4. Perlahan Kebenaran Terungkap

[Episode telah direvisi]

______________________

Di ruang bernuasa kayu yang dipahat dengan berbagai ukiran, 2 orang pria paruh baya dan seorang gadis baru saja duduk di sebuah bantal. Gadis itu sedikit terhenyu saat dia duduk di bantal yang rasanya masih empuk, mempertandakan ruangan ini jarang dimasuki, atau mungkin tidak pernah kedatangan tamu.

Pria paruh baya di depan Qian Yue menatap dirinya sambil tersenyum tipis, memperlihatkan kerutan wajah yang mulai dimakan usia.

"Apa yang ingin kamu bicarakan dengan Ayah, Qian Yue?" tanya Yang Yue memulai pembicaraan, melihat anaknya tidak berbicara, mungkin menunggunya berbicara lebih awal.

Qian Yue mengedarkan pandangannya ke seisi ruang, ruangan kayu berpahat ukiran unik benar-benar elegan, jika saja Qian Yue punya kamera dia pasti akan mengambil gambar ruangan ini lalu memperlihatkannya nanti di masa modern, jikalau dia bisa kembali lagi.

Pandangan Qian Yue terakhir jatuh pada Yang Yue yang masih menunggu jawaban darinya.

"Ah, itu aku hanya ingin mempertanyakan lebih dalam tentang keluarga Jenderal Besar Yue, Ayah. Tidak masalah bukan? Jika Ayah mengizinkannya aku sangat senang, jika tidak aku juga tidak memaksa. Sangat jarang kita berdua bisa berbicara seperti ini, kudengar seminggu lagi, Ayah akan pergi lagi ke perbatasan memperketat keamanan. Kapan lagi kita memiliki waktu bersama?" balas Qian Yue dengan senyuman tipis. Mata Qian Yue melirik ke meja dapat dia lihat meja begitu rapi dan bersih, namun berkas-berkas di sana begitu banyak.

Yang Yue sedikit tertegun namun tetap tersenyum, Qian Yue memang benar-benar berubah, walau anak gadisnya ini telah lupa ingatan, menurut Yang Yue lebih baik dari sebelumya, begitu sopan dan santun.

"Tentu saja, apa yang ingin kamu tanyakan akan Ayah jawab jika Ayah tahu," balas Yang Yue.

Alis kanan Qian Yue naik mendengar balasan Yang Yue, "Aku rasa Ayah tahu semuanya. Menurut Ayah apa Wangxia menjalankan rumah tangga Ayah dengan baik?" tanya Qian Yue dengan wajah sedikit serius namun dia tetap tersenyum kecil.

Tujuan Qian Yue ingin berbicara pada Yang Yue ialah ingin mengatahui lebih banyak tentang keluarga Jenderal Besar ini, lalu membantu menyelesaikan masalah-msalah kecil jika dia bisa membantu. Dan membereskan Wangxia secepatnya agar kediaman ini jauh dari perpecahan, mungkin masalah ini jauh lebih sulit dari masalah lainnya. Tidak mudah menyingkirkan Wangxia berotak licik, andaikan tadi Qian Yue tidak mendapatkan cela melawan Wangxia, sudah pasti dia hanya bisa menyimak.

Alis Yang Yue saling bertaut sedikit tidak paham akan maksud anaknya ini, "Apa maksudmu, Qian Yue? Bukankah selama ini kediaman kita selalu baik-baik saja. Walau pun sikap Wangxia sudah kelewatan, tapi dia bisa menjaga kediaman kita dengan baik," balas Yang Yue dengan nada tidak suka.

Karena Qian Mie selaku istri sah Yue telah meninggal, plakat hak mengurus kediaman jatuh pada Wangxia. Sebenarnya jatuh pada Qian Yue karena dia anak gadis pertama sekaligus anak dari istri sah Yang Yue, Qian Yue memiliki kedudukan lebih tinggi daripada Selir Ayahnya itu. Namun karena dulu usia Qian Yue masih belum mencukupi, dia tidak bisa memegang hak mengurus kediaman sebelum mencukupi umurnya.

Qian Yue meringis dalam hati, ternyata Yang Yue begitu mempercayai duri dalam dagingnya sendiri. Hal itu membuat Qian Yue semakin tak sabar menyingkirkan Wangxia, tidak hanya berotak licik tapi dia juga berhasil mendapat sebagian kepercayaan Yang Yue. Ini semakin bahaya jika dibiarkan. Namun Qian Yue tidak bisa bertindak gegabah, semua harus dijalankan sesuai rencana agar bukan dia yang mendapat masalah.

