5. Sifat Yang Tersembunyi

[Episode telah direvisi]

_____________________

Kediaman Wangxia terlihat lebih sepi dari biasanya, hal ini karena dia mendapatkan hukuman kurung selama seminggu. Dengan itu Yang Yue mengurangi pelayannya dan jatah makanannya, semua itu untuk memperingati agar Wangxia tidak bertindak sesuka hatinya lagi.

Kediaman Wangxia dilarang kedatangan tamu, terkecuali pelayan yang mengantarkan makanan untuknya. Pelayan pengantar makanan biasanya akan datang di pagi, siang dan sore hari. Pagi tadi pelayan membawa nasi dengan lauk sayur saja, begitu hambar dan tak sesuai selerah lidahnya. Semua makanan itu hampir membuat Wangxia frustasi.

Tidak pernah Wangxia sangka, gadis yang selama ini dia perlakukan dengan manja agar masa depannya hancur kini berbalik menyerangnya. Bahkan membencinya secara terang-terangan, walau hanya lewat beberapa ungkapan. Namun untuk Wangxia yang berotak lumayan cerdas, dia tahu Qian Yue sepenuhnya sudah menjadi musuhnya.

Siang hari, 2 orang pelayan datang membawa napan berisikan nasi dan lauk sayur, serta ada segelas air putih di sana. 2 pelayan itu berjalan santai ke kediaman Wangxia. Setelah sampai di depan pintu kediaman Wangxia, salah satu dari mereka bersuara.

"Nyonya Wangxia, kami membawa makan untukmu."

Mendengar suara pelayan di luar, Wangxia langsung memasang wajah buruk. Datangnya pelayan itu dengan makanan yang tak ia suka, membuat perasaannya menjadi semakin buruk dan ingin membunuh mereka.

"Pergilah! Aku tak ingin makan," balas Wangxia dari dalam dengan suara setengah berteriak. Dia masih mengontrol setengah emosinya.

"Nyonya, ini saya Ha Young, saya datang atas perintah Putri ke dua," ucap salah satu pelayan berbaju kuning dengan suara hampir berbisik.

Ha Young, bukan lagi nama yang asing di kediaman ini. Dia adalah pelayan pribadi Yue Sua, memiliki kelicikan super sama seperti majikannya. Banyak pelayan tak suka akan sifat Ha Young yang sama persis seperti majikannya, berwajah dua. Ha Young datang ke kediaman Wangxia karena perintah Yue Sua, tadi malam Yue Sua mendapat pesan dari prajurit suruhan Wangxia, siangnya harinya dia mengirim Ha Young ke kediaman Wangxia secara sembunyi-sembunyi agar tidak ada keluarganya tahu terutama Yang Yue.

Yue Sua sudah merecanakan kepergian Ha Young bersama pelayan bernama Wexuli, semua sudah diatur sebaik mungkin, sehingga tidak ada satu pun di kediaman ini yang sadar.

Wangxia yang duduk di kursinya menulis sesuatu di atas kertas putih sejak pagi, menunggu kedatangan seseorang yang dia tunggu akhirnya tiba. Dengan senyuman berbinar di wajahnya, dia segera mendekati pintu kemudian membuka pintu. Dia dapat melihat 2 gadis pelayan tengah berdiri.

Tatapan Wangxia langsung tertuju pada gadis berambut sanggul berwajah bulat, gadis itu memiliki cantik alami, namun masih sangat jauh dari kecantikan majikannya.

"Ha Young, akhirnya kau datang juga. Apa tidak ada yang mengikuti kalian berdua?" tanya Wangxia sambil melirik ke area sekitar, memastikan tidak ada seorang pun mengetahui kedatangan Ha Young ke kediamannya ini.

"Tenang Nyonya, tidak ada seorang pun yang  mengetahuinya, kecuali Kasim Furong dan Putri ke dua," balas Ha Young dengan senyuman keyakinan, sangat yakin tidak seorang pun tahu akan kedatangannya ke kediaman Wangxia.

Wangxia menarik senyuman lebar, puas akan kerja Yue Sua dan Kasim Furong. Tangan Wangxia langsung mengambil napan di tangan Ha Young, namun di bawa napan, tangan Ha Young menerima sebuah kartas putih yang sudah dilipat rapi dari tangan kanan Wangxia. Setelah Ha Young menerima surat itu, Wangxia langsung mengambil napan seolah mereka berdua tidak sedang melakukan penerimaan apapun, hanya sekadar menerima napan dari tangan Ha Young.

Perencanaan yang sangat bagus!

