9. Menghindari Pengkhianatan

[Episode telah direvisi]

___________________

Yin Xinian memasuki sebuah gerbang cukup besar dan juga cukup ketat. Gerbang yang Yin Xinian masuki ialah, gerbang kediaman besar Kaisar. Tempat di mana sang pemimpin negara itu sering menghabiskan waktu kerjanya di sana.

Kedatangan Yin Xinian bersama dengan beberapa pelayannya disambut ramah oleh para prajurit maupun pelayan sekitar. Di setiap ketika mereka bertemu Yin Xinian, mereka pasti akan memberikan penghormatan.

Yin Xinian hanya membalas penghormatan mereka dengan senyuman manis serta lambaian singkat dari tangan gemulainya. Dengan sikap sopan santunnya, serta ke anggunannya, siapa bisa menduga bahwa Permaisuri panutan mereka ialah wanita berhati iblis.

Ketika Yin Xinian sudah berada di depan pintu kediaman Kaisar, pengawal penjaga pintu kediaman Kaisar berteriak keras, memperingati seseorang di dalam bahwa Permaisuri Yin Xinian datang berkunjung.

Setelah beberapa detik pengawal itu berteriak, pintu kediaman Kaisar pun terbuka. Tampak seorang pria 30 tahunan berpakaian Kasim membuka pintu. Pria tua itu adalah Kasim kepercayaan Kaisar, namanya Fauli.

Fauli melihat Yin Xinian berdiri tepat di depannya sambil tersenyum hangat padanya. Tidak ingin bermasalah, Fauli pun segera memberi hormat pada Yin Xinian sambil mempersilakan Permaisuri itu masuk.

Yin Xinian masuk bersama 6 pelayan yang mengikutinya, dan masing-masing dari pelayan itu membawa mapan perak berisikan makan dan minuman yang membantu menjaga stamina tubuh saat berkerja. Tidak hanya itu, Yin Xinian juga membawakan satu mantel bulu domba hasil jahitannya sendiri yang dia buat selama 3 bulan ini.

"Salam kepada Huángdì (皇帝)," ucap Yin Xinian lembut ketika dia sudah berdiri di depan Shu Jin, pria berusia 40 tahun yang tak lain ialah Kaisar.

Shu Jin menatap Yin Xinian hangat sambil memberikan senyuman seakan senang dengan kehadiran Yin Xinian.

"Kemarilah dan duduklah di dekatku," panggil Shu Jin sambil menepuk-nepuk bantal kecil berwarna biru yang merupakan bantal yang sering digunakan untuk duduk.

Yin Xinian segera menuruti panggilan Shu Jin, dia berjalan mendekati Shu Jin lalu duduk di sampingnya. Yin Xinian memberikan respons malu-malu ketika Shu Jin memanggilnya untuk duduk di sampingnya, seakan malu bersikap romantis padanya di hadapan para pelayan.

"Huánghòu (皇后), ada yang membuatmu datang kemari? Dan apa yang kau bawakan itu untukku?" Shu Jin bisa melihat, Yin Xinian datang bersama 6 pelayan yang mana setiap pelayan memegang mapan perak. Tentu saja mapan perak itu berbawakan sesuatu.

Shu Jin bisa menduga, kalau semua barang yang dibawa Yin Xinian pasti untuknya, dengan alasan tertentu.

Yin Xinian mengulum senyum tipis, memperlihatkan ke dua pipinya bersemu merah karena malu, "Yang Mulia Kaisar terlalu berlebihan. Aku hanya membawakan beberapa kebutuhan untuk Huángdì. Apakah Yang Mulia berpikir aku sedang menginginkan sesuatu karena itu aku melakukannya?" balas Yin Xinian dengan suara lemah.

Shu Jin mengerutkan keningnya, dia menatap Yin Xinian sedikit bingung. Kebutuhan? Kebutuhan apa yang Yin Xinian maksud? itulah yang dipikirkan Shu Jin seraya menebak maksud kedatangan Yin Xinian. Karena dia tahu, kedatangan Permaisurinya ini pasti ada keinginan tertentu, Shu Jin sangat mengetahui Yin Xinian dari siapa pun mengenalnya di kerajaan.

Tapi melihat tidak ada hal mencurigakan dari Yin Xinian, Shu Jin hanya bisa diam dan mengamati.

Yin Xinian memanggil 6 pelayannya dengan suara lembut. Datanglah 6 pelayan itu dengan satu persatu memperlihatkan barang bawaan mereka.

