8. Pernikahan!

[Episode telah direvisi]

_____________________

Seorang perempuan muda berkisaran 20 tahunan berjalan pelan memasuki sebuah ruangan megah nan luas. Di dalam ruangan itu ada seorang wanita cantik dan anggun tengah duduk di kursinya, gaya etikat menawan serta raut wajahnya yang datar membuat keadaan suasana ruangan yang ia huni terasa suram dan mencekam.

Perempuan muda yang baru saja masuk itu berjalan semakin mendekati pada wanita anggun di depannya. Setiba di depan wanita anggun itu, perempuan muda itu memberikan penghormatan.

Wanita anggun bermahkota burung Pheonix, menatap singkat pada perempuan di depannya yang tidak lain ialah pelayan pribadinya.

"Xinxin," panggil wanita itu.

"Ya Huánghòu (皇后)," jawab perempuan muda di depannya.

"Bagaimana? Apakah kau mendapatkan kabar dari Kasim Furong?" tanya wanita anggun itu.

"Hamba menerima pesan, kalau Nona Pertama Jenderal Besar Yue baru saja mendapatkan mukjizat," jawab Xinxin.

Wanita anggun itu sedikit mengerutkan keningnya tatkala dia mendengar penjelasan pelayanannya, "Mukjizat seperti apa?" tanya wanita anggun itu.

"Nona Yue hidup kembali setelah tidak bernafas selama dua belas jam. Dikatakan, Nona Pertama terbangun saat detik-detik, Jenderal Besar Yue akan mengumumkan kematian Putrinya ke publik. Namun sayangnya, Nona Pertama mengalami lupa ingatan," jelas Xinxin sambil menatap wanita anggun di depannya.

Wanita anggun yang tak lain Permaisuri Yin Xinian itu semakin mengerutkan keningnya. Masih sedikit tidak paham akan penjelasan Xinxin. Penjelasannya Xinxin masih kurang untuk dipahami lebih dalam.

Putri Pertama kediaman Jenderal Besar Yue meninggal? Kapan dan kenapa Jenderal Besar Yue tidak mengumumkannya? pikir Yin Xinian.

"Meninggal? Aku tidak paham akan maksudmu? Coba jelaskan lebih detail lagi," balas Yin Xinian sambil memasang tampang sedikit agak serius. Seakan tertarik akan berita yang Xinxin bawakan.

"Nona Pertama Yue ditemukan tewas tenggelam di kolam belakang dekat kediaman Wangxia. Awalnya Jenderal Besar Yue menyembunyikan kabar meninggalnya Putrinya itu, karena masih berpikir bahwa Putrinya masih bernafas. Namun ternyata Nona Pertama telah meninggal, saat Jenderal Besar Yue hendak mengumumkan kematian Putrinya. Tiba-tiba saja terjadi mukjizat, Nona Pertama Qian Yue kembali hidup, tapi sayangnya Nona Pertama kehilangan ingatannya," jelas Xinxin sejelas mungkin.

Yin Xinian terdiam mendengar cerita Xinxin, sedikit tidak percaya akan adanya mukjizat seperti itu. Bangun setelah kematian? Bahkan dalam selama kehidupannya sendiri ia tidak pernah mendengar mukjizat seperti itu. Namun Yin Xinian tahu, Xinxin dan Kasim Furong tidak mungkin berbohong padanya, mereka berdua adalah orang terpercaya Yin Xinian. Apa yang mereka katakan sudah seharusnya sesuai dengan kenyataan.

"Kapan itu terjadi?" tanya Yin Xinian cukup serius.

"Kemarin, Huánghòu," jawab Xinxin.

Yin Xinian kembali diam, kembali berpikir secara alami tentang kejadian yang dialami Qian Yue Putri Pertama Jenderal Besar Yue. Setelah beberapa menit terdiam berpikir, Yin Xinian mengukir senyum manis.

Yin Xinian kembali menatap Xinxin, "Xinxin, untuk saat ini tutup rapat-rapat rahasia ini. Jangan sampai berita ini tersebar, apa kau paham?" ucap Yin Xinian.

Xinxin sedikit berkerut, tidak ia sangka Yin Xinian akan memintanya menutup rapat soal kejadian langka yang Qian Yue alami. Padahal Xinxin sempat berpikir, kalau majikannya ini akan memerintahkannya menyebarkan gosip tentang Qian Yue. Agar citra kediaman Jenderal Besar Yue semakin merosot.

"Kenapa Huánghòu menutupinya? Bukankah bagus jika kita membongkar rahasia ini, dan mengatakan bahwa Nona Pertama kediaman Jenderal Besar mendapat bantuan dari roh jahat agar bisa hidup kembali?" tanya Xinxin, karena menurutnya ini adalah kesempatan bagus untuk menjatuhkan kediaman Jenderal Besar Yue.