Wangxia tersenyum penuh arti kepada Ha Young, dalam artian senyumannya itu -- bagus Ha Young kau menjalankan rencana dengan baik.

"Kalian berdua boleh pergi," ucap Wangxia setelah menerima napan.

Ke dua pelayan itu memberi hormat sebelum akhirnya mereka meninggalkan kediaman Wangxia. Wangxia juga langsung masuk ke dalam kediamannya, setelah dua pelayan itu pergi meninggalkannya.

"Yue Sua ... kau pintar juga. Tidak sia-sia aku melahirkannya," gumam Wangxia puas dengan tawa kecil keluar dari mulutnya.

Namun di sisi lain, tidak seorang pun sadar, kalau sejak dua pelayan itu pergi ke kediaman Wangxia, mereka telah diikuti seorang gadis yang sejak tadi mendengarkan pembicaraan Ha Young dan Wangxia. Gadis itu segera berbalik dengan raut wajah sedikit berubah, ternyata yang dikatakan majikannya memang benar.

"Nona Pertama benar, ternyata Putri ke dua akan mengirim seseorang ke kediaman Wangxia. Tapi bagaimana mungkin Nona pertama bisa tahu?" ucap gadis itu pelan. Teringat dia akan kejadian beberapa jam yang lalu saat dia mendatangi kediaman Qian Yue tadi pagi sebelum akhirnya dia mendapat tugas mengintai pergerakan Yue Sua.

Pagi itu Qian Yue baru saja bangun dari tidurnya, setelah tadi malam dia berada di kediaman Yang Yue sampai larut malam karena sibuk merencanakan bersama Yang dan Ze Yue cara membereskan Kasim Furong secepat mungkin. Alhasilnya karena itu dia bangun pagi sedikit lebih lambat.

Saat Qian Yue bangun, Hua Yun sudah ada di dalam kediamannya sedang membersihkan dan merapikan jubah yang semalam Qian Yue dapatkan dari Kakaknya Ze Yue. Karena hari sudah larut, tak baik untuk Qian Yue pulang ke kediamannya dengan pakaian tipis, sebab itulah Ze Yue memberikannya jubah miliknya.

Qian Yue dapat melihat Hua Yun tengah merapikan jubah milik Ze Yue. Dengan wajah baru bangun tidur, Qian Yue berjalan mendekati Hua Yun. Dan memanggil namanya.

"Hua Yun."

Hua Yun lansung menoleh saat telinganya menangkap secara memanggil namanya. Saat Hua Yun melihat majikannya datang menghampirinya, dia langsung berdiri dan memberi salam pada Qian Yue.

"Selamat pagi Nona pertama," sapanya dengan suara lembut.

Qian Yue menatap ke meja, di mana jubah milik Ze Yue sudah dilipat rapi, kembali Qian Yue menatap Hua Yun yang masih menunggu perintah darinya. Qian Yue merasa sedikit bersyukur memiliki pelayan sebaik Hua Yun, tidak hanya baik namun juga rajin. Bahkan tanpa dia perintah, Hua Yun sudah berada di dalam kediamannya entah sejak kapan.

Hua Yun mengambil semacam baskom lumayan besar yang terbuat dari perunggu, di dalam baskom itu ada air. Yang mana air itu akan digunakan Qian Yue mencuci mukanya. Hua Yun memberikan baskom perunggu itu pada Qian Yue, sejenak Qian Yue bingung saat Hua Yun memberikannya baskom perunggu berisi air. Namun sesaat dia tersadar maksud Hua Yun.

Qian Yue menerima baskom kecil itu, "Terimakasih," ucap Qian Yue.

Hua Yun sedikit tersentak akan ucapan majikannya, namun dia sadar bahwa majikannya ini sedang lupa ingatan. Tapi tetap saja dia merasa tidak nyaman jika majikannya mengucapkan yang tak seharusnya diucapkan untuk pelayan sepertinya.

"Nona tidak perlu berterima kasih, ini sudah menjadi kewajiban saya," balas Qian Yue sambil menunduk seolah merasa bersalah setelah Qian Yue berterima kasih padanya.

Qian Yue yang sedang mencuci mukanya terhenti sejenak, namun beberapa saat dia melanjutkan lagi setelah dia tersenyum kecil. Selesai membasuh wajahnya, Qian Yue menerima kain dari Hua Yun, lalu mengelap wajahnya.

Qian Yue menaruh kain itu ke meja, "Hua Yun, aku berterimakasih karena kau masih setia padaku, jika tidak ... tentu aku tidak akan berterima kasih padamu," ucap Qian Yue sekadar menerangkan maksud terimakasihnya.