"Ayah, bukan maksudku meragukan Wangxia. Aku hanya bertanya, apakah Wangxia mengurus rumah tangga kita dengan baik menurut pandangan Ayah. Karena aku tahu, Zhumu di kediaman ini sudah meninggal, lalu plakat hak mengurus kediaman seharusnya jatuh padaku, tapi karena umurku belum mencukupi, maka hak mengurus jatuh pada Selir Ayah, Wangxia. Jika hari ini semisalnya aku ingin memegang plakat hak mengurus kediaman ini, apakah Ayah akan setuju?" Qian Yue menatap Yang Yue sejenak, "Ah ... aku rasa tidak." Qian Yue langsung menepis pertanyaannya itu agar membuat Yang Yue tidak mencurigainya, dengan lupa ingatannya dan keanehan yang terjadi padanya, Qian Yue langsung bergerak bukan hal yang baik. Itu justru akan membuatnya terpojok dengan alasan yang tidak-tidak.

Menurut Qian Yue bereinkarnasi atau time travel ke zaman dinasti bukanlah hal yang mudah dijalani. Di sini hukum dipegang oleh Kaisar, bukan undang-undang tetap yang sudah dibukukan dan setiap hari senin dibacakan di sekolah.

Yang Yue mulai berdebat dengan pikirannya sendiri, berusaha menerka apa yang dipikirkan anak gadisnya ini. Tiba-tiba saja ingin memegang plakat hak mengurus kediaman namun dipenghujung kalimat dia tidak jadi malah berusaha mempertanyakan pada Ayahnya. Jika Yang Yue menolak dia akan menganggap kedudukan anaknya ini lebih rendah dari Wangxia, namun jika dia mengiyakan masih terlalu dini untuknya memegang hak mengurus kediaman walau umurnya sudah mencukupi. Dengan sikap Qian Yue dulu begitu manja dan tidak peduli ini dan itu siapa sangka suatu hari gadis ini akan mempertanyakan mengenai hak mengurus kediaman yang seharusnya jatuh ke tangannya. Yang Yue masih sangat meragukan, apakah Qian Yue benar-benar berubah atau tidak.

"Qian Yue, Ayah hanya masih meragukan ke-" Belum selesai Yang Yue berbicara, Qian Yue langsung memotong ucapannya.

"Aku mengerti, Ayah tidak perlu mempermasalahkannya lagi. Dengan pengalaman burukku di masa lalu memang akan sulit mendapat kepercayaan. Namun suatu hari akan aku buktikan pada Ayah, aku bisa mengurus kediaman ini dengan baik, bahkan lebih baik dari Wangxia."

Qian Yue sadar, dia tidak akan bisa mengambil hak itu secepatnya, tapi paling tidak dia sudah memberitahukan Yang Yue bahwa dia akan benar-benar berubah, dengan kata lain dia akan lebih bertingkah dewasa dari sebelumnya. Dan juga memperingati bahwa Wangxia bukanlah wanita yang cocok mengurus kediaman ini.

"Apa maksudmu dengan pengalaman buruk di masa lalu? Apakah kamu sudah mengingat semuanya, Qian Yue?" tanya Yang Yue dengan raut wajah berkerut. Mendengar ucapan Qian Yue tadi, dia memahami satu hal, Qian Yue sudah mengetahui jelas tentang dirinya di masa lalu. Hal itu membuat Yang Yue berpikir bahwa Qian Yue mendengar ceritanya dari seseorang atau telah mengingat semuanya.

Qian Yue mengulum senyum tipis, tangannya mengambil salah satu gulungan di meja kerja Yang Yue yang ada di depannya. Gulungan yang bertuliskan buku pengeluaran keuangan kediaman ini.

"Aku telah mendengar semua tentangku, aku rasa karena masa laluku begitu buruk, Ayah masih meragukanku. Itu sangat wajar, bahkan jika aku berada di posisi Ayah akan berpikir seperti Ayah. Memberikan hak mengurus kediaman ini dengan mudah dengan seseorang yang memiliki reputasi buruk di masa lalu, bukanlah hal baik," jawab Qian Yue sedikit lirih seakan miris mengetahui tentang dirinya sendiri di masa lalu.

Raut wajah Yang Yue menjadi serba salah, tidak tega mendengar ucapan Qian Yue menghina dirinya sendiri, tapi semua ini Yang Yue sudah pikirkan secara matang, Qian Yue masih belum bisa memegang plakat hak mengurus kediaman ini. Dan untunglah Qian Yue dapat mengerti alasannya, membuat Yang Yue merasa sedikit lega.

'Ternyata Yue'er kita mulai dewasa Qian Mie. Kamu lihat anak gadis satu-satu kita mulai dewasa,' ujar Yang Yue dalam hatinya senang melihat sisi Qian Yue yang dapat mengerti dirinya.

