Keterkejutan tidak bisa Qian Yue bendung lagi, mendengar Shu Chunyin mengatakan sesuatu hal gila yang tidak pernah dia dengar membuat Qian Yue sangat terkejut.
Tapi ....
Qian Yue kembali bereaksi tenang, bukan maksud dia meragukan apa yang Shu Chunyin katakan, hanya saja Qian Yue merasa Shu Chunyin mengatakan hal itu bukan sepenuhnya penuh kebenaran, terkesan Shu Chunyin sedang mempermainkannya.
"Pangeran, sebaiknya anda tidak bercanda," balas Qian Yue setenang mungkin.
Shu Chunyin kembali duduk ke kursinya dengan senyuman merekah seakan puas melihat ekspresi Qian Yue. Tapi Shu Chunyin masih belum puas menjahili gadis itu.
"Apakah ucapanku tadi terdengar bercanda di mata, Nona Yue?" Alis Shu Chunyin naik sebelah memperlihatkan tatapan bahwa dia tidak sepenuhnya bercanda, "Bukankah dengan pernikahan bisa membalik keadaan?"
Mungkin yang dikatakan Shu Chunyin juga sedikit ada benarnya, melakukan pembatalan pernikahan karena Shu Chunyin dan Qian Yue saling mencintai bukanlah hal yang sulit dikatakan pada Kaisar, lagi pula dengan status Shu Chunyin sebagai Bupati dari wilayah kecil yang dipimpin atas nama Kaisar, juga merupakan hadiah cukup bagus untuk Jenderal Besar Yang. Shu Chunyin cukup yakin Jenderal Besar Yang akan berterima kasih dengan perjodohan itu pada Kaisar.
Tapi ....
Menjalakan semua itu juga bukan semudah membayangkannya, lagi pun masih ada kubuh lain yang akan menolak usulan itu seandainya terjadi- Permaisuri Yin Xinian. Siapa yang tahu rencana apa yang wanita licik itu lakukan jika rencana yang dia susun batal karena ketertarikan antara Shu Chunyin dan Qian Yue.
Qian Yue tidak ingin mengambil resiko besar, jika dia menolak perjodohan Kaisar sudah dipastikan keselamatan keluarganya tidak akan terjamin. Menolak titah Kaisar sama seperti menolak titah Putra Langit.
"Pangeran, aku rasa anda bukanlah pria sebodoh itu. Menolak perintah Kaisar sama halnya melanggar hukum dan melakukan hal tabu. Pasti ada cara lain untuk menghentikan perjodohan," balas Qian Yue sesuai dengan pikirannya. Sebagai manusia yang mampu berpikir lebih maju dan terbuka, tentu Qian Yue bisa menemukan cela besar kehancuran keluarganya karena rencana Shu Chunyin.
Bukannya mendapat penghormatan dari Putra Langit, justru semakin membuat masalah besar untuk meluarganya. Qian Yue tidak mau itu terjadi!
Qian Yue bukanlah gadis bodoh, jika dia mengiyakan rencana Shu Chunyin sama saja seperti menggali kuburan untuk keluarganya.
Shu Chunyin sedikit terkagum Qian Yue bisa mengkritik rencananya, walaupun Shu Chunyin hanya mengetes IQ Qian Yue dalam berpikir sebelum bertindak, namun siapa sangka gadis itu bisa berpikir lebih panjang.
"Nona Qian Yue, aku cukup tersanjung," puji Shu Chunyin sambil tersenyum tipis, "Tapi ... rencanaku tidak sebenarnya salah jika Nona membacanya secara lurus." Pandangan Shu Chunyin kini tertuju pada gelas teh miliknya.
Qian Yue mengerutkan keningnya namun tidak mempertanyakan maksud dari ucapan Shu Chunyin. Sejenak Qian Yue kembali berpikir, maksud dari Shu Chunyin.
Perjodohan, kata itu bukan tidak lama tidak akan didengar, bahkan mungkin ada sebagian bisa menebak perjodohan itu akan terjadi. Qian Yue tidak pernah berharap untuk berjodoh dengan Pangeran Mahkota, tapi karena Kaisar ingin menekan Kekuasaan Ayahnya dia harus melalukan sesuatu -Perjodohan- agar tidak terjadinya pengkhianatan suatu saat nanti. Meskipun kedekatan Jenderal Besar Yang dan Kaisar Shu Jin cukup dekat, tapi tidak ada yang bisa menjamin mereka akan terus sedekat itu.
Kecurigaan dan ketakutan pasti ada di antara mereka!
Meskipun Perjodohan tidak sepenuh bersifat buruk bagi keluarga Jenderal Besar Yang, tapi, masih ada wanita iblis di samping Kaisar Shu Jin. Selama wanita itu masih ada, kekacauan akan terus terjadi, semua yang terjadi sekarang juga bisa dikatakan karena rencana wanita itu.
