2. Rencana Wangxia

[Episode telah direvisi]

_____________________

Qian Yue sudah mendapat sedikit gambaran tentang pemilik tubuh yang dia tempati saat ini. Pelayan pribadinya, Hua Yun menceritakan tentang siapa itu Qian Yue?

Qian Yue Putri Pertama dari kediaman Jenderal Besar Yue, dia memiliki 2 saudara kandung yang mana 2 saudaranya seorang pria. Kakak pertama bernama Ze Yue sekaligus anak tertua dari Jenderal Yang Yue dan Qian Mie. Ze Yue saat ini menjabat sebagai Wakil Jenderal di kekaisaran Wei. Ze Yue terkenal sebagai Wakil Jenderal muda ahli perang, memiliki otak cerdas dan kepribadian berwiba. Di usianya yang muda, menjabat sebagai Wakil Jenderal adalah hal yang sangat jarang ditemukan. Atas statusnya itu, Ze Yue dianugerahi pernikahan dengan Fhu Sua, adik dari Kaisar Shu Jin.

Lalu Kakak ke dua bernama Fang Yue, salah satu kestria terbaik di kekaisaran Wei. Melatih dirinya sejak kecil membuatnya menjadi ksatria terbaik di kekaisaran Wei, tidak hanya berbakat sebagai ahli bela diri dari sejak muda, tapi juga berbakat memainkan beberapa alat. musik seperti kecapi. Fang Yue juga sudah memiliki istri bernama Yin Hua, anak dari Menteri Pembangunan, Yin Zhougu.

Kehidupan sehari-hari Qian Yue sedikit buruk, Qian Yue yang terkenal manja dan sedikit genit pada semua Pangeran, membuat reputasinya sebagai anak dari Jenderal Besar Yue hancur di mata sebagian masyrakat. Qian Yue bersikap seperti itu karena dorongan dari Wangxia Selir satu-satunya Jenderal Besar Yue. Karena Istri sah sekaligus Ibu Qian Yue telah meninggal, membuat Qian Yue tumbuh dibawa didikan orang yang salah.

Wangxia dia adalah istri satu-satunya yang saat ini Jenderal Besar Yue miliki. Memiliki 2 anak, yaitu Yue Sua dan Lou Yue. Yue Sua merupakan putri ke dua di kediaman Jenderal Besar Yue, Putri yang satu ini memiliki paras yang cantik dan tubuh yang cukup dikatakan subur--seksi. Semua orang memanggilnya dengan sebutan 'Dewi Kecil' karena kecantikannya melebihi ibunya sendiri, umur Yue Sua tidak jauh beda Qian Yue. Namun sifat mereka sangat bertolak belakang, jika Qian Yue terkenal manja dan suka bertingkah seperti pria, maka Yue Sua sebaliknya, anggun dan beretika.

Walau pun Qian Yue tidak terlalu dapat gambaran akan adanya kekerasan yang Qian Yue dapat dari Wangxia, tapi dari cara Wangxia memperlakukan Qian Yue terlalu memanjakannya membuat Qian Yue sampai lupa diri. Membuat jalan pikir Qian Yue seolah-olah apa yang dia ingin pasti bisa dia dapatkan, bahkan Wangxia tidak mempermasalahkan jika Qian Yue dipandang buruk di mata semua orang. Justru dia membuat Qian Yue untuk tidak memperdulikan cemooh dari orang lain.

Qian Yue mengangguk paham, dari cerita yang dia dengar semua tampak jelas. Wangxia sangat menginginkan Qian Yue terlihat buruk di mata semua orang, sehingga dia tidak perlu repot-repot membuat anaknya memiliki reputasi lebih tinggi dari Qian Yue sekali pun status Yue Sua hanya anak dari seorang Selir.

'Licik sekali, walau pun tidak ada tanda kekerasan, tapi mereka ... sangat berbahaya.' Qian Yue tidak habis pikir, apakah pemilik tubuh ini terlalu bodoh atau terlalu polos? Mudah sekali dipermainkan ibu tirinya sendiri. Padahal jabatannya sebagai Putri Pertama di kediaman Jenderal Besar Yue sangat dipandang tinggi oleh semua orang.

Qian Yue memang tidak ada niat untuk membalaskan dendam pemilik tubuh ini, tapi karena dia tinggal di tubuh yang memiliki reputasi buruk di mata banyak orang. Mau tidak mau dia harus membuat reputasinya kembali membaik, sebagai Putri Pertama Jenderal Besar Yue yang terhormat.

Qian Yue tidak ingin reputasinya di kehidupan lalunya sebagai mahasiswi pintar hampir diakui banyak pemerintahan hilang begitu saja hanya karena memiliki tubuh yang berprestasi buruk. Apa kata dunia jika orang berprestasi baik memiliki reputasi buruk di mata banyak orang!?