Ucapan Qian Yue mungkin memang terdengar kasar walau nada suaranya terdengar lembut, Qian Yue tidak ada niat berkata kasar sepenuhnya pada Hua Yun, kalau bukan menggunakan cara seperti ini tentu Hua Yun tidak akan menerima ucapan Qian Yue.

Kenyataannya juga setengah dari ucapannya juga ada benarnya, jika Hua Yun tidak setia padanya, tidak mungkin Qian Yue akan memuji kesetiaannya.

Hua Yun mulai menundukkan kepalanya lagi, ucapan majikannya terdengar kasar di telinganya, sama seperti dulu, tapi khusus yang satu ini terdengar sedang memuji kesetiaannya tapi menggunakan kata-kata kasar, Hua Yun sadar Qian Yue melakukan itu karena dirinya yang selalu merasa tak enak pada Qian Yue.

"Saya akan selalu setia pada Nona, itu sudah menjadi sumpah saya sejak saya mengikuti Nona," ucap Hua Yun dengan mantap, berusaha mengingatkan sumpahnya saat pertama kali dia menjadi pelayan pribadi Qian Yue.

Qian Yue berbalik, kemudian menatap Hua Yun sedikit sedih. Zaman dinasti memang sangat berbahaya, bagi mereka kaum miskin dan lemah, hanya bisa mengikuti kaum yang berkuasa, ditindas dan diperlakukan tidak baik itu sudah menjadi hal biasa bagi mereka. Malangnya nasib mereka jika majikan mereka tidak senang akan kerja mereka, kematian akan mendekati mereka.

Semua undang-undang konyol yang mempermainkan hidup manusia seperti hewan membuat Qian Yue geram, seandainya saja dia yang berkuasa di wilayah ini, tentu tidak akan ada peraturan konyol seperti itu. Namun apalah dayanya dia, gadis lemah yang bahkan berlindung di balik kekuasaan Ayahnya, hal itu memang harus Qian Yue akui, jika bukan karena Ayahnya berstatus tinggi tentu saja dia tidak akan hidup senyaman ini di atas kalangan rakyat lemah dan miskin.

Qian Yue bisa melakukan apa? Dia bahkan tak memiliki status tinggi di kekaisaran, Hanya Ayah dan saudaranya yang berstatus paling tidak diakui seluruh rakyat dan pejabat.

Qian Yue mengepalkan tangannya geram, dia selaku manusia yang berpikir modern, demokratis dan berpendidikan tinggi, tidak bisa berbuat apa-apa, dengan statusnya saat ini apa yang bisa dia lakukan. Qian Yue harus memiliki status yang paling tidak diakui seluruh rakyat dan pejabat, atau bahkan mampu mengubah kekejaman zaman ini.

Sejenak Qian Yue menghela nafas pelan, menahan rasa emosionalnya yang hampir meledak.

"Hua Yun, aku punya tugas untukmu," ujar Qian Yue dengan suara datar, "Pergi selidiki hal apa saja yang akan direncanakan Yue Sua. Aku yakin dia sedang melakukan sesuatu."

Hua Yun menatap Qian Yue sedikit bingung, Yue Sua melakukan sesuatu? Apa itu? Dan kenapa majikannya bisa berpikir demikian.

"Nona, apa yang terjadi? Maksud saya, ada apa dengan Putri ke dua?" tanya Hua Yun penasaran, namun tetap menyembunyikan rasa penasarannya itu.

Di mata Qian Yue, sekeras apapun Hua Yun menyembunyikan aura emosionalnya, dia akan tetap bisa menebak dan merasakannya.

"Hua Yun, kau orang yang cukup penasaran juga ya?" Qian Yue mengulum senyum tipis, "Aku rasa kejadian semalam tidak banyak orang bisa mengetahuinya. Karena Ayah dan Kak Ze Yue menutup rapat kejadian semalam, sampai ada kabar kejadian semalam beredar keluar kediaman ini. Maka kalian para pelayan akan menjadi target utama tersangka."

"Tapi khusus untukmu, aku percaya padamu. Sehingga aku memberikanmu tugas mengikuti dan memantau hal apa saja yang akan dilakukan Yue Sua, terutama rencananya menemui Wangxia. Semalam Wangxia mendapat hukuman dari Ayahku, aku membantunya meringankan hukumannya dikurung selama seminggu lebih. Tentu dia tidak akan bisa bergerak lebih leluasa mengacaukan kediaman ini. Aku tidak tahu rencana apa yang akan dia lakukan dengan anaknya, Yue Sua. Maka dari itu, kau ikutilah Yue Sua secara diam-diam. Ikuti dan dengarkan saja, tidak perlu mengacaukan rencana mereka ... setelah itu, kau segeralah melaporkan semuanya padaku sore ini. Dengan begitu aku akan tahu, ke mana aku akan bergerak menyapu mereka."