Qian Yue menengadah pandangannya, sesaat dia menatap langit-langit kediaman Shu Chunyin, 'Pernikahan dan perjodohan bukanlah hal yang sama. Perjodohan bisa saja batal kapan saja, tapi pernikahan ... memikirkannya membuat kepalaku ingin pecah." Shua Xie meringis dalam hati, memaki otaknya saat ini tidak membantu lebih banyak. Terlebih lagi, dia tidak memiliki ingatan sedikit pun tentang tubuh yang dia tumpangi saat ini, membuat pergerakan Qian Yue terbatas.
Tapi Qian Yue mengulangi lagi maksud awal Shu Chunyin. Setelah lama berpikir Qian Yue tercerahkan satu hal.
"Ataukah ...." Mendadak Qian Yue kembali memandang Shu Chunyin, pandangannya kini sedikit berbeda setelah dia memahami sesuatu.
"Membatalkan perjodohan, dengan pernikahan! Aku mengerti," ucap Qian Yue dengan pandangan serius.
Shu Chunyin mengulum senyum tipis, dia mengagumi otak Qian Yue yang cukup cepat menangkap beberapa hal yang biasanya seseorang akan sulit menerkanya. Itu mempertandakan Qian Yue memiliki IQ lumayan tinggi.
"Jika Nona Yue telah paham, aku merasa cukup senang sehingga tidak perlu menjelaskan lebih lagi, bukan?" balas Shu Chunyin sambil melempar pandangannya, "Ke depannya, perjodohan tidak terjadi karena pernikahan yang tidak terduga. Memanfaatkan seseorang demi keberlangsungan hidup sudah menjadi hal bisa dalam kehidupan bangsawan, katakan Nona Yue siapa yang akan berkorban dalam rencana ini?" Mata hitamnya yang pekat menatap mata hijau Qian Yue yang terang.
Keunikan dari Qian Yue adalah dari warna matanya yang menjadi banyak pertanyaan dari banyak orang, karena tidak pernah mereka duga akan ada seseorang memiliki warna mata seunik itu.
"Yue Sua," balas Qian Yue singkat namun penuh kepastian.
***
Qian Yue baru saja keluar dari kediaman Shu Chunyin, bersamaan dengan dia membuka pintu, tampak Bufeng sedang berdiri di dekat pintu menjaga agar tidak seorang pun mendengar perbincangan mereka. Apapun yang Shu Chunyin dan Qian Yue bicarakan, tidak boleh terdengar oleh siapapun.
Sekilas Qian Yue menatap Bufeng, tampak pria itu memberi hormat padanya. Qian Yue tidak berpikir untuk berbicara pada Bufeng, oleh karena itu Qian Yue segera meninggalkan kediaman Pangeran Pertama dengan wajah cukup tenang seakan tidak terjadi apapun selama 2 jam.
Setelah memastikan Nona Pertama Yue telah pergi, Bufeng pun segera masuk ke kediaman majikannya sambil memperhatikan sekitar. Setelah dirinya masuk, dia bisa melihat Shu Chunyin tengah tersenyum menatap cangkirnya, senyuman yang diterukir itu bukan sebuah senyuman biasa, tapi senyuman yang memiliki arti mengerikan.
"Tuan apakah ke depannya kita akan berkerjasama dengan Nona Yue?" tanya Bufeng.
"Tentu saja, paling tidak dia memiliki tujuan yang sama dengan kita," balas Shu Chunyin masih dengan senyuman mengeringkannya itu.
Alis Bufeng sedikit berkerut, dia memandang Shu Chunyin sedikit berbeda, "Tujuan yang sama? Apa mungkin ...."
"Ya, membatalkan perjodohan," sahut Shu Chunyin dengan senyuman merekah.
***
Qian Yue baru saja meninggalkan kediaman Pangeran Pertama, dan tidak setelah itu, dia dikejutkan dengan kedatangan Kakaknya Fang Yue dengan beberapa pasukan kecil kediamannya.
"Qian'er dari mana saja kau? Apa kau tidak tahu betapa khawatirnya Ayah mengetahui kau tidak ada di kediamanmu," pekik Fang Yue geram, ingin rasanya dia mencubit adiknya itu sebab berani pergi dari kediaman tanpa sepengetahuan siapapun.
Qian Yue sedikit terbelalak sebab tidak menyangka Ayahnya akan mengirim Kakaknya dan beberapa pasukan untuk mencarinya, apakah Yang Yue sedikit tidak berlebih dalam bertindak? Qian Yue hanya pergi keluar bukan dinyatakan hilang. Lagi pula Qian Yue pergi dengan tujuan yang penting.
Tapi, apa yang Qian Yue lakukan juga sangat berbahaya, tidak ada yang tahu bukan jika terjadi sesuatu pada Qian Yue di luar sana?
"Kakak, maaf aku pergi tanpa pamit." Qian Yue tidak bisa berdalih, kalaupun dia beralasan hanya akan memperpanjang perdebatan. Lagi pun Qian Yue sadar apa yang dia lakukan bukanlah hal yang benar.