Qian Yue menatap ke arah meja, tertarik akan buku bertuliskan pengeluaran keuangan. Tangan Qian Yue bergerak meraih buku itu. Setelah mendapat buku itu, Qian Yue kembali beralih menatap Yang Yue, "Ayah bolehkah aku membaca buku ini ini?" Qian Yue mengangkat tangannya, yang mana tangannya itu memegang buku pembukuan pengeluaran keuangan.

Yang Yue melihat buku yang dipegang anaknya itu, sedikit ragu membolehkan Qian Yue membacanya. Bukan masalah adakah rahasia di dalam buku itu atau tidak, namun apakah Qian Yue dapat mengerti buku itu? Yang Yue ingat dia pernah melajari Qian Yue dunia politik, tapi apa yang dia dapatkan? Berharap anaknya itu dapat paham pelajaran yang dia berikan, tapi kenyataannya justru sebaliknya. Qian Yue sering mengeluh politik ini politik itu.

"Boleh, tapi apa kamu akan mengerti buku itu?"

"Kita belum tahu jika tidak membacanya. Mungkin aku bisa mengerti, tapi bisa juga tidak," balas Qian Yue, kemudian dia beralih menatap buku dan mulai membuka halaman pertama.

Halaman pertama hanya bertuliskan tulisan-tulisan pembukuan biasa seperti bio data singkat. Kemudian halaman ke dua dibuka, memperlihatkan begitu banyak tulisan corat-coret di mana-mana, dan juga tidak ada angka di sana. Semua hanya bertuliskan huruf. Qian Yue mulai mengerutkan keningnya, membaca buku keuangan ini sama seperti membaca buku yang dicoret, tulisan berceceran di mana-mana.

'Ya Tuhan, tulisan ini buruk sekali,' ucap Qian Yue dalam hatinya, miris melihat tulisan di buku keuangan. Entah tulisan siapa itu.

Namun bukan Lia namanya jika tidak paham pembukuan ini. Walau pun tulisannya seperti coretan kaki ayam, tapi Qian Yue masih bisa memahaminya. Di buku itu hanya dituliskan nama barang, harga pembelian, dan nama toko. Benar-benar ingin membuat Qian Yue menjerit keras, bagaimana mungkin pembukuan ini sangat buruk dari yang Qian Yue duga. Tidak ada penjelasan lebih detail di dalam sana, seperti harga barang, jumlah pengeluaran perbulan, tidak ada perkalihan, pembagian atau pengurangan. Buku ini benar-benar buruk dari buku korupsi.

'Miris sekali aku melihat kediaman ini. Ayah dan Kakak pasti tidak punya banyak waktu mengurus masalah seperti ini, karena setiap saat peperangan terus terjadi di perbatasan. Siapa sangka orang di kediaman ini begitu lebih bahaya dari pada koruptor, namun tetap saja tidak bisa menghilangkan jejak di mataku.' Qian Yue terus membuka halaman demi halaman ketika dia sudah membacanya.

Di dalam itu memang sesuai dengan judul buku ini pengeluaran keuangan kediaman Jenderal Yang Yue. Setiap barang yang akan di beli akan ditulis di buku ini, bahkan penggajian pertiap bulan untuk semua pelayan di kediaman ini juga ada di sini. Semua sudah jelas di mata Qian Yue, buku ini harus segera dibereskan.

Di sisi lain, Yang Yue melihat terus gelegat Qian Yue selama membaca, dia dapat melihat jelas wajah Qian Yue semakin jauh membaca semakin berkerut. Ini membuktikan bahwa gadis itu mengerti buku itu dan menemukan masalah dari buku itu.

Qian Yue menutup buku, lalu meletakkannya di meja dengan sedikit kasar, membuat Yang Yue sedikit terkejut.

"Ayah siapa-"

"Apa Ayah ada di dalam?" Tiba-tiba muncul suara lain memotong ucapan Qian Yue. Suara itu berasal dari pintu masuk ruangan ini, dari dalam mereka berdua bisa mendengar suara ketukan beberapa kali dari pintu itu.

Suara itu tidak asing lagi, itu suara Ze Yue, anak tertua di kediaman ini. Ada urusan apa Ze Yue datang ke tempat Yang Yue? Pikir Qian Yue.

Mendengar suara Ze Yue dari luar, Yang Yue langsung menyahut, "Masuklah, Ayah ada di dalam."

Saat pintu terbuka, masuklah seorang pria berambut hitam panjang, berbaju hanfu merah, mata hitamnya menatap 2 orang yang dia dapat di dalam ruangan itu. Ze Yue melangkah masuk, namun pandangannya tertuju pada Qian Yue yang juga melirik ke arahnya. Di dalam benak Ze Yue dia bertanya, ada urusan apa sampai Qian Yue bertemu dengan Ayah? Mungkinkah masalah kejadian tadi?