Yin Xinian tersenyum sinis sambil menggeleng pelan. Tangannya meraih secangkir gelas di meja kecil dekatnya, "Kau tidak paham, rahasia ini bisa menjadi kunciku. Dan juga, jika kita menyebarkannya, maka perjodohan antara Hyunjin dan Qian Yue akan gagal. Tidak mungkin bukan, seorang Pangeran anak dari seorang pria agung menikahi wanita jelmaan iblis?" balas Yin Xinian. Kemudian ia meneguk air yang ada di dalam gelas yang ia genggam.

Xinxin teringat, bahwa Pangeran Shu Hyunjin atau Pangeran Mahkota akan dijodohkan dengan Nona Pertama kediaman Jenderal Besar Yue sebagai hadiah atas kemenangan Jenderal Besar Yue dalam melawan musuh di perbatasan. Tidak mungkin Permaisuri membatalkan peluang besar untuk mengendalikan Keluarga Yue hanya untuk gosip yang belum tentu benarnya. Merelakan giok hanya untuk sekantung tanah, bukankah itu sangat merugikan?

Xinxin terlalu fokus untuk menghancurkan kediaman Jenderal.

"Ah ... maafkan aku. Aku terlalu bodoh." Xinxin sadar dia tidak sepintar otak majikannya itu. Untunglah Yin Xinian menyadarkan kesalahannya.

Yin Xinian mendengus pelan sambil tersenyum merendahkan, 'Jikalau perjodohan itu gagal, kita masih punya senjata untuk menghancurkan kediaman Jenderal Besar Yue. Tapi aku yakin, Jenderal Besar tidak akan berani menolak titah Kaisar.'

Mengingat Jenderal Besar Yue sangat setia pada Kaisar, Yin Xinian yakin perjodohan antara Hyunjin dan Qian Yue yang Kaisar titahkan pasti tidak akan Yang Yue tolak. Lagi pun tidak baik bagi seorang Jenderal menolak titah Kaisar Agung, hukumnya tabu. Apalagi Jenderal Yue terkenal sangat setia pada Kekaisaran Wei.

Yin Xinian kembali menatap Xinxin, "Xinxin, lalu bagaimana dengan Yang Mulia? Apa dia sudah meminum obat itu?" tanya Yin Xinian. Yin Xinian ingat, sebelumnya ia memberikan sekantung tumbuhan obat kepada Xinxin agar kiranya merebuskan tumbuhan obat itu untuk Shu Jin.

Obat yang juga merupakan rencana liciknya.

Xinxin mengangkat wajahnya, lalu tersenyum pada Yin Xinian, memperlihatkan raut wajah penuh kelicikan, "Tentu saja, hamba melihat Yang Mulia meminumnya hingga habis."

Mendengar jawaban Xinxin, Yin Xinian tidak bisa menutupi senyuman kemenangannya, "Bagus, lakukan terus kerjamu dengan baik, Xinxin. Pastikan pria meminumnya setiap hari."

Xinxin mengangguk paham, "Baik, Huánghòu," jawab Xinxin.

Yin Xinian beranjak bangun, kemudian berjalan melewati Xinxin. Seperti biasa Xinxin juga bangkit, lalu mengikuti majikannya dari belakang. Yin Xinian terus berjalan menuju pintu keluar, dia ingin mengunjungi Shu Jin untuk melancarkan rencananya. Namun sebelum ia benar-benar keluar, Yin Xinian berhenti sejenak.

"Xinxin, apakah Hyunjin sudah pulang?" tanya Yin Xinian tanpa berbalik menatap Xinxin, matanya fokus menatap kegiatan para pelayan yang sedang berkerja tak jauh dari kediamannya.

"Sepertinya belum, hamba bisa memerintah beberapa prajurit menjemput Huangtaizi (皇太子) jika Huánghòu mau," jawab Xinxin.

Yin Xinian menghela nafas pelan, "Tidak perlu. Biarkan saja dia melakukan apapun satu hari ini, tapi tetap awasi, jangan sampai dia bertindak gegabah. Aku tidak ingin rencanaku gagal karena anak tidak berguna itu."

"Baik, Huánghòu."

***

"Tuan Muda, apa rencana kita selanjutnya?" tanya seorang pria muda berpakaian biasa, yang berdiri di samping pria berpakaian cukup mewah. Pria bermata hitam pekat itu menatap pemuda di sampingnya.

Pria berpakaian mewah yang tak lain ialah Pangeran Pertama dari Kekaisaran Wei. Shu Chunyin, Pangeran Pertama dari Kerajaan Wei, atau anak pertama dari Kaisar, Shu Jin.

Shu Chunyin berusia 20 tahun, terkenal sebagai bupati muda kota Yufeng, memiliki wajah cukup tampan dan dirinya pun juga cukup terkenal di kalangan bangsawan wanita.

Ibunya bernama Lien-Hua, salah satu wanita yang sempat menjadi wanita kesayangan Kaisar. Namun sayangnya, wanita itu telah meninggal setelah melahirkan Shu Chunyin. Kabarnya Lien-Hua mengalami pendarahan yang cukup parah sehingga membuatnya harus menghembuskan nafas untuk terakhir kalinya.