Fang Yue segera menepis wajah geramnya, sesegera mungkin dia mengajak adiknya itu untuk naik ke kuda bersamanya. Qian Yue tidak menolak, dengan sikap menurut dia naik ke kuda Fang Yue dan segera melesat kembali ke kediamannya.
Tidak membutuhkan waktu lama, mereka semua tiba di kediaman Jenderal Besar Yang. Kuda mereka dengan gesit memasuki kediaman setelah pintu gerbang terbuka, nampak di dalam sana terlihat beberapa orang tengah menunggu dengan ekspresi berbeda-beda.
Ketika kuda berhenti, Qian Yue segera turun dan mendekati Ayahnya dengan raut wajah menyesal, "Ayah, maafkan aku, aku pergi tanpa pamit," ucap Qian Yue pelan sambil berlutut di depan Ayahnya. Ini adalah salah satu adat jika seorang junior melakukan kesalahan pada senior, terlebih lagi pada keluarga mereka sendiri.
"Qian Yue." Yang Yue segera memegang bahu anaknya itu, lalu membantunya berdiri, "Kau tahu aku sangat mudah khawatir. Bagaimana bisa kau pergi tanpa pamit?" Ke dua manik mata Yang Yue mulai berkaca-kaca, menandakan sosok itu tidak lama lagi akan menangis. Yang Yue bahkan tidak memperdulikan pandangan orang di sekitarnya.
Ze Yue yang tahu akan terjadi sedikit keributan segera meminta para pengawal untuk segera meninggalkan meraka. Tidak hanya itu, para pelayan pun diminta untuk segera menjauh.
"Pastikan kejadian ini tidak terdengar sampai di luar sana," ucap Ze Yue tajam sambil memandang para pengawal dan pelayan. Setelah memberi tekanan pada mereka, mereka pun segera pergi.
Ze Yue mendekati Ayahnya lalu menepuk bahunya, "Ayah, mari berbicara di dalam. Tidak enak jika ada orang yang melihat hal ini," ucap Ze Yue.
Yang Yue menurunkan tangannya dari bahu Qian Yue sambil mengangguk pelan beberapa kali, sosok kepala keluarga itu pergi lebih awal meninggalkan mereka.
Kini tatapan Ze Yue beralih pada Qian Yue, tatapan tajam bak elang itu mampu membuat Qian Yue langsung tertunduk, "Qian Yue aku harap alasanmu melakukan semua ini adalah hal yang bijak." Setelah berucap demikian Ze Yue segera melenggang pergi mengejar Ayahnya.
Di belakang Qian Yue, Kakak ke duanya mendekatinya lalu menepuk bahunya, "Ayah hanya khawatir padamu. Jadi jangan bersikap seperti itu lagi ... ayo masuk dan bicarakan di dalam." Fang Yue segera menyusul kepergian Ze Yue dan Yang Yue, bersamaan dengan itu seorang gadis cantik mendekati Qian Yue.
"Kakak, aku tidak menyangka Kakak akan melakukan hal ini," ucap gadis itu sendu yang tidak lain adalah Yue Sua. Tampak raut wajah gadis itu terlihat begitu sedih, seakan kecewa dengan sikap Qian Yue. Yue Sua meninggalkan Qian Yue setelah mengucapkan beberapa kata dengan raut wajah kecewa, memasuki kediaman besar di mana seluruh keluarga biasanya akan berkumpul di sana.
Bersamaan dengan perginya Yue Sua, sosok mata hitam pekat yang sejak tadi menatap Qian Yue juga ikut bergerak meninggalkannya, itu aadalah tatapan dari Tuan Muda kediaman Jenderal Besar Yang, Lou Yue.
Setelah semua telah pergi, seorang gadis datang menghampiri Qian Yue dengan wajah cukup khawatir, karena gadis itu berlari dari jarak cukup jauh, membuat wajah nya berkeringat dan kemerahan seakan terbakar.
"Nona, apa yang terjadi?" tanya gadis berpakain pelayan itu singkat, dia adalah Hua Yun pelayan pribadi Qian Yue.
Qian Yue mengangkat pandangan, menatap Hua Yun sambil memaksakan sebuah senyuman, "Tidak ada apa-apa, hanya sebuah kesalah pahaman."
________________________
A/N : Othor juga mau negur, "Lain kali kaburnya lewat pintu aja biar gak asa yang sedih lagi!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
senja
wah di bab ini kali kedua Lou Ye diceritakan
2021-04-15
1
senja
waw jadi Yue Sua yg bakal dijadikan sm PM nya, sesuai dg yg dimau PM dong
btw ku gak nyangka kl si Qian Yue dtg2 udah gak jomblo lagi, berasa kl jomblo trs time travel auto dpt , wkwk
2021-04-15
1
Yoni Hartati
ayah dan kakak nya tahu yuer keluar? apa kerjaan pelayan nya yg ngadu?
lanjut semangat
2021-02-08
3