Qian Yue berdiri lalu tersenyum kecil pada Ze Yue, mempersilahkan kakaknya itu masuk.

"Salam Kakak Pertama," sapa Qian Yue dengan anggun.

Ze Yue hampir tersedak melihat adiknya berkelakuan anggun, ini adalah keajaiban baginya. Selama ini dia mengenal jelas Qian Yue, manja dan beretika jauh dari kata wanita. Tapi sekarang adiknya itu memperlihatkan sisi wanitanya. Ini sulit dipercaya Ze Yue.

"Hah, tidak aku sangka ternyata kau bisa juga bersikap anggun," ujar Ze Yue sambil tertawa kecil.

Qian Yue mengerutkan keningnya, "Apa maksudmu, Kak? Apa kau pikir aku tidak bisa memperlihatkan sisi anggunku?" balas Qian Yue dengan nada sedikit dingin.

"Kau ... adik kecilku ini ternyata sudah berani ya membalas Kakaknya!" Ze Yue menghampiri adiknya lalu mengusap beberapa kali rambut Qian Yue hingga tatanan rambut Qian Yue menjadi rusak.

"Kakak Ze Yue! Berhenti memperlakukanku seperti anak kecil!" balas Qian Yue keras sambil menepis tangan Ze Yue dari kepalanya.

Ze Yue semakin gemas melihat tingkah adiknya, "Uwuu! Galaknya Adikku ini."

"Kalian berdua berhentilah, apa kalian datang hanya ingin memperlihatkan kasih sayang Adik dan Kakak di depan Ayahmu ini?" Terdengar sahutan lumayan keras dari Yang Yue. Yang Yue menatap ke dua anaknya itu dengan tatapan serius. Tapi tidak sepenuhnya memarahi mereka, namun tetap tegas. Yang Yue hanya senang melihat ke dua anaknya itu begitu dekat tidak seperti dulu. Saling menjaga jarak dan tak pernah saling berbicara.

Ze Yue dan Qian Yue sama-sama berhenti, kepala mereka bersamaan menatap ke arah Yang Yue dengan senyuman canggung satu sama lain. Ke dua pemuda itu sama-sama duduk di depan Yang Yue setelah mereka memberi salam pada Ayah mereka.

Yang Yue melihat ke arah Ze Yue, dia sudah tahu kedatangan putranya ini pasti membahas tentang daerah perbatasan. Ze Yue selaku Letnan kekaisaran yang bertugas menjaga keamanan perbatasan bersama dengan Ayahnya sang Jenderal Besar. Keahlian Ze Yue tidak hanya bertarung, namun juga ahli strategi. Kejeniusannya ini sudah diakui sang Kaisar sehingga dia mendapat posisi Letnan terbaik di kekaisaran.

Qian Yue cukup penasaran akan kedatangan Kakaknya itu, tapi dia tidak ingin mempertanyakannya. Dia ingin mendengar sendiri diskusi Kakaknya itu dengan Ayahnya. Namun setelah melihat ke dua pria itu saling bertatap dengan tatapan saling mengisyaratkan sesuatu, Qian Yue yakin dia tidak akan bisa mendengar alasan kedatangan Kakaknya.

Qian Yue menarik nafas pelan kemudian melanjutkan ucapannya yang sempat terpotong tadi karena kedatangan Kakaknya, "Ayah kita lanjutkan saja. Siapa yang mengurus pembukuan pengeluaran keuangan di kediaman ini?" tanya Qian Yue sambil menatap manik mata Yang Yue serius.

Mendengar suara Qian Yue bertanya padanya, Yang Yue langsung melirik ke arah Qian Yue kemudian menjawab, "Kasim Furong. Ada apa?"

Qian Yue melirik kembali ke arah buku itu, sedikit bingung namun tetap berpikir lebih luas lagi. Qian Yue kembali menatap Yang Yue, "Kasim Furong, sudah berapa lama dia berkerja di kediaman ini? Dan siapa yang memasukkannya sebagai Kasim di kediaman ini?" tanya Qian Yue lagi.

Ze Yue memandang Qian Yue dengan tatapan tak percaya, ada apa dengan adiknya ini, kenapa dia bergitu over prospektif dari biasanya. Bertanya ini dan itu, pasti ada alasan kuat ingin adiknya itu buktikan.