Pelayan pertama memperlihatkan sebuah buah sup di mangkuk kecil. Sup itu adalah sup hangat pembangkit semangat dikala seseorang sedang merasa letih atau buntu dengan kerjaan mereka. Sup bersayurkan rempah-rempah herbal itu di letakkan di meja, kemudian pelayan yang membawanya pergi meninggalkan kediaman Kaisar seperti apa yang Yin Xinian katakan dari awal.

Setelah meletakkan sup itu pada di meja mereka boleh pergi.

Lalu pelayan ke dua meletakkan satu buah cangkir kecil, yang mana cangkir itu berisikan seteguk teh herbal hangat yang merupakan teh obat terkenal di kalangan bangsawan. Cukup banyak bangsawan mengonsumsi teh herbal itu.

Setelah semua pelayan meletakkan barang bawaan mereka, mereka pergi sesuai perintah Yin Xinian.

Shu Jin memperhatikan semua makanan dan minuman itu, semua barang yang mereka bawa memang sangat berguna untuk seorang selalu sibuk seperti Shu Jin.

Tapi ....

Shu Jin beralih menatap Yin Xinian cukup lama, berusaha menyelami maksud dari Yin Xinian membawakan semua barang tersebut. Namun setelah melihat mata Yin Xinian menampakan rasa perhatian terhadapnya, Shu Jin hanya bisa menghela nafas pelan sambil tersenyum hangat pada Yin Xinian.

"Terimakasih, Huánghòu. Kau memang selalu bisa membuatku terpesona dengan caramu sendiri," puji Shu Jin.

Yin Xinian tersenyum malu, dia menunduk sedikit memperlihatkan sisi malunya di hadapan Shu Jin. Terlihat begitu imut dan menggemaskan.

"Sudah menjadi kewajiban seorang istri memperhatikan kesehatan suaminya." Yin Xinian hanya ingin mengingatkan, bahwa semua perlakukan baiknya bukan semata untuk mengamakan posisinya sebagai Permaisuri, tapi juga karena statusnya sebagai istri. Tidak ada salahnya bukan, seorang istri perhatian akan kesehatan suaminya.

Yin Xinian tidak ingin terkesan mencari perhatian di hadapan Shu Jin hanya untuk mempertahankan posisinya, jadi dia harus berusaha tampil alami layaknya istri cinta kepada suaminya.

Yin Xinian beranjak bangun, lalu dia menghampiri meja di mana semua barang bawaannya diletakkan. Yin Xinian mengambil satu mangkuk sup dan satu gelas teh herbal hangat, lalu membawanya ke hadapan Shu Jin.

"Yang Mulia pasti letih berkerja sepanjang waktu, makan dan minumlah sup dan teh herbal ini. Kondisi Yang Mulia pasti akan semakin bertenaga. Aku membuatkannya secara khusus untuk Yang Mulia." Yin Xinian memberikan mangkuk sup pada Shu Jin.

Shu Jin menatap Yin Xinian sejenak sebelum dia benar-benar menerima sup buatan Yin Xinian. Shu Jin sudah tidak heran jika Yin Xinian bisa membuat sup ataupun lain, karena memang dari awal, Yin Xinian selalu menunjukkan kemampuannya hanya untuk dirinya, bahwa dia juga bisa memasak seperti layaknya perempuan.

Setelah beberapa detik diam melihat Yin Xinian, Shu Jin pun menerima sup tersebut dengan senang hati.

"Terimakasih, aku pasti akan menghabiskan sup buatanmu ini," ujar Shu Jin ramah. Setelah berucap seperti itu, Shu Jin mulai melahap sup buatan Yin Xinian dengan nikmatnya.

Melihat Shu Jin memakan sup buatannya begitu nikmat, Yin Xinian kembali duduk di samping Shu Jin. Dan setelah Shu Jin usai memakan sup buatannya, Yin Xinian memberikan segalas teh herbal padanya. 

Shu Jin menerima segelas teh dari tangan Yin Xinian, dan tanpa bertanya lebih lagi Shu Jin langsung meneguk semua teh tersebut, hanya butuh sekali teguk saja teh herbal itu langsung habis.

Shu Jin meletakkan gelas yang dia pegang di meja sambil memberikan senyum ceria. Seakan menunjukkan apa yang Yin Xinian katakan tadi sangat benar, sup dan teh herbal buatan Yin Xinian sangat bagus untuk kesehatan dan semangat Shu Jin dalam berkerja.

"Seperti biasa sup buatanmu selalu enak dan berkhasiat. Sekarang aku merasa bertenaga lagi," ujar Shu Jin lembut. Lalu dia kembali melakukan pekerjaannya, melihat semua berkas-berkas kerajaan yang harus dia tanda tangani dan teliti.