Hua Yun sedikit tidak paham akan penjelasan Qian Yue, namun satu hal yang pasti, Qian Yue ingin menggagalkan semua rencana Wangxia sekaligus membuat Wangxia keluar dari kediaman ini, Hanya itu yang Hua Yun pahami. Hua Yun senang, ternyata majikannya ini telah berpikir terbuka, tahu maksud kedatangan Wangxia ke kediaman ini bukan untuk hal baik, namun sebaliknya. Dengan begitu Hua Yun tidak perlu terlalu khawatir lagi, majikannya ini sudah lebih cerdas darinya.

"Baik, Nona," balas Hua Yun.

"Hua Yun, satu hal lagi. Aku lebih senang kalau kau menunjukkan dirimu yang sebenarnya. Aku tidak tahu, kau menutup dirimu karena hal apa, namun satu hal ingin kuberi tahukan padamu. Aku lebih senang memiliki pengikut yang terus terang dan berguna daripada bersembunyi namun tidak melakukan apapun. Di sini kita semua adalah pemeran utamanya."

Mendengar Qian Yue berkata demikian, Hua Yun langsung terdiam beku karena kaget. Dia tidak menyangka majikannya ini ternyata memiliki pengamatan yang teramat jeli, semua yang dikatakan Qian Yue benar. Selama ini, Hua Yun menyembunyikan sifat aslinya, kalian harus tahu Hua Yun memiliki sifat terus terang dan penasaran. Otaknya juga lumayan cerdas, sehingga itu dia masih bisa bertahan sampai saat ini, coba dipikir lagi, selama ini dia hidup menjadi pelayan pribadi Qian Yue, yang mana Qian Yue sendiri dikendalikan Wangxia seperti boneka. Wangxia sudah banyak kali ingin menyingkirkan Hua Yun dari sisi Qian Yue, sebab dengan adanya Hua Yun, Wangxia tidak bisa bergerak lebih leluasa.

Kesetiaan Hua Yun pada Qian Yue begitu dalam, karena Qian Mie. Dulu sewaktu Hua Yun masih berumur 5 tahun, ibu Hua Yun adalah pelayan pribadi Qian Mie ibunya Qian Yue. Qian Mie sudah banyak membantu Ibu Hua Yun sebelum ibunya itu wafat, mulai dari kepanjangan hidup dan kebutuhan ekonomi. Hal itulah yang mendorong Hua Yun begitu setia pada Qian Mie, hingga suatu saat Qian Mie meminta Hua Yun menjadi pelayan pribadi Qian Yue sebab Qian Mie yakin kesetiaan Hua Yun sama kuatnya seperti kesetian Ibunya pada Qian Mie.

Karena Qian Mie telah berjasa besar di dalam keluarga Hua Yun, sebagai manusia yang mengingat jasa seseorang, Hua Yun membalas kebaikan Qian Mie dengan menjadi pelayan pribadi Qian Yue. Bersumpah akan selalu mengabdi pada Qian Yue bahkan jika nyawanya sendiri yang menjadi bayarannya.

Hua Yun menatap Qian Yue tak percaya, bagaimana mungkin majikannya memiliki kejelian begitu tajam. Bahkan setelah sekian lamanya Hua Yun menyembunyikan sifat aslinya, ternyata pada hari ini semua akan terbongkar. Hua Yun tak tahu harus berterimakasih atas kejadian tenggelamnya Qian Yue di kolam taman belakang atau tidak ... semua perubahan Qian Yue terlalu drastis, tidak lagi ceroboh atau pun bodoh.

"Nona, aku tak menyangka anda akan mengetahuinya, setelah sekian lamanya saya tidak memperlihatkan pada siapa pun," ucap Hua Yun penuh rasa kagum, nada bicara telah berubah terdengar lebih santai dari biasanya, seolah dia sedang berbicara pada temannya sendiri.

Qian Yue melebarkan senyumannya sambil menatap perubahan Hua Yun. Siapa sangka pelayan pendiam dan selalu merasa bersalah ini memiliki kepandaian drama bintang papan atas. Harus Qian Yue akui, dia kagum akan kepandaian Hua Yun menyembunyikan sifat aslinya.