"Dia Kasim kiriman dari Permaisuri Yin Xinian untuk kediaman kita sebagai bentuk hadiah atas keberhasilan Ayah. Dia juga sudah lama berkerja di sini, kau bisa lihat di dalam biodata buku itu. Kenapa kau bertanya tentang hal itu?" Ze Yue menjawab pernyataan Qian Yue dengan wajah sedikit berkerut.

Qian Yue sedikit terkejut mendengarnya, sontak dia langsung menatap ke arah Ze Yue. Kasim kiriman dari Permaisuri Yin Xinian? Qian Yue memang tak tahu siapa itu Permaisuri Yin Xinian, tapi kenapa Permaisuri Yin Xinian mengirim Kasim Furong ke kediaman Jenderal Yang Yue? Menjadikan Kasim itu langsung pemegang buku pengeluaran keuangan kediaman ini, itu cukup mencurigakan. Apalagi Kasim Furong telah melakukan korupsi pada uang kediaman ini.

'Jika Permaisuri hanya ingin uang, dia tidak mungkin melakukan ini. Uang di kekaisaran bahkan lebih banyak dari uang di kediaman ini? Dan juga tidak mungkin dia kekurangan uang dengan posisinya sekarang, ini cukup mencurigakan,' ujar Qian Yue dalam hatinya.

Qian Yue terus memikirkan alasan kenapa Permaisuri Yin Xinian mengirim Kasim Furong ke kediaman Ayahnya. Namun semua pemikirannya masih belum terjawab, dia masih butuh banyak informasi kuat agar definisinya ini benar.

Qian Yue menatap ke arah Ze Yue dan Yang Yue bergantian, "Akan kuperjelas satu hal. Mungkin ini terdengar tidak mungkin di telinga Kakak dan Ayah. Permaisuri Yin Xinian, mengirim Kasim Furong untuk menghabiskan uang kediaman ini," jelas Qian Yue dengan wajah serius.

Yang Yue menatap tajam ke arah Qian Yue, wajahnya mengetat marah. Ingin dia berbicara namun terhenti saat Ze Yue duluan berbicara.

"Kenapa kau berpikir demikian, Qian Yue?" Ze Yue memandang Qian Yue dengan serius, cukup penasaran dengan perkataan adiknya itu.

Qian Yue menatap Ze Yue lalu kembali menatap ke arah buku di meja di depannya. Tangan Qian Yue meraih buku itu, lalu membukanya.

"Cukup simpel, Kasim Furong telah berkerja di kediaman ini sudah sejak aku berumur lima tahun. Di dalam buku ini ditulis keterangan awal Kasim Furong menjadi pemegang buku ini. Biar kuperjelas lagi, aku sangat pandai dalam bidang matematika." Qian Yue mengambil kuas milik Yang Yue, lalu menulis statistik pengeluaran uang yang sudah hampir 11 tahun itu.

Ze Yue dan Yang Yue memandang tangan Qian Yue sedang bergerak cepat menulis sesuatu di kertas putih besar. Yang Yue memang tidak terlalu pintar dalam matematika, namun ada Ze Yue sang ahli strategi, dia jelas sangat tahu tentang perhitungan. Tapi tidak seahli Qian Yue menjumlahkan semua buku pengeluaran keuangan berserta dengan statistik. Zaman kuno tentu belum berkembang ilmu matematika.

Setelah beberapa menit menulis, Qian Yue mengangkat kertas itu lalu membentangnya di meja. Ze Yue maupun Yang Yue bisa melihat kertas lebar itu dipenuhi dengan corat-coret yang tidak mereka mengerti, namun Ze Yue sedikit paham. Ze Yue memperhatikan kertas itu dengan sangat tajam, melihat semua ditulis dengan angkah, dia langsung beralih menatap Qian Yue terkejut.

"Qian Yue, dari mana kau-"

"Aku tahu karena aku mempelajarinya. Mungkin Kak Ze Yue tahu apa yang aku tulis ini, namun Ayah pasti tidak tahu." Qian Yue menatap Yang Yue, "Ayah ini adalah angka, tidak banyak orang tahu apa itu angka. Angka digunakan untuk menghitung, lebih akurat dan praktis dari pada huruf." Qian Yue menatap kertas yang dia bentang, lalu menunjuk diagram garis yang mana garis itu semakin meningkat, memperlihatkan penaikan drastis.

"Ini adalah diagram garis. Diagram garis hanya menyajikan data yang diperoleh berdasarkan pengamatan waktu ke waktu secara berurutan. Sebagai contoh diagram garis pengeluaran uang di kediaman ini dari sebelas tahun yang lalu sampai saat ini. Kita bisa lihat garis ini, garis ini semakin meningkat, berarti memperlihatkan pengeluaran keuangan semakin naik dalam perbulan, walau jumlahnya tidak banyak, namun kegiatan ini telah terjadi selama sebelas tahun." Kemudian jari tangan Qian Yue beralih menunjuk arah diagram batang yang telah dia hitung dengan akurat. Mulai dari uang pengumpulan kediaman ini sampai pengeluarannya.