Lalu satu pria yang bersamanya adalah Bufeng, pelayan pribadinya yang sudah mengabdi pada Shu Chunyin selama 10 tahun. Bufeng juga seorang yatim piatu, terlahir di desa kecil yang kumuh dan miskin. Takdir baik mempertemukan dirinya dengan Shu Chunyin. Dan karena alasan tertentu, Bufeng mengabdikan jiwa raganya untuk Shu Chunyin.

Bufeng melirik ke arah Shu Chunyin, menunggu untaian kata yang akan majikannya itu keluarkan.

Shu Chunyin meraih satu gulungan di meja kerjanya, lalu melemparkan gulung berwarna hijau itu pada Bufeng. Bufeng menangkap gulung tersebut dengan baik, lalu beralih menatap Shu Chunyin.

"Buka dan lihatlah," ujar Shu Chunyin setelah melihat tatapan kebingungan dari Bufeng. Dia tahu Bufeng tidak mengerti apa maksudnya melempar gulungan itu.

Bufeng membuka gulungan itu seusai perintah Shu Chunyin lalu memperhatikan isi gulungan itu cukup tajam. Dan setelah melihatnya, Bufeng langsung menatap Shu Chunyin cukup terkejut.

"Nona Pertama kediaman Yue?" ucap Bufeng masih dengan menatap Shu Chunyin. Dia tidak tahu kenapa Shu Chunyin melempar sebuah gulungan berisikan lukisan gadis dari kediaman Jenderal Yue.

Shu Chunyin beranjak berdiri dari tempat duduknya, lalu berjalan menuju jendela. Ia bisa melihat keadaan sekitar kediamannya cukup sepi, Shu Chunyin sengaja mengurangi pengawal di kediamannya, sebab dia tidak ingin rencananya diketahui sembarang orang. Lagi pun Shu Chunyin juga yakin dengan ilmu bela dirinya dia bisa mengalahkan penyusup.

"Jenderal Besar Yue telah berhasil membawa kemenangan setelah berperang dari medan pertempuran yang hampir memakan waktu hampir setahun. Tentu saja kemenangannya adalah hal yang semua kita impikan kecuali, Permaisuri Yin Xinian. Jadi untuk melancarkan rencananya lagi, dia pasti akan mengorbankan anaknya," jelas Shu Chunyin. Pemikirannya sudah jauh berjalan seakan menebak apa yang akan terjadi kedepannya.

Bufeng mengerutkan keningnya, mendengar penjelasan Shu Chunyin ia masih kurang mengerti. Permaisuri Yin Xinian mengorbankan anaknya? Untuk apa?

Kembali kepada gulungan yang Shu Chunyin berikan padanya, Bufeng juga tidak paham apa hubungan Nona Pertama kediaman Yue dengan rencana Permaisuri Yin Xinian.

"Maksud Tuan Muda, apakah Nona Pertama dari kediaman Yue juga terlibat dalam rencana, Permaisuri Yin Xinian?" Untuk saat ini itulah yang hanya Bufeng bisa pikirkan, Nona Pertama kediaman Yue pasti terlibat.

Shu Chunyin berbalik, menatap Bufeng sejenak lalu tersenyum tipis, "Aku dengar Nona Pertama kediaman Yue ialah gadis yang berperilaku buruk. Suka melakukan sesuatu sesuai keinginannya, suka menggoda banyak pria, membuatnya nama kediamannya sendiri hancur." Sejenak Shu Chunyin menghentikan ucapannya, dia berjalan mendekati meja kerjanya, meraih secarik kertas dan pena, lalu menuliskan satu kata di sana.

"Coba pikirkan, hadiah apa yang akan Yang Mulia berikan atas jasa Jenderal Besar Yue?" tanya Shu Chunyin sambil mengangkat pandangannya menatap Bufeng.

Bufeng terdiam sejenak, dia berusaha memikirkan cukup keras dan cukup lama, menyambungkan setiap kata dan kalimat agar menjadi jawabannya. Setelah berpikir keras selama beberapa menit, akhirnya Bufeng mendapatkan jawabannya.

Sontak Bufeng mengangkat wajahnya, menatap Shu Chunyin cukup terkejut setelah mengetahui rencana, Permaisuri Yin Xinian. Bersamaan dengan itu, Shu Chunyin mengangkat kertas yang baru saja ia tulis, dan memperlihatkannya pada Bufeng.

"Pernikahan!"

____________________

Huánghòu  (皇后) : Gelar bagi Permaisuri atau pasangan utama Kaisar.

Huángtàizî (皇太子) : Gelar Putra Mahkota bagi penerus Kaisar.

____________

A/N: Like, komen dan berikan hadiah ya

Jika ada kesalahan penulisan silakan komen

Terpopuler

Comments

.🌫️🍃

.🌫️🍃

lanjut

2021-02-27

0

Sulati Cus

Sulati Cus

baru kali ini baca yg permaisuri nya model kyk gini seperti selir yg licik🤔

2021-02-22

2

Tilyt🧚

Tilyt🧚

Bukan sekedar komen buat memberi dukungan, Like juga selalu aku beri dan kita saling dukungan yang sama...

Feedback to The Gangster Boy↪️

2021-01-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!