"Kau tahu ... aku yang sekarang sangat jauh berbeda dengan yang dulu. Aku lebih suka orang yang tidak bermuka dua di hadapanku, sebab itulah aku memintamu memperlihatkan sisi aslimu yang tersembunyi," balas Qian Yue apa adanya.

Hua Yun tersenyum tipis, "Nona, boleh saya bertanya? Bagaimana bisa Nona mengetahui rahasia saya?" Hua Yun masih sangat penasaran, bagaimana caranya Qian Yue bisa mengetahui rahasianya.

Qian Yue berjalan menuju kursi lalu duduk santai di kursi kayu berukiran itu, tangan lentik Qian Yue meraih gelas di meja lalu meminum air yang ada di dalam gelas. Sejak awal dia bangun tidur tenggorokannya sudah terasa sangat kering, ditambah lagi dia banyak berbicara ini itu pada Hua Yun, semakin membuat tenggorokannya tercekat.

Setelah meneguk beberapa kali air itu, dia kembali menatap Hua Yun yang masih menunggu jawaban darinya. Qian Yue bisa melihat wajah penasaran Hua Yun begitu kentara walau gadis itu tengah berusaha menutupi rasa penasarannya sendiri.

"Singkat saja, tidak ada pelayan bodoh yang ingin melakukan semua yang terbaik untuk majikannya jika dia tidak menginginkan sesuatu. Seperti bertahan hidup lebih lama lagi. Tapi kau justru berbeda, kau selalu ingin majikanmu ini hidup lebih lama lagi, ketimbang dirimu sendiri. Awalnya aku sempat dibuat bingung akan kepolosanmu, tapi setelah menyelidiki dan memikirkan semuanya, akhirnya aku paham. Gadis polos sepertimu bagaimana mungkin bisa membantu aku selama ini dari Wangxia, bisa melawan pelayan Wangxia secara sembunyi, kemungkinan kau tidak hanya cerdik namun juga memiliki ilmu bela diri yang hebat. Aku tersanjung akan kecerdikanmu ... seandainya kau ada di pihak musuh, kaulah yang akan menjadi salah satu lawan yang sulit diselesaikan," jelas Qian Yue panjang lebar.

"Aku tidak tahu rahasia apalagi yang kau sembunyikan dariku." Lanjut Qian Yue lagi.

Hua Yun merasa tersanjung akan pujian Qian Yue, dan juga merasa kagum akan kejelian Qian Yue begitu tajam, hanya beberpa hal saja dia sudah bisa menebak kebenarannya. Bahkan Hua Yun yang sudah terlatih dari kecil, tidak memiliki kejelian setajam itu.

"Yang semua Nona katakan memang benar, dan tidak ada lagi rahasia yang saya sembunyikan dari Nona. Semua telah Nona tebak dengan baik."

Qian Yue merasa sedikit tertolong, memiliki pelayan secerdik Hua Yun adalah berkah baik untuknya. Ditambah lagi Hua Yun memiliki ilmu bela diri, walau Qian Yue tidak tahu sedalam apa ilmu bela diri Hua Yun. Qian Yue sendiri tidak pandai ilmu bela diri, paling tidak Hua Yun bisa melindungi dirinya sendiri.

'Sebaiknya aku meminta bantuan Kak Fang Yue, sebagai salah satu ksatria terbaik di kekaisaran pasti dia bisa melatihku dalam waktu cepat,' gumam Qian Yue dalam hatinya setelah memikirkan lebih matang dia akan belajar ilmu bela diri walau tak harus menjadi master ahli, karena Qian Yue sadar dia tidak akan bisa menjadi master ahli bela diri. Apalagi dia fobia darah hal itu menjadi tantangan besar baginya.

"Hua Yun, pergilah ... aku juga akan pergi ke kediaman Kakak ke dua. Ingat kembali sore nanti dan beri semua laporannya padaku."

"Baik, Nona."

__________________

A/N : Like, komen dan berikan hadiah ya ^-^

Jika ada kesalahan penulisan silakan komen

Terpopuler

Comments

senja

senja

*typo pas Qian Yue cuci muka, ada perkataan Hua Yun tp typo jd Qian Yue menunduk

2021-04-14

0

𝙮𝙞𝙛𝙖𝙣ˡᵒᵛᵉ🍃🍃

𝙮𝙞𝙛𝙖𝙣ˡᵒᵛᵉ🍃🍃

yahh..begitu lah..kalau jadi pelayan..😥

2021-02-09

0

orie

orie

Top ceritanya 👍🏼

2021-02-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!