Qian Yue mulai menjelaskan semua hasil penghitungannya secara rinci pada Yang Yue dan juga Ze Yue, agar kiranya mereka berdua dapat paham maksud Qian Yue. Setelah Qian Yue selesai menjelaskan, Ze Yue maupun Yang Yue terdiam merenungi semua penjelasan Qian Yue.

Semua yang Qian Yue hitung sangat akurat, tidak satu pun meleset. Ke dua pria ini tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya setiap saat Qian Yue menjelaskan penghitungannya.

Ze Yue menghela nafas pelan, "Kasim Furong telah banyak membuat keuangan kediaman ini merosot turun. Tujuannya sudah jelas, jika suatu saat kediaman ini jatuh, maka sudah dipastikan tidak akan bisa bangkit lagi." Ze Yue melirik ke arah adiknya itu, rasa kagumnya melihat penghitungan Qian Yue begitu akurat dan tepat telah menunjukkan semua bukti kuat.

"Tapi kenapa Permaisuri Yin Xinian melakukan ini?" tanya Yang Yue dengan suara lirih. Tidak dia sangka Permaisuri Yin Xinian mengirim suatu dapat membuat keluarganya hancur. Apalagi dia tidak sadar uang hasil kerja kerasnya banyak dikorupsi Kasim Furong.

Qian Yue juga ikut bingung, asalan apa yang membuat Permaisuri Yin Xinian mengirim Kasim Furong ke kediaman Ayahnya. Tidak mungkin hanya ingin uangnya saja, pasti ada sesuatu yang ingin Permaisuri Yin Xinian lakukan dengan mengurangi keuangan kediaman ini.

"Yang pasti dia ingin jabatan Jenderal Besar Yang Yue hancur," jawab Ze Yue setelah cukup keras berpikir.

Qian Yue dan Yang Yue melirik ke arah Ze Yue bersamaan. Qian Yue juga berpikir demikian, namun dia masih tidak bisa mendefiniskannya secara sepihak. Qian Yue tahu Permaisuri Yin Xinian ialah Permaisuri Kaisar Jin Feng dari Kekaisaran Wei. Tidak mungkin Permaisuri Yin Xinian ingin membuat pertahanan Kekaisaran Wei melonggar. Dengan kehilangannya kekuatan Jenderal Yang Yue, bukankah kemungkinan besar para musuh bisa memasuki wilayah ini. Itu sama saja menggali kuburan sendiri. Terkecuali ....

Qian Yue membulatkan matanya sempurna saat teringat sesuatu, lalu dia menatap Ze Yue, bersamaan dengan itu Ze Yue juga menatapnya.

"Apa mungkin Permaisuri Yin Xinian ingin melakukan pemberontakan?" Tebak Qian Yue setelah cukup keras memikirkan tujuan Permaisuri Yin Xinian.

Ze Yue menganggukkan pelan kepalanya setuju dengan jawaban Qian Yue, "Bisa jadi. Selama ini, sejak naiknya Permaisuri Yin Xinian menggantikan Posisi Permaisuri Hyona. Banyak terjadi bentrokan di perbatasan, awalnya aku berpikir ini hanya bentuk serangan dari musuh. Namun setelah melihat, para musuh begitu cerdik mengetahui semua posisi kelemahan keamanan Kekaisaran Wei. Aku berpikir ada pihak mata-mata di dalam kekaisaran Wei, tapi aku tidak bisa menebak siapa pelakunya."

"Tidak hanya itu, posisi penting di kekaisaran Wei juga telah diganti oleh Kaisar. Dan semua itu karena ikut campurnya Permaisuri Yin Xinian dalam dunia politik, berawal dari posisi Menteri Pertahanan Juan Yang digantikan oleh Chang Lui. Lalu digantinya Menteri Perhubungan Song Han dengan Wufei. Dan Menteri Perekonomian Yhujung dengan Feng Touha. Tiga sosok ini baru memasuki dunia politik di Kekaisaran Wei, namun berkat bantuan Permaisuri Yin Xinian mereka bisa menempati tiga posisi penting ini. Bukankah ini cukup mencurigakan? Awal masuknya tiga sosok ini sangat misterius, menjabat menjadi salah satu anggota kementerian, namun siapa sangka suatu saat bisa menduduki posisi Ketua di tiga posisi penting ini." Lanjutnya lagi sambil menatap Qian Yue dan Yang Yue bergantian.