Yin Xinian mengulum senyum puas, seakan senang mendengar pujian Shu Jin barusan. Walaupun Yin Xinian senang Shu Jin tampak tidak mencurigai kedatangannya, tapi tetap saja Yin Xinian tidak bisa bertindak langsung melihat Shu Jin masih sangat sedikit tertutup dengannya.

Yin Xinian rasa, kepercayaan Shu Jin terhadapnya masih kurang.

Mata Yin Xinian ikut memperhatikan dokumen yang Shu Jin baca. Cukup lama Yin Xinian memperhatikan dokumen yang Shu Jin  juga baca, Yin Xinian langsung teringat sesuatu. Sebenarnya sudah ingat, tapi dia berpura-pura lupa.

"Yang Mulia, seperti besok akan menjadi hari besar bagi keluarga Jenderal Besar Yue," ujar Yin Xinian, namun beberapa saat Yin Xinian menutup mulutnya dengan tangannya terkesan dia baru saja berbicara tanpa sadar setelah tidak sengaja ikut membaca dokumen yang Shu Jin.

Shu Jin merespon dengan senyuman, seakan ungkapan Yin Xinian barusan hanya sekedar kata yang tidak sengaja diungkap namun sanggup membuatnya sedikit-memaklumi-tersenyum.

"Kau benar, besok adalah hari pesta besar untuk Jenderal Besar Yue. Sebagai bentuk atas kemenangannya melawan musuh di perbatasan," balas Shu Jin tanpa mengalihkan pandangannya dari dokumen yang ia baca.

Yin Xinian mengangguk kepalanya paham, paham akan maksud Kaisar mengatakan hal itu. Tentu saja, kemenangan Jenderal Besar Yue bersama pasukannya mengusir musuh adalah sebuah berkah besar untuk kekaisaran Wei.

Rakyat mana yang tidak senang mereka terhindar dari serangan?

"Tampaknya besok juga akan menjadi hari bahagia keluarga Yue. Apa Yang Mulia telah memikirkan hadiah yang akan Yang Mulia berikan pada Jenderal Besar Yue?" tanya Yin Xinian dengan sangat berhati-hati, tapi raut wajahnya menunjukkan reaksi biasa saja. Seolah ia tidak tertarik mengetahui hadiah yang akan Shu Jin berikan pada Jenderal Besar Yue, tapi kenyataannya jawaban inilah yang sejak tadi yang ingin dia ketahui.

Sejenak Shu Jin terdiam mendengar pertanyaan Yin Xinian, tapi tidak lama berselang Shu Jin kembali berekspresi seperti biasa. Terlihat santai dan tenang.

"Awalnya aku berpikir memberikan jabatan yang lebih besar lagi pada Jenderal Besar Yue. Tapi setelah aku pikirkan lebih dalam, aku melupakan sesuatu," jelas Shu Jin tanpa menoleh pada Yin Xinian.

Yin Xinian mengerutkan alisnya, dia menatap Shu Jin dengan raut wajah penuh tanda tanya. Penasaran apa yang dimaksud dengan melupakan sesuatu.

Tapi percayalah, sebenarnya Yin Xinian sudah paham maksud dari Shu Jin. Dia hanya berpura-pura tampak lugu agar tidak menarik perhatian.

"Melupakan sesuatu?" Yin Xinian mengulang dua kalimat terakhir Shu Jin dengan raut wajah bingung.

"Aku rasa Huánghòu bisa tahu apa maksud dari perkataanku tadi." Shu Jin sendiri tidak ingin memberitahukan maksudnya. Dia tahu Yin Xinian pasti bisa menebak maksud dua kalimat itu dengan mudah. Biarkanlah Yin Xinian berpikir sendirinya.

Sejenak Yin Xinian terdiam berusaha memikirkan maksud Shu Jin. Lama dia terdiam memikirkannya, Yin Xinian pun mendapatkan jawabannya dan langsung memberikan respon cukup terkejut. Yin  Xinian menatap Shu Jin dengan tatapan tidak percaya.

"Apakah maksud, Yang Mulia adalah pengkhianatan? Yang Mulia tidak memberikan jabatan lebih tinggi karena berpikir suatu saat nanti Jenderal Besar Yue akan berkhianat dan berusaha melakukan pemberontakan?" ungkap Yin Xinian setelah menemukan jawaban yang menurutnya benar.

Shu Jin tersenyum tipis, dugaannya benar, Yin Xinian pasti bisa menebak maksud dua kalimat ucapannya itu.