Qian Yue beralih menatap Hua Yun, gadis manis seumuran dengannya itu sedang berdiri tidak jauh darinya. Qian Yue berandai jika gadis manis itu terlahir di keluarga bangsawan, dia pasti tidak akan berakhir menjadi pelayan. Tapi sayangnya takdir itu tidak berpihak pada Hua Yun. Qian Yue juga harus bersyukur, untunglah dia tidak masuk ke tubuh yang hidup seperti Hua Yun, jika saja itu terjadi maka makin rumit lagi keadaannya.

"Hua Yun," panggil Qian Yue, seketika gadis itu langsung melihat ke arahnya, "Aku mau mandi. Tolong siapakan air mandi untukku."

Hua Yun membungkuk, "Siap Nona Pertama." Kemudian Hua Yun berjalan meninggalkan Qian Yue. Namun sebelum dia benar-benar keluar untuk menyiapkan air, ada suara yang memanggilnya.

"Tunggu sebentar."

Hua Yun segera berbalik menatap majikannya yang sedang menatapnya, di dalam hatinya dia bertanya kenapa Qian Yue memanggilnya lagi? Apakah dia telah membuat kesalahan.

Selama ini Hua Yun tidak pernah mendapatkan perlakukan baik dari Qian Yue, karena Qian Yue lebih mendengarkan ucapan Wangxia dari pada Hua Yun. Hua Yun memang tidak pernah berharap untuk didengarkan, tapi dia melakukan semua itu agar Qian Yue tidak terjebak oleh hasutan Wangxia. Hua Yun selalu menginginkan yang terbaik untuk majikannya ini.

"Khusus untukmu jangan bersikap begitu formal, bersikaplah seakan kita berdua adalah saudara. Paham?" ucap Qian Yue dengan senyuman kecil.

Hua Yun sedikit terkejut dan langsung menolak secara halus, "Tapi Nona, saya tidak pantas menjadi saudari Nona. Saya hanyalah pelayan." Hua Yun membungkuk, benar-benar menolak.

"Hanya kita berdua saja yang tahu, kau tidak perlu khawatir," balas Qian Yue lagi, senyumanannya masih belum pudar.

Hua Yun menatap Qian Yue lirih, dia tidak berani menolak tapi tidak juga berani menerima? Bagaimana jika ada orang lain mendengarnya? Bisa-bisa nyawanya dan nyawa keluarga terancam hukuman mati karena menganggap Putri terhormat dari Jenderal Besar sebagai saudarinya. Sebagai pelayan yang memiliki status rendah menganggap majikannya sebagai saudarinya, bukankah itu sama saja halnya mencari mati?

Tapi walau pun begitu Hua Yun tidak bisa menolak perintah, "Ba-baik Nona," jawab Hua Yun ragu.

Qian Yue melebarkan senyumannya mendengar jawaban Hua Yun, walau gadis itu masih tampak tidak ingin mengiyakan perintahnya tapi dia tidak berani membantah. Berarti pelayannya itu lebih memilih kesetiannya daripada nyawanya.

Hal yang saat ini Qian Yue akan lakukan ialah memiliki seseorang yang bisa dipercaya, seperti Hua Yun contohnya. Mengetahui tentang dirinya begitu buruk dia harus bisa memiliki banyak sekutu dan mengembalikan lagi nama baiknya. Pelayan pribadinya inilah yang menjadi target pertamanya.

"Bagus, sekarang kau bisa pergi."

***

Suara benda jatuh terdengar keras dari kediaman Wangxia. Beberapa pelayan yang berjaga di sekitar kediaman itu hanya bisa diam sambil menunduk seolah tidak mendengar apa yang baru saja mereka dengar, tidak satu pun dari mereka berani bersuara. Mereka tahu wanita penghuni kediaman itu sangatlah pemarah, mereka juga tahu seberapa kejamnya wanita itu jika sedang marah. Jadi jangan sampai membuat wanita itu bertambah marah lagi.

Hal seperti ini sudah biasa mereka dengar, biasanya Wangxia akan mengobrak-abrik isi kediamannya kalau suasana hatinya sedang tidak baik. Anggaplah dia memiliki penyakit paranoid.

"Anak jalang itu! Kenapa dia masih hidup! Sudah susah payah aku membuatnya tenggelam, tapi kenapa dia masih hidup! Kenapa dia sama saja seperti Ibunya si jalang itu, cuman tahunya merepotkan!" teriak Wangxia keras sambil melempar guci yang ada di meja.

Suara pecahan guci yang baru saja dilempar bergema keras, 2 orang gadis yang menyaksikan kemarahan Wangxia secara langsung hanya bisa diam dan menunduk, 2 gadis itu tak lain Nona ke dua Yue Sua, Ha Young pelayan pribadi Yue Sua. Setelah cukup lama 2 gadis itu diam menunduk menyaksikan kemarahan Wangxia. Yue Sua memberanikan dirinya mengangkat kepalanya.