Qian Yue menyambungkan penjelasan Ze Yue dengan Kasim Furong. Semua sudah sangat jelas, dengan menggantikan posisi Menteri Pertahanan, Perhubungan, dan Perekonomian, dengan orang-orang misterius secara terangan mendapat bantuan dari Permaisuri Yin Xinian mendapat jabatan tinggi. Tidak lain lagi, Permaisuri Yin Xinian ingin menguasai kekuatan militer dan perekonomian kekaisaran Wei. Lalu Menteri Perhubungan antar pihak Kekaisaran lain, pasti Permaisuri Yin Xinian gunakan menghubungi seseorang. Ini sudah jelas ada niatnya pemberontakan, namun ini masih dugaan Qian Yue saja.

"Yang Kakak Pertama katakan sangat berhubungan dengan kediaman ini," gumam Qian Yue sambil mengusap dagunya, masih berusaha memikirkan lebih jauh lagi

Yang Yue menatap ke dua anaknya ini penuh keterkejutan dan kekaguman, bagaimana mungkin dua anaknya ini bisa berpikir sejauh ini hanya dengan hitungan yang tidak pernah Yang Yue pikirkan. Semua berawal dari terbongkarnya kedok Kasim Furong, lalu berlanjut dengan dunia politik. Benar-benar jauh di pikiran Yang Yue. Tidak salah jika Putranya Ze Yue mendapat gelar sebagai ahli strategi di Kekaisaran, kecerdasannya memang jauh di atas rata-rata. Tapi untuk Qian Yue? Yang Yue tidak tahu ingin berbicara apa lagi. Semenjak Putrinya itu lupa ingatan, dia merasa Putrinya telah berubah dan jauh lebih baik dari pada yang dulu.

"Jelaskan, kenapa berhubungan dengan kediaman ini?" tanya Ze Yue.

Qian Yue menatap Ze Yue dengan wajah sedikit berkerut, dia tahu Ze Yue sudah dapat menebak isi pikirannya dengan kecerdasan Ze Yue, tapi kenapa masih ingin dipertanyakan? Teringat Qian Yue ada Yang Yue bersamanya, kemungkinan Ze Yue memancingnya untuk menjawab agar Yang Yue juga dapat mengerti jalan pikir mereka berdua.

"Aku rasa Kak Ze Yue sudah paham. Tapi tetap akan kujelaskan. Kekuatan Ayah semenjak berhasil pulang dari setiap memukul mundur musuh mendapat sorotan positif dari banyak rakyat dan pejabat, termasuk Kaisar sendiri. Sangat jelas reputasi Ayah semakin meningkat, dan kekuasaan Ayah di dunia militer hampir sepertuju dari kekuasaan Menteri Pertahanan Chang Lui. Untuk mengusai kekaisaran, Permaisuri masih harus membereskan Jenderal Besar Yang Yue. Jika Permaisuri tidak bisa menguasai kekuasaan Jenderal Yang Yue maka dia harus membereskannya. Mungkin Kasim Furong adalah salah satunya tujuannya mengirimnya ke sini," jawab Qian Yue sesuai dengan dugaannya sendiri.

Ze Yue menganggukkan kepalanya pelan, setuju dengan penjelasan Qian Yue. Namun Qian Yue masih melupakan satu hal.

"Kau melupakan satu hal. Dia juga bisa menundukkan kekuasaan Jenderal Yang Yue dibawa genggamannya dengan mengikat hubungan keluarga dengan pernikahan. Reputasi Ayah sekarang sangat tinggi, bahkan jauh lebih tinggi dari pada posisi Kaisar saat ini, Kaisar juga pasti menaruh rasa waspada pada Ayah. Karena bisa saja Ayah melakukan pemberontakan di Kekaisaran." Ze Yue melirik ke arah Yang Yue dengan senyuman tipis.

Yang Yue yang sejak tadi menyimak kini mengerti jelas, "Tapi Ayah tidak akan melalukan hal itu. Ayah sangat mengabdikan diri pada tanah kelahiran," balas Yang Yue tidak terima akan kekhawatiran Kaisar.

"Ayah memang sangat cinta pada tanah kelahiran. Namun Kaisar tidak bisa menjamin hal itu, ditambah lagi Permaisuri Yin Xinian pasti sering menghasut Kaisar untuk menikahkan pangeran mahkota dengan Qian Yue," balas Ze Yue.

Qian Yue langsung menatap Ze Yue saat mendengar namanya disangkut pautkan dengan Pangeran Mahkota, "Maksud Kak Ze Yue dengan menikahkan pangeran mahkota denganku? Apakah Pangeran Mahkota adalah Putra kandung Permaisuri Yin Xinian?"