"Benar," jawab Shu Jin singkat, "Tapi hanya dugaan saja." Lanjutnya lagi. Seperti tidak sepenuhnya yang dia duga benar, tapi bisa juga benar.

"Tapi kenapa? Bukankah Yang Mulia percaya dengan kesetiaan Jenderal Besar Yue?" sahut Yin Xinian dengan raut tidak percaya. Sungguh tidak percaya bahwa Shu Jin meragukan kesetiaan Jenderal Besar Yue.

Siapa pun tahu, Kaisar sangat mempercayai Jenderal Besar Yue lebih dari dia mempercayai aparat lainnya. Seakan Shu Jin menganggap Jenderal Besar Yue adalah saudaranya.

Kali ini Shu Jin tersenyum sinis memperlihatkan sisi yang sangat jarang dia tunjukkan, "Jangan mudah percaya dengan orang di sekitar. Terkadang dia yang lebih kita percaya adalah serigala berbulu domba," jelas Shu Jin dengan pepatah.

Yin Xinian sedikit tersentak mendengar jawaban Shu Jin. Bukan kaget karena Shu Jin sedang menyinggung Jenderal Besar Yue lewat kata kiasan. Melaikan selogan yang Shu Jin ucapan, memaknai pengkhianatan terus terjadi di sekitarnya. Sebab itulah dia memilih kata tersebut untuk menyinggung para pengkhianat tersebut. Termasuk Yin Xinian sendiri.

Yin Xinian mengumpat dalam hatinya, walaupun dia yakin Shu Jin tidak sepenuhnya menyinggung dirinya sebagai orang terdekatnya. Mau bagaimana pun juga, Shu Jin tidak pernah menunjukkan kecurigaannya terhadap Yin Xinian, dan Yin Xinian yakin, sampai saat ini Shu Jin belum mengetahui kejahatannya.

'Pria tua ini, berani sekali dia menyinggungku.'

Seketika Xinian tertawa canggung sambil menggaruk belakang telinganya yang tidak gatal. Menganggap ucapan Shu Jin hanyalah sebuah lelucon untuk mencairkan suasana.

"Apa yang dikatakan Yang Mulia benar. Terkadang orang di sekitar juga bisa menjadi duri dalam daging sendiri. Lalu apakah Yang Mulia tidak akan memberikan hadiah untuk Jenderal Besar Yue?" balas Yin Xinian. Masih ke topik sebelumnya dia ingin tahu hadiah apa yang akan Shu Jin berikan.

Shu Jin beralih menatap Yin Xinian, terdiam beberapa detik lalu menjawab, "Tentu saja memberikannya. Sebagai bentuk jasa perjuangannya, tidak mungkin aku tidak memberikan apapun."

"Apakah itu Yang Mulia?" tanya Yin Xinian dengan sangat berhati-hati. Berpikir kalau Shu Jin tidak ingin hadiahnya diketahui banyak orang, Yin Xinian pun bertanya dengan pelan dan berhati-hati.

Shu Jin kembali menatap dokumennya, tampak dia kembali sibuk melihat setiap isi dokumen dengan detail.

"Kekuasaan dan kepercayaan rakyat terhadap Jenderal Besar Yue semakin besar. Untuk menghindari terjadinya pemberontakan suatu saat nanti, aku berpikir menekan kekuasaan Jenderal Besar Yue dengan menjodohkan Putri Tertuanya dengan Pangeran Mahkota. Tentu saja itu menjadi hadiah yang sangat bagus untuk keberhasilan Jenderal Besar Yue, dan aku yakin tidak ada alasan Jenderal Besar Yue menolak hadiah dariku."

____________________

Huángdì (皇帝) : Nama gelar untuk Kaisar.

Huánghòu (皇后) : Nama gelar untuk Permaisuri atau pasangan utama Kaisar yang bertindak sebagai Ibu Negara Guómû (國母)

Terpopuler

Comments

senja

senja

di bab ini berasa Shu Jin dan kasimnya kek tau hal jeleknya Yin Xinian

btw enaknya smua makanan yg dikasih istrinya gak dicurigai sm skli padahal di Kerajaan gitu bukan hal aneh kl ada pasangan yg mau menjatuhkan pasangannya jg

2021-04-15

0

AK_Wiedhiyaa16

AK_Wiedhiyaa16

Yg jelas2 kesetiaannya telah teruji dgn mempertaruhkan nyawanya di medan perang aja si kaisar bisa2nya masih meragukan kesetiaan sang jendral, sedangkan musuh nyata yg berkedok istri sahnya malah tak dicurigai

2021-03-02

7

Windhu

Windhu

lnjut

2021-02-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!