Yue Sua menatap Ibunya ngeri, memiliki Ibu yang begitu paranoid sangat mengerikan daripada berhadapan dengan macan. Dengan perlahan Yue Sua mendekati Ibunya, walau pun rasa hati begitu takut mendekati Wangxia, tapi dia tidak bisa membiarkan Ibunya terus-terusan menggila, bisa-bisa semua barang di dalam kediaman Ibunya pecah karena kemarahan Ibunya sendiri.

"Ibu jangan berteriak lagi, bagaimana jika ada yang mendengarnya. Ibu bisa mendapat masalah nanti. Dan juga lihat barangmu Ibu, sudah banyak pecah karena kemarahanmu." Yue Sua memegang bahu ibunya, walau pun dia takut tapi dia harus bisa membuat ibunya kembali tenang.

Wangxia mendengus kesal, dengan mimik wajah marah dia menatap anaknya. Wangxia menepis kasar tangan Yue Sua, diikuti dengan bentakan keras.

"Diam kau dasar anak tidak berguna! Kalau bukan aku yang membantumu memiliki reputasi seperti sekarang, apa kau pikir kau bisa hidup tenang!? Apa kau tidak dengar anak jalang itu berani menyinggungku?!" Mata Wangxia melotot menatap Yue Sua.

Yue Sua meringis pelan merasakan panas tangannya akibat tepisan kasar dari Wangxia, hal seperti ini sudah sering dia dapatkan. Ibunya ini jika sudah marah pasti akan sering memukul, jadi bukan masalah besar lagi jika Yue Sua mendapat satu atau dua pukulan.

"Aku tahu Ibu, tapi tenanglah sedikit. Marah pun tidak akan bisa menyelesaikan semuanya. Kita hanya perlu membunuh si jalang Qian Yue itu lagi bukan? Bukankah dia lupa ingatan, seharusnya dia lebih mudah diperdaya," balas Yue Sua sedikit keras berharap Ibunya itu bisa cepat tenang kembali.

Perlahan amarah Wangxia mulai meredah, sorotan matanya yang tajam menatap Yue Sua. Yang dikatakan Sue Yue memang benar, jika dia hanya marah tidak akan menyelesaikan masalahnya, dia harus tenang dan berpikir ulang lagi. Dengan nafas menggebuh-gebuh Wangxia berbicara, "Benar juga. Ternyata otakmu masih bisa berfungsi."

Yue Sua tersenyum tipis, di dalam hatinya dia memuji kepintarannya, 'Tentu saja aku pintar. Ibu saja yang tidak sadar.'

"Lalu rencana apa yang akan Ibu buat agar bisa melenyapkan si jalang Qian Yue itu?" tanya Yue Sua. Selama ini Yue Sua tahu selalu Wangxia yang memiliki rencana jika ingin mengurus sesuatu, sedangkan Yue Sua hanya ikut berperan dalam menjalankan rencana.

Wangxia terdiam sejenak memikirkan rencana apa yang akan dia lakukan. Rencana kali ini harus lebih baik dari sebelumnya, kalau bisa rencananya kali ini harus berhasil jangan sampai gagal lagi.

Wangxia mendekati meja riasnya, di atas mejanya itu ada kertas putih bertuliskan 2 kata singkat, 'Pangeran Mahkota'.

"Dua hari lagi keluarga kita akan pergi ke kerajaan, merayakan kemenangan Jenderal Besar Yue atas peperangan di perbatasan Liu-Wei," jelas Wangxia bersamaan dengan itu seringai jahat mulai terlihat, "Dan pada saat itu, para bangsawan pasti akan berdatangan. Buatlah rencana untuk mempermalukan Qian Yue di sana, di hadapan Kaisar dan Permaisuri."

Yue Sua masih terlihat bingung, namun sesaat otaknya itu mulai berjalan kembali, "Apakah maksud Ibu, mempermalukan Qian Yue di acara pesta besar itu?"

Wangxia semakin menyeringai, "Ya, tentu saja. Buatlah si jal*ang kecil itu sangat malu. Tapi pastikan kau melakukannya tanpa membuat orang lain curiga bahwa kau sengaja mempermalukan, Qian Yue."

Yue Sua membalas senyuman Wangxia dengan senyuman licik, mengerti rencana apa yang Ibunya maksud, "Ah ... tentu Ibu. Aku tidak akan mengecawakanmu."

_______________

**A/N : aotor yang mendengar rencana Wangxia rasanye nyanyi, ibu tiri ... hanya cinta ... kepada status ayah saja! -_-

[Like, komen dan berikan hadiah ya ^-^] Jika ada kesalahan penulisan silakan komen**.

Terpopuler

Comments

Saeful Anwar

Saeful Anwar

heran kenapa di sebut paranoid coba? paranoid itu kan semacam ketakutan yang terlalu berlebihan

2023-04-01

1

Tante Cin💋💦

Tante Cin💋💦

lou ye sma kaisar shu jin🤭

2021-05-21

0

senja

senja

si Lou kok gak dideskripsikan Ka?

2021-04-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!