. Sekaligus renungkan kesalahanmu di sana, Hua Yun akan menemanimu di sana," ucap Yang Yue sambil menatap Qian Yue.
Terbelalak semua mendengar hukuman dari Yang Yue, terkecuali Qian Yue. Tidak akan menyangka Yang Yue akan memberikan hukuman seperti itu. Walaupun itu hanya hukuman kecil, tapi cukup membuat harga diri Qian Yue terluka. Biasanya hukuman menulis ulang semua buku 'etiket' hanya berlaku pada anak usia 12 tahunan ke bawah, tapi untuk Qian Yue yang berusia 16 tahun, bukankah hukuman itu sama saja melukai usianya yang tua? Apalagi Qian Yue memiliki jiwa yang tidak jauh berbeda dengan usia Kakak pertamanya.
Meskipun ada satu orang yang tidak senang hukuman Qian Yue begitu ringan, tapi dia cukup senang harga diri Qian Yue cukup direndahkan. Tapi Yue Sua belum puas melihat Qian Yue sampai di sini saja sebab itu dirinya akan mengajukan satu pertanyaan.
"Kakak, bagaimana bisa dirimu sampai di kediaman Pangeran Pertama? Bukankah Kakak lupa ingatan?" tanya Yue Sua lembut, seketika semua pandangan tertuju padanya, "Sungguh luar biasa seorang yang lupa ingatan bisa mendapat kediaman Pangeran Pertama di luasnya kota Sudong." Tidak ingin terkesan mengklaim Qian Yue berpura-pura lupa ingatan, Yue Sua melontarkan pertanyaan yang tepat memojokkan Qian Yue untuk menjelaskan masalah lupa ingatannya.
Pertanyaan itu terdengar cukup masuk akal, Qian Yue sedang lupa ingatan, menemukan kediaman Pangeran Pertama di luasnya kota Sudong sungguh luar biasa. Kali ini semua tatapan tertuju pada Qian Yue, menunggu penjelasan apa yang akan gadis itu keluarkan.
Jika saja Qian Yue yang ditanya adalah Qian Yue yang dulu, pasti gadis itu akan diam dan tidak menjawab apapun karena merasa terpojok dan bersalah. Tapi sayangnya, Qian Yue yang sekarang adalah Qian Yue yang lain, dan tentu saja pertanyaan Yue Sua bukan masalah besar baginya.
"Qian Yue, bisakah kau jelaskan?" Yang Yue juga merasa sama, bagaimana seorang yang lupa ingatan bisa menemukan kediaman Pangeran Pertama. Apa mungkin Qian Yue merahasiakan sebenarnya dia tidak lupa ingatan.
Bukannya takut atau gugup, Qian Yue justru mengukir senyum tipis seraya menatap Yang Yue penuh ketenangan, "Ayah, apa gunanya di surat tertera alamat? Walaupun aku lupa ingatan, bukan berarti aku menjadi bodoh bukan? Otak berguna untuk berpikir, mulut berguna untuk berbicara," jelas Qian Yue. Maksud dari Qian Yue dia bisa menemukan kediaman Pangeran Pertama karena alamat yang tertera di surat, meskipun begitu tetap saja Qian Yue tidak mengetahui letak kediamannya. Namun di sinilah mulut berfungsi, menanyakan alamat pada orang di sekitar.
Mendengar jawaban Qian Yue cukup masuk akal, semua menganggukkan kepala pelan seakan mengerti Qian Yue bisa menemukan karena kepandaian dan keberaniannya bertanya. Namun bukan berarti Yue Sua akan senang mendengar ucapan Qian Yue.
Pandangan Qian Yue berpaling menatap Yue Sua yang juga menatapnya seakan penuh kemarahan meski tatapan itu tidak terlihat jelas, "Tampaknya Adik Yue Sua sangat peduli padaku sampai dia tahu aku pergi dari kediaman." Kini giliran Qian Yue yang membalas, walaupun pertanyaan tidak secara terangan menyatakan Yue Sua memata-mataimya. Tapi cukup membuat gadis itu harus menjelaskan bagaimana bisa dia mengetahui Qian Yue pergi?
Semua pandangan beralih lagi pada Yue Sua, seakan menunggu penjelasan apa yang akan gadis itu keluarkan. Paham kalau dirinya sedang dipojokkan, Yue Sua memaki dalam hatinya agar Qian Yue mati secepatnya.
Yue Sua memaksakan senyum, senyuman manis yang membuat siapa saja akan terpikat, "Kakak, tadi pagi ingin mengunjungimu, tapi melihat kediamanmu sepi, jadi aku memberitahu Ayah karena takut Kakak dalam bahaya," balas Yue Sua dengan nada khawatir.
'Ck! Drama yang luar biasa, Yue Sua!' Qian Yue sungguh merasa jijik mendapat tatapan khawatir yang dibuat Yue Sua untuknya, sangat penuh drama dan kebohongan.
"Oh? Ada urusan apa Adik ingin datang ke kediamanku?" Alis Qian Yue naik sebelah, memperlihatkan tatapan meremehkan untuk Yue Sua.
Yue Sua masih tersenyum, pandangannya menunduk menatap tangannya yang kini diperban kain, "Semalam aku membuatkan anyaman sulam buat Kakak, sebagai permintaan maaf dari Wangxia untuk Kakak," jawab Yue Sua rendah, seakan sedih atas kesalahan Wang Xinian pada Qian Yue.
'Ck! Menggunakan Wangxia untuk beralasan, Yue Sua kau cukup ahli juga. Tapi ... aku bukan orang sebodoh itu percaya pada wanita ular sepertimu.'
_____________
A/N: ckckck! Drama kek indosiar aja 😆 jempollll ooo jempol jan lupa, komen juga lah biar Othor semangat! Hadiah juga biar sedikit gak papa 😚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
senja
wait wait, Fhu Sua siapa Ka? slain Bibi Chuyin?
2021-04-15
0
Sulati Cus
jempol beracun ku udah beraksi dr td othor hebat
2021-02-22
0
Echo Syptr
semangat 👍👍👍👍👍
2021-02-10
1