Ze Yue menganggukkan kepalanya pelan mengiyakan pertanyaan Qian Yue, "Kau benar. Dua hari lagi kediaman Ayah akan mengadakan pesta sebagai bentuk atas kemenangan Ayah memukul mundur musuh. Dan pada saat itulah ... kau seharusnya sudah dapat menebak." Ze Yue menatap lekat Qian Yue, dia yakin adiknya itu sudah paham maksud dari ucapannya. Melihat betapa jelinya Qian Yue sejak tadi menebak semua kedok Permaisuri Yin Xinian hanya karena buku keuangan yang dipegang Kasim Furong, Ze Yue yakin adiknya ini sudah mengerti jalan pikirannya.

Qian Yue termenung sejenak, 'Pangeran Mahkota, aku tidak tahu siapa orangnya. Namun sudah jelas dia adalah anak kandung dari Permaisuri Yin Xinian dan Kaisar, dengan menikahkan Pangeran Mahkota denganku pasti dia bisa menjadi Kaisar selanjutnya melihat jabatan Ayah sangat dipandang tinggi di Kekaisaran. Tidak hanya itu, Permaisuri bisa menundukkan kekuasaan Ayah dengan menggunakan anaknya. Itu berarti! Pada saat acara nanti, Permaisuri dan Kaisar akan memberikan hadiah atas kemenangan Ayah dengan perjodohan Pangeran Mahkota denganku. Hadiah itu sudah pasti menjadi hadiah bagus atas kemenangan Ayah, posisi Ayah akan semakin dipandang tinggi. Namun kekuasaan Ayah akan sepenuhnya ditekan ... ini tidak bisa dibiarkan!'

Qian Yue menatap Yang Yue dan Ze Yue. Dia benar-benar sudah paham maksud Ze Yue dengan acara yang akan diadakan 2 hari lagi. Acara yang akan membuat jabatan Ayahnya ditekan oleh Kaisar dan Permaisuri Yin Xinian.

"Permaisuri Yin Xinian sangat licik!" dengus Qian Yue kesal. Dialah yang akan dijadikan kambing hitam nantinya, tentu saja Qian Yue tidak akan terima.

"Qian Yue, Ayah bisa membatalkan jika-"

"Tidak boleh dibatalkan!" Potong Qian Yue sambil menatap Ayahnya tajam.

Yang Yue sedikit terkejut saat Qian Yue memotong ucapannya untuk tidak membatalkan perjodohan dua hari lagi yang bisa saja terjadi, "Kenapa?"

"Jika Ayah menolak, maka kedudukan Ayah akan hancur. Itu sama saja dengan kita membiarkan Permaisuri berhasil membereskan kediaman ini." Ze Yue menjawab pertanyaan Yang Yue.

"Itu." Yang Yue berpikir sejenak, hampir dia lupakan jika dia menolak maka Kaisar akan murka karena menolak hadiah dari Kaisar dan Permaisuri. Jika dia menolak sudah pasti reputasinya akan memburuk, dan sudah pasti kehancuran Jenderal Yang Yue sudah berada di ambang mata.

Karena memikirkan perasaan Qian Yue dia sampai lupa tujuan Permaisuri Yin Xinian. Yang Yue mengepalkan tangannya sekuat mungkin, geram tidak bisa bertindak dengan leluasa. Gegabah sedikit maka keluarganya akan hancur.

"Apakah kau sudah memikirkan cara, Qian Yue?" tanya Ze Yue sambil menatap sang adik penuh harapan. Berharap jika adiknya itu bisa menemukan solusi.

Cukup lama Qian Yue diam menunduk, akhirnya dia mengangkat wajahnya, "Aku kupikirkan. Yang pasti jangan sampai Ayah menolak hadiah dari Kaisar dan jangan juga sampai terjadi pernikahan. Aku akan memikirkannya nanti, sekarang yang penting ialah membereskan Kasim Furong terlebih dahulu. Keberadaannya di kediaman ini sudah sangat membahayakan."

_______________

A/N : like, komen, dan beri hadiah ya ^-^

jika ada kesalahan penulisan silakan komen

Terpopuler

Comments

AK_Wiedhiyaa16

AK_Wiedhiyaa16

Suka dgn tata bahasa yg digunakan baku tp ringan mudah dimengerti & alurnya keren..

NEXT

2021-03-02

2

𝓝𝔂

𝓝𝔂

bagus ceritax! politikx kentel banget!

2021-02-28

1

Nela Kania

Nela Kania

asli aku merinding bacanya kata2 perkalimatnya itu baku khas
kerajaan gak ada kata gaulnya gak dicampur2 yang suka bikin aneh kalau bacanya

2021-02-17